Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
baku untuk diagnosis vaskulitis kulit, dimana gambaran biopsi ini memiliki
korelasi dengan manifestasi klinis yang dapat berupa urtikaria, eritema infiltratif,
ptekiae, purpura, papula purpurik, vesikel atau bula hemoragik, nodul, livedo
racemosa, ulkus yang dalam dan gangren. Pentingnya pemeriksaan histopatologi
disertai dengan pemeriksaan Direct Immunofluorescence (DIF) dan penemuan
klinis dapat menegakkan diagnosis yang lebih tepat dan akurat dari sindroma
vaskulitis baik local.1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Rata-rata 14 kasus per 100.000 anak usia sekolah prevalensi tertinggi pada
usia 2-11 tahun; 27% kasus ditemukan pada dewasa, jarang ditemukan pada bayi.
Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan (rasio 2 :1).2
2.3 ETIOLOGI
3
Diduga beberapa faktor memegang peranan, antara lain faktor genetik,
infeksi traktus respiratorius bagian atas, makanan, imunisasi (vaksin
varisela, rubella, rubeola, hepatitis A dan B) dan obat-obatan (ampisilin,
eritromisin, kina). Infeksi bisa berasal dari bakteri (spesies Haemophilus,
Mycoplasma, Parainfluenza, Legionella, Yersinia, Salmonella dan
Shigella) ataupun virus (adenovirus, varisela). Vaskulitis juga dapat
berkembang setelah terapi antireumatik, termasuk penggunaan metroteksat
dan agen anti TNF (Tumor Necrosis Factor).
Penyebab virus : Mononucleosis , Group A streptococcal infection (most
common), Hepatitis, Mycoplasma, EBV, Varicella-zoster viral, Parvovirus
B19, Campylobacter enteritis , Hepatitis C–related liver cirrhosisSubacute
bacterial endocarditis , Yersinia, Shigellosis, Salmonellosis.3
2.4 PATOFISIOLOGI
4
Terdapat empat hipotesa mengenai mekanisme patogenik yang dapat
terjadi melalui infeksi. Hipotesis pertama adalah molecular mimicry, sebagai
contoh: mikroba dan pembuluh darah kecil pejamu memiliki epitop yang sama.
Bersamaan dengan invasi patogen tersebut, respons imunitas seluler dan humoral
akan teraktivasi dan terjadi reaksi silang dengan pembuluh darah.
Hipotesis ketiga adalah bila mikroba yang sangat invasif secara langsung
berinteraksi dengan protein pembuluh darah, maka akan terbentuk suatu antigen
yang baru (neo-antigen) yang kemudian akan mengaktivasi suatu reaksi imun.
Dan yang keempat yaitu hipotesis superantigen, dimana pada beberapa bakteri
seperti Streptococcus dan virus dapat menjadi suatu superantigen. Tanpa adanya
suatu proses dan presentasi suatu sel penyaji antigen, suatu superantigen akan
langsung berinteraksi dan mengaktifkan sel-T. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
tidak ada mikroba khusus yang menyebabkan HNP.
5
Terjadinya suatu reaksi kompleks imun pada HSP ini kurang lebih sama
dengan reaksi kompleks imun yang terjadi pada reaksi Arthus, suatu reaksi
hipersensitivitas tipe III menurut Coombs and Gell. Suatu kompleks imun yang
menyebabkan penyakit dibentuk oleh ikatan antibodi dengan self antigen maupun
antigen asing. Dengan demikian, penyakit yang diperantarai kompleks imun
cenderung bermanifestasi sistemik. Kompleks antigen-antibodi diproduksi selama
terjadi respons imun normal, tetapi keadaan ini dapat menimbulkan suatu penyakit
bila kompleks imun yang dihasilkan dalam jumlah banyak dan tidak
dibebaskan/dibersihkan secara efisien yang pada akhirnya akan terdeposit di
jaringan. Deposit kompleks imun pada dinding pembuluh darah menyebabkan
inflamasi pembuluh darah dan kerusakkan jaringan di sekitarnya. Pada HSP,
kompleks IgA terbentuk dan terdeposit di kulit, saluran pencernaan dan glomeruli,
menyebabkan respons inflamasi lokal. LcV pada akhirnya timbul disertai dengan
nekrosis pada pembuluh darah kecil. Normalnya IgA ditemukan di serum dan di
cairan mukosa.1
Gambar 1. Deposit IgA pada dinding pembuluh darah dan mesangium ginjal
6
1. Purpura
Keterlibatan kulit dijumpai pada semua anak dengan HSP. Petechiae dan
palpable purpura adalah ruam yang paling umum, tapi eritematosa,
makula, urtikaria atau bahkan bulosa juga dapat dijumpai. Purpura
didistribusi secara khas secara simetris di atas permukaan ekstensor
tungkai bawah, bokong dan lengan bawah dengan keterlibatan tubuh dan
wajah yang kadang-kadang terlihat pada anak-anak yang lebih muda.
Kekambuhan purpura, yang mungkin terkait dengan keterlibatan ginjal
yang lebih parah, dijumpai pada 25% anak-anak dengan HSP.
