You are on page 1of 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU JAJAN DENGAN

STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH

SNACKING KNOWLEDGE, ATTITUDE, BEHAVIOR AND THEIR ASSOCIATION


WITH JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ HEALTH STATUS

Ninin Ernia1, Teuku Tahlil2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
E-mail : Ninin.ernia46@gmail.com; ttahlil@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Permasalahan kesehatan anak saat ini yaitu banyaknya anak-anak yang jajan janan yang tidak higienis serta
mengandung berbagai zat berbahaya bagi kesehatan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan, sikap, dan perilaku jajan dengan status kesehatan anak usia sekolah tingkat menengah pertama
(SMP) Banda Aceh. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah populasi sebanyak 268 orang
dan sampel sebanyak 73 siswa/i yang dipilih dengan teknik proportional random sampling. Pengumpulan
data tanggal 9-10 Mei 2017, menggunakan kuesioner dalam bentuk skala Guttman untuk variable
pengetahuan, skala Likert untuk variable sikap dan perilaku, Checklist untuk variabel status kesehatan.
Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil analisa data menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan tentang jajanan dengan statusss kesehatan anak (p=0,001), antara sikap terhadap jajanan
dengan status kesehatan (p=0,005), dan antara perilaku jajan dengan status kesehatan anak (p=0,018). Secara
umum penelitian ini menunjukkan ada hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku jajan di sekolah dengan
status kesehatan anak sekolah. Diharap bagi pihak sekolah agar dapat memberikan pemahaman untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku anak terhadap jajanan di sekolah yang baik bagi kesehatan
mereka.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, jajanan makanan, status kesehatan

ABSTRACT

The problem of children health today is the high proportion of children who love to snack unhygienic, as well
as contains various harmful substances to the health of children. The purpose of this research was to assess
the correlation between knowledge, attitude, and snacking behavior with health status of students aged 13-14
years at junior high school students (SMP) Banda Aceh. Of this study was a cross sectional study with
population of 268 and sample of 73 students. The sampling technique used in this study was proportional
random sampling. Data were collected between May 9 - 10, 2017, using questionnaire in Guttman scale for
knowledge variable, Likert scale for attitute and behavior variables, and Checklist for health status. The
Data were analyzed by using chi-square test. Results of the study show that there was a significant
correlation between knowledge about snacks in school with students’ health status (p = 0,001), attitude
toward snack in school with students’ health status (p = 0,005), and snacking behavior with students’ health
status (p = 0,018). Overall, the result indicates that there was a significant correlation of knowledge,
attitude, and snack behavior in schools with health status of children aged 13-14 years in Banda Aceh. It is
hoped for the school to provide an understanding to improve the knowledge, attitude, and behavior of
children to snack in schools that are good for their health.

Keywords: Knowledge, attitude, behavior, snacks, health status.

