You are on page 1of 11

FAKTOR – FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN EKSPOR

CRUDE PALM OIL (CPO)


Fauzul Azhimah *), Sri Fajar Ayu, SP,MM,DBA**) dan Dr. Ir. Surya Abadi
Sembiring, M.Si**)

*) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera


Utara Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Jl.
Prof. A. Sofyan No. 3 Medan.
Hp. +6282168123841, E-mail : fauzulazhimah@ymail.com
**) Staf Pengajar Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keseimbangan jangka panjang


dan jangka pendek, harga ekspor CPO, harga minyak kedelai dunia, produksi
domestik CPO, inflasi, kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, pajak ekspor yang
berlakuterhadap volume ekspor CPO. Metode analisis yang digunakan analisis
kointegrasi Engle Grangerdandiselesaikandenganaplikasi E-Views.Data penelitian
adalah data sekunder berjumlah 518 data mingguan yang dikumpulkan dari tahun
2006 hingga 2015.Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode
kointegrasi Engle Granger.Hasil analisis menunjukkan pada keterkaitan jangka
panjang terdapat keterkaitan yang cenderung positif pada variabel harga ekspor
CPO, harga minyak kedelai dan produksi domestik CPO.Sedangkan variabel
inflasi, kurs, dan pajak ekspor menunjukkan keterkaitan yang cenderung negatif
terhadap ekspor CPO. Pada keterkaitan jangka panjang ini hanya variabel minyak
kedelai dan inflasi yang tidak terkait secara langsung karena nilai probabilitasnya
diatas 0,05 (5%). Pada keterkaitan jangka pendek terdapat keterkaitan yang
cenderung positif pada variabel harga ekspor CPO, harga minyak kedelai dan
produksi domestik CPO.Sedangakan variabel inflasi, kurs, dan pajak ekspor
menunjukkan keterkaitan yang cenderung negatif terhadap ekspor CPO. Pada
keterkaitan jangka pendek ini hanya inflasi yang terkait secara langsung karena
nilai probabilitasnya dibawah 0,05 (5%).
Kata kunci : Ekspor CPO, Keterkaitan, Jangka Panjang, Jangka Pendek.

ABSTRACT

This study aims to analyze the balance of long-term and short-term, CPO
export prices, world soybean oil prices, domestic CPO production, inflation,
Rupiah exchange rate against US Dollar, export tax applicable to the export
volume of CPO. The analytical method used in Engle Granger cointegration
analysis and completed with E-Views application. The research data is secondary
data amounting to 518 weekly data collected from year 2006 until 2015. The data
is analyzed by Engel Granger cointegration method. The result of the analysis
shows that there is a positive correlation between CPO export price, soybean oil
and domestic CPO. While the inflation, exchange rate, and export tax variables
show a negative correlation to CPO exports. In this long-term relationship only
the variables of soybean oil and inflation are not directly related because the
probability value is above 0.05 (5%). In short-term correlation, there is a positive
correlation to CPO export price variables, soybean oil price and CPO domestic
production. While the variables of inflation, exchange rate and export tax show
negative correlation to CPO exports. In this short-term relationship only inflation
is directly related because the probability value is below 0.05 (5%).

LATAR BELAKANG

Perdagangan internasional merupakan kegiatan perdagangan yang


dilakukan lintas negara dengan menyepakati ketetapan harga komoditi, jumlah,
dan waktu transaksi.Negara yang memiliki kelimpahan komoditi menawarkan
pada tingkat harga dan jumlah tertentu kepada negara yang membutuhkan
komoditi tersebut.Kondisi ini dapat dilihat pada perdagangan komoditi olahan
kelapa sawit yaitu Crude Palm Oil(CPO) (Saylor.org, 2015). Perdagangan CPO
bermanfaat bagi Indonesia sebagai pemasukan keuangan (income) pemerintah
atau devisa dimana tahun 2014 devisa dari ekspor CPO mencapai nilai USD19,56
miliar (Lestarini, 2016). Indonesia melakukan ekspor CPO disebabkan adanya
produksi perkebunan pada komoditi kelapa sawit dengan produk utama Crude
Palm Oil (CPO) dalam jumlah besar yang dapat ditunjukkan dalam grafik berikut

