You are on page 1of 11

Nama : Alden Yongky Hadi Prakoso

NPM : 02.2017.1.90623
Mata Kuliah : Teknik Pengecoran
TUGAS : Diagram fasa Fe3C beserta penjelasannya

Diagram Fe-Fe3C adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dan
kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat. Dari diagram fasa tersebut dapat
diperoleh informasi-informasi penting yaitu antara lain :
1. Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan pendinginan
lambat.
2. Temperatur pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe -C bila dilakukan
pendinginan lambat.
3.Temperatur cair dari masing-masing paduan.
4.Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon fasa tertentu.
5.Reaksi-reaksi metalurgis yang terjadi.
Besi merupakan salah satu logam yang memiliki sifat allotropi. Sifat allotropi yang dimiliki
besi sendiri ada 3, yaitu :
• Delta iron (δ) mampu melarutkan karbon max 0,1% pada 1500° C
• Gamma iron (γ) mampu melarutkan karbon max 2 % pada 1130° C
• Alpha iron (α) mampu melarutkan karbon max 0,025% pada 723° C
Gambar 1. Kurva pendinginan besi murni

Transformasi allotropik yang pada besi, Fe(δ) Æ Fe(γ) Æ Fe(α) terjadi secara difusi
sehingga membutuhkan waktu tertentu pada temperatur konstan Æ karena reaksi
mengeluarkan panas laten.
Diagram fasa mempunyai 3 titik invarian yaitu titik peritectic (pada suhu 1493 °C), titik eutectic
(pada suhu 1147°C dan C=4,3%) dan titik eutectoid (pada suhu 723 °C dan C=0,8%). Titik-
titik invarian ini terdiri dari 3 fasa yang berada dalam kesetimbangan :
 =1. Reaksi peritectic : L +

+ Fe3C2. Reaksi eutectic : L =

3. Reaksi eutectoid : y = α + Fe3C), ferit-a dan cementite (Fe3C)., austenit (Jadi fasa-fasa
pada diagram Fe-C adalah fasa cair L, ferit - Berdasarkan kadar C, baja dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu : baja eutectic, hypoeutectoid dan baja hypereutectoid.

Baja Eutectoid

Jika baja eutectoid dengan kadar C=0,8 % didinginkan dari suhu misal 800 °C sampai suhu
kamar, maka akan terjadi serangkaian perubahan fasa (transformasi fasa) seperti pada
gambar 1.3 di bawah.
Gambar 2. Baja eutectoid

sehingga membentuk fasa Fe3C. (0,8 %C), ferit (0,02 %C) dan cementite (6,7 %C)
sehingga terjadi difusi. Atom-atom karbon pada ferit akan bergerak menuju interface/batas
antara Fe3C/ = α + Fe3C . Stuktur mikro yang terbentuk berupa lapisan a (ferrite) dan
cementite (Fe3C). Struktur ini dinamakan perlit (pearlite). Struktur perlit ini disebabkan karena
perbedaan konsentrasi C antara fasa Saat suhu mencapai 723 °C, reaksi eutectoid terjadi
menurut persamaan :

Baja Hypoeutectoid

Baja hypoeutectoid adalah baja dengan kadar C antara 0,02-0,76 %. Jika baja dengan kadar
Co = 0,4 %C didinginkan dan suhu 900 °C (titik a) pada gambar 1.4 maka akan terjadi
perubahan struktur mikro sbb. :
Pada suhu 900 °C, baja dalam bentuk austenit. Jika suhunya turun sampai titik b, ferit mulai
tumbuh pada butir austenit. Ferit ini dinamakan proeutectoid ferrite. Pendinginan selanjutnya
pada suhu c menyebabkan bertambahnya jumlah proeutectoid ferrite sampai semua batas
butir austenit dipenuhi proeutectoid ferrite. Pada suhu di bawah 723 °C (titik d), sisa austenit
berubah menjadi perlit menurut reaksi :
= α + Fe3C (perlit) 
Jadi struktur akhir berupa ferit pada batas butir (proeutectoid ferrite) dan perlit.

Gambar 3. Baja hypoeutectoid

Baja hypereutectoid adalah Baja dengan kadar C antara 0,8-2,14 %. Perubahan fasa yang
terjadi selama pendinginan dapat dijelaskan sbb. :

Gambar 4. Baja hypereutectoid


Pada titik a, baja hypereutectoid berada dalam bentuk austenit. Jika suhu turun sampai titik b,
cementite (Fe3C) mulai terbentuk sepanjang batas butir austenit. Pada titik b, jumlah
cementite bertambah sampai batas butir austenit tertutupi oleh cementite. Di bawah suhu
eutectoid, sisa austenit akan berubah menjadi perlit. Hasil akhir berupa cementite yang
terbentuk sebelum reaksi eutectoid (dinamakan proeutectoid cementite) dan perlit.