Gambar 2
2. Arthritis / artralgia
Arthritis / artralgia dijumpai pada tiga perempat anak-anak dengan
HSP. Bagian persendian yang terkena pada bagian oligoartikular dengan sendi
besar pada ekstremitas bawah (lutut, pergelangan kaki, pinggul) yang paling
sering terkena. Biasanya ada pembengkakan periartikular menonjol, nyeri
tekan, eritema dan efusi sendi jarang terjadi. Arthritis tidak merusak dan
sembuh tanpa kerusakan kronis dalam beberapa minggu.
3. Sakit perut
Kira-kira dua pertiga anak-anak dengan HSP mengembangkan nyeri
perut, 17 biasanya menyebar, meningkat setelah makan, dan kadang-kadang
berhubungan dengan mual dan muntah. Gejala ini disebabkan oleh perdarahan
7
submukosa dan edema dinding usus, yang sebagian besar mempengaruhi usus
kecil proksimal. Komplikasi gastrointestinal yang paling parah adalah
intususepsi, yang mempengaruhi 3-4% pasien dengan HSP. Dalam 60% kasus
ini, terbatas pada usus kecil. Presentasi klinis intususepsi ditandai dengan
nyeri perut yang parah, sering kolik di alam dan muntah. Komplikasi
gastrointestinal lainnya, walaupun jarang terjadi adalah gangren pada usus,
perforasi usus dan perdarahan masif.
4. Penyakit ginjal
Keterlibatan ginjal dilaporkan pada 20-55% anak-anak dengan HSP.
gejala yang paling umum adalah hematuria mikroskopik terisolasi, biasanya
berkembang dalam waktu 4 minggu setelah onset penyakit. Proteinuria derajat
variabel mungkin ada, dan jika parah dapat terjadi sebagai sindrom nefrotik.
Hipertensi bisa terjadi pada awal atau selama pemulihan. Fungsi ginjal
biasanya normal tetapi pasien sesekali dapat hadir dengan glomerulonefritis
progresif dengan kerusakan ginjal yang signifikan. Manifestasi klinis HSP
lainnya yang kurang umum mencakup vaskulitis serebral, perdarahan skrotum
atau testis, dan perdarahan paru interstisial.4
2.6 DIAGNOSIS
Pada umumnya HSP sudah dapat ditegakkan dengan gejala klinis. Tidak
ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk menegakkan diagnostik. Pada
darah lengkap mungkin ditemukan anemia kalau dijumpai perdarahan akut dan
kronis pada gastrointestinal, sedikit peningkatan leukosit, trombosit atau laju
endap darah. Kadar komplemen normal.kadar IgAdalam darah meningkat pada
50% kasus. Biopsy kulit dapat membantu diagnosis dengan ditemukan endapan
IgA dan komplemen dan vaskulitis leukositoklastik. Apabila ginjal terlibat,
pemeriksaan urinalisa dapat dijumpai proteinuria, pada sedimen ditemukan sel
darah merah (hematuria) disertai cat eritrosit.5
8
A. Kriteria American College of Rheumatology 1990. Bila memenuhi minimal 2
dari 4 gejala, yaitu:
2.8 PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya tidak ada pengobatan spesifik untuk HSP. Untuk
mengurangi nyeri dapat diberikan golongan NSAIDs seperti ibuprofen atau
parasetamol 10 mg/kgBB. Jika terjadi edema dilakukan elevasi tungkai. Beri diet
lunak selama terdapat keluhan perut seperti muntah dan nyeri perut.
Pertimbangkan pemberian kortikosteroid pada kondisi sangat berat seperti
sindrom nefrotik menetap, edema, perdarahan saluran cerna, nyeri abdomen berat,
keterlibatan susunan saraf pusat dan paru. Lama pemberian berbeda,
menggunakan metilprednisolon 250-750 mg/hari/iv selama 3-7 hari
dikombinasikan dengan siklofosfamid 100-200 mg/hari untuk fase akut HSP yang
9
berat; dilanjutkan dengan prednison oral 100-200 mg selang sehari dan
siklofosfamid 100-200 mg/hari selama 30-75 hari sebelum siklofosfamid
dihentikan langsung dan tapering off steroid hingga 6 bulan. Penderita dengan
nyeri perut hebat, perdarahan saluran cerna atau penurunan fungsi ginjal,
memerlukan perawatan di rumah sakit.2
2.9 PROGNOSIS
Prognosis baik pada sebagian besar kasus, Umumnya merupakan benign
self-limited disorder sembuh pada 94% kasus anak-anak dan 89% kasus dewasa
(beberapa kasus memerlukan terapi tambahan). Rekurensi dapat terjadi pada 10-
20% kasus, umumnya pada anak yang lebih besar dan dewasa; < 5% penderita
berkembang menjadi HSP kronis. Keluhan nyeri perut pada sebagian besar
penderita biasanya sembuh spontan dalam 72 jam. hanya < 1 % kasus
berkembang menjadi gagal ginjal.2
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12