250000.00
200000.00
150000.00
100000.00
50000.00
0.00 Produksi
Domestik
CPO

Sumber : BPS 2006 - 2015


Gambar 1. Perkembangan Produksi CPO Indonesia
Perkembangan produksi yang ditunjukkan gambar 1.Produksi CPO yang
ditunjukkan relative meningkat pada rentang waktu 2013 hingga 2015.
Peningkatan produksi ini akan mendorong produsen CPO cenderung memilih
ekspor CPO untuk mendapatkan keuntungan lebih besar (Muslih et. al, 2013).
Namun hal yang terjadi adalah perkembangan ekspor CPO Indonesia tidak
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam rentang waktu tersebut.
Perkembangan ekspor CPO dapat dilihat dalam gambar berikut
150000.00
100000.00
50000.00
0.00 Volume
Ekspor
CPO

Sumber : BPS 2006 - 2015


Gambar 2. Perkembangan Ekspor CPO

Perkembangan ekspor CPO pada gambar 2 menunjukkan kondisi relatif


konstan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan ekspor dan produksi CPO tidak
mempengaruhi antara satu dan yang lain. Perkembangan ekspor CPO yang relatif
konstan dan produksi yang meningkat mengindikasikan adanya tekanan dari
pemerintah untuk menekan jumlah ekspor CPO Indonesia untuk perkembangan
hilirisasi CPO (PTPN V, 2015). Pemerintah menggalakkan hilirisasi CPO dengan
dukungan berupa bea keluar atau pajak ekspor. (Kemenkeu, 2015). Perkembangan
pajak ekspor dan ekspor CPO dapat dilihat dalam gambar berikut
120000.00 400.00
100000.00
300.00 Ekspor
80000.00
60000.00 200.00 CPO
40000.00
100.00
20000.00
0.00 0.00
Pajak
Ekspor
CPO

Sumber : BPS 2006 – 2015 dan Kemenkeu 2005 – 2015


Gambar 3. Perkembangan Pajak Ekspor Dan Ekspor CPO
Perkembangan pajak ekspor dan ekspor CPO tidak menunjukkan
keterkaitan yang signifikan.Hal ini diindikasikan karena adanya estimasi eksportir
atau produsen CPO memilih keuntungan yang lebih besar dengan mengekspor
CPO.Keuntungan yang lebih besar ini diperoleh dari perbedaan nilai kurs.Kurs
sering mengalami fluktuasi nilaiyang diakibatkan kebijakan moneter dalam negeri
maupun luar negeri (Williamson, 2014). Berikut perkembangan kurs USD
terhadap IDR dengan ekspor CPO
150000.00 16000.00
100000.00 14000.00
ekspor
Ton

IDR
12000.00
50000.00 10000.00
0.00 8000.00

Kurs

Sumber : BI 2006 – 2015 dan BPS 2006 – 2015


Gambar 4. Perbandingan Perkembangan Kurs Dengan Ekspor CPO

Perkembangan kurs dan ekspor CPO menunjukkan perkembangan yang


berbeda.Ekspor CPO relatif konstan sedangkan kurs berfluktuasi terkait dengan
nilai inflasi yang terjadi (Mankiw, 2013).Pelemahan nilai kurs yang terjadi selama
kurang lebih empat tahun terakhir diindikasikan adanya deflasi di Indonesia. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut :
110000.00
Satuan Inflasi

