You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-
4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid
inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisik. ( Mansjoer; 1999)
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil
mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet
infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar
kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya
dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami
penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai
kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan
pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah
peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh
terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.( Mansjoer; 1999)
Dari tahun ke tahun kejadian TBC ini selalu ada seghingga patut menjadi perhatian semua
golongan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Hal ini karena penyakit
TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan
dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC
dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,
Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.(Fitriani; 2006)
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993
menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan
menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun
2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000
penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.(Fitriani; 2006)
Orang yang terkena penyakit TBC biasanya tinggal dirumah yang pencahayaannya kurang
dan banyak menyerang kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Pengobatan terdiri dari 2 fase, yaitu : Fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7
bulan).panduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat
utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah rifampisin, INH,
pyrazinamide, streptomisin dan ethambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin,
kuinolon, makrolide, dan amoxilin+ asam klavulanat.
Selain obat diatas, ada 5 kunci utama dalam penunjang pengobatan tuberculosis, yaitu :
Komitmen politik berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan
tuberculosis, diagnosis benar dan baik, yaitu pemeriksaan dahak secara mikroskopik
langsung, obat dan distribusi yang lancar, pencatatan dan pelaporan penderita, pengawas
minum obat khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita herus minum obat setiap
hari.
Dari beberapa uraian di atas maka kami sangat tertarik untuk melakukan askep keluarga
pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita TBC.

B. Tujuan Masalah
Terpenuhinya salah satu tugas dari makalah komunitas I yaitu tentang askep keluarga
dengan TBC.

C. Metodelogi Penulisan
Makalah ini terdiri dari IV BAB. BAB I PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang
masalah, tujuan penulisan dan metodelogi penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS terdiri
dari pengertian, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, manajemen medis,
pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan yang mungkin muncul dan perencanaan
keperawatan. BAB III ASKEP KELUARGA DENGAN TBC terdiri dari data Umum,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, kebiasaan hidup
sehari-hari, stress dan koping keluarga, harapan keluarga, pemeriksaan fisik, rencana asuhan
keperawatan keluarga, intervensi, dan catatan perkembangan. BAB IV Penutup yaitu
kesimpulan.
BAB II
TNJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tubeculosis.

B. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-
4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid
inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisik.

C. Patofisiologi
Port de’ entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui
udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman basil
tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan
alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar
cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan
penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-
paru, atau di bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.
Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun
tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh
makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia
akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang
biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi mcajadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya
membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur sputum: Mikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir penyakit.
2. Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).
3. Photo thorax: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas ; Pada kavitas bayangan, berupa
cincin ; Pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4. Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.
5. Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah/ LED (0-15m/jam).
6. Spirometri: penurunan fuagsi paru dengan kapasitas vital menurun.

E. Manajemen Medis
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata
rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan
obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat
Rifampisin/INH.
Strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita
harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

F. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Perjalanan Penyakit
a. Pola aktivitas dan istirahat
Klien akan merasa lemah, cepat lelah, bila aktivitas berat timbul sesak (nafas
pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.
b. Pola nutrisi
Klien akan merasa mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan, turgor kulit
jelek, dan kulit kering/bersisik.
c. Respirasi
Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada, terdengar bunyi ronkhi,
takipneu, dan sesak napas.
d. Rasa nyaman/nyeri
Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh, pernah berobat tetapi tidak
sembuh, pernah berobat tetapi tidak teratur, riwayat kontak dengan penderita
Tuberkulosis Paru, dan daya tahan tubuh yang menurun.
3. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya, berapa lama.
pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya, kapan pasien
mendapatkan pengobatan terakhir serta jenis, warna, dosis obat yang diminum.
4. Riwayat Sosial Ekonomi
- Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.
- Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas,
menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan
dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang
banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus
harapan.
5. Faktor Pendukung
- Riwayat lingkungan: Lingkungan yang kumuh, tetangga punya penyakit yang sama.
- Pola hidup : Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur,
kebersihan diri.
- Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan,
pengobatan dan perawatannya.