1
PENDAHULUAN belum memenuhi syarat kesehatan, dan
Kesehatan anak merupakan satu masih banyak ditemukan makanan yang tidak
komponen penting terhadap kualitas hidup memenuhi mutu kebersihan, kesehatan, dan
manusia dan ini sangat erat kaitannya dengan keamanan. Adapun jenis pangan jajanan yang
makanan yang dikonsumsi anak setiap tidak memenuhi syarat di Indonesia tahun
harinya. Menurut Kementerian Kesehatan 2012-2013 yaitu produk minuman es,
Rebublik Indonesia (2010), permasalahan minuman bewarna, bakso, agar-agar.
kesehatan yang dialami saat ini adalah Penyebab sampel tidak memenuhi syarat
banyaknya anak sekolah yang gemar jajan di antara lain karena menggunakan bahan
lingkungan sekolah. berbahaya yang dilarang untuk pangan
Kebiasaan jajan menjadi bagian dari (BPOM, 2014).
keseharian pada hampir semua kelompok Berdasarkan pengambilan data awal di
usia, termasuk anak usia sekolah dan remaja. salah satu SMPN Banda Aceh, didapatkan
Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi hasil bahwa sekolah tersebut memiliki 4
pemilihan makanan jajanan pada anak-anak (empat) kantin yang terdapat di dalam
yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. sekolah. Selain itu, banyak juga penjaja
Adapun penelitian yang dilakukan oleh makanan di luar pagar sekolah. Makanan
Zulaekah (2007), di sekolah dasar di wilayah yang dijajakan di luar sekolah antara lain
Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo bakso goreng, siomay, mie goreng, sosis,
menunjukkan 52,7 % anak mempunyai agar-agar, minuman es krim, dan lain
tingkat pengetahuan gizi yang masih kurang. sebagainya. Namun makanan tersebut
Nilai gizi makanan jajanan yang relatif tercemar oleh debu dan mengandung bahan
rendah, keamanan pangan makanan jajanan pangan yang tidak baik bagi kesehatan.
juga menjadi masalah saat ini. Berbagai Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti
penelitian memperlihatkan sikap tidak tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
mendukung dan perilaku anak dengan “Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku
jajanan yang dikonsumsi masih kurang, jika jajan di sekolah dengan status kesehatan anak
terus menerus dikonsumsi dapat usia 13-14 tahun di SMPN Banda Aceh”.
mengakibatkan terjadinya dampak bagi status
kesehatan akibat tidak higienisnya proses METODE
penyimpanan dan penyajian sampai resiko Penelitian ini adalah penelitian
munculnya berbagai penyakit akibat korelatif dengan menggunakan desain Cross
pencemaran mikroba, dan penggunaan bahan Sectional. Populasi penelitian ini adalah
berbahaya (Direktorat Bina Gizi, 2011). seluruh siswa/i kelas Vll dan Vlll di salah
Berdasarkan Pusat Data Informasi dan satu SMPN Banda Aceh yang berjumlah 268
Kementerian Kesehatan RI (2015), terjadi siswa/i. Jumlah sampel penelitian yang
peningkatan makanan jajanan di lingkungan diambil adalah 73 siswa/i. Teknik
sekolah yang mengandung bahan kimia pengambilan sampel menggunakan
berbahaya yaitu dari 56% naik menjadi 66% proportional random sampling.
pada tahun 2011, dan menjadi 76% pada Alat pengumpulan data penelitian
tahun 2013. Hasil penelitian lain yang menggunakan kuesioner terdiri dari lima
dilakukan BPOM Aceh pada tahun 2012 bagian, yaitu: bagian pertama merupakan
ditemukan sebanyak 2,76% makanan jajanan data demografi yang terdiri dari kode
yang dijual di lingkungan sekolah yang yang responden, usia, jenis kelamin dan kelas.
mengandung bahan pengawet (boraks dan Bagian kedua merupakan kuesioner untuk
formalin,) (BPOM, 2012). Hasil penelitian mengukur subvariabel pengetahuan, dalam
Depdiknas tahun 2007 tentang sekolah sehat bentuk skala Guttman dengan 2 pilihan
ditemukan sebanyak 84,3% kantin sekolah jawaban (Benar dan salah), 13 item

