Professional Documents
Culture Documents
KABUPATEN TANGERANG,
PROVINSI BANTEN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
Pembimbing:
i
21 MEI 2018 – 30 JUNI 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui
Disusun oleh:
ii
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik
bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Selain itu,
tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar,
dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena
itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku pembimbing dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. dr. Dini Widianti, MKK, DiplDK, selaku kepala kepaniteraan Kedokteran Komunitas
dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
3. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK selaku koordinator dan staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku bendahara dan staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
iv
5. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK, dr. Dian
Mardhiyah, M.KK, dr. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, dr. Hj. Sophianita, MKK, PKK,
dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. dr. Husna, drg. Dewi, dr. Yanuar dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Tegal Angus
yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses
penulisan laporan ini.
8. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun
laporan ini.
Tim Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan
Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan ............................................... 3
Tabel 1.2 Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 3
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015
.......................................................................................................................... 4
Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk .......................................................................... 5
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus .............................. 6
Tabel 1.6 Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2016 ............................................................. 6
Tabel 1.7 Sarana Kesehatan di Desa Pangkalan ................................................................ 7
Tabel 1.8 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2018 ...................... 9
Tabel 1.9 Program Pelayanan Kesehatan Wajib .............................................................. 11
Tabel 1.10 Pelayanan Kesehatan Pengembangan Puskesmas Tegal Angus ..................... 12
Tabel 1.11 Tabel Cakupan Rumah Sehat Puskesmas Tegal Angus Tahun 2017 .............. 13
Tabel 1.12 Data Dasar Keluarga Tn. Muslim .................................................................. 14
Tabel 1.13 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Muslim .......................................... 17
Tabel 1.14 Identifikasi Faktor Ekternal Keluarga Tn. Muslim ........................................ 18
Tabel 1.15 Data Dasar Keluarga Tn. Orok ...................................................................... 19
Tabel 1.16 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Orok .............................................. 22
Tabel 1.17 Identifikasi Faktor Ekternal Keluarga Tn. Orok ............................................ 23
Tabel 1.18 Data Dasar Keluarga Tn. Sundariyanto .......................................................... 24
Tabel 1.19 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Sundariyanto ................................ 28
Tabel 1.20 Identifikasi Faktor Ekternal Keluarga Tn. Sundariyanto ............................... 29
Tabel 1.21 Hasil Pre Survey pada Keluarga Binaan ......................................................... 32
Tabel 2.1 Definisi operasional Faktor-Faktor Pengetahuan Mengenai Fungsi
Ventilasi ........................................................................................................................... 57
Tabel 3.1 Pengumpulan Data ............................................................................................ 64
Tabel 4.1. Karakteristik Responden .................................................................................. 67
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Binaan Terhadap Fungsi
Ventilasi ............................................................................................................................ 68
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Keluarga Binaan ............................. 68
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi Keluarga Binaan ................................ 68
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Interaksi Lingkungan Keluarga Binaan ........................... 69
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Interaksi Pengalaman Keluarga Binaan........................... 69
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Interaksi Informasi Keluarga Binaan............................... 69
Tabel 4.8 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi pada
Keluarga Binaan ............................................................................................................... 72
Tabel 4.9 Hasil Pre Test.................................................................................................... 75
Tabel 4.10 Hasil Post Test ................................................................................................ 75
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
LATAR BELAKANG
1. Gambaran Umum
1. Desa Lemo
4. Desa Pangkalan
6. Desa Muara
1
2
7. Batas Wilayah
Batas – batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai
berikut:
Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan (RPJM Desa Pangkalan, 2017).
1. Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan tahun 2017 tercatat sebanyak
17.359 jiwa, dengan jumlah rumah tangga 5.362 rumah tangga, jumlah terdiri
dari laki-laki 8.682 jiwa dan perempuan 8.674 jiwa.
3
Berdasarkan data dari Kecamatan Teluk Naga pada tahun 2017, jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 55.912 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti
yang tercantum pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga
dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan.
Jumlah Penduduk
No. Desa/Kelurahan
Laki-laki Perempuan Jumlah
4
5 Muara 1.818 1.755 3.573
5
2. Kondisi Sosial Ekonomi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli
Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang.
