You are on page 1of 10

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No.

1, April 2017

PEMODELAN MEKANISME SUMBER GEMPA BUMI RANSIKI 2012


BERKEKUATAN MW 6,7
1
Yopi Ruben Serhalawan, 2Dimas Salomo J. Sianipar2

1Stasiun Geofisika Sorong, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),


Sorong, Papua Barat, Indonesia
2
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), Tangerang Selatan, Banten, Indonesia

e-mail: yopiruben@gmail.com, dimas.salomo@bmkg.go.id

Abstrak
Salah satu gempa bumi merusak yang terjadi di Indonesia pada tahun 2012 adalah
gempa bumi Ransiki, Papua Barat 21 April 2012, Mw 6,7. Yang menarik dari gempa bumi
ini adalah lokasi gempa bumi yang berdekatan dengan dua sesar, yaitu sesar Ransiki
dan sesar Yapen. Tujuan penelitian ini adalah membuat pemodelan dan menganalisis
mekanisme sumber gempa bumi untuk mengetahui sesar penyebab gempa bumi
Ransiki. Mekanisme sumber gempa bumi dimodelkan dari proses inversi tensor momen
menggunakan program Isola. Untuk menentukan “bidang sesar sebenarnya” (true fault
plane) digunakan program HC-plot. Hasil inversi tensor momen menunjukan bahwa
gempa bumi Ransiki merupakan gempa bumi mekanisme sesar geser dengan bidang
nodal 1; strike 3550, dip 680, rake -165° dan bidang nodal 2; strike 259°, dip 76°, rake -
23°. Pengolahan dengan program HC-plot menghasilkan “bidang sesar sebenarnya”
yaitu bidang nodal 2 dengan strike 259°, dip 76°, rake -23°. Hasil ini menunjukan bahwa
gempa bumi Ransiki 21 April 2012 Mw 6,7, disebabkan oleh sesar Yapen dengan
mekanisme sesar geser mengiri berarah barat-timur, tidak disebabkan oleh sesar
Ransiki.

Kata kunci: mekanisme sumber, inversi, isola, HC-plot

Abstract
One of destructive earthquake that occurred in Indonesia region in year 2012, is Ransiki,
April 21th, 2012 earthquake, with Mw 6,7. The interesting thing of this event is its location
which is very close with two geological faults, i.e. Ransiki Fault and Yapen Fault. The aim
of this study is to determine the source mechanism of this Mw 6.7 earthquake and to
analyze its implication as a generation source of a destructive earthquake. Earthquake
source mechanism is determined by moment tensor inversion method using Isola
program. To determine the true fault plane, HC-plot program is used. Moment tensor
inversion results show that the source mechanism of the earthquake is a strike-slip fault
with nodal plane 1; strike 355°, dip 68°, rake -165° and nodal plane 2; strike 259°, dip
76°, rake -23°. Using HC-plot method, the true fault plane is nodal plane 2 with strike
259°, dip 76°, rake -23°. These results indicate Ransiki, April 21th, 2012 earthquake
caused by Yapen fault which is a sinistral strike-slip fault trending west-east, not caused
by Ransiki Fault.

Keywords : source mechanism, inversion, isola, HC-plot

PENDAHULUAN lempeng Pasifik dan lempeng laut Filipina


Wilayah Papua merupakan salah satu (Baldwin, Fitzgerald, & Webb, 2012;
wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat Pubellier & Ego, 2002). Hal ini berimplikasi
kompleksitas tektonik yang tinggi. Tingkat pada munculnya sesar-sesar lokal yang
kompleksitas tersebut disebabkan oleh tersebar di wilayah Papua seperti yang
pertemuan beberapa lempeng tektonik ditampilkan pada Gambar 1.
besar diantaranya lempeng Indo-Australia,

Jurnal Sains dan Teknologi | 148


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Gambar 1. Tatanan tektonik wilayah Papua. MTFB = Mamberamo Thrust and Fold Belt; WO =
Weyland Overthrust; WT = Waipona Through; TAFZ = Tarera-Aiduna Fault Zone; RFZ =
Ransiki Fault Zone; LFB = Lengguru Fault Belt; SFZ = Sorong Fault Zone; YFZ = Yapen Fault
Zone; MO = Misool-Onin High (Darman & Sidi, 2000).