2
pernyataan dalam bentuk pernyataan positif Tabel 2. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan
dan negatif. Perilaku Responden
Bagian ketiga merupakan kuesioner No Variabel (n) (%)
untuk mengukur subvariabel sikap, dalam 1 Pengetahuan
c. Baik 64 87,7
bentuk skala Likert/ dengan 4 pilihan d. Kurang 9 12,3
jawaban (sangat setuju, setuju, tidak setuju, 2 Sikap
dan sangat tidak setuju), 14 item pernyataan c. Mendukung 61 83,6
dalam bentuk positif dan negatif. Bagian d. Tidak 12 16,4
Mendukung
keempat merupakan kuesioner untuk 3 Perilaku
mengukur subvariabel perilaku. Kuesioner c. Baik 64 87,7
ini dalam bentuk skala Likert / 4 pilihan d. Kurang 9 12,3
jawaban (Selalu, kadang-kadang, jarang, dan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa,
tidak pernah), dengan mengajukan 15 item sebagian besar responden berpengetahuan
pernyataan dalam bentuk positif dan negatif. baik (87,7%) tentang jajanan di sekolah.
Bagian kelima merupakan kuesioner untuk Dilihat dari sikap, sebagian besar responden
mengukur status kesehatan, dilihat dari memiliki sikap yang mendukung (83,6%)
frekuensi sakit dan gangguan kesehatan yang terhadap jajanan di sekolah. Selanjutnya,
pernah dialami 3 bulan terakhir sebelum dilihat dari perilaku sebagian besar
penelitian, dengan mengajukan 2 item responden berperilaku jajan dengan kategori
pertanyaan. baik (87,7%).
Analisa data penelitian menggunakan
analisa univariat dan bivariat. Analisa Tabel 3. Gambaran Status Kesehatan
univariat bertujuan untuk mendeskripsikan Responden
karakteristik setiap variabel. Analisis bivariat No Status Kesehatan (n) (%)
dilakukan untuk mengetahui hubungannya 1 Sehat 51 69,9
2 Tidak Sehat 22 30,1
tersebut antar variable menggunakan uji
Total 73 100
statistic Chi-Square. Seluruh proses analisa
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
data dilakukan dengan SPSS.
sebagian besar responden termasuk kategori
sehat (69,9%).
HASIL
Tabel 4. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan
Hasil penelitian yang didapatkan
Perilaku
adalah sebagai berikut:
Status Kesehatan
Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Variabel Sehat Tidak Total P-Value
Kelas, Jenis Kelamin dan Usia. Sehat
No Karakteristik (n) (%) 1. Perilaku jjjjggfffss
f % f % f %
Jajan
1 Kelas
a. Baik 46 79,3 12 22,0 58 79,5 0,001
a. Kelas VII 40 54,8
b. Kelas VIII 33 45,2 b. Kurang 5 33,3 10 64,3 15 20,5
2 Jenis Kelamin Total 51 69,9 22 30,1 73 100
a. Laki-laki 36 49,3 2. Sikap
b. Perempuan 37 50,7 Jajan
3 Usia a. Mendukung 47 77,0 14 23,0 61 83,6
a. 13 Tahun 41 56,2 b. Tidak 0,005
4 33,3 8 3,6 12 16,4
b. 14 Tahun 32 43,8 Mendukung
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa, Total 51 69,9 22 30,1 73 100
3. Perilaku
distribusi frekuensi tertinggi responden Jajan
terdapat pada kelas VII (54,8), jenis kelamin a. Baik 48 75,0 16 25,0 64 87,7
0,018
perempuan (50,7), usia 13 tahun (56,2). b. Kurang 3 33,3 6 66,7 9 12,3
Total 51 69,9 22 30,1 73 100

3
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa, hubungan pengetahuan jajanan dengan status
ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesehatan (p< 0,000). Semakin baik tingkat
pengetahuan jajan dengan status kesehatan pengetahuan terhadap pemilihan makanan
siswa/i (p-value= 0,001), ada hubungan yang jajanan pada siswa/i, maka status kesehatan
signifikan antara sikap jajan di sekolah akan semakin baik juga.
dengan status kesehatan siswa/i (p-value= Hasil penelitian ini juga
0,005), ada hubungan yang signifikan antara menunjukkan jumlah proporsi siswa/i yang
perilaku jajan di sekolah dengan status memiliki sikap mendukung yang mempunyai
kesehatan siswa/i (p-value= 0,018). status kesehatan kategori sehat lebih banyak
dibandingkan dengan siswa/i yang memiliki
PEMBAHASAN sikap tidak mendukung (p-value= 0,005). Hal
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesa null (Ho) di
diketahui jumlah proporsi siswa/i tolak yang berarti ada hubungan yang
berpengetahuan baik yang mempunyai status signifikan antara sikap terhadap jajanan
kesehatan kategori sehat lebih banyak dengan status kesehatan anak.
dibandingkan dengan siswa/i yang Sikap merupakan respon evaluative,
berpengetahuan tidak baik. Berdasarkan uji respon hanya akan timbul apabila individu
statistik melalui uji chi-square, didapatkan dihadapkan pada stimulus yang menghendaki
bahwa nilai p-value= 0,001 sehingga adanya reaksi individu. Respon evaluatif
hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan
hubungan yang signifikan antara sebagai sikap itu timbul yang didasari oleh
pengetahuan terhadap jajanan di sekolah proses evaluasi dalam diri individu yang
dengan status kesehatan anak usia 13-14 memberikan kesimpulan terhadap stimulus
tahun. dalam bentuk nilai baik buruk, positif
Safriana (2012) mengatakan baiknya negative, menyenangkan tidak
status kesehatan apabila anak dapat menyenangkan, sebagai potensi reaksi
mengkonsumsi makanan yang sehat dan terhadap objek sikap (Azwar, 2007).
higienis. Seseorang yang memiliki Semito (2014) mengatakan bahwa
pengetahuan yang baik dalam pemilihan dengan sikap mendukung yang dimiliki anak
makanan jajanan memungkinkan anak akan mampu menerapkan hidup yang sehat
tersebut untuk lebih selektif dalam memilih dan terhindar dari berbagai penyakit yang
jajanan yang sehat. Selain itu dengan baiknya dapat ditimbulkan dari makanan jajanan yang
pengetahuan siswa/i akan membuat anak tidak higienis. Memiliki sikap yang
lebih sadar menjaga kesehatan tubuh dengan mendukung dalam pemilihan makanan
menjaga pola makan yang sehat. Dengan jajanan akan membuat status kesehatan anak
makanan jajanan yang sehat akan berdampak lebih baik dan anak tidak pernah sakit.
pada baiknya status kesehatan siswa tersebut. Sedangkan jika anak memiliki sikap yang
Siswa yang memiliki status kesehatan yang tidak mendukung maka mereka jajan
baik akan terhindar dari berbagai penyakit. disembarangan tempat, sehingga dapat
Adapun dampak mengkonsumsi jajanan yang memicu timbulnya berbagai macam penyakit
tidak sehat yaitu dapat terserang penyakit berbahaya dari makanan jajanan yang tidak
diare, mual, muntah, pusing, dan timbul sehat (Semito, 2014).
penyakit-penyakit lainnya. Penelitian sebelumnya yang
Penelitian ini sejalan dengan dilakukan oleh Purtiantini (2010) di Wilayah
penelitian yang dilakukan oleh Yulianto, dkk Kartasura tentang sikap anak mengenai
(2013) di SDN Wilayah Kelurahan Sukajaya pemilihan makanan jajanan di sekolah
Palembang dengan jumlah responden 153 menunjukkan sebanyak 35 anak (60,3%)
siswa/i yang menyatakan bahwa terdapat mempunyai sikap mendukung dalam