TRANSFORMASI ISOTHERMAL BAJA EUTECTOID

Jika baja karbon eutectoid ( C = 0,8 %) dipanaskan sampai mencapai fasa austenit kemudian
didinginkan secara cepat dalam garam cair (salt bath) pada suhu sedikit di bawah suhu
eutectoid dan dipertahankan suhunya tetap (isothermal) dengan waktu penahanan yang
berbeda-beda kemudian dicelup (quench) ke dalam air atau brine maka akan didapatkan
serangkaian transformasi fasa dari austenit menjadi perlit seperti pada gambar 1.6 di bawah.

Gambar 5. Eksperimen untuk menentukan perubahan struktur mikro selama proses


transformasi isothermal

Jika eksperimen di atas diulang dengan suhu yang berbeda-beda maka akan didapatkan
diagram T-T-T (time temperature transformation) atau disebut juga diagram IT (isothermal
transformation) seperti pada gambar 1.7 di bawah.
Gambar 6. Diagram transformasi isothermal untuk baja karbon eutectoid

Jika baja eutectoid dicelup dari fasa austenit ke interval suhu berikut maka struktur mikroyang
terbentuk adalah :

perlit550-723 °C : austenit

bainit250-550 °C : austenit

martensitSuhu kamar : austenit

perlit (α+Fe3C)Transformasi
perlitJika baja eutectoid dicelup dari fasa austenit dicelup dari fasa austenit ke suhu
antara 723 550 °C maka akan terbentuk perlit melalui proses pengintian (nucleation) dan
pertumbuhan (growth). Mekanisme transformasi (α+Fe3C) seperti terlihat pada gambar 1.8 di
bawah.

Gambar 7. Mekanisme transformasi perlit (α+Fe3C)


perlit (α+Fe3C) biasanya dinyatakan dengan kurva yang berupa fraksi austenit yang telah
berubah menjadi perlit, f sebagai fungsi dari waktu t seperti terlihat pada gambar 1.9. di
bawah.Pada gambar 1.8 di atas terlihat bahwa mula-mula cementite (Fe3C) tumbuh
dalam bentuk lapisan (lamella). Kadar C pada daerah austenit di dekat Fe3C mengalami
penurunan karena terjadi perpindahan atom-atom C sehingga menjadi α-Fe sedangkan
daerah dimana terjadi penumpukan C akan membentuk Fe3C. Laju trasnformasi

Gambar 8. Kurva reaksi isothermal baja eutectoid

Kurva di atas berbentuk sigmoidal dimana pada tahap awal, transformasi berjalan lambat dan
tahap ini merupakan waktu inkubasi (incubation time). Pada tahap kedua, laju transformasi
meningkat karena terjadi pengintian dan pertumbuhan perlit sedangkan pada tahap akhir
terjadi penurunan laju transformasi karena kecepatan pengintian turun dan perlit yang h tu u
satu dengan lainnya. Laju transformasi ini dinyatakan den Per ehl sebagia berikut :1 −
dengan f adalah fraksi austenit yang telah menjadi perlit, N adalah laju pengintian, G laju
pertumbuhan dan t adalah waktu transformasi. Secara umum laju transformasi dinyatakan
dengan Persamaan Johnson-Mehl-Avrami (JMA) yaitu :
f =1- exp( -ktn)

dengan k adalah konstanta kecepatan (rate constant) dan n adalah eksponen Avrami. Pada
umumnya perlit lebih lunak dari martensit atau bainit tetapi lebih keras dari ferit. Tegangan
luluh perlit sangat dipengaruhi oleh jarak antar lamellar S yaitu :
σy (MPa) =139 +46,4S-1
MARTENSITTRANSFORMASI AUSTENIT

Sifat-sifat Transformasi Austenit -+ Martensit

Jika baja eutectoid (Fe-0,8 %C) didinginkan secara cepat dari fasa austenit hingga laju
pendinginan tidak memotong bagian ‘hidung’(nose) dari kurva T-T-T maka akan terbentuk
struktur martensit pada suhu di bawah 220 °C. Martensit adalah larutan padat lewat jenuh C
dalam ferit-a dan bersifat metasable.