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
Tahun 2015
1 Islam 49232
2 Budha 3183
3 Kristen 771
4 Katolik 203
5 Konghucu 52
6 Hindu 3
Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup beragam,
hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan
dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta.
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Teluk Naga belum berkembang secara ekonomi.
Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh dengan pendapatan
yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Teluk Naga pada
tahun 2016 adalah 31.898 jiwa yaitu 59.3 % dari jumlah penduduk 55.610 jiwa.
6
Tabel 1.4 Lapangan Pekerjaan Penduduk.
1. Buruh 4592
4. Nelayan 386
5. Pedagang 6373
6. Pengangguran 4004
7. Pensiunan PNS 45
8. Pensiunan TNI/POLRI 43
14. TNI/POLRI 65
4. Pendidikan
Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas
kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga, khususnya daerah wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus seperti berikut:
7
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus.
1 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
2 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
3 Pangkalan 1 2 0 5 2 2 1 0 1 0
4 TanjungBurung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0
5 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0
6 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0
PUSKESMAS 2 5 0 17 6 4 3 1 1 0
2 SD/MI 17053
3 SLTP/MTS 2869
4 SLTA/MA 3658
5 AK/Diploma 170
6 Universitas 137
8
5. Kesehatan
1. Apotek 1 Unit
4. Poliklinik 3 Unit
(RPJM Desa
Pangkalan, 2016)
9
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
1. Wilayah Kerja
10
2. Sepuluh Besar Penyakit
11
3. Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara
lain:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5. Pelayanan neonatal
2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan anak
sekolah
3. Keluarga Berencana
1. Peserta KB baru
2. Peserta KB aktif
4. Imunisasi
1. Desa UCI
2. ASI eksklusif
5. Gizi
12
1. Program Puskesmas
PROGRAM PUSKESMAS
13
14
2. Pelayanan Kesehatan Pengembangan
3. Perilaku Masyarakat
15
Adapun dari hasil kajian cakupan rumah sehat di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada
Tahun 2017 dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1.11 Tabel Cakupan Rumah Sehat Puskesmas Tegal Angus Tahun 2017.
2 Pangkalan 63,94%
5 Muara 100%
2. Keluarga Binaan
Rute perjalanan dari Puskesmas Tegal Angus menuju ke rumah keluarga binaan
sekitar 10 menit perjalanan dan sekitar 3,5 km dari Puskesmas Tegal Angus.
Jenis Usia
Status Pendidikan
No Nama Kelamin Pekerjaan
Keluarga (tahun) Terakhir
(L/P)
Suami Ny.
Lina
4. Tn. Nahwa L 27 Tamatan SMP Karyawan
Sedang
bersekolah
kelas 2 SMP
Anak ke-2
5. Miftahudin L 12 Pelajar
17
1.
Keluarga Tn. Muslim bertempat tinggal di Desa Pangkalan, RT 004/RW 005, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Muslim, sehari-hari bekerja
sebagai buruh pabrik, dengan penghasilan kasar berkisar Rp < 3.000.000. Pendapatan Tn.
Muslim digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli
makanan, membayar listrik, kesehatan, kebutuhan rumah dan lain-lain.
K.M
M
Dapur
Kamar
Kamar
Tidur
Keluarga
Kamar
Teras Tidur
18
Gambar 1.5 Denah Rumah Tn. Muslim
C. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Muslim berada pada pemukiman yang tidak padat, terletak di perumahan
yang berada disekitar persawahan. Di samping kanan terdapat tetangga, disebelah kiri
rumah tetangganya.
2. Pola Makan
Keluarga Tn. Muslim memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Sehari-hari Ny. Yani
paling sering memasak lauk berupa tahu, tempe, ikan dan sayuran. Mereka jarang
mengonsumsi ayam dan daging, dan sangat jarang mengonsumsi buah. Untuk makan
dan minum keluarga Tn. Muslim menggunakan air sumur keluarga Tn. Muslim.
Ny. Yani tidak menggunakan KB. Hingga saat ini Tn. Muslim dan Ny. Yani dikaruniai
2 orang anak yaitu Ny. Lina (21 tahun) sudah menikah dan Miftahudin (12 tahun).