4
pemilihan jajanan di sekolah dan sebanyak tahun di SMPN Banda Aceh (p-value =
23 anak (39,7%) mempunyai sikap tidak 0,018).
mendukung dalam memilih makanan jajanan.
Berdasarkan hasil penelitian ini Saran untuk peneliti lebih lanjut
menunjukkan jumlah proporsi siswa/i yang dapat melakukan penelitian lebih lanjut
berperilaku baik yang mempunyai status yang berkaitan hubungan pengetahuan,
kesehatan kategori sehat lebih banyak sikap, dan perilaku jajan di sekolah
dibandingkan dengan siswa/i yang dengan status kesehatan dengan
berperilaku kurang baik (p-value 0,018). Ini karakteristik dan jumlah sampel yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang berbeda misalnya tingkat jenjang kelas
signifikan perilaku jajan dengan status yang berbeda dan lokasi yang berbeda
kesehatan anak. pula, dan perlunya penelitian untuk
Suci (2009) mengatakan perilaku mengukur status gizi sehingga
anak dalam memilih makanan yang dibelinya didapatkan hasil penelitian yang lebih
mempunyai dampak positif maupun negatif akurat untuk status kesehatan siswa/i.
bagi kesehatan anak tersebut. Dari aspek Selain itu, juga diharapkan dapat
kesehatan akan positif bila anak dapat melakukan pemeriksaan laboratorium
memilih makanan makanan jajanan yang berkaitan dengan kandungan dari
terjamin akan kebersihannya. Namun dari jajanan.Peneliti menyarankan agar tenaga
aspek negatif sendiri bila makanan jajanan keperawatan khususnya perawat
dibeli di sembarang tempat maka akan komunitas yang berinteraksi langsung
menimbulkan gangguan kesehatan. Selama dengan anak sekolah yang ada di
ini banyak makanan jajanan sekolah yang masyarakat agar dapat menerapkan ilmu
kurang terjamin kesehatannya dan berpotensi yang dimiliki untuk meningkatkan
menyebabkan berbagai dampak negatif bagi pengetahuan, sikap dan perilaku anak
status kesehatan anak. terhadap jajanan di sekolah yang baik
Penelitian sebelumnya yang bagi kesehatan mereka. Serta
dilakukan oleh Aisyah (2015), di Surakarta memberikan penyuluhan para orang tua
tentang perilaku anak yang jajan di sekolah agar dapat ikut mengawasi makanan
dengan jumlah responden 55 anak diketahui jajanan yang dikonsumsi oleh anak
bahwa perilaku jajan dalam kategori baik mereka.
sebanyak 31 anak (56,4%) dan berperilaku
kurang baik sebanyak 24 anak (43,6%). REFERENSI
Aisyah, U. N. (2015). Hubungan
KESIMPULAN pengetahuan dan sikap anak terhadap
perilaku pemilihan makanan jajanan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan yang sehat di SD Muhammadiyah 16
bahwa: Karangasem Surakarta. Diperoleh dari
http://eprints.ums.ac.id/37830/30/HALA
1. Ada hubungan pengetahuan tentang
MAN%20DEPAN.Pdf
jajanan di sekolah dengan status
kesehatan anak usia 13-14 tahun di Azwar, S. (2007). Sikap manusia teori dan
SMPN Banda Aceh (p-value = 0,001). pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
2. Ada hubungan sikap terhadap jajanan di Belajar.
sekolah dengan status kesehatan anak
BPOM RI. (2012). Jajanan anak sekolah.
usia 13-14 tahun di SMPN Banda Aceh Food Watch Sistem Keamanan Pangan
(p-value= 0,005). Terpadu, Vol 1. Diperoleh dari http:// w
3. Ada hubungan perilaku jajan di sekolah ww.pom.go.id/mobile/index.php /view/b
dengan status kesehatan anak usia 13-14 erita/146/KEAMANAN-