Gambar 9. Diagram transformasi isothermal untuk baja eutectoid dengan laju pendinginan
cepat yang menghasilkan martensit

Diagram Fase Besi – Karbon

Dalam kondisi cair karbon dapat larut dalam besi. Dalam kondisi padat besi dan karbon
dapat membentuk :
• Larutan padat (solid solution)
• Senyawa interstitial (interstitial compound)
• Eutectic mixture : campuran antara austenite (γ) dan cementite (Fe3C)
• Eutectoid mixture : campuran antara ferrite (α) dan cementite (Fe3C)
• Grafit : karbon bebas, tidak membentuk larutan padat ataupun tidak berikatan membentuk
senyawa dengan Fe.
Struktur-struktur yang ada pada diagram fase besi – karbida besi :
• Cementite :
– Interstitial compound
– Karbida besi (Fe3C)
– Keras dang etas
– Kekuatan tarik rendah
– Kekuatan tekan tinggi
– Struktur kristal orthorhombic
– Struktur paling keras pada diagram Fe-Fe3C

• Austenite (γ)
– Interstitial solid solution; larutan padat karbon dalam besi γ
– Struktur kristal FCC (face centered cubic, kubus pemusatan bidang)
– Kelarutan karbon max 2 % pada temperatur 1130 C
– Tensile strength 1050 kg/cm2
– Tangguh
– Biasanya tidak stabil pada temperatur kamar

• Ledeburite
– eutectic mixture (γ+Fe3C)
– Campuran terdiri dari austenite dan cementite
– Mengandung 4,3 % berat karbon
– Terbentuk pada temperatur 1130 C (2065 F)

• Ferrite (α)
– Interstitial solid solution
– Larutan padat karbon dalam besi α
– Pada temperatur 723 C, batas kelarutan karbon 0,025 %
– Pada temperatur kamar, batas kelarutan karbon 0,008 %
– Pada temperatur 1492 C, batas kelarutan karbon 0,1 %
– Tensile strength rendah
– Keuletan tinggi
– Kekerasan < 90 HRB
– Struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C

• Pearlite
– Eeutectoid mixture dari ferrite dan cementite (α+Fe3C)
– Terjadi pada temperatur 723 C
– Mengandung 0,8 % karbon

Garis-garis penting dalam diagram Fe-Fe3C


1. Upper critical temperature (temperatur kritis atas), A3 : temperatur perubahan
allotropi
2. Lower critical temperature (temperatur kritis bawah), A1 : temperatur reaksi
eutectoid
3. Solvus line Acm : menunjukkan bats kelarutan karbon dalam austenite
Gambar 10. Diagram kesetimbangan Fe-Fe3C

Diagram fasa Fe – Fe3C

Reaksi-reaksi yang terjadi pada diagram Fe – Fe3C


• Reaksi Peritectic pada temperatur :
S + L ↔ S1
δ+L↔γ

• Reaksi Eutectic pada temperatur 1130 C :


L ↔ S1 + S2
L ↔ γ + Fe3C (ledeburite)

• Reaksi Eutectoid pada temperatur 723 C :


S ↔ S1 + S2
γ ↔ α + Fe3C (pearlite)
Sifat-sifat transformasi :

1. Struktur martensit tergantung pada kandungan C dalam baja. Jika kadar C sekitar 0,2 %
maka akan terbentuk bilah (lath) sedangkan untuk baja dengan kadar C tinggi akan terbentuk
pelat (plate).
2. Transformasi y-+martensit tidak berlangsung secara difusi (diffusionless) karena
transformasi berlangsung cepat sehingga atom-atom tidak mempunyai waktu bergerak
3. Selam transformasi berlangsung tidak terjadi perubahan fasa antara fasa induk (austenit)
dengan fasa baru (martensit).

4. Struktur kristal yang terbentuk oleh transformasi martensit akan berubah dari struktur body
centre cubic (BCC) menjadi body centre tetragonal (BCT) jilca kandungan C meningkat.

5. Transformasi martensit pada baja mulai pada suhu MS dan jika persentase austenit yang
berubah menjadi martensit meningkat sampai transformasi berakhir pada suhu Mf
6. Pada baja karbon tinggi, martensit pelat (plate martensite) terbentuk melalui transformasi
geser (displacive transformation).

Referensi :

 Ilmu Logam I oleh Wahid Suherman

 mantantukanginsinyur.blogspot.com

 novadany11.wordpress.com/2015/06/04/baja-paduan

You might also like