Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Utomo, 2008 beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus
dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume
kerja dan norma waktu . Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan
dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu
teknik untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu
unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan
menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
jabatan, melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis.
Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk
Dengan kata lain beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja
kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena tugas-
tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika
pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai
12
Universitas Sumatera Utara
13
1. Faktor Eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
a. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata
ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,
b. Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari
reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain
dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor
somatis (Jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor
kesehatan
kesehatan
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
1. Work Sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja
yang dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang maupun jenis tenaga tertentu.
Pada metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik tentang pekerjaan
antara lain :
b. Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu
jam kerja.
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja
b. Bila jumlah personil banyak perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek
kegiatan dari sejumlah personil yang kita amati. Karena besarnya jumlah
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh personil yang sedang kita amati. Melalui teknik ini
a. Menentukan personil yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan metode
yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin selama dilakukan
pengamatan.
metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit.
Dari metode work sampling dan time motion study maka akan dihasilkan
b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau
Beban kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis
d. Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan menentukan
kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh personil yang diamati.
3. Daily Log
work sampling yaitu pencacatan dilakukan oleh personil yang diamati. Pencacatan
meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang dilakukan untuk melakukan
personil yang diamati. Pendidikan ini relatif lebih sederhana dan biaya lebih
murah. Peneliti ini bisa membuat pedoman dan formulir isian yang dapat
menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir kepada subjek personil yang
diteliti, tekankan pada personil yang diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan,
sedangkan informasi personil tetap menjadi rahasia kegiatan dan tidak akan
dicantumkan pada laporan penelitian. Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu
yang diperlukan merupakan kunci keberhasilan dari pengamatan dengan daily log.
fisik maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena
tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada
yang tinggi juga dapat meningkatkan terjadinya komunikasi yang buruk antar
2.2 Perawat
yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan
kiat keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual yang
sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat
asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga, dalam
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat
kelalaian.
3. Peran Edukator
kesehatan.
4. Peran Koordinator
5. Peran Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
6. Peran Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
diberikan.
7. Peran Pembaharu.
1. Fungsi independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
2. Fungsi dependen
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
3. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
kesehatan hampir selalu diharapkan dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering
sesuai dengan standart profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
adalah pelayanan yang simpatik, disiplin, bertanggung jawab, dan penuh perhatian
berakhir dengan kepuasan pasien serta persepsi positif terhadap kualitas pelayanan
(Kotler, 2002).
bukan penyedia layanan) yang menilai tingkat kualitas pelayanan sebuah rumah
merupakan search quality dan memiliki nilai prediktif tinggi. Sedangkan yang
pelayanan jika proses menilai isyarat intrinsic membutuhkan banyak waktu dan
pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami, salah satu
diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang
apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan kesehatan yang
pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas.
adalah :
Yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi yang
dapat dirasakan langsung oleh pelanggan. Dan untuk mengukur dimensi mutu
ini perlu menggunakan indera penglihatan dan juga berkenaan dengan daya
Penelitian Idahwati, ada pengaruh fasilitas penyediaan air minum, air bersih,
pasien yang menggunakan fasilitas tersebut merasa aman dan puas terhadap
2. Reliability (Kehandalan)
seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mampu memberikan pelayanan yang
tepat atau akurat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia keandalan adalah tangguh,
dapat dipercaya memberikan hasil yang sama dalam suatu percobaan (Kamisa,
1997)
3. Responsiveness (Ketanggapan)
pelayanan yang cepat. Dengan kata lain bahwa pemberi pelayanan harus
Hal ini sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa perawat
pelayanan yang cepat dan tanggap yang didasari oleh pasien itu sendiri
sehingga faktor komunikasi dan situasi fisik disekitar pasien merupakan hal
bermakna antara jaminan pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien, hal ini
ini juga sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa untuk
5. Emphaty (Empati)
dunia pribadi klien serta sesuatu yang jujur, sensitive dan tidak dibuat-buat
yang didasarkan atas apa yang dialami orang lain.( Mudakir, 2006)
mengatakan bahwa faktor empati perawat merupakan salah satu faktor yang
perlu memakai kiat keperawatan (Nursing Arts), dimana lebih memfokuskan pada
dengan sentuhan seni dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada
klien.
Feeling, dimana perawat harus mau jadi pendengar yang baik ketika klien
frustasi dan rasa puas klien serta perawat harus dapat menerima respon emosional
dari klien sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang ataupun duka.
perasaan nyaman terlindungi pada setiap diri pasien melalui lima dimensi mutu
baik nyata maupun yang mungkin timbul serta penanganannya. Adapun bidang
garapan utama dan fenomena yang menjadi objek pelayanan keperawatan adalah
keadaan lingkungan, fisik kognitif dan emosional sedemikian rupa yang dapat
2. Keuntungan
mengkoordinasi aktivitas.
(Azwar, 1996). Tjiptono (2012) menyebutkan ada lima dimensi kualitas pelayanan
yaitu (1) Keandalan (reliability), (2) Bukti langsung (tangibles), (3) Daya tanggap
Hasil dari rumah sakit berupa jasa pelayanan kesehatan dan kualitas yang
penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata masyarakat, sebab
rumah sakit yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas layanan rumah
harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka
waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk
menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
manajemen lainnya.
perawat di Ruang rawat inap RSUD. Dr. Rasidin Padang perawat melakukan
itu perawat juga menghadapi keluhan dan tuntutan dari keluarga pasien yang ikut
beban mental yang mereka rasakan karena harus bertanggung jawab demi
adanya rotasi kerja yang terdiri atas shift pagi, sore, dan malam.
6. Empati (Emphaty