Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
B. Tujuan Masalah
Terpenuhinya salah satu tugas dari makalah komunitas I yaitu tentang askep keluarga
dengan TBC.
C. Metodelogi Penulisan
Makalah ini terdiri dari IV BAB. BAB I PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang
masalah, tujuan penulisan dan metodelogi penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS terdiri
dari pengertian, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, manajemen medis,
pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan yang mungkin muncul dan perencanaan
keperawatan. BAB III ASKEP KELUARGA DENGAN TBC terdiri dari data Umum,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, kebiasaan hidup
sehari-hari, stress dan koping keluarga, harapan keluarga, pemeriksaan fisik, rencana asuhan
keperawatan keluarga, intervensi, dan catatan perkembangan. BAB IV Penutup yaitu
kesimpulan.
BAB II
TNJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tubeculosis.
B. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-
4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid
inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisik.
C. Patofisiologi
Port de’ entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui
udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman basil
tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan
alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar
cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan
penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-
paru, atau di bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.
Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun
tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh
makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia
akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang
biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi mcajadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya
membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur sputum: Mikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir penyakit.
2. Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).
3. Photo thorax: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas ; Pada kavitas bayangan, berupa
cincin ; Pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4. Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.
5. Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah/ LED (0-15m/jam).
6. Spirometri: penurunan fuagsi paru dengan kapasitas vital menurun.
E. Manajemen Medis
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata
rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan
obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat
Rifampisin/INH.
Strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita
harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Perjalanan Penyakit
a. Pola aktivitas dan istirahat
Klien akan merasa lemah, cepat lelah, bila aktivitas berat timbul sesak (nafas
pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.
b. Pola nutrisi
Klien akan merasa mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan, turgor kulit
jelek, dan kulit kering/bersisik.
c. Respirasi
Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada, terdengar bunyi ronkhi,
takipneu, dan sesak napas.
d. Rasa nyaman/nyeri
Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh, pernah berobat tetapi tidak
sembuh, pernah berobat tetapi tidak teratur, riwayat kontak dengan penderita
Tuberkulosis Paru, dan daya tahan tubuh yang menurun.
3. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya, berapa lama.
pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya, kapan pasien
mendapatkan pengobatan terakhir serta jenis, warna, dosis obat yang diminum.
4. Riwayat Sosial Ekonomi
- Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.
- Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas,
menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan
dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang
banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus
harapan.
5. Faktor Pendukung
- Riwayat lingkungan: Lingkungan yang kumuh, tetangga punya penyakit yang sama.
- Pola hidup : Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur,
kebersihan diri.
- Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan,
pengobatan dan perawatannya.
H. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan; Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tuberculosis paru.
a. Tujuan
1) Umum
Keluarga dapat mengenal masalah tuberculosis paru
2) Khusus
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian dari tuberculosis paru.
- Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari tuberculosis paru.
- Keluarga dapat menyebutkan penyebab tuberculosis paru.
- Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah
tuberculosis paru.
b. Intervensi
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang TB Paru
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala tuberculosis paru.
3) Jelaskan penyebab tuberculosis paru.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang, pengertian, tanda dan gejala.
penyebab serta faktor-faktor yang mernpengaruhi tuberculosis paru.
5) Motivasi keluarga unluk memiliki persepsi yang positif terhadap rnasalah
tuberculosis paru.
6) Beri reinforcement positif atas jawaban yang diberikan keluarga
c. Standar evaluasi
1) Secara verbal keluarga mampu menjelaskan pengertian
2) Secara verbal keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala
3) Secara verbal keluarga mampu menjelaskan penyebab dari TB.
I. Data Umum
1. Nama KK : Tn. S
2. Alamat : Kp. Pasir Gombong Rt/Rw 03/01, Lemah Abang
3. Komposis keluarga
No Nama JK Hub. Dengan Klg TTL/Umur Pendidikan
1 Tn. S L Ayah 70 Thn -
2 Ny. M P Istri 50 Thn -
3 Ny. S P Anak 35 Thn -
4 Tn. M L Anak 30 Thn SD
5 Ny. M P Anak 25 Thn SD
6 Tn M L Anak 23 Thn SD
7 Ny. N P Anak 21 Thn SD
8 Tn. L L Anak 19 Thn SD
4. Genogram
Ny. Tn. Tn. Ny.
