You are on page 1of 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kasus

1. Anatomi Fisiologi

a. Anatomi Rongga Dada

Gambar 2.1
Anatomi Rongga Dada

Tulang dada (sternum) berfungsi melindungi paru-paru, jantung, dan

pembuluh darah besar. Bagian luar rongga dada terdiri atas 12 pasang tulang

iga (costae). Diafragma terletak di baawah rongga dada. Diafragma

berbentuk seperti kubah pada keadaan relaksasi. Pleura merupakan membran

serosa yang menyelimuti paru-paru. Pleura ada dua macam yaitu pleura

parietal yang bersinggungan dengan rongga dada (lapisan luar paru-paru)

dan pleura visceral yang menutupi setiap paru-paru (lapisan dalam paru-

paru).
b. Anatomi Saluran Napas Bagian Atas

1) Hidung (Nasal)

Gambar 2.2
Anatomi Hidung

Hidung dibagi menjadi bagian eksternal dan internal. Hidung

eksternal merupakan bagian dari hidung yang terlihat pada wajah dan

terdiri dari kerangka penunjang tulang dan kartilago hialin yang

dilingkupi dengan otot dan kulit, dan dibatasi oleh membrane mukosa.

Rangka tulang hidung eksternal dibentuk dari tulang frontalis, tulang

nasale, dan maksilae.

Struktur inferior hidung eksternal memiliki 3 fungsi, yaitu:

a) Menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara yang masuk

b) Mendeteksi stimulus olfaktori

c) Memodifikasi vibrasi suara ketika melewati ruang yang besar

beresonasi.

Hidung internal merupakan suatu rongga besar di anterior tulang

yang membentang inferior ke os nasale dan superior mulut. Secara


anterior, hidung internal berbatasan dengan hidung eksternal, dan di

posterior berhubungan dengan faring melalui dua pintu bernama nares

internal atau choana.Lantai hidung dibentuk oleh palatum yang

memisahkan rongga hidung dari rongga mulut di bawahnya. Di anterior,

di mana palatum disokong oleh processuss maksilaris dan tulang

palatum, dinamakan palatum durum (hard palate). Di posterior yang

tidak disoking adalah otot palatum molle (soft palate).

Rongga hidung memiliki 3 regio, yaitu:

a) Vestibulum : sebuah pelebaran tepat di sebelah dalam nares yang

dilapisi kulit yang mengandung bulu hidung, berguna untuk menahan

aliran partikel yang terkandung di dalam udara yang dihisap

b) Penghindu : di sebelah cranial; dimulai dari atap rongga hidung

meluas sampai setinggi concha nasalis superior dan bagian septum

nasi di hadapan concha tersebut. Region ini terdiri dari reseptor bau.

c) Pernapasan : bagian rongga hidung selebihnya, Dinding lateral hidung

memperlihatkan tiga elevasi, yaitu concha nasalis puperior, medius,

dan inferior. inferolateral terhadap masing-masing concha nasalis ini

terdapat meatus nasi yang sesuai. Susunan concha dan meatus

meningkatkan area permukaan hidung internal dan mencegah

dehidrasi dengan menangkap tetesan air selama ekshalasi


2) Faring (Tekak)

Gambar 2.3
Anatomi Faring

Faring atau tenggorokan adalah sebuah pipa muskulomembranosa,

panjang 12-14 cm, sebagaii tempat persimpangan antara jalana nafas dan

jalan makanan, membentang dari basis crania sampat setinggi vertebra C6

atau tepi bawah kartilago cricoidea. Faring membentang posterior dari

rongga hidung dan mulut, superior dari laring, dan anterior vertebra

cervicalis. Dindingnya terdiri dari otot rangka dan dibatasi membrane

mukosa.Kontraksi otot rangka membantu menelan. Fungsi daring adalah

untuk menghangatkan udara sesuai suhu tubuh, dan untuk menyaring serta

mengeluarkan benda asing oleh mukosa dan cell silia kemudian

dikeluarkan melalui bersin untuk partikel besar.

