You are on page 1of 9

TELAAH KASUS

PERAWATAN SALURAN AKAR PADA GIGI 21


NEKROSIS PULPA DISERTAI PERIODONTITIS
APIKALIS ASIMTOMATIK

Oleh :
Rezy Kurnia
No. BP : 1210342029

Pembimbing :
drg. Reni Nofika, Sp.KG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018

1
Nama : Rezy Kurnia
BP : 1210342029
Preseptor : drg. Reni Nofika, Sp.KG
Tanda tangan :

A. Data Perorangan
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 25 Tahun
No. Rekam Medis : 8024
Elemen Gigi : 21

B. Pemeriksaan Subjektif
Chief Complain
Pasien datang dengan keluhan gigi depan rahang atas berubah warna sehingga merasa
tidak percaya diri dan ingin dirawat.
Present Illness
Pasien menyadari gigi tersebut berubah warna sudah sejak 3 tahun yang lalu. Gigi
tersebut pernah terbentur akibat kecelakaan, tidak terasa sakit, tidak ada riwayat sakit
spontan, dan tidak ngilu saat makan atau minum
Past Dental History
Pasien pernah datang ke klinik gigi Unand 2 tahun yang lalu untuk membuat gigi
tiruan jembatan (cantilever bridge) pada gigi depan atas sebelah kanan. Pasien
menyikat gigi 2 kali sehari pada waktu pagi dan malam hari
Past Medical History
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak ada alergi obat. Tidak pernah
mengkonsumsi obat dalam jangka waktu panjang.
Family History
Ayah pasien dicurigai tidak menderita penyakit sistemik, ibu pasien dicurigai tidak
menderita penyakit sistemik.

C. Odontogram

2
Gambar 1. Odontogram
Keterangan odontogram :
: Missing
: Karies
: Restorasi komposit
: Gigi non vital

D. Pemeriksaan Objektif
Tidak terdapat karies dan terlihat diskolorasi pada gigi 21.
Palpasi (-)
Sondasi (-)
Tekan (-)
Mobility (-)
Perkusi (-)
Termal (-)

E. Pemeriksaan Radiografis

Gambar 2. Radiograf periapical gigi 21 sebelum perawatan.

Pada gambaran radiograf terlihat akar lurus, apeks tertutup dan mudah diakses.
Terjadi pelebaran ligamen periodontal serta lamina dura terlihat putus-putus
menandakan terdapat lesi inflamasi periapikal.

F. Gambaran Klinis

3
A B
Gambar 3. A. Foto oklusi gigi dari arah depan, B. Foto palatal gigi 21

G. Temuan Masalah
Pada kasus ini diketahui bahwa kelainan pulpa dan periapikal disebabkan oleh
trauma jatuh. Trauma yang terjadi beberapa tahun lalu menyebabkan suplai aliran
darah ke pulpa terganggu. Trauma dapat menyebabkan obstruksi pembuluh darah
utama pada apeks dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah
kapiler pada pulpa. Dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa ini diikuti dengan
degenerasi kapiler dan kemudian terjadi edema pulpa. Karena kekurangan sirkulasi
kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi iskemia infark sebagian atau total pada pulpa
dan menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah. Hal ini memungkinkan
bakteri untuk penetrasi sampai ke pembuluh darah kecil pada apeks. Proses tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis pulpa.
Pada kasus ini, juga terjadi diskolorasi gigi. Diskolorasi terjadi karena nekrosis
pulpa atau karena trauma pada gigi saat pasien jatuh. Trauma menyebabkan pembuluh
darah pada pulpa terputus dan terjadi perdarahan, serta lisisnya eritrosit. Pendarahan
pulpa menghasilkan diskolorasi keabu-abuan. Produk disintegrasi darah berupa besi-
sulfida memasuki tubulus dan mewarnai sekeliling dentin sehingga warna gigi
menjadi lebih gelap dari warna gigi normal.