Pertemuan lempeng tektonik dan kedalaman 12,0 Km. Skala intensitas pada
aktivitas sesar-sesar lokal ini berpotensi peta tingkat guncangan gempa bumi
menjadi sumber pembangkit gempa bumi (shakemap) (lihat Gambar 2) menunjukan
di wilayah Papua. Beberapa gempa bumi bahwa gempa bumi ini dirasakan di
besar yang signifikan dan merusak tercatat beberapa wilayah seperti di Ransiki (V-VI
pernah terjadi di wilayah Papua dalam satu MMI atau Modified Mercally Intensity),
dekade terakhir di antaranya gempa 16 Juni Manokwari (IV-V MMI), Bintuni (III-IV MMI),
2010 M 7,0, dan gempa 3 Januari 2009 Biak (III MMI), (Sorong II-III MMI), Fak-fak
berkekuatan M 7,6 menjadi bukti terkait (II-III MMI), Nabire (II MMI), Kaimana (II
pentingnya pemahaman kejadian gempa MMI).
bumi di wilayah Papua dan usaha Berdasarkan laporan dari tim survey
mitigasinya. Gempa bumi dapat BMKG, gempa bumi menyebabkan 1
menyebabkan dampak negatif yang cukup korban luka berat, 1 korban luka sedang
signifikan yaitu kerugian ekonomi karena dan 1 korban luka ringan. Sebanyak tujuh
kerusakan bangunan dan berhentinya bangunan mengalami kerusakan berat, 20
aktivitas manusia dan dapat mengakibatkan bangunan mengalami kerusakan sedang
korban jiwa. dan 16 bangunan mengalami kerusakan
Pada tanggal 21 April 2012, terjadi ringan. Selain itu sebagian besar
kembali gempa bumi kuat di dekat wilayah masyarakat Ransiki mengalami luka trauma
Ransiki, Provinsi Papua Barat. Berdasarkan dalam skala ringan. Karena dampak yang
data katalog BMKG (Badan Meteorologi ditimbulkannya, gempa bumi ini bisa
Klimatologi dan Geofisika), gempa bumi ini digolongkan “gempa bumi merusak”
terjadi pada pukul 08:05:33 WIB dengan walaupun dari segi kekuatan tergolong
kekuatan gempa bumi 6,6 Mw(mB) pada bukan gempa bumi besar.
koordinat 1,64° LS, 134,39° BT pada

Jurnal Sains dan Teknologi | 149


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Gambar 2. Peta tingkat guncangan gempa bumi Ransiki 21 April 2012, Mw 6,7. Tanda bintang
menunjukan lokasi episenter gempa bumi Ransiki.

Hal yang menarik dari kejadian Asperities) (E. N. Sokos & Zahradnik, 2008;
gempa bumi Ransiki ini yaitu lokasi gempa E. Sokos & Zahradník, 2013).
bumi yang terletak di dekat dua sesar lokal Kode fortran program Isola untuk
(local fault) yaitu sesar Ransiki dan sesar mencari asperitis terisolasi (isolated
Yapen. Hal ini menimbulkan pertanyaan asperities) dari data gelombang seismik
tentang aktivitas sesar yang mana yang lokal dan regional telah dikembangkan
sebenarnya menyebabkan gempa bumi sejak tahun 2003 (E. N. Sokos & Zahradnik,
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk 2008). Pendekatan yang digunakan dalam
membuat pemodelan dan menganalisis program Isola berdasarkan pada
mekanisme sumber gempa bumi Ransiki, representasi sumber banyak titik dan
menentukan “bidang sesar sebenarnya” dekonvolusi iteratif, mirip dengan yang
dan mengasosiasikannya dengan tektonik digunakan pada metode Kikuchi-Kanamori
wilayah sekitar untuk mengetahui sesar (Kikuchi & Kanamori, 1991) tetapi
penyebab gempa bumi Ransiki, 21 April keseluruhan gelombang digunakan dan
2012, Mw 6,7. fungsi green dihitung dengan metode
Pemodelan mekanisme sumber bilangan gelombang diskrit dari Bouchon
gempa bumi dapat dilakukan dengan dan Coutant (Bouchon, 1981; Coutant,
metode analisis tensor momen. Salah satu 1989).
pendekatan mekanisme sumber gempa Tensor momen dari sub-events
bumi dengan analisis tensor momen didapatkan dengan minimalisasi least-
dilakukan dengan program Isola (Isolated square dari kecocokan antara sinyal