B D S N
KET: : Laki-laki
: Perempuan
Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn.
Ny. Ny.
K M S P R R D M : Meninggal
M
5. Tipe Keluarga : Nuclear Family karena terdiri dari ayah, ibu dan anak.
6. Suku : Betawi
7. Agama : Islam
8. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S Bekerja sebagai kuli pada sebuah PT yang mengelola keramik berpenghsilan ±
Rp. 15.000 / hari dan Ny. M bekerja bila ada pekerjaan.
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga biasanya berkumpul pada jam 20.00 WIB untuk menonton TV bersama-
sama dan saling berbagi cerita.
Ket: = : Pintu
: Jendela
1 : Halaman
2 : R. Depan/ TV
3 : R. Tidur
4 : R. Dapur
5 : K. Mandi
2. Skoring
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif khususnya Tn. S
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat Masalah: 3/3 X 1 1 Tn. S batuk-batuk lebih dari 4 minggu
Kurang sehat
2 Kemungkinan 1/2 X 2 1 Keluarga Tn. S mengatakan ingin
Masalah dapat mengobati Tn. S namun ia lulusan SD
diubah: tidak tahu apa-apa tentang kesehatan
sebagian dan tidak bisa baca.
3 Potensi 3/3 X 1 1 Ny. M sering menyuruh suaminya
masalah dapat berobat namun Tn. S sulit untuk di
dicegah: Tinggi ajak ke PUSKESMAS
4 Menonjol 2/2 X 1 1 Batuk sudah dirasakan klien sejak
masalah: Harus lama namun belum pernah
segera diperiksakan dan berobat ke
ditangani PUSKESMAS
JUMLAH 4
b. Resiko penyebaran penyakit khususnya Tn. S
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat Masalah: 3/3 X 1 1 Tn. S masih terlihat batuk
Kurang sehat
2 Kemungkinan 1/2 X 2 1 Keluarga Tn. S mengatakan bisa
Masalah dapat melubangi rumahnya untuk ventilasi
diubah: dan tiap pagi jendela dibuka namun
Sebagian butuh biaya.
3 Potensi 2/3 X 1 2/3 Keluarga merasa senang dengan
masalah dapat kedatang perawat dan berharap bisa
diubah: cukup membantunya mengatasi penyakitnya
4 Menonjol 2/2 X 1 1 Batuk sudah dirasakan klien sejak
masalah: Harus lama namun Tn. S susah diajak
segera berobat ke PUSKESMAS.
ditangani
JUMLAH 3 2/3
TBC adalah Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis”
Menyebutkan Tanda dan Gejala: Batuk lebih dari 4 minggu, batuk darah, nyeri dada, keingat
malam hari, dll.
Cara penularan: Kuman menyebar ke udara melalui percikan dahak (droplet) pada waktu batuk
atau bersin.
Cara pencegahan: Perbaikan gizi: Memakan makanan TKTP, pengadaan rumah sehat denagn
ventilasi yang memadai, perilaku hidup bersih dan sehat: Tidak merokok, dll.
Pengobatan TBC terdiri dari 2 fase yaitu Fase intensif (2-3 bulan ) : Rifampisin, INH,
Pirazinamid, Ethambutol. Fase lanjutan (4-7 bulan) : Kanamisi, Kuinolon, Makrolide, amoxilin,
dan asam klavunalat.
Efek samping dari OAT yaitu Rifampisin : muntah, mual, diare, INH : menimbulkan anemia,
nyeri saraf, radang hati, alergi, dan demam, Pyrazinamid : muntah, mual, diare, kulit
merah,gatal, kadar asam urat meningkat, gangguan fungsi hati, Ethambutol : gangguan syaraf
mata, Streptomycine : Alergi, demam, ruam kulit, pusing, kerusakan pendengaran
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.
www.litbang.depkes.co.id
www.sinarharapan.co.id