5
PANGANJAJANAN ANAK- 0Lakshita%20Semito%2010511244006.
SEKOLAH--PJAS-.html pdf

BPOM RI. (2014). Food safety management Suci , E. (2009). Gambaran perilaku jajan mu
disekolah. Diperoleh dari https://hfis.wo rid sekolah dasar. Jakarta. Jurnal Psikob
rdpress.com/2014/02/13/food-safety- uana, Vol: 1, No:1. Http://psikobuana.co
management-di-sekolah/ m/doc/29-38%20-%20Jajan.pdf
Direktorat Bina Gizi. (2011). Pedoman Yulianto, Khotimah, N. N,Yusuf. (2013).
keamanan pangan di sekolah dasar. Identifikasi zat pewarna pada makanan
Kementrian Kesehatan RI, Ditjen Bina jajanan, frekuensi jajan, pengetahuan
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakar gizi, dan hubungan dengan status
ta: Diperoleh dari http://gizi.depkes.go.i kesehatan dan status gizi murid sekolah
d/download/pedoman%20Gizi/Panduan dasar di Wilayah Kelurahan Sukajaya
%20keamanan%20oangan%2025%20Ja Palembang 2013. Diperoleh dari
nuari%202012.pdf http://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/o
js/index.php/joh.
Febryanto, M. A. B. (2016). Hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku Zulaekah, S. (2007). Efek supplementasi
konsumsi jajanan di Mi Sulaimaniyah besi, vitamin c dan pendidikan gizi
Jombang. Jurnal Keperawatan Muhamm terhadap perubahan kadar hemoglobin
adiyah, Vol 2, No. 1 (2). Diperoleh dari anak sekolah dasar yang anemia di
http://journal.um surabaya.ac.id/index.p Kecamatan Kartasura Kabupaten
hp/JKM/article/view/506/394 Sukoharjo. Tesis. Program Pascasarjana
Pusat Data Informasi dan Kementerian Universitas di Ponegoro. Semarang.
Kesehatan RI. (2015). Situasi pangan Diperoleh dari http://eprints.ums.ac.id/9
jajanan anak sekolah (PJAS). Pusat dan 535/2/J310080049.pdf.
Informasi Kementerian Kesehatan RI. D
iperole dari http://www.depkes.go.id/res
ources/download/pusdatin/infodatin/pjas
.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Laporan


hasil riset dasar, RIKESDAS Indonesia
Tahun 2009. Depkes, Jakarta.

Purtiantini. (2010). Hubungan pengetahuan


dan sikap mengenai pemilihan makanan
jajanan dengan perilaku anak memilih m
akanan di SDIT Muhammadiyah Al Kau
tsar Gumpang Kartasura. Diperoleh dari
http://www.respository.maranata

Safriana. (2012). Perilaku pemilihan jajanan


pada siswa sekolah dasar di SDN Garot
ke Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
Diperoleh dari http://ejournal.upi.edu/in
dex.php/JPKI/article/download/1184/82
9

Semito, M. N. L. (2014). Hubungan antara


pengetahuan, pola konsumsi jajanan dan
status gizi siswa SDN diWilayah Kabup
aten Cilacap. Diperoleh dari http://eprin
ts.uny.ac.id/30698/1/Ninal%20Natya%2

You might also like