Jurnal Sains dan Teknologi | 150


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

observasi dan sintetik, sementara posisi Snoke, 2005). Data sinyal observasi yang
dan waktu dari sub-events dioptimalkan diterima pada stasiun pencatat gempa bumi
melalui grid-search. merupakan konvolusi dari sinyal seismik
Penggunaan program Isola untuk sumber gempa bumi, medium penjalaran
mendapatkan parameter mekanisme dan respon instrumen (Stein & Wysession,
sumber gempa bumi telah dilakukan 2009).
sebelumnya oleh banyak peneliti gempa Data polezero digunakan untuk
bumi di Indonesia (Kasmolan, Santosa, menghilangkan respon instrumen, agar
Lees, & Utama, 2010; Rasmid, 2014; sinyal yang diterima merupakan sinyal
Santosa, 2012) dan banyak peneliti gempa sebenarnya dari sumber gempa bumi.
bumi di luar Indonesia (Carvalho, Barros, & Perhitungan fungsi green dalam program
Zahradník, 2016; Choi & Noh, 2010; Dias & Isola dihitung berdasarkan metode discrete
Assumpcao, 2013; Kumar, Gupta, & Kumar, wavenumber (Bouchon, 1981). Perhitungan
2015; Mohamed & Omar, 2014; E. N. fungsi green digunakan untuk membuat
Sokos & Zahradnik, 2008; Srijayanthi, sinyal sintetik berdasarkan model bumi
Kumar, Prasanna, & Rao, 2017). yang dijadikan masukan. Inversi tensor
momen dilakukan dengan membandingkan
METODE data displacement antara sinyal observasi
Dalam pemodelan mekanisme dan sinyal sintentik. Hasil yang didapatkan
sumber gempa bumi, dilakukan proses akan semakin akurat apabila sinyal
inversi tensor momen menggunakan data observasi dan sinyal sintetik saling tumpang
sinyal seismik, koordinat stasiun pencatat tindih (E. N. Sokos & Zahradnik, 2008).
gempa bumi, data polezero, data model Pentingnya kecocokan sinyal sintetik dan
kecepatan dan data parameter gempa sinyal observasi ini membuat perlunya
bumi. Data stasiun pencatat gempa bumi dilakukan metode try and error untuk
yang termasuk sinyal observasi, koordinat mendapatkan kondisi inversi yang paling
stasiun pencatat gempa bumi dan data ideal dan paling optimal.
polezero yang digunakan dalam penelitian Hasil mekanisme sumber gempa bumi
ini berasal dari jaringan stasiun BMKG-GFZ yang didapatkan dari proses inversi tensor
(GeoForschungsZentrum). Sinyal seismik momen masih mengandung ambiguitas.
Ambiguitas tersebut disebabkan oleh
yang digunakan dalam penelitian ini
adanya dua bidang nodal dalam pemodelan
diunduh dari layanan sistem informasi data sumber gempa bumi berupa parameter
seismik GFZ secara daring. strike, dip dan rake dari kedua bidang
Metode yang digunakan dalam nodal. Ambiguitas dalam hal ini maksudnya
penelitian ini yaitu metode inversi tensor adalah peneliti harus menentukan “bidang
momen dengan prinsip iterasi dekonvolusi sesar sebenarnya” (true fault plane) dari
dan diimplementasikan dalam program kedua bidang nodal tersebut. Bidang sesar
Isola (Isolated Asperities) (E. N. Sokos & yang didapatkan melalui pemodelan ini
menunjukkan bidang yang menjadi sumber
Zahradnik, 2008). Program ini dijalankan penyebab gempa bumi.
dengan bantuan perangkat lunak Matlab Melalui pemodelan mekanisme
dengan paket Isola-GUI. Isola-GUI sumber gempa bumi ini, didapatkan juga
merupakan graphical user interface yang nilai Mw (moment magnitude), nilai tensor
dikembangkan pada Matlab dengan tujuan momen, azimuth, plunge, komponen DC
untuk mengkombinasikan kecepatan (Double Couple), komponen CLVD
pemrosesan dari kode fortran Isola dengan (Compensated Linear Vector Dipole), lokasi
lingkungan Matlab yang user-friendly. Fitur- centroid, waktu centroid dan nilai variansi
fitur utama dari Isola-GUI sangat efisien reduksi. Moment magnitude (Mw)
dalam penanganan data, kontrol iteratif merupakan jenis magnitudo yang diestimasi
proses inversi dan banyak pilihan dalam paling menggambarkan energi yang dirilis
fasilitas plotting untuk melihat hasil-hasil oleh gempa bumi pada saat slip koseismik.
pemodelan. Hal yang perlu diperhatikan dari hasil
Data sinyal observasi yang digunakan pemodelan adalah nilai variansi reduksi
dalam penelitian ini yaitu dalam format SAC yang merupakan ukuran kecocokan sinyal
(Seismic Analysis Code) (Goldstein &