G. Diagnosa yang Mungkin Muncul


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan KMK tidak merawat masalah
penyakit keluarganya.
2. Resiko tinggi infeksi penyebaran infeksi berhubungan dengan KMK memanfaatkan
yankes di sekitarnya bagi keluarga

H. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan; Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tuberculosis paru.
a. Tujuan
1) Umum
Keluarga dapat mengenal masalah tuberculosis paru
2) Khusus
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian dari tuberculosis paru.
- Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari tuberculosis paru.
- Keluarga dapat menyebutkan penyebab tuberculosis paru.
- Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah
tuberculosis paru.
b. Intervensi
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang TB Paru
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala tuberculosis paru.
3) Jelaskan penyebab tuberculosis paru.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang, pengertian, tanda dan gejala.
penyebab serta faktor-faktor yang mernpengaruhi tuberculosis paru.
5) Motivasi keluarga unluk memiliki persepsi yang positif terhadap rnasalah
tuberculosis paru.
6) Beri reinforcement positif atas jawaban yang diberikan keluarga
c. Standar evaluasi
1) Secara verbal keluarga mampu menjelaskan pengertian
2) Secara verbal keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala
3) Secara verbal keluarga mampu menjelaskan penyebab dari TB.

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah


a. Tujuan
1) Umum
Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
tuberculosis paru
2) Khusus
- Keluarga dapat merasakan masalah penyakit tuberculosis paru
- Keluarga dapat menyebutkan akibat dari penyakit tuberculosis paru.
- Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan penyakit
tuberculosis paru
b. Intervensi
- Tanyakan pada keluarga apakah merasakan adanya masalah.
- Jclaskan akibat dari penyakit tuberculosis paru.
- Motivasi keluarga untuk meniilih alternatif untuk menangani masalah
tuberculosis paru.
- Beri reinforcement atas tindakan positif.
c. Standar Evaluasi
1) Secara afektif keluarga dapat merasakan adanya masalah TB.
2) Secara afekitif keluarga dapat menggali dan memanfaatkan sumber daya dan
fasilitas yang diperlukan untuk mengatasi masalah TB.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
a. Tujuan
1) Umum
Keluarga dapat merawat anggota dengan TB Paru
2) Khusus
- Kelaurga dapat memanfaatkan yankes
- Keluarga melakukan pemeriksaan dahak dan rontgen untuk menegakkan
diagnose
- Kolaborasi pemberian OAT.
b. Intervensi
1) Kaji pengetahuan klien tentang perawatan TB Paru
2) Demontrasi batuk efektif nafas dalam
3) Demonstrasi inhalasi sederhana
4) Beri reinformance atas jawaban positif
c. Evaluasi
Secara psikomotor keluarga dapat merawat anggota keluarga yang menderita
TB.

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi infeksi penyebaran infeksi berhubungan dengan


KMK memanfaatkan yankes di sekitarnya bagi keluarga
a. Tujuan
1) Umum
Keluarga dapat memanfaatkan yankes
2) Khusus
- Keluarga dapat menyebutkan manfaat yankes.
- Keluarga dapat memanfaatkan yankes untuk mengobati anggota keluarga
dengan TB Paru
b. Intervensi
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang manfaat yankes
2) Diskusikan dengan keluarga tentan rencananya untuk memanfaatkan yankes.
3) Motivasi keluarga unluk memiliki persepsi yang positif terhadap yankes
4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang diberikan keluarga
c. Standar evaluasi
1) Secara verbal keluarga mampu menjelaskan manfaat yankes
2) Secara psikomotor keluarga pergi ke yankes untuk mengobati penyakitnya
BAB III
ASKEP KELUARGA DENGAN TBC

I. Data Umum
1. Nama KK : Tn. S
2. Alamat : Kp. Pasir Gombong Rt/Rw 03/01, Lemah Abang
3. Komposis keluarga
No Nama JK Hub. Dengan Klg TTL/Umur Pendidikan
1 Tn. S L Ayah 70 Thn -
2 Ny. M P Istri 50 Thn -
3 Ny. S P Anak 35 Thn -
4 Tn. M L Anak 30 Thn SD
5 Ny. M P Anak 25 Thn SD
6 Tn M L Anak 23 Thn SD
7 Ny. N P Anak 21 Thn SD
8 Tn. L L Anak 19 Thn SD

4. Genogram
Ny. Tn. Tn. Ny.
B D S N
KET: : Laki-laki
: Perempuan
Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn.
Ny. Ny.
K M S P R R D M : Meninggal
M