90000.00 ekspor
0.00
70000.00 CPO
Ton

50000.00 -5.00
30000.00 Inflasi
10000.00 -10.00

Sumber : BPS 2006 – 2015


Gambar 5. Perkembangan Inflasi dan Kaitannya dengan Ekspor CPO

Perkembangan inflasi yang terjadi menunjukkan keterkaitan dengan


ekspor CPO.Ekspor CPO cenderung menurun pada saat terjadinya
inflasi.Bedasarkan kondisi tersebut, diindikasikan ekspor CPO cenderung
berkurang pada saat harga ekspor CPO Indonesia cenderung melemah.Walaupun
nilai kurs meningkat, dengan harga ekspor yang semakin murah,mendorong
produsen untuk mengurangi ekspor CPOnya. Perkembangan harga ekspor
CPOdan volume ekspor dapat dilihat pada gambar berikut :

150000.00 1500.00

USD/Ton
100000.00 1000.00 Ekspor
Ton

50000.00 500.00
0.00 0.00 HEC

Sumber : BPS 2006 – 2015 dan Bappepti


Gambar 6. Perkembangan Ekspor CPO Dan Harga Ekspor CPO

Gambar 6tidak menunjukkan keterkaitan antara harga dan volume ekspor


CPO.Harga ekspor CPO dianggap sama untuk semua negara tujuan. Hal ini
dilakukan untuk melihat perbandingan harga ekspor CPO Indonesia dengan harga
barang kompetitor CPO yaitu minyak kedelai. Persaingan antar dua minyak nabati
tersebut dapat dilihat dari persaingan harga pada grafik berikut :
2000.00 150000.00
1500.00 100000.00
1000.00 HMK
500.00 50000.00
0.00 0.00 HEC
Ekspor CPO

Sumebr : USDA 2006 – 2015, Bappepti, dan BPS


Gambar 7. Perkembangan Harga Minyak Kedelai dan Harga Ekspor CPO

Gambar 7 menunjukkan keunggulan harga ekspor CPO Indonesia dengan


harga internasional minyak kedelai, dimana harga ekspor CPO Indonesia lebih
murah daripada harga internasional minyak kedelai.

Permasalahan dari sektor makro dan mikro ekonomi diatas diindikasikan


memiliki keterkaitan terhadap ekspor CPO Indonesia.Indikasi diambil dari teori-
teori yang terkait dengan ekspor.Jika dilihat dari grafik yang keterkaitan tidak
terlihat jelas maka dari itu untuk membuktikan keterkaitan antara insturmen –
instrumen ekonomi makro dan mikro tersebut terhadap ekspor CPO dilakukan
penelitian keterkaitan faktor – faktor yang terkait dengan ekspor Crude Palm Oil
Indonesia.

Identifikasi Masalah
Bagaimana keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek harga ekspor
CPO, harga minyak kedelai dunia, produksi domestik CPO, inflasi, kurs Rupiah
terhadap Dollar Amerika, pajak ekspor yang berlaku terhadap ekspor Crude Palm
Oil (CPO) Indonesia.

Tujuan Penelitian
Menganalisis keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek harga
ekspor CPO, harga minyak kedelai dunia, produksi domestik CPO, inflasi, kurs
Rupiah terhadap Dollar Amerika, pajak ekspor yang berlaku terhadap ekspor
Crude Palm Oil (CPO) Indonesia.

Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam mengambil keputusan dan
membuat kebijakan untuk ekspor Crude Palm Oil (CPO).
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi produsen Crude Palm Oil (CPO) dan
eksportir Crude Palm Oil (CPO) dalam berproduksi dan mengekspor hasil
industri CPO agar terhindar dari kerugian.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti selanjutnya.