Jurnal Sains dan Teknologi | 151


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

observasi dan sinyal sintetik. Variansi dengan lokasi hiposenter diestimasikan


reduksi ini nilainya antara nol sampai sebagai “bidang sesar sebenarnya”
dengan satu. Semakin besar nilai variansi (Zahradnik et al., 2008). Metode ini telah
reduksi, maka hasil pemodelan mekanisme diuji untuk gempa bumi Parkfield, gempa
sumber yang diperoleh semakin akurat. bumi Andreanof, gempa bumi Athens dan
Parameter mekanisme sumber yang gempa bumi Leonidio dan hasil “bidang
dihasilkan masih mengandung ambiguitas sesar sebenarnya” yang didapatkan sesuai
karena terdapat dua bidang nodal yang dengan yang terjadi di kenyataannya
belum diketahui bidang nodal yang mana (Zahradnik et al., 2008).
merupakan “bidang sesar sebenarnya”.
Untuk menentukan “bidang sesar HASIL DAN PEMBAHASAN
sebenarnya”, digunakan metode geometry Data sinyal observasi yang
hypocenter centroid yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
diimplementasikan dalam program HC-plot 11 stasiun lokal maupun regional di wilayah
(Zahradnik, Gallovic, Sokos, Serpetsidaki, & Papua dan Maluku. Dari proses trial and
Tselentis, 2008). Yang menjadi masukan error dalam proses inversi, empat stasiun
dalam program HC-plot yaitu lokasi dengan nilai variansi reduksi tertinggi dipilih
hiposenter gempa bumi, lokasi centroid, sebagai stasiun yang digunakan untuk
dan parameter strike dan dip dari kedua mendapatkan hasil mekanisme sumber
bidang nodal. gempa bumi. Empat stasiun tersebut antara
Hiposenter diartikan sebagai titik awal lain, FAKI (Fak-Fak, Papua Barat,
keluarnya energi gempa bumi, dan centroid Indonesia), BNDI (Bandaneira, P. Banda,
diartikan sebagai titik tengah perpotongan Maluku, Indonesia), GENI (Genyem,
antara bidang nodal 1 dan bidang nodal 2. Jayapura, Papua, Indonesia), TNTI
Bidang nodal yang jaraknya paling dekat (Ternate, Maluku Utara) (lihat Gambar 3).