Tn. Muslim memiliki riwayat hipertensi. Keluarga Tn. Muslim jarang berobat ke
fasilitas kesehatan. Apabila hanya mengalami pusing – pusing, Tn. Muslim
mengonsumsi obat warung, begitupula dengan Ny. Yani dan kedua anaknya serta
menantunya.
Keluarga Tn. Muslim mengaku mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan
sabun. Dalam kesehariannya Tn. Muslim menggunakan air sumur untuk memasak,
mandi dan mencuci. Keluarga Tn. Muslim mengumpulkan sampah di rumahnya dan
jika terlihat sudah banyak, mereka akan membakarnya.
19
Tabel 1.13 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Muslim
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan merokok Tn. Muslim tidak merokok
20
2
Pola makan Keluarga Tn. Muslim makan 3x/hari. Ny. Yani paling
sering memasak sayur, tahu, tempe, ikan asin & sayuran.
Keluarga Tn. Muslim jarang mengonsumsi ayam & daging
3
Pola pencarian
Apabila sakit keluarga Tn. Muslim biasanya
pengobatan
mengkonsumsi obat warung terlebih dahulu
4
Aktivitas sehari-hari 1. Tn. Muslim mendapat penghasilan dari bekerja
sebagai petani
21
Tabel 1.14 Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. Muslim
No Kriteria Permasalahan
2. Ruangan dalam rumah Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang makan, 2
kamar tidur, dan 1 dapur.
3. Ventilasi Ventilasi yang ada hanya berasal dari pintu depan dan pintu
belakang, terdapat jendela diatas di kamar utama namun tidak
pernah dibuka dan ditutup.
4. Pencahayaan Pencahayaan di rumah ini terdapat 5 buah lampu di dalam rumah,
terdapat pada ruang tamu, dapur dan kamar tidur.
2. Pola makan (gizi tidak seimbang, jarang makan buah dan daging).
22
Keluarga binaan Tn. Orok terdiri dari enam anggota keluarga yang terdiri dari
istrinya Ny. Wani, anak kandung dari Tn. Orok yaitu Erdi, menantu dari
Tn.Orok yaitu Ny. Neneng, dan kedua cucunya, yang masing-masing bernama
Deni, dan Dea.
Pelajar
5. An. Deni Cucu L 12 SD
Pelajar
6. An. Dea Cucu P 8 SD
Keluarga Tn. Orok bertempat tinggal di Desa Pangkalan, RT. 04/RW. 05,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Orok, 62
tahun, bekerja sebagai Petani, dengan penghasilan yang tetap.
23
membantu Tn. Orok bertani, namun ia tidak mendapatkan upah. Sedangkan
menantu Tn.Orok, yaitu Ny.Neneng bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Keluarga Tn. Orok tinggal di perumahan yang padat penduduknya. Rumah tersebut
ia miliki sendiri, dengan luas tanah sekitar 40 m2 dan luas bangunan berukuran 35 m2.
Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan semen, beratapkan genteng,
dan dindingnya terbuat dari anyaman bambu di seluruh bangunan tempat tinggal.
Rumah ini terdiri dari ruang tengah, dua kamar tidur berukuran 3 x 2 m. Satu kamar
digunakan oleh Tn. Orok dan Ny. Wani sedangkan kamar kedua digunakan oleh
anaknya yaitu Tn. Erdi, menantunya yaitu Ny. Neneng, dan kedua cucunya yaitu Deni
dan Dea.
Ventilasi berasal dari pintu depan dengan ukuran 160 cm x 80 cm, dan di kamar
tidur tidak ada ventilasi. Terdapat jendela besar di depan rumah Tn. Orok, namun
jendela tersebut tidak dapat dibuka. Pencahayaan di rumah ini terdapat 4 buah lampu,
yaitu di teras rumah, kamar tidur, dan di ruang tengah. Keluarga ini memiliki 1 kamar
mandi biasa digunakan untuk Mandi dan Cuci. Keluarga ini tidak memiliki jamban
keluarga.