---- : Tinggal Serumah


: Keturunan
: Klien
Tn Tn. Tn.
Ny. Ny. Ny.
M. M L
S M N

5. Tipe Keluarga : Nuclear Family karena terdiri dari ayah, ibu dan anak.
6. Suku : Betawi
7. Agama : Islam
8. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S Bekerja sebagai kuli pada sebuah PT yang mengelola keramik berpenghsilan ±
Rp. 15.000 / hari dan Ny. M bekerja bila ada pekerjaan.
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga biasanya berkumpul pada jam 20.00 WIB untuk menonton TV bersama-
sama dan saling berbagi cerita.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Anak tertua dari Tn. S dan Ny. M adalah Ny. S berusia 35 tahun. Keluarga Tn. S
melepaskan anaknya untuk membina keluarga dan ikut bersama suaminya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada saat pengkajian tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. S mengalami batuk-batuk yang berkepanjangan lebih dari 4 minggu namun belum
pernah diperiksakan ke PUSKESMAS karena merasa males minum obat karena ia
memiliki persepsi bahwa mulutnya merasa tidak enak dan mengakibatkan
pendengarannya berkurang hanya baru di rontgen saja di RS. Upaya yang dilakukan
Tn. S untuk mengatasi sakitnya itu dengan meminum jamu dan beli obat warung. Tn.
S bila malam kadang-kadang berkeringat dan suka terbangun karena batuk-batuk. Tn.
S mengatakan bahwa dadanya sakit dan sering sesak nafas. Tn. S dan Ny. M
mengatakan bahwa ia tidak sekolah sehingga ia tidak tahu apa-apa tentang
kesehatannya dan tidak tahu cara merawat orang yang sakit terutama dengan masalah
TBC. Istri dan anak keluarga Tn. S tidak ada yang mengalami sakit yang serupa.
4. Riwayat kelaurga sebelumnya
Orang tua dari Tn. S dan Ny. M tidak ada yang mengalami penyakit yang bias
diturunkan seperti DM, Hipertensi dll.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (denah)

Ket: = : Pintu
: Jendela
1 : Halaman
2 : R. Depan/ TV
3 : R. Tidur
4 : R. Dapur
5 : K. Mandi

a. Sumber air minum dan air bersih


Untuk mandi dan masak keluarga menggunakan sumber air dari PDAM.
b. Jamban
Keluarga tidak memiliki jamban.
c. Penerangan
Rumah Tn. S sangat tertutup sehingga cahaya matahari sulit unuk masuk.
d. Ventilasi
Keluarga tidak memiliki ventilasi rumah hanya ada jendela kaca.
e. Pemanfaatan halaman
Halaman digunakan Tn. S untuk duduk santai dan untuk menjemur pakaian.
f. Pembuangan air
Keluarga Tn. S tidak memiliki pembuangan air khusus.
g. Pembuangan sampah
Keluarga membuang sampah ke tong sampah yang ada di depan rumahnya dan
seminggu sekali ada yang mengangkut sampahnya.
h. Sumber pencemaran
Saat pengkajian tidak ditemukan sumber pencemaran seperti limbah pabrik.
i. Bahaya kecelakaan
Rumah klien jauh dari jalan raya sehingga tidak ditemukan bahaya kecelakaan.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn. S tinggal dilingkungan yang agak kumuh dan ada beberapa warga yang
mengalami penyakit yang sama. Interaksi antar warga terjalin dengan baik namun
warga banyak yang tidak memiliki WC sehingga BAB di sembarang tempat.
3. Mobilitas geografi keluarga
Dari sejak menikah keluarga Tn. S belum pernah berpindah rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. S sering berkumpul untuk menonton TV sekitar pukul 20.00 WIB dan
kalau ada kegiatan kemasyarakatan sering ikutan kumpul seperi acara rapat warga.
5. System pendukung keluarga
a. Sarana komuniksi dan transfortasi
Keluarga Tn. S tidak memiliki Hp, telephon rumah dan sebagainya serta tidak
memiliki kendaraan bermotor.
b. Fasilits social dan kesehatan
Keluarga tidak memiliki kartu kesehatan karena kurang perhatian dari RT-nya dan
tidak tahu cara membuatnya seperti JAMKESMAS, JAMSOSTEK dan
sebagainya.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola komuniksi keluarga
a. Pengambil keputusan
Pengambilan keputusan dipegang oleh Tn. S dan jika ada masalah dibicarakan
bersama-sama.
b. Kebiasaan tidak sehat dalam keluarga
Tn. S suka merokok namun sejak batuk-batuk tidak lagi serta keluarga Tn. S suka
BAB di sembarang tempat karena tidak memiliki WC sendiri seperti di tegalan.
c. Pemanfaatan waktu senggang
Setelah pulang kerja biasanya keluarga Tn. S suka berbincang-bincang bersama.
d. Status emosi
Status emosi Tn. S stabil.
e. Konsep diri
Kelarga Tn. S mengatakan suka malu sama tetangga karena tidak bisa baca dan
tidak tahu apa-apa serta rumahnya jelek.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. S bisa saling memahami satu sama lain, saling mendukung, serta saling
memahami. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari saling
menutupi.
3. Struktur peran
Tn. S berperan selayaknya seorang ayah bekerja untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Ny. S selaku ibu merawat anak-anaknya di rumah dan kadang-kadang
jika ada pekerjaan ia bekerja untuk membantu suaminya. Anak-anak Tn. S ikut
bekerja untuk membantu orang tuanya.
4. Nilai dan norma budaya
Sesuai dengan agamanya ia mengajarkan anak-anaknya utnuk taat beribadah namun
dalam masalah kesehatan ia kurang begitu perhatian karena kurang tahu dengan
masalah kesehatan.