Gambar 3. Stasiun seismik BMKG yang digunakan ditandai dengan warna segitiga biru.
Bintang merah merupakan episenter gempa bumi. Legenda lainnya tertera pada peta.

Jurnal Sains dan Teknologi | 152


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Model kecepatan yang digunakan proses inversi yaitu 409,6 detik sesuai
adalah sebagaimana digambarkan pada dengan panjang waktu default yang
Gambar 4. Model kecepatan ini disediakan pada program Isola. Waktu ini
menggambarkan model inisal kecepatan telah mencakup keseluruhan sinyal gempa
gelombang seismik (gelombang P dan bumi Ransiki pada stasiun-stasiun seismik
gelombang S) secara global. Hasil relokasi regional dalam proses inversi. Sinyal
hiposenter gempa bumi Ransiki 21 April sepanjang 409,6 detik ini yang akan
2012 dari Salomo dkk. (Salomo, Daryono, & dikomparasi antara sinyal observasi (dari
Subakti, 2015) digunakan sebagai input empat stasiun BMKG-GFZ) dengan sinyal
parameter lokasi hiposenter dalam program sintetiknya yang dibuat dengan fungsi
Isola. Panjang sinyal yang digunakan dalam green.

Gambar 4. Model kecepatan gelombang seismik yang digunakan dalam penelitian ini (Sokos
dan Zahradnik, 2008). Warna biru merupakan model kecepatan gelombang P dan warna
merah merupakan model kecepatan gelombang S.

Filter yang digunakan untuk konversi dan sinyal sintetik dalam seismogram tiga
data velocity ke data displacement dalam komponen. Sinyal warna hitam merupakan
proses inversi yaitu 0,02-0,035 Hz. Filter ini sinyal observasi sedangkan sinyal warna
digunakan sesuai dengan Bormann dkk. merah merupakan sinyal sintetik. Nilai
(Bormann et al., 2002) yang menyatakan dengan warna biru merupakan nilai variansi
bahwa filter frekuensi rendah untuk data reduksi (0-1). Gambar yang disajikan
displacement berguna untuk memenuhi merupakan hasil final (kondisi optimal)
pendekatan sumber titik. Tipe inversi yang pemodelan mekanisme sumber dalam
digunakan dalam pemodelan ini yaitu penelitian ini setelah dilakukan metode try
deviatoric MT (deviatoric moment tensor). and error. Hasil ini didapatkan langsung
Gambar 5 menunjukan pencocokan melalui GUI program Isola yang dijalankan
data displacement antara sinyal observasi dengan program Matlab.

Jurnal Sains dan Teknologi | 153


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Gambar 5. Pencocokan sinyal displacement observasi terhadap sinyal sintetik dalam


seismogram tiga komponen. Sinyal observasi ditandai dengan warna hitam, sinyal sintetik
ditandai dengan warna merah. Nilai warna biru menandakan nilai variansi reduksi (0-1).