K
Dapu
M
r Kama
r
Kamar
Keluarga
Kama
r
Gudan Teras
g
24
Gambar 1.6 Denah Rumah Tn. Orok
3. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Orok terletak di perumahan yang padat penduduk. Di samping kiri dan
seberang merupakan rumah tetangganya, dan di depan pintu rumahnya terdapat
kandang ayam. Keluarga Tn. Orok memiliki kebiasaan untuk mengumpulkan
sampahnya terlebih dahulu lalu membakar sampah di sebelah kali begitu juga dengan
tetangga mereka.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Orok memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Sehari-hari Ny. Wani
dibantu dengan menantunya yaitu Ny. Neneng untuk memasa. Ny. Wani dan Ny.
Neneng paling sering memasak lauk berupa telur, tahu, tempe, ikan dan sayuran.
Mereka jarang mengonsumsi ayam dan daging. Untuk makan dan minum keluarga Tn.
Orok menggunakan air dari sumur yang terletak di belakang rumah Tn. Orok, sebelum
dikonsumsi air tersebut dimasak terlebih dahulu oleh Ny. Wani atau Ny.Neneng.
25
Tn. Orok memiliki sudah merokok selama 40 tahun. Sedangkan anaknya yaitu Tn.Erdi
telah merokok selama 10 tahun. Apabila hanya mengalami pegal-pegal dan sakit kepala,
keluarga Tn. Orok hanya mengonsumsi obat warung. Namun jika sakitnya tidak
kunjung membaik, maka keluarga Tn. Orok baru datang ke puskesmas. Bila cucu Tn.
Orok sakit maka diberikan obat-obatan warung terlebih dahulu namun jika tidak
membaik baru dibawa ke puskesmas.
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan merokok Tn. Orok mempunyai kebiasaan merokok sudah sejak
40 tahun yang lalu. Sedangkan anaknya, yaitu Tn. Erdi
telah merokok sejak 10 tahun yang lalu. Tn. Orok dan
Tn. Erdi sering merokok didalam rumah
2 Pola makan Ny. Wani dibantu oleh menantunya yaitu Ny. Neneng
untuk memasak untuk makan keluarga. Mereka paling
sering memasak telur, tahu, tempe, ikan & sayuran.
26
3 Pola pencarian Apabila sakit, keluarga Tn. Orok biasa membeli obat
pengobatan warung terlebih dahulu kemudian apabila semakin
memburuk baru memeriksakan kondisinya ke
Puskesmas
4 Aktivitas sehari-hari1. Tn. Orok mendapat penghasilan dari bekerja
sebagai petani, sedangkan anaknya yaitu Tn. Erdi
bekerja sebagai buruh lepas
No Kriteria Permasalahan
1. Luas bangunan Luas tanah sekitar 40 m2 dan luas bangunan berukuran 35
m2
2. Ruangandalam rumah Rumah ini terdiri dari satu ruang tengah yang juga
merupakan ruang keluarga, dapur, kamar mandi, dan dua
kamar tidur masing-masing berukuran 3 m x 2 m. Satu
kamar digunakan oleh Tn. Orok bersama Ny. Wani
sedangkan satu kamar lain digunakan oleh anak, menantu
dan kedua cucunya, yaitu Tn. Erdi, Ny. Neneng, Deni, dan
Dea
3. Ventilasi Ventilasi yang ada hanya berasal dari pintu depan. Jendela
di depan rumah Tn.Orok tidak dapat dibuka.
4. Pencahayaan Pencahayaan di rumah ini terdapat 4 buah lampu di dalam
rumah, berwarna putih masing – masing terdapat pada teras
rumah, ruang tengah, dan kamar tidur.
27
5. MCK Tempat cuci piring, tempat cuci pakaian digabung dengan
tempat mandi.
6. Sumber air Untuk kebutuhan mandi, mencuci, memasak, dan minum sehari-
hari berasal dari air sumur. air sumur yang digunakan untuk
diminum dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
3. Rumah Sehat (Ventilasi serta pencahayaan yang kurang, tidak tersedianya jamban
keluarga).
4. Jarang mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir pada sebelum
maupun sesudah makan.
Keluarga binaan Tn. Sundariyanto terdiri dari 4 anggota keluarga yaitu Tn.
Sundariyanto, istrinya Ny. Warti, anaknya Ahmad Sidiq dan Ila Ayu Andari.