V. Kebiasaan Hidup Sehari-hari


1. Pola makan
Keluarga makan pagi dan sore hari dengan menu seadanya seperti tempe, dan ikan
asin.
2. Pola istirahat
Keluarga Tn S biasanya tidur sekitar pukul 22.00 - 05.00 WIB. Pada siang harinya
mereka sibuk bekerja.
3. Pola kebersihan diri
Kelaurga mandi sehari 2 kali dengan menggunakan sabun mandi. Tn. S suka keramas
tiap hari karena ia merasa selesai bekerja kepalanya jadi kotor.
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Ny. M mengatakan sangat ingin membawa suaminya ke PUSKESMAS untuk
mengobati batuk suaminya namun suaminya sulit untuk di ajak ke PUSKESMAS
sehingga ia sangat kerepotan dengan masalah penyakit suaminya..
2. Stressor jangka panjang
Keluarga Tn. S mengatakan ingin punya rumah yang baik dan layak dengan kamar
tidur dan dapur terpisah.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama-sama.
4. Strategi koping yang digunakan
Kelaurga Tn. S mengatakan dalam memecahkan masalah mereka saling menghargi
masukan dari setiap anggota keluarga samapi masalah itu dapat dipecahkan.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak ada cara-cara keluarga dalam mengatasi masalah secara
mal adaptf.

VII. Harapan Keluarga


Keluarga mengatakan sangat senang dengan kedatangan perawat dan berharap bisa
membantu dalam mengatasi masalah penyakit Tn. S supaya kesehatan keluarga menjadi
lebih baik khususnya Tn. S.
VIII. Pemeriksaan Fisik

N Pemfis Tn. S Ny. M Tn. M Ny. M Tn. J


o
1 Keadaan CM, bersih CM, bersih CM, bersih CM, bersih CM, bersih
umum
2 TTV TD: 150/80 mmHg TD: 130/70 mmHg TD: 100/70 mmHg TD: 110/80 mmHg TD: 90/60 mmHg
N: 82 x/mnt N: 73 x/mnt N: 67 x/mnt N: 72 x/mnt N: 75 x/mnt
S:363 0C S:363 0C S:365 0C S:361 0C S:3659 0C
RR: 21 x/mnt RR: 18 x/mnt RR: 22 x/mnt RR: 20 x/mnt RR: 19 x/mnt
3 Sistem Dada simetris, ronchi di Dada simetris, tida Dada simetris, tida Dada simetris, tida Dada simetris,
Pernafasan lobus kanan, taktil ada luka suara paru ada luka suara paru ada luka suara paru tida ada luka
premitus kuat, tidak ada vesikuler. vesikuler. vesikuler. suara paru
alat bantu pernafasan, vesikuler.
nafas cuping hidung,
4 Sistem Perut simetris, tidak ada Perut simetris, Perut simetris, Perut simetris, Perut simetris,
Pencernaan luka, bising usung ± 3/ tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka,
mnt bising usung ± 5/ bising usung ± 4/ bising usung ± 4/ bising usung ± 3/
mnt mnt mnt mnt
5 Sistem Mata simetris, fungsi Mata simetris, Mata simetris, Mata simetris, Mata simetris,
Penglihatan penglihatan normal, fungsi penglihatan fungsi penglihatan fungsi penglihatan fungsi
pupil bereaksi terhadap normal, pupil normal, pupil normal, pupil penglihatan
cahaya bereaksi terhadap bereaksi terhadap bereaksi terhadap normal, pupil
cahaya cahaya cahaya bereaksi terhadap
cahaya
6 Sistem Telinga simetris, bersih, Telinga simetris, Telinga simetris, Telinga simetris, Telinga simetris,
Pendengara fungsi pendengaran bersih, fungsi bersih, fungsi bersih, fungsi bersih, fungsi
n normal pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
normal normal normal normal
7 Sistem Dada simetris, Vena Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris,
Kardiovask jugularis teraba, suara Vena jugularis Vena jugularis Vena jugularis Vena jugularis
uler jantung normal teraba, suara teraba, suara teraba, suara teraba, suara
jantung normal jantung normal jantung normal jantung normal
8 Sistem Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada
Perkemihan pada ginjal, tidak ada pada ginjal, tidak pada ginjal, tidak pada ginjal, tidak kelainan pada
distensi abdomen. ada distensi ada distensi ada distensi ginjal, tidak ada
abdomen abdomen abdomen distensi abdomen
9 Sistem Bersih, tidak ada luka Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Ekstremitas luka luka luka luka
IX. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Analisa data
No DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
1 DS: - Tn. S mengatakan masih sering Bersihan jalan KMK merawat
batuk tapi jarang tidak efektif anggota
- Tn. S mengatakan lulusan SD dan khususnya Tn. keluarga yang
tidak tahu apa-apa tentang penyakit S sakit
- Ny. M mengatakan sering khususnya Tn.
menyaruh berobat Tn.S S
- Keluarga Tn. S mengatakan tidak
tahu cara merawat Tn. S