H. Diagnosis
Nekrosis pulpa disertai periodontitis apikalis asimtomatik

I. Rencana Perawatan
1. Dental Health Education (DHE)
2. Perawatan saluran akar gigi 21
3. Restorasi akhir berupa crown pada gigi 21

J. Prognosis
Dari pemeriksaan subjektif, objektif dan radiografis yang dilakukan, disimpulkan
bahwa prognosa baik karena :
4
1. Masih banyak struktur gigi yang tersisa sehingga masih dapat dilakukan
restorasi akhir
2. Pasien kooperatif
3. Akar lurus
4. Jaringan periodontal normal, tidak terdapat abses, fistula dan inflamasi

K. Alat dan Bahan


Alat :
 Diagnostic set
 Round diamond bur
 Cylindrical diamond bur
 Jarum Miller (smooth broach)
 Jarum Ekstirpasi (barbed broach)
 K-File
 Spuit untuk irigasi
 Lentulo
 Root canal spreader
 Root canal plugger
 Lampu Spiritus
 Glass Lab
 Instrumen Plastis
 Sonde berkait
Bahan :
 Cotton roll
 Cotton pellet
 Kapas
 Alkohol
 NaOCl 1,05 %
 Aquades
 Paper point
 Caviton

5
 Gutta percha
 Endomethasone (sealer)
 Eugenol
 GIC lining
 Kalsium Hidroksida

L. Tahap Pekerjaan
Kunjungan I
1. Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral, radiografi, diagnosis,
penentuan rencana perawatan.
2. Rontgen foto
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang
kerja.
Panjang gigi sebenarnya = a x b
c
keterangan : a= panjang gigi pada rontgen foto (26 mm)
b= panjang mahkota klinis (10 mm)
c= panjang mahkota pada rontgen foto (12 mm)

Panjang gigi : 26 mm x 10 mm
12 mm
Panjang kerja = panjang gigi – 1mm
22 mm – 1mm
21 mm

Kunjungan II
1. Preparasi kamar pulpa
a. Outline form, akses preparasi dari palatal dengan menggunakan round diamond
bur.
b. Buang atap kamar pulpa dengan round diamond bur
c. Haluskan dinding kamar pulpa dengan cylindrical diamond bur.
d. Membuang isi kamar pulpa dengan menggenangi NaOCL 1,05%.
e. Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach).
f. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 1,05 % dan aquades secara bergantian.
Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan.
g. Preparasi kamar pulpa selesai.

6
2. Preparasi Saluran Akar dengan teknik step back
a. Preparasi apikal
 Genangi NaOCL pada saluran akar 5-10 menit untuk melarutkan jaringan
pulpa dari saluran akar sehingga mudah dipreparasi
 Tentukan Initial Apical File (IAF), yaitu nomor file yang pertama kali bisa
masuk sepanjang panjang kerja di saluran akar .
 Perbesar bagian apikal dengan gerakan memutar searah jarum jam,
kemudian dengan arah berlawanan ditarik keluar. Preparasi apikal dilakukan
minimal 3 nomor lebih besar dari IAF (misal : IAF nomor 15, perbesar
dengan file nomor 20, 25 dan 30) dan sampai white dentin
 Ukuran file yang terakhir digunakan pada preparasi apikal disebut MAF
(Master Apical File). Ukuran MAF akan sama dengan MAC (Master Apical
Cone = cone gutta percha utama)
 Lakukan rekapitulasi panjang kerja secara bertahap dengan nomor file
sebelumnya sesuai panjang kerja
 Lakukan irigasi setiap penggantian ukuran file
b. Preparasi badan saluran akar
 Preparasi saluran akar dimulai dengan file 1 ukuran lebih besar dari MAF
dan panjang kerja dikurangi 1 mm dari panjang kerja
 Lakukan preparasi dengan gerakan yang sama menggunakan file sampai file
terasa longgar
 Lakukan rekapitulasi dengan ukuran MAF sesuai dengan panjang kerja,
 Ganti file dengan ukuran 1 nomor lebih besar dan panjang kerja dikurangi 1
mm
 Setiap pergantian file dilakukan irigasi dan rekapitulasi dengan menggunakan
file ukuran MAF atau 1 nomor lebih kecil di sepanjang panjang kerja
 Preparasi saluran akar minimal hingga 3 nomor lebih besar dari MAF dan
sampai white dentin.
 Haluskan dinding saluran akar dengan file MAF dengan gerakan
circumferential filling sepanjang panjang kerja.