LANDASAN TEORI

Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional dibedakan atas dua klasifikasi yaitu teori
klasik dan teori modern.Teori klasik perdagangan internasional dikenal ada 3 teori
yaitu teori Adam Smith (keunggulan absolut). Teori ini didasarkan pada besaran
riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama murni (pure theory)
perdagangan internasional. Teori John Stuart Mill (keunggulan relatif). Teori ini
menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor
suatu barang yang memiliki comparative advantage dan mengimpor barang yang
memiliki comparative disadvantage, yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan
dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri akan
memakan ongkos yang besar.dan teori David Ricardo (biaya komparatif). Teori
ini menyatakan bahwa meskipun salah satu negara kurang efisien dibanding
negara lainnya dalam memproduksi kedua komoditi, masih terdapat dasar
dilakukannya perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak (Salvatore,
2014).
Selanjutnya teori modern dikenal ada 3 teori yaitu teori Heckser Ohlin
(faktor proporsi), yaitu teori kelimpahan faktor. Teori tersebut menjelaskan bahwa
perdagangan internasional berlangsung atas dasar keunggulan komparatif yang
berbeda dari masing-masing negara. Teori perdagangan internasional terakhir
adalah teori parsial atau permintaan dan penawaran yang berprinsip bahwa
perdagangan antar 2 negara itu timbul karena adanya perbedaan di dalam
permintaan dan penawaran (Gerber, 2014).

Teori Nilai Tukar


Kurs terbagi menjadi dua jenis yaitu kurs nominal dan kurs riil.Kurs
nominal adalah nilai mata uang asing terhadap satuan mata uang domestik, kurs
nominal ini tidak dapat menggambarkan kekuatan ekonomi dalam suatu
pemerintahan, Kurs riil mampu menggambarkan kekuatan ekonomi tersebut.Nilai
kurs riil berpengaruh pada perdagangan suatu negara.Pengaruh yang ditimbulkan
adalah kecenderungan membeli barang impor atau domestik.Jika kurs menurun
maka konsumen cenderung membeli barang impor dan sebaliknya. Hal ini terkait
dengan preferensi konsumen dari segi harga.Jika kurs menurun maka harga
barang-barang domestik relatif lebih mahal dan sebaliknya.Peralihan konsumen
ke barang domestik mengakibatkan nilai ekspor meningkat (Maryana, 2011).

Teori Inflasi

Defenisi inflasi pertama kali dikemukakan pada masa perang dunia


pertama dimana inflasi merupakan adanya lonjakan permintaan terhadap beberapa
komoditi namun negara atau pemerintah daerah tersebut tidak mampu memenuhi
lonjakan permintaan tersebut.Inflasi merupakan implikasi dari suatu kondisi di
mana lebih banyak uang beredar daripada barang di pasar.Inflasi juga
menggambarkan kondisi tejadinya kenaikan harga-harga secara umum.Penyebab
terjadinya inflasi dapat diidentifikasi dari sumber terjadinya inflasi.Seluruh faktor
yang mendorong permintaan agregat ke kanan atas maupun penawaran agregat ke
kiri adalah faktor yang menyebabkan inflasi.Inflasi yang disebabkan tarikan
permintaan agregat disebut demand push inflation dan inflasi yang disebabkan
pergeseran kurva penawaran agregat ke kiri disebut inflasi karena dorongan
penawaran (cost push inflation) (Supriana, 2011).

Penelitian Terdahulu

Pinem (2013) dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi


ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke Uni Eropa. Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa kebijakan perdagangan dan konsumsi CPO Uni Eropa
berpengaruh terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa. Sama halnya
dengan harga minyak rapeseed, minyak kedelai, PDB Uni Eropa. Sedangkan
harga CPO berpengaruh negatif terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke Uni
Eropa. Untuk tingkat elastisitas ekspor CPO tidak peka terhadap perubahan harga
CPO, harga minyak rapeseed, harga minyak kedelai, kebijakan perdagangan dan
konsumsi CPO Uni Eropa.

Radifan (2014) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor


Crude Palm Oil (CPO) Indonesia dalam perdagangan internasional. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa produksi CPO Indonesia, kurs Rupiah
terhadap Dolar AS, dan harga minyak mentah dunia dalam jangka panjang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor CPO Indonesia.