DO: - Tn. S terlihat batuk-batuk


- TD: 150/80 mmHg, N: 82 x/mnt,
S:363 0C , RR: 21 x/mnt
- Tn. S sering berkeringat malam
- Rumah klien tidak ada ventilasi dan
kurang pencahayaan
- Tn. S dan Ny. M tidak sekolah dan
tidak bisa baca
- Terdapat ronchi di lobus kanan atas
2 DS: - Tn. S mengatakan batuk bertambah Resiko KMK
berat pada malam hari dan jika penyebaran memanfaatkan
kedinginan. penyakit yankes di
- Ny. M mengatakan suaminya susah khususnya Tn. sekitarnya
diajak berobat ke PUSKESMAS S bagi keluarga
- Tn. S mengatakan belum pernah
Berobat ke PUSKESMAS
- Tn. S mengatakan dadanya sakit
DO: - Keluarga Tn. S terlihat senang
dengan kedatangan perawat
- Keluarga Tn. S berharap bisa
membantu mengatsi masalah
kesehatannya khususnya Tn. S
- Ny. M menunjukkan tempat
dahak yang masih kosong

2. Skoring
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif khususnya Tn. S
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat Masalah: 3/3 X 1 1 Tn. S batuk-batuk lebih dari 4 minggu
Kurang sehat
2 Kemungkinan 1/2 X 2 1 Keluarga Tn. S mengatakan ingin
Masalah dapat mengobati Tn. S namun ia lulusan SD
diubah: tidak tahu apa-apa tentang kesehatan
sebagian dan tidak bisa baca.
3 Potensi 3/3 X 1 1 Ny. M sering menyuruh suaminya
masalah dapat berobat namun Tn. S sulit untuk di
dicegah: Tinggi ajak ke PUSKESMAS
4 Menonjol 2/2 X 1 1 Batuk sudah dirasakan klien sejak
masalah: Harus lama namun belum pernah
segera diperiksakan dan berobat ke
ditangani PUSKESMAS
JUMLAH 4
b. Resiko penyebaran penyakit khususnya Tn. S
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat Masalah: 3/3 X 1 1 Tn. S masih terlihat batuk
Kurang sehat
2 Kemungkinan 1/2 X 2 1 Keluarga Tn. S mengatakan bisa
Masalah dapat melubangi rumahnya untuk ventilasi
diubah: dan tiap pagi jendela dibuka namun
Sebagian butuh biaya.
3 Potensi 2/3 X 1 2/3 Keluarga merasa senang dengan
masalah dapat kedatang perawat dan berharap bisa
diubah: cukup membantunya mengatasi penyakitnya
4 Menonjol 2/2 X 1 1 Batuk sudah dirasakan klien sejak
masalah: Harus lama namun Tn. S susah diajak
segera berobat ke PUSKESMAS.
ditangani
JUMLAH 3 2/3