Berdasarkan nilai variansi reduksi, tersebut merupakan “bidang sesar


pencocokan data yang ditunjukan pada sebenarnya” (true fault plane) dan yang
Gambar 6 secara umum sudah terlihat lainnya adalah “bidang bantu” (auxiliary
cukup relevan, hanya ada dua stasiun pada plane).
komponen Z (vertikal) yang masih Sebagai perbandingan, katalog Global
mempunyai nilai variansi minus. Ini Centroid Moment Tensor (GCMT) (Ekström,
merupakan nilai terbaik yang dihasilkan dari Nettles, & Dziewoński, 2012) merilis
proses trial and error. Variansi rata-rata mekanisme sumber gempa bumi Ransiki ini
untuk keempat stasiun yang digunakan yaitu bidang nodal pertama dengan
yaitu 0,70 (70 %). Berdasarkan nilai strike=82, dip=84, slip=2, dan bidang nodal
variansi, maka hasil yang didapatkan dalam kedua dengan strike=352, dip=88, slip=174.
penelitian ini cukup relevan apabila Katalog GCMT ini dibuat dengan
dihubungkan dengan keadaan nyatanya (E. menggunakan data-data seismik dari
N. Sokos & Zahradnik, 2008). stasiun-stasiun yang jaraknya jauh
Gambar 6 menunjukkan hasil (teleseismik), bukan data lokal/regional.
mekanisme sumber gempa bumi yang Parameter sumber gempa bumi dan
didapatkan dari proses inversi tensor lokasi centroid (lintang, bujur, kedalaman)
momen. Berdasarkan parameter yang didapatkan dari proses inversi
mekanisme sumber, gempa bumi Ransiki digunakan sebagai input pada program HC-
21 April 2012, Mw 6,7 termasuk mekanisme plot, sedangkan parameter lokasi
sesar geser mendatar (strike-slip fault) hiposenter menggunakan hasil relokasi
dengan bidang nodal 1; strike 355°, dip 68°, hiposenter gempa bumi Ransiki 21 April
rake -165° dan bidang nodal 2; strike 259°, 2012 dari Salomo (Salomo et al., 2015)
dip 76°, rake -23°. dengan lintang 1,4771° LS, bujur 134,425
Gempa bumi ini mempunyai lokasi °BT dan kedalaman 54,43 Km (Gambar
centroid dengan lintang 1,4708° LS, bujur 7.a).
134,4354° BT dan kedalaman 50,5488 Km. Menurut (Zahradnik et al., 2008),
Parameter sumber gempa bumi yang bidang nodal yang jaraknya paling dekat
dihasilkan masih mengandung ambiguitas dengan lokasi hiposenter diestimasikan
karena terdapat dua bidang nodal yang sebagai “bidang sesar sebenarnya”.
mana salah satu dari kedua bidang nodal

Jurnal Sains dan Teknologi | 154


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Gambar 6. Hasil pemodelan mekanisme sumber gempa bumi Ransiki 21 April 2012, Mw 6,7
yang terdiri dari parameter mekanisme sumber (strike, dip, rake) dari kedua bidang nodal, nilai
tensor momen, lokasi centroid, waktu centroid, magnitudo momen (Mw), komponen DC,
komponen CLVD, azimuth, plunge dan nilai variansi reduksi.

(a) (b)

Gambar 7. (a) Input dalam program HC-plot berupa lokasi hiposenter (lintang, bujur,
kedalaman) gempa bumi, lokasi centroid (lintang, bujur, kedalaman), strike dan dip dari kedua
bidang nodal. (b) Hasil “bidang sesar sebenarnya”. Warna hijau merupakan bidang nodal 1
dan warna merah merupakan bidang nodal 2. Tanda bintang merupakan hiposenter gempa
bumi utama.

Jurnal Sains dan Teknologi | 155


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Warna hijau menandakan bidang eksistensi aktivitas sesar Yapen, bukan