Faring dapat dibagi menjadi 3 daerah anatomis:

a) Nasofaring

b) Orofaring

c) Laringofaring
3) Laring (Pangkal Tenggorokan)

Gambar 2.4
Anatomi Laring

Laring atau kotak suara adalah jalur pendek yang menghubungkan

laringofaring dengan trakea, membentang di midline leher anterior ke

esophagus dan vertebra C4-C6. Dinding laring dibentuk dari 9

cartilago.Terdiri dari kartilago thyreoidea, kartilago cricoidea, dan

kartilago epiglottis yang masing-masing satu buah; serta kartilago

arytaenoidea, kartilago cuneiforme, dan kartilago corniculatum yang

masing-masing sepasang. Dalam laring tedapat epiglotis berfungsi untuk

mencegah makanan dan cairan masuk kedalam jalan nafas.

c. Anatomi Saluran Napas Bagian Bawah

1) Trakea (Batang Tenggorokan)


Gambar 2.5
Anatomi Trakea

Trakea atau pipa udara adalah suatu jalur tubular untuk udara

sepanjang 12 cm dan berdiameter 2,5 cm. trakea berlokasi di anterior

esophagus dan meluas dari laring ke batas superior vertebra T5, di mana

dibagi menjadi bronkus utama kanan dan kiri. Lapisan dinding trakea

dari dalam ke luar adalah mukosa, submukosa, kartilago hyaline, dan

adventisia.Trakea memiliki 16-20 cincin tulang rawan hyaline yang

masing-masing membentuk gambaran huruf U, yang membatasi 2/3

bagian anterior.

2) Bronkus

Gambar 2.6
Anatomi Brongkus

Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua

trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai

struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.

Bronkus berjalan ke arah bawah dan samping menuju paru dan

bercabang menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.


Bronkus kanan mempunyai diameter lumen lebih lebar, ukuran lebih

pendek dan posisi lebih vertikal. Letak sedikit lebih tinggi dari arteri

pulmonalis serta mengeluarkan sebuah cabang utama yang melintas di

bawah arteri, yang disebut bronkus kanan lobus bawah. Sedangkan

bronkus kiri memiliki ukuran lebih panjang, diameter lumennya lebih

sempit dibandingkan bronkus kanan dan melintas di bawah arteri

pulmonalis sebelum di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan

kelobus atas dan bawah.

Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus

lobaris, kernudian menjadi lobus segmentalis. Bronkus lobaris ini

bercabang terus menjadi bronkus yang lebih kecil, dengan ujung

cabangnya yang disebut bronkiolus. Setiap bronkiolus memasuki lobulus

paru, dan bercabang-cabang menjadi 5-7 bronkiolus terminalis.

Bronkiolus terminalis adalah saluran udara terkecil yang tidak

mengandung alveoli (kantong udara). Bronkiolus terminalis memiliki

garis tengah kurang lebih 1 mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin

tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat

berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkiolus

terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya

adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

Fungsi bronkus meliputi :

a) Sebagai saluran utama menuju alveolus.


b) Menangkap debu yang hendak masuk ke paru-paru. Dinding

bagian dalam bronkus yang dilapisi lendir dapat membuat

partikel asing dan debu menempel di lapisan lendir tersebut.

c) Mengeluarkan debu dan partikel asing dari paru-paru dengan

bantuan silia (bulu-bulu halus bergetar) yang banyak terdapat di

dinding bronkus.

d) Sebagai konduktor udara antara atmosfer dan alveoli.

e) Menghubungkan tenggorokan dan paru-paru.

3) Alveoli

Gambar 2.7
Anatomi Alveoli

Alveoli merupakan kantung udara yang berukuran sangat kecil, dan

merupakan akhir dari bronkhiolus respiratorius sehingga memungkinkan

pertukaran O2 dan CO2.Fungsi utama dari unit alveolus adalag

pertukaran O2dan CO2 di antara kapiler pulmoner dan alveoli.