Maygirtasari, et. al, et. al (2015) dengan judul faktor – faktor yang
mempengaruhi volume ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produksi CPO domestik, harga CPO domestik, harga CPO
internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor CPO Indonesia. Secara parsial,
terdapat tiga variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap volume
ekspor CPO Indonesia yaitu produksi CPO domestik, harga CPO domestik, dan
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sedangkan harga CPO internasional
berpengaruh secara tidak signifikan terhadap volume ekspor CPO Indonesia.

Pratiwi (2011) dengan judul analisis determinan ekspor Crude Palm Oil
(CPO) Indonesia ke Uni Eropa.Hasil penelitian ini mengungkapkan nilai tukar,
produksi CPO, dan produksi minyak goreng mempunyai pengaruh positif
terhadap ekspor CPO ke Uni Eropa sedangkan pendapatan perkapita, harga CPO
domestik, harga minyak mentah dunia mempunyai pengaruh negatif terhadap
ekspor CPO ke Uni Eropa

Putra (2011) dengan judul penelitian analisis determinan volume ekspor


minyak kelapa sawit provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai tukar Rupiah, harga pupuk kelapa sawit, luas lahan kelapa sawit, dan
harga ekspor minyak kelapa sawit memiliki pengaruh positif terhadap volume
ekspor minyak kelapa sawit Sumatera Utara dan luas lahan memiliki pengaruh
paling dominan.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat diambil dari paparan latar belakang dan landasan
teori adalah terdapat keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek harga
ekspor CPO, harga minyak kedelai, dan produksi domestik CPO terhadap ekspor
CPO. Selain itu terdapat keterkaitan negatif inflasi, kurs, dan pajak ekspor CPO
terhadap ekspor CPO.

METODE PENELITIAN

Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mingguandaritahun


2006–2015 sehingga jumlah data dalam penelitian ini adalah 518 data.Data yang
digunakan dalam penelitian inidiperolehdariberbagaisumber.Berikuttabeljenis
data dansumber-sumbernya :
Tabel 1.Jenis Data Dan Sumbernya

Singkat Frekuensi
Data Satuan Sumber Data
an Data
Volume EksporCPO VEC Mingguan Ton DirjenEksporImpor

HargaEksporCPO HEC Mingguan USD/Ton Dirjen Bea Cukai


HargaMinyakKedelaiDu United State Depatment
HMK Mingguan USD/Ton
nia Agriculture
ProduksiCPO PC Mingguan Ton Badan Pusat Statistik
Inflasi I Mingguan - BadanPusatStatistik
Kurs K Mingguan Rupiah Bank Indonesia
PajakEkspor PE Mingguan USD/Ton MenteriKeuangan
LuasLahan Perkebunan United State Depatment
LLKAS Mingguan Ha
Kedelai USA Agriculture

Sumber :DBC, Dinbun, BPS, BI, USDA

3.2. MetodeAnalisis Data

Analisis data penelitianinidilakukandenganVektor AutoRegression(VAR)

dandiselesaikandenganaplikasi E-Views.Metode VAR

digunakanuntukmelihathubunganantaraeksporCPOdenganhargaeksporCPO,

produksidomestik CPO, pajak ekspor, inflasi, kurs nominal,

hargaminyakkedelaiduniadanluaslahankedelaiAmerikaSerikat (AS) danpada lag

masing–masingvariabeltersebut.Metode VARdiawalidenganpengujianstasioneritas

dan uji lag optimal. Setelah dilakukan perumusan VAR dilakukan pengujian

lanjutan seperti uji kointegrasi, stabilitas danuji IRF (Impuls Response

Function)(Verbeek, 2004).

3.2.2. Uji Lag Optimal

Penentuan panjang lag optimal sangat penting untuk memperoleh

model vektorautoregressive yang baik, karena dalam model


vektorautoregressive suatu variabel juga dipengaruhi dirinya sendiri selain

variabel lain.

Kriteria lag optimal pertama adalah Likelihood Ratio (LR).

You might also like