3. Prioritas diagnosa keperawatan


a. Bersihan jalan tidak efektif khususnya Tn. S b/d KMK merawat anggota keluarga
yang sakit khususnya Tn. S
b. Resiko penyebaran penyakit khususnya Tn. S KMK memanfaatkan yankes di
sekitarnya bagi keluarga
X. Intervensi
No Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan
Dx TUM TUK Kriteria Standar
1 Setelah Setelah dilakukan
dilakukan kunjungan 2 x 60
kunjungan 2 mnt keluarga Tn. S
kali tahu tahu tentang
tentang penyakitnya
penyakitnya dengan Tupen I
mengenal TBC:
1.1 Tahu Respon  Menyebutkan pengertian: “Penyakit 1.1.1 Jelaskan pada keluarga pengertain
pengertian TBC Verbal infeksi menular yang disebabkan oleh TBC
Mycobacterium tuberculosis” 1.1.2 Tanyakan kembali pengertian TBC
1.1.3 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
1.2 Tahu tanda & Respon  Menyebutkan Tanda dan Gejala: 1.2.1 Jelaskan pada keluarga tanda &
gejala TBC Verbal - Batuk lebih dari 4 minggu gejala TBC
- Batuk darah 1.2.2 Tanyakan kembali tanda & gejala
- Nyeri dada TBC
- Keingat malam hari 1.2.3 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
1.3 Tahu cara Respon  Menyebutkan cara penularan: 1.3.1 Jelaskan pada keluarga cara
penularan TBC Verbal Kuman menyebar ke udara melalui penularan TBC
percikan dahak (droplet) pada waktu 1.3.2 Tanyakan kembali cara penularan
batuk atau bersin. TBC
1.3.3 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
1.4 Tahu cara Respon Menyebutkan cara pencegahan: 1.4.1 Jelaskan pada keluarga cara
pencegahan Verbal - Perbaikan gizi: Memakan makanan pencegahan TBC
TBC TKTP 1.4.2 Tanyakan kembali cara
- Pengadaan rumah sehat denagn pencegahan TBC
ventilasi yang memadai 1.4.3 Berikan reinforcement atas
- Perilaku hidup bersih dan sehat: Tidak jawaban tepat
merokok
1.5 Identifikasi Respon - Tn. S mengalami TBC 1.5.1 Bantu keluarga bandingkan apa
masalah TBC Verbal yang telah dijelaskan pada Tn. S
pada keluarga 1.5.2 Motivasi keluarga untuk
identifikasi masalah
1.5.3 Bantu keluarga menyimpulkan
masalah
1.5.4 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
Setelah Setelah dilakukan
dilakukan kunjungan 2 x 60
kunjungan 2 mnt keluarga Tn. S
kali dapat tahu tentang
memutuskan penyakitnya
untuk dengan Tupen II
mengobati memutuskan
penyakitnya mengobati Tn. S:
1.1 Menyebutkan Respon - Menyebutkan akibat tidak diobati: 1.1.1 Jelaskan pada keluarga akibat
akibat lanjut Verbal Sakitnya tidak sembuh-sembuh dan lanjut tidak berobat
tidak berobat bisa menularkan pada anggota keluarga 1.1.2 Tanyakan kembali akibat lanjut
yang lain. tidak berobat
1.1.3 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
1.2 Tahu jenis OAT Respon - Fase intensif (2-3 bulan ) : Rifampisin, 1.2.1 Jelaskan pada keluarga jenis OAT
Verbal INH, Pirazinamid, Ethambutol 1.2.2 Tanyakan kembali jenis OAT
- Fase lanjutan (4-7 bulan) : Kanamisi, 1.2.3 Berikan reinforcement atas
Kuinolon, Makrolide, amoxilin, dan jawaban tepat
asam klavunalat.
1.3 Tahu efek Respon - Rifampisin : muntah, mual, diare, 1.3.1 Jelaskan pada keluarga efek
samping OAT Verbal - INH : menimbulkan anemia, samping OAT
nyeri saraf, radang hati, alergi, dan 1.3.2 Tanyakan kembali efek samping
demam OAT
- Pyrazinamid : muntah, mual, 1.3.3 Berikan reinforcement atas
diare, kulit merah,gatal, kadar asam jawaban tepat
urat meningkat, gangguan fungsi hati.
- Ethambutol : gangguan syaraf mata
- Streptomycine : Alergi, demam,
ruam kulit, pusing, kerusakan
pendengaran
1.4 Memutuskan Respon - Kelaurga Tn. S mengatakan akan 1.4.1 Diskusikan kembali dengan
untuk berobat Verbal mengobati penyakitnya Tn. S. keluarga tentang keinginannya
untuk berobat
1.4.2 Beri reinforcement positif atas
keputusannya
Setelah Setelah dilakukan
dilakukan kunjungan 2 x 60
kunjungan 2 mnt keluarga Tn. S
kali tahu cara tahu tentang
merawat penyakitnya
TBC dengan Tupen III
merawat Tn. S:
1.1 Melakukan Psikom - Keluarga Tn. S mendemonstrasikan 1.1.1 Ajarkan keluarga batuk efektif
batuk efektif otor batuk efektif nafas dalam: Tarik nafas nafas dalam
nafas dalam melalui hidung 3x dan 1.1.2 Beri kesempatan keluarga untuk
mengeluarkannya melalui mulut seperti melakukan batuk efektif nafas
bersiul. Traik nafas lagi lalu tahan dan dalam
batukkan. Dahak di buang ke tempat 1.1.3 Beri reinforcement positif atas
yang telah disediakan. usaha keluarga
1.2 Membuat obat Psioko - Keluarga Tn. S mendemonstrasikan 1.1.4 Pastikan keluarga akan
tradisonal sesak motor obat tradisional sesak nafas: Air hangat melakukannya
nafas dalam baskom diberi balsem lalu 1.2.1 Ajarkan keluarga cara inhalasi
menghirupnya. sederhana
1.2.2 Beri kesempatan keluarga untuk
melakukan inhalasi sederhana
1.2.3 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga
1.2.4 Pastikan keluarga akan
melakukannya
4 Setelah Setelah dilakukan
dilakukan kunjungan 2 x 60
kunjungan 2 mnt keluarga Tn. S
kali dapat mampu
memanfaatka memanfaatkan
n yankes di yankes di
sekitarnya sekitarnya dengan
bagi keluarga KH:
1.1 Keluarga Tn. S Respon - Menyebutkan manfaat yankes: “Tempat 1.1.1 Jelaskan pada keluarga manfaat
tahu manfaat Verbal untuk berobat” yankes
yankes 1.1.2 Tanyakan kembali manfaat yankes
1.1.3 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
1.2 Keluarga Tn. S Respon - Menyebutkan tempat-tempat yankes: 1.2.1 Jelaskan pada keluarga tempat-
tahu tempat- Verbal “RS, Puskesmas, klinik” tempat yankes
tempat yankes 1.2.2 Tanyakan kembali tempat-tempat
yankes
1.2.3 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
1.3 Keluarga Tn. S Respon - Menyebutkan akibat tidak 1.3.1 Jelaskan pada keluarga akibat tidak
tahu akibat Verbal memeriksakan dan mengobati Tn. S: memeriksakan dan mengobati Tn.
tidak “Sakitnya tidak sembuh dan bisa S
memeriksakan menularkan pada orang lain” 1.3.2 Tanyakan kembali akibat tidak
Tn. S dan memeriksakan dan mengobati Tn.
mengobatiny S
1.3.3 Berikan reinforcement atas
jawaban tepat
1.4 Memanfaatkan Psikom - Keluarga membawa Tn. S ke 1.4.1 Diskusikan kembali dengan
yankes otor PUSKESMAS keluarga tentang keinginannya
memanfaatkan yankes
1.4.2 Berikan reinforcement
XI. Catatan perkembangan
No Tgl/ Waktu IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Sabtu, 21- - Mengkaji tingkat S:
11-2009 pengetahuan keluarga  Keluarga “TBC adalah penyakit
Pukul 18.30 - Menjelaskan yang disebabkan oleh bakteri
WIB pengertian TBC, mycobacterium tuberkulosis”
DX1 tanda dan gejala, cara  Keluarga menyebutkan Tanda
TUPEN I penularan dan cara dan Gejala: Batuk lebih dari 4
mengenal pencegahan. minggu, batuk darah, nyeri dada,
masalah - Memotivasi keluarga keringat malam”
untuk mengenal  Keluarga menyebutkan cara
masalah penularan: Kuman menyebar ke
- Evaluasi hasil diskusi udara melalui percikan dahak
- Beri reinforcement (droplet) pada waktu batuk atau
bersin.”
 Keluarga menyebutkan cara
pencegahan: Perbaikan gizi:
Memakan makanan TKTP,
pengadaan rumah sehat denagn
ventilasi yang memadai, perilaku
hidup bersih dan sehat: Tidak
merokok
 Keluarga “Tn. S mengalami TBC”
O:
 Keluarga Tn. S kooperatif
 Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan
 Keluarga menjawab pertanyaan
A: Masalah tidak mengenal teratasi
P: Intervensi dilanjutkan tupen II
Sabtu, 21- - Kaji tingkat S:
11-2009 pengambilan  Keluarga Tn. S Menyebutkan
Pukul 18.30 keputusan klien akibat tidak diobati: Sakitnya
WIB - Menjelaskan akibat tidak sembuh-sembuh dan bisa
DX1 tidak berobat, jenias menularkan pada anggota
TUPEN II OAT, dan efek keluarga yang lain.
mengambil samping obat.  Keluarga mengatakan fase
keputusan - Memotivasi keluarga intensif (2-3 bulan ) : Rifampisin,
untuk mengambil INH, Pirazinamid, Ethambutol.
keputusan Fase lanjutan (4-7 bulan) :
- Evaluasi hasil diskusi Kanamisi, Kuinolon, Makrolide,
- Beri reinforcement amoxilin, dan asam klavunalat.
 Keluarga mengatakan efek
samping Rifampisin : muntah,
mual, diare. INH :
menimbulkan anemia, nyeri saraf,
radang hati, alergi, dan demam.
Pyrazinamid : muntah, mual,
diare, kulit merah,gatal, kadar
asam urat meningkat, gangguan
fungsi hati. Ethambutol :
gangguan syaraf mata.
Streptomycine : Alergi,
demam, ruam kulit, pusing,
kerusakan pendengaran
 Kelaurga Tn. S mengatakan akan
mengobati penyakitnya Tn. S.
O:
 Keluarga Tn. S kooperatif
 Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan
 Keluarga menjawab pertanyaan
A: Masalah menganbil keputusan teratasi
P: Intervensi dilanjutkan tupen III
Sabtu, 21- - Kaji tingkat S:
11-2009 perawatan keluarga  Keluarga Tn. S mengatakan cara
Pukul 18.30 - Mendemonstrasikan batuk efektif nafas dalam: Tarik
WIB batuk efektif nafas nafas melalui hidung 3x dan
DX1 dalam dan inhalasi mengeluarkannya melalui mulut
TUPEN III sederhana seperti bersiul. Traik nafas lagi
merawat - Memotivasi keluarga lalu tahan dan batukkan. Dahak di
Tn. S untuk merwat Tn. S buang ke tempat yang telah
- Evaluasi hasil disediakan.
intervensi  Keluarga Tn. S mengatakan cara
- Beri reinforcement obat tradisional sesak nafas: Air
hangat dalam baskom diberi
balsem lalu menghirupnya.
O:
 Keluarga Tn. S
mendemonstrasikan batuk efektif
nafas dalam.
 Keluarga Tn. S
mendemonstrasikan inhalasi
sederhana
A: Masalah merawat teratasi
P: Lanjut diagnosa II
2 Sabtu, 21- - Kaji tingkat S:
11-2009 pemanfaatan keluarga  Keluarga Tn. S “ Yankes adalah
Pukul 18.30 terhadap yankes tempat untuk berobat”
WIB - Jelaskan manfaat  Keluarga Tn. S “RS,
DXII yankes PUSKESMAS, klinik.”
TUPEN - Jelaskan tempat-  Menyebutkan akibat tidak
memanfaatk tempat yankes memeriksakan dan mengobati Tn.
an fasilitas - Motivasi keluarga S: “Sakitnya tidak sembuh dan
yankes bawa Tn. S ke bisa menularkan pada orang lain”
PUSKESMAS O:
- Evaluasi hasil - Keluarga Tn. S terlihat antusias untuk
intervensi mengobati Tn. S ke PUSKESMAS
- Beri reinforcement - Keluarga Tn. S terlihat senang dengan
kedatangan perawat
A: Masalah memanfaatkan yankes
teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