4) Paru-paru

Gambar 2.8
Anatomi Paru-paru

Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan puncak

(apex) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula didalam dasar

leher. Paru-paru dibungkus oleh pleura, paru-paru di bagi menjadi 2: paru

kanan dan paru kiri, paru kanan lebih besar dari paru kiri, karena paru

kanan terdapat 3 lobus dan 10 segment,sedangkan paru kiri terdapat 2

lobus dan 8 segment yaitu :

a) Paru kanan

(1) Lobus Superior

(a) Segment Apikal

(b) Segment Posterior

(c) Segment Anterior

(2) Lobus Medius


(a) Segment Lateralis

(b) Segment Medialis

(3) Lobus Inferior

(a) Segment Superior

(b) Segment Mediobasal

(c) Segment Anterobasal

(d) Segment Laterobasal

(e) Segment Posterobasal

b) Paru kiri

(1) Lobus Superior

(a) Segment Apicoposterior

(b) Segment Anterior

(c) Segment Lingula Superior

(d) Segment Lingula Inferior

(2) Lobus Inferior

(a) Segment Superior

(b) Segment Anteromediobasal

(c) Segment Laterobasal

(d) Segment Posteriorbasal

a) Volume Paru-paru

Volume dan kapasitas paru Volume udara dalam paru-paru dan

kecepatan pertukaran saat inspirasi dan ekspirasi dapat diukur

melalui spirometer.
1. Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar

paru-paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa

normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk wanita.

2. Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara ekstra

yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maksimum di atas

inspirasi tidal. CDI berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml

pada perempuan.

3. Volume cadangan ekspirasi (VCE) yaitu volume ekstra udara

yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidak

normal. VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada

perempuan.

4. Volume residual (VR), yaitu volume sisa dalam paru-paru setelah

melakukan ekspirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki 1200 ml dan

pada perempuan 1000 ml. Volume residual penting untuk

kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernapasan.

b) Kapasitas Paru-paru

1. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume

residual dan volume cadangan ekspirasi. Kapasitas ini merupakan

jumlah udara sisa dalam sistem respiratorik setelah ekspirasi

normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200 ml. jadi nilai

(KRF=VR+VCE).

2. Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan

volume cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml.

jadi nilai (KI=VT+VCI)


3. Kapasitas vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume

cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi

(KV=VT+VCI+VCE). Nilai rata-ratanya sekitar 4500 ml.

4. Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat

ditampung dalam paru- paru dan sama dengan kapasitas vital

ditambah volume residual (KTP=KV+VR). Nilai rata-ratanya

adalah 5700 ml.

d. Otot Otot Respirasi

1. Inspirasi

a) Diaphragma

Otot ini letaknya diantara rongga perut dan rongga dada dan di

bagian tengahnya berbentuk kubah. Otot ini adalah otot utama yang

besar dari inspirasi yang akan bekerja selama inspirasi rileks. Otot

ini disarafi oleh nervus Phernic dari akar saraf C3-C5.

b) Intercostalis External

Otot ini akan berperan aktif saat inspirasi secara rileks sebagai otot

utama sedang otot intercostalos internal dan transversal

berpartisipasi sangat minimal. Fungsi dari otot ini adalah

memelihara space intercostalis dan mempertahankan tonus otot

intercostalissaat terjadi perubahan tekanan dalam intrathoracal.

Otot ini juga akan menaikkan costa dan meningkakan diameter

rongga thorax kearah anterior-posterior dan transversal secara

langsung saat terjadi inspirasi. Otot ini dipersarafi oleh akar saraf

T1-T12.
c) Otot-otot bantu Inspirasi (Accessory Muscle Inspirasi)

Selama inspirasi normal/rileks ada beberapa otot yang tidak

berperan secara langsung dan aktif dalam menggerakkan costa,

akan tetapi akan berperan aktif bahkan kadang menjadi otot utama

jika seseorang berusaha melakukan inspirasi kuat misalnya :

beraktivitas fisik yang berat atau bila diaphragm tidak bekerja

secara aktif atau mengalami kelemahan akibat penyakit paru-paru

kronik dan neuromuscular.