28
Jenis
Status Usia Pendidikan
No Nama Kelamin Pekerjaan
Keluarga (tahun) Terakhir
(L/P)
29
kamar tidur utama dengan ukuran 2,5 x 2,5 m, kamar penghubung antara dapur dan
kamar tidur dengan ukuran 2,5 x 1,5 m, dapur sekaligus gudang dengan ukuran 1,5 x
2,5 m dan satu kamar mandi dengan bilik anyaman bambu dengan ukuran 1,5 x 1,5 m.
Teras biasa digunakan untuk bersantai dan menerima tamu, sedangkan kamar keluarga
biasa digunakan untuk menonton tv dan sebagai tempat tidur anaknya Sidiq, kamar tidur
utama digunakan oleh Tn. Sumarton, Ny. Warti dan anaknya ila. Rumah
Tn.Sundariyanto tidak memiliki jendela di semua bagian rumahnya, hanya
mengandalkan pintu dan celah dari anyaman bambu sebagai ventilasi udara dan cahaya
matahari. Pintu terdapat dibagian depan dengan ukuran sekitar 1 x 1,8 m dan dibagian
belakang dengan ukuran 1 x 1,7 m. Pencahayaan di rumah ini terdapat 4 buah lampu,
yaitu di teras, di ruang keluarga, kamar tidur utama dan dapur. Keluarga ini memiliki 1
kamar mandi yang digunakan untuk MCK (Mandi, Cuci, dan Kakus).
KM
Dapur
Kamar
Tidur
Kamar
Keluarga
Teras Warung
C. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Sundariyanto terletak di tengah sawah bersama dengan 10 kepala
keluarga lainnya. Di belakang dan samping kanan rumah Tn. Sundariyanto langsung
berdekatan dengan sawah, sedangkan didepan rumahnya terdapat halaman, di sebelah
kirinya bersambung dengan rumah tetangga lainnya. Jarak rumah Tn. Sundariyanto
dengan jalan raya sekitar 500 m.
D. Pola Makan
30
Keluarga Tn. Sundariyanto memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Sehari-hari
Ny. Warti sering memasak lauk berupa telur, tahu, tempe, ikan dan/atau sayuran.
Mereka jarang mengonsumsi daging dan buah. Untuk makan dan minum keluarga Tn.
Sundariyanto menggunakan air sumur.
Sejak melahirkan anak yang kedua, Ny. Warti menggunakan KB suntik 3 bulan,
sebelumnya dia menggunakan KB IUD. Hingga saat ini Tn. Sundariyanto dan Ny. Warti
telah dikaruniai dua orang anak, anak yang pertama dilahirkan di rumah mertuanya
dengan bantuan bidan, sedangkan anak yang kedua dilahirkan di RSUD secara normal
dengan bantuan bidan. Pada kehamilan yang kedua Ny. Warti dirujuk ke RSUD karena
memiliki riwayat tensi tinggi saat hamil.
Tn. Sundariyanto memiliki riwayat merokok sudah 25 tahun. Beliau jarang berobat
ke fasilitas kesehatan. Apabila hanya mengalami pusing – pusing, beliau mengonsumsi
obat warung, begitupula dengan Ny. Warti, jika tidak mempan menggunakan obat
warung barulah mereka ke puskesmas atau bidan.
31
Tabel 1.19 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Sundariyanto
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan merokok Tn. Sundariyanto merokok sejak ± 25 tahun yang lalu,
sebanyak 1 bungkus sehari
Pola pencarian
3 Apabila sakit keluarga Tn. Sundariyanto biasanya membeli
pengobatan
obat warung terlebih dahulu.
32
Aktivitas sehari-hari 4. Tn. Sundariyanto mendapat penghasilan dari
4
bekerja sebagai pedagang bakso keliling dan/atau
buruh tani.
33
No Kriteria Permasalahan
1. Luas bangunan Luas tanah sekitar 35 m2 dan luas bangunan berukuran 7 x 4 m
2. Ruangandalam rumah Rumah ini terdiri dari teras berukuran 1,5 x 2,5 m, satu ruang
keluarga sekaligus kamar tidur anaknya yang berukuran 1,5 m x
4 m, warung dengan ukuran 1,5 x 1,5 m, kamar tidur utama
dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m, kamar penghubung dapur dan
kamar keluarga dengan ukuran 2,5 x 1,5 m, dapur seklaigus
gudang dengan ukuran 1,5 x 2,5 m serta kamar mandi dengan
ukuran 1,5 x 1,5 m.