7
3. Sterilisasi saluran akar dan aplikasi bahan medikamen
a. Keringkan saluran akar dengan paper point.
b. Aplikasikan kalsium hidroksida ke dalam saluran akar dengan alat yang telah
disediakan
c. Letakkan cotton pellet kering di atas nya.
d. Tutup dengan tambalan sementara
e. Cek oklusi

Kunjungan ke III
1. Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi, dan tekan.
Jika masih ada keluhan, lakukan kembali penggantian kalsium hidroksida.
Jika tidak ada keluhan, maka dapat dilanjutkan melakukan trial
2. Bongkar tambalan sementara.
3. Keluarkan cotton pellet
4. Pengambilan pasta kalsium hidroksida dengan melakukan irigasi pada saluran
akar dengan NaOCl 1,05 % dan aquades hingga saluran akar bersih.
5. Keringkan saluran akar dengan paper point.
6. Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar sesuai dengan ukuran MAC.
7. Masukkan 1 gutta percha sesuai ukuran MAC ke dalam saluran akar sampai
panjang kerja kemudian dipotong
8. Tutup dengan cotton pellet dan tambalan sementara
9. Lakukan foto rontgen trial

Kunjungan IV
1. Lihat hasil rontgen trial lihat apakah terjadi overfilling atau under filling
2. Jika hasil foto trial menunjukkan panjang cone sesuai dengan panjang saluran
akar tanpa overfilling atau under filling, lakukan pengisian saluran akar.
3. Jika hasil foto trial menunjukkan adanya overfilling tarik lagi MAC atau ganti
MAC sehingga didapatkan retensi apikal. Jika under filling masukkan kembali
MAC atau ulangi preparasi saluran akar.
4. Bongkar tambalan sementara
5. Keluarkan cotton pellet

8
6. Keluarkan cone dari saluran akar
7. Irigasi saluran akar dengan NaOCl dan aquades
8. Keringkan saluran akar dengan paper point. Lakukan berulang kali sampai
saluran akar kering.
9. Sterilisasi gutta percha dengan merendam dalam NaOCl selama 1 menit dan bilas
dengan alkohol.
10. Gunakan gutta percha sesuai ukuran MAC.
11. Tentukan ukuran spreader yang akan digunakan.
12. Siapkan sealer kemudian masukkan ke dalam saluran akar dengan lentulo untuk
melapisi dinding saluran akar.
13. Masukkan gutta percha yang telah dilapisi sealer ke dalam saluran akar.
14. Gunakan spreader untuk memadatkan gutta percha ke samping. Ruang yang
tersisa diisi dengan gutta percha tambahan sesuai dengan ukuran spreader dengan
panjang 1 atau 2 mm lebih pendek dari panjang kerja. Lakukan sampai saluran
akar terisi penuh. Teknik pengisian saluran akar ini disebut dengan Lateral
Condensation Technique
15. Potong gutta percha sampai 2 mm di bawah orifis dengan instrumen panas dan
padatkan dengan root canal plugger. Kamar pulpa harus bersih dari gutta percha
supaya tidak terjadi perubahan warna.
16. Tutup dengan GIC lining, kemudian tutup dengan caviton
17. Lakukan rontgen foto untuk melihat kehermetisan hasil obturasi

Kunjungan V
1. Kontrol pasca obturasi setelah 2 minggu
2. Foto rontgen kontrol obturasi
3. Jika dari hasil obturasi sudah hermetis, lalu tanyakan apakah ada keluhan pasien
dan lakukan tes perkusi dan palpasi
4. Jika semua pemerikasaan tidak menunjukkan keadaan patologis, dapat dilakukan
restorasi pasca endo berupa crown

You might also like