Yang termasuk dalam otot bantu pernapasan ini adalah :

1. Sternocleidomastoideus (SCM)

Fungsi utama dari otot ini adalah mengangkat sternum untuk

menambah diameter anterior-posterior thorax. Bila seorang

pasien mengalami kelemahan otot diaphragm maka otot SCM

ini akan berperan aktif sebagai otot utama inspirasi. Otot ini

dipersarafi oleh nervus XI dan C1-C3.

2. Upper Trapezius

Fungsi utama dari otot ini adalah bersama dengan scaleni

sebagai stabilisasi leher dan berperan aktif untuk mengangkat

shoulder dan costa bila terjadi kesulitan inspirasi serta

dipersarafi oleh nervus XI.

3. Scaleni

Fungsinya adalah menstabilkan costa I dan selama inspirasi

normal perannya sangat minimal tetapi pada seseorang yang


melakukan Deep Breathing atau mengalami gangguan

pernapasan maka otot ini akan berperan aktif menstabilkan dan

mengangkat costa 1-2 serta meningkatkan diameter rongga

(cavun) thorax bila perlekatan dibagian posteriornya di fiksasi.

4. Otot-otot lain seperti serratus anterior, pectoralis mayor dan

minor juga akan berperan aktif selama Deep Inspirasi untuk

mengangkat dan menarik kedepan costa bila upper extremitas di

fiksasi.

2. Expirasi (Ekspirasi)

a) Ekspirasi Rileks

Yang dimaksud dengan ekspirasi rileks adalah suatu proses pasif

saat seseorang rileks atau istirahat yang dimulai setelah diaphragma

kontraksi lalu bagian kubah atau sentral diaphragm naik kembali ke

posisi semula dan costa menjadi turun ke posisi semula. Elastisitas

recoil dari jarigan thoraks juga akan menurunkan meningkatkan

tekanan intrarhoracal sehingga terjadi ekspirasi.

b) Aktif Ekspirasi

Yang dimaksud dengan aktif ekspirasi adalah ekspirasi yang

dilakukan secara sadar dengan terkontrol, kuat dan panjang

sehingga secara aktif otot ekspirasi berkontraksi khususnya otot

abdominal dan otot intercostalis internal.

1. Otot Abdominalis

Otot ini terdiri dari Rectus Abdominalis, internal, eksternal dan

transversal yang terkontraksi menurunkan rongga thoraks dan


menaikkan isi abdomen yang akan mendorong diaphragma lebih

kuat sehingga tekanan intrathoracal meningkat dan udara

menjadi kuat keluar dari paru-paru. Otot ini dipersarafi oleh

nervus T10-T12.

2. Otot Intercostalis Internal

Otot ini akan berperan sebagai otot utama untuk menekan kuat

costa saat seseorang melakukan ekspirasi kuat.

e. Mekanisme Pernapasan

1) Mekanisme Pernapasan Dada

a) Fase Inspirasi Pernapasan Dada

Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal)

berkontraksi  tulang rusuk terangkat (posisi datar)  Paru-paru

mengembang tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil

dibandingkan tekanan udara luar udara luar masuk ke paru-paru

b) Fase Ekspirasi Pernapasan Dada

Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk relaksasi  tulang rusuk menurunparu-

paru menyusut tekanan udara dalam paru-paru lebih besar

dibandingkan dengan tekanan udara luar udara keluar dari paru-

paru.

2) Mekanisme Pernapasan Perut

a) Fase Inspirasi Pernapasan Perut


Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi posisi dari

melengkung menjadi mendatar paru-paru mengembang  tekanan

udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar

 udara masuk.

b) Fase Ekspirasi Pernapasan Perut

Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

otot diafraghma relaksasiposisi dari mendatar kembali

melengkung paru-paru mengempistekanan udara di paru-paru

lebih besas dibandingkan tekanan udara luar udara keluar dari

paru-paru.

You might also like