3. Ventilasi Tidak terdapat jendela, ventilasi yang ada hanya berasal dari
pintu depan/belakang dan celah dinding yang berasal dari
anyaman bambu.
4. Pencahayaan Pencahayaan di rumah ini terdapat 4 buah lampu di dalam rumah,
berwarna putih masing – masing terdapat pada teras, ruang
keluarga, kamar tidur dan dapur.
5. MCK Tempat cuci piring berada diluar rumah, sedangkan mandi,
nyuci dan kakus berada di kamar mandi.
6. Sumber air Air sumur.
1. Pola makan (gizi tidak seimbang, jarang makan daging dan buah)
34
3. PHBS (mempunyai dapur kotor dekat dengan MCK, tidak ada ventilasi,
pencahayaan kurang)
Terdapat 2 metode yang bisa digunakan untuk menentukan area masalah yaitu
metode delbeq dan metode delphi. Pada penelitian ini digunakan metode Delphi.
Metode Delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan keputusan
melibatkan beberapa pakar. Dalam pengambilan sebuah masalah, penulis
menggunakan metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat
keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para
ahli atau masalah yang akan diputuskan.
35
Bagan 1. Alur Penentuan Masalah dengan Metode Delphi
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, penulis memutuskan untuk
mengangkat permasalahan mengenai ventilasi pada keluargaan binaan di Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Selanjutnya dilakukan
pre-survey pada keluarga binaan untuk menilai aspek pengetahuan, sikap dan perilaku dari
keluarga binaan yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Hasil dari presurvey didapatkan pengetahuan adalah kurang, sikap keluarga binaan
adalah kurang, dan perilaku mengenai ventilasi pada keluarga binaan kurang.
Dari beberapa masalah yang ada pada keluarga binaan, melalui proses musyawarah
antara kelompok penulis dengan para tenaga kesehatan di puskesmas Tegal Angus, penulis
memutuskan untuk mengangkat permasalahan “Pengetahuan mengenai Fungsi Ventilasi
pada keluarga binaan di RT 004 RW 005 Desa pangkalan Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu:
1. Data primer: Data yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi pada ketiga
keluarga binaan mengenai fungsi ventilasi.
2. Data sekunder: Dari Data Puskesmas dalam kurun waktu 1 Januari 2018 – 30 Mei
2018 yang terbanyak berobat ke puskesmas adalah jumlah penderita ISPA (infeksi
saluran pernafasan akut) yaitu 1285 orang.
Tabel 1.21 Hasil Pre Survey Pada Keluarga Binaan
36
Dari tabel 1.21 didapatkan bahwa tingkat pengetahuan pada keluarga binaan buruk
dengan presentase 90%, sikap didapatkan buruk sebesar 70%, sedangkan perlaku
buruk 80%.
37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Teori Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
38
2. Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
39
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem
solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus
yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
40
Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi terbagi
atas dua, yaitu faktor internal dan eksternal:
1. Faktor Internal
1. Intelegensi
2. Usia
3. Faktor Eksternal
1. Pendidikan
41
Tokoh pendidikan abad 20 Masehi, J. Largevelt, yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah
setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan
kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN
Indonesia mendefinisikan bahwa pendidikan sebagai suatu usaha
dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan di dalam dan di
luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
2. Ekonomi
3. Informasi
4. Kebudayaan/Lingkungan
42
lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
5. Pengalaman
43
2. Cara kekuasaan (otoritas)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan obyek penelitian
(Notoatmodjo, 2005).
1. Sumber Pengetahuan
44
formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
Karena jika dalam suatu bangunan sangat minim adanya ventilasi maka
aliran udara dari dan ke luar rumah menjadi tidak lancar sehingga terjadi
peningkatan kadar CO2 (karbondioksida) di dalam rumah dan kadar
oksigen (O2) menurun. Sedangkan karbondioksida yang merupakan hasil
respirasi/pernapasan ini apabila dalam konsentrasi tinggi bisa berbahaya
bagi hewan dan manusia. Seseorang yang menghirup terlalu banyak CO2
akan kesulitan bernapas, hingga menyebabkan tak sadarkan diri.
45
Kurangnya lubang ventilasi di