TBC adalah Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis”
Menyebutkan Tanda dan Gejala: Batuk lebih dari 4 minggu, batuk darah, nyeri dada, keingat
malam hari, dll.
Cara penularan: Kuman menyebar ke udara melalui percikan dahak (droplet) pada waktu batuk
atau bersin.
Cara pencegahan: Perbaikan gizi: Memakan makanan TKTP, pengadaan rumah sehat denagn
ventilasi yang memadai, perilaku hidup bersih dan sehat: Tidak merokok, dll.
Pengobatan TBC terdiri dari 2 fase yaitu Fase intensif (2-3 bulan ) : Rifampisin, INH,
Pirazinamid, Ethambutol. Fase lanjutan (4-7 bulan) : Kanamisi, Kuinolon, Makrolide, amoxilin,
dan asam klavunalat.
Efek samping dari OAT yaitu Rifampisin : muntah, mual, diare, INH : menimbulkan anemia,
nyeri saraf, radang hati, alergi, dan demam, Pyrazinamid : muntah, mual, diare, kulit
merah,gatal, kadar asam urat meningkat, gangguan fungsi hati, Ethambutol : gangguan syaraf
mata, Streptomycine : Alergi, demam, ruam kulit, pusing, kerusakan pendengaran
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta: EGC

Doengoes, (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.

www.litbang.depkes.co.id

www.sinarharapan.co.id

You might also like