nodal 1, warna merah menandakan bidang sesar Ransiki. Dengan demikian dapat
nodal 2, dan tanda bintang merupakan disimpulkan bahwa penyebab gempa bumi
lokasi hiposenter gempa bumi. Dapat dilihat Ransiki 21 April 2012 Mw 6,7 yaitu sesar
pada Gambar 7.b, bidang nodal yang Yapen dengan mekanisme sesar geser
jaraknya paling dekat dengan lokasi mengiri dengan arah barat-timur.
hiposenter yaitu bidang nodal 2 (warna
merah) dengan jarak 1,31 Km, sedangkan SARAN
jarak lokasi hiposenter ke bidang nodal 1 Pemodelan mekanisme sumber
(warna hijau) yaitu 2,78 Km. Jarak lokasi gempa bumi merupakan langkah nyata
hiposenter ke lokasi centroid yaitu 4,11 Km. yang penting dalam penilaian bahaya
Jadi berdasarkan metode geometry gempa bumi. Penulis merekomendasikan
hypocenter centroid yang di agar setiap gempa bumi dengan kekuatan
implementasikan dalam program HC-plot, di M > 5,0 dapat dibuat pemodelan
simpulkan bahwa “bidang sesar mekanisme sumber gempa buminya dan
sebenarnya” (true fault plane) dari kedua kemudian dikompilasi. Tahap selanjutnya
bidang nodal adalah bidang nodal 2 (warna dalam peningkatan pemahaman gempa
merah) dengan strike 259°, dip 76°, rake - bumi di wilayah tersebut yaitu dibuat proses
23° berarah barat-timur. Selanjutnya bidang sumber gempa bumi yang lebih rinci baik
sesar sebenarnya yang didapatkan, dengan metode seismologi, geodetik
diasosiasikan dengan kondisi tektonik maupun menggunakan data penginderaan
sekitar, yang mana terdapat dua bidang jauh.
sesar yaitu sesar Ransiki dan sesar Yapen
(Gambar 1). Sesar Ransiki berarah UCAPAN TERIMAKASIH
baratlaut-tenggara sedangkan sesar Yapen Penulis mengucapkan terima kasih
berarah barat-timur (Darman & Sidi, 2000). kepada Badan Meteorologi Klimatologi dan
Berdasarkan hasil pengolahan yang Geofisika (BMKG) atas data seismik yang
didapatkan dengan program HC-plot, dapat dapat digunakan dalam penelitian ini.
dinyatakan bahwa penyebab gempa bumi
Ransiki yaitu sesar Yapen dengan DAFTAR PUSTAKA
mekanisme sesar geser mengiri sesuai Baldwin, S. L., Fitzgerald, P. G., & Webb, L.
dengan bidang nodal 2 yang merupakan E. (2012). Tectonics of the New
“bidang sesar sebenarnya”. Hasil ini sesuai Guinea region. Annual Review of Earth
dengan penelitian sebelumnya (Salomo et and Planetary Sciences, 40, 495–520.
al., 2015) yang menemukan bahwa Bormann, P., Baumbach, M., Bock, G.,
penyebab dari gempa bumi Ransiki 21 April Grosser, H., Choy, G. L., & Boatwright,
2012, Mw 6,7 adalah sesar Yapen J. (2002). Seismic sources and source
berdasarkan distribusi relokasi hiposenter parameters. IASPEI New Manual of
gempa bumi susulan (aftershocks Seismological Observatory Practice, 1,
distribution) dengan metode MJHD 1–94.
(Modified Joint Hypocenter Determination). Bouchon, M. (1981). A simple method to
calculate Green’s functions for elastic
SIMPULAN layered media. Bulletin of the
Penelitian ini telah berhasil Seismological Society of America,
menentukan mekanisme sumber penyebab 71(4), 959–971.
gempa bumi Ransiki 21 April 2012. Carvalho, J., Barros, L. V., & Zahradník, J.
Penyebab gempa bumi tersebut adalah (2016). Focal mechanisms and
bidang penyesaran dengan bidang nodal 1 moment magnitudes of micro-
dengan strike 355°, dip 68°, rake -165° dan earthquakes in central Brazil by
bidang nodal 2; strike 259°, dip 76°, rake - waveform inversion with quality
23°. Dari hasil analisis mekanisme sumber assessment and inference of the local
gempa bumi, diketahui bahwa bidang nodal stress field. Journal of South American
2 merupakan “bidang sesar sebenarnya” Earth Sciences, 71, 333–343.
(true fault plane) dan menunjukkan Choi, H., & Noh, M. (2010). Source

Jurnal Sains dan Teknologi | 156


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

parameters of the May 2, 2009 Andong Rasmid, R. (2014). Aktivitas Sesar


earthquake in South Korea. Lembang di Utara Cckungan Bandung.
Geosciences Journal, 14(3), 269–276. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika,
Coutant, O. (1989). Numerical study of the 15(2).
diffraction of elastic waves by fluid- Salomo, D., Daryono, & Subakti, H. (2015).
filled cracks. Journal of Geophysical Relocation of the 2010-2013 near the
Research: Solid Earth, 94(B12), north coast of Papua earthquake
17805–17818. sequence using Modified Joint
Darman, H., & Sidi, F. H. (2000). An outline Hypocenter Determination (MJHD)
of the geology of Indonesia. method. In AIP Conference
Indonesian Association of Geologists, Proceedings (Vol. 1658, p. 30023). AIP
Jakarta, 192. Publishing.
Dias, F., & Assumpcao, M. (2013). Stress Santosa, B. J. (2012). Source Parameters
Field in Brazil with Focal Mechanism: Estimations of February 23 rd and 24
Regional and Local Patterns. In AGU th, 2009 Nias Earthquakes Using Local
Spring Meeting Abstracts (Vol. 1, p. 5). Seismogram Analysis. Geosciences,
Ekström, G., Nettles, M., & Dziewoński, A. 2(5), 140–150.
M. (2012). The global CMT project Sokos, E. N., & Zahradnik, J. (2008). ISOLA
2004–2010: Centroid-moment tensors a Fortran code and a Matlab GUI to
for 13,017 earthquakes. Physics of the perform multiple-point source inversion
Earth and Planetary Interiors, 200, 1– of seismic data. Computers &
9. Geosciences, 34(8), 967–977.
Goldstein, P., & Snoke, A. (2005). SAC Sokos, E., & Zahradník, J. (2013).
availability for the IRIS community. Evaluating centroid-moment-tensor
Incorporated Institutions for uncertainty in the new version of
Seismology Data Management Center ISOLA software. Seismological
Electronic Newsletter, 7(1). Research Letters, 84(4), 656–665.
Kasmolan, M., Santosa, B., Lees, J., & Srijayanthi, G., Kumar, M. R., Prasanna, S.,
Utama, W. (2010). Earthquake source & Rao, N. P. (2017). Source
parameters at the sumatran fault zone: Characteristics of the 2012 Earthquake
Identification of the activated fault Swarm Activity in the Andaman
plane. Open Geosciences, 2(4), 455– Spreading Ridge. J. Ind. Geophys.
474. Union (January 2017), 21(1), 25–33.
Kikuchi, M., & Kanamori, H. (1991). Stein, S., & Wysession, M. (2009). An
Inversion of complex body waves—III. introduction to seismology,
Bulletin of the Seismological Society of earthquakes, and earth structure. John
America, 81(6), 2335–2350. Wiley & Sons.
Kumar, R., Gupta, S. C., & Kumar, A. Zahradnik, J., Gallovic, F., Sokos, E.,
(2015). Determination and Serpetsidaki, A., & Tselentis, A.
identification of focal mechanism (2008). Quick fault-plane identification
solutions for Himalayan earthquakes by a geometrical method: Application
from waveform inversion employing to the Mw 6.2 Leonidio earthquake, 6
ISOLA software. Natural Hazards, January 2008, Greece. Seismological
76(2), 1163–1181. Research Letters, 79(5), 653–662.
Mohamed, G.-E. A., & Omar, K. (2014).
Source parameters and moment
tensor of the ML 4.6 earthquake of
November 19, 2011, southwest Sharm
El-Sheikh, Egypt. NRIAG Journal of
Astronomy and Geophysics, 3(1), 27–
36.
Pubellier, M., & Ego, F. (2002). Anatomy of
an escape tectonic zone: Western Irian
Jaya (Indonesia). Tectonics, 21(4).

Jurnal Sains dan Teknologi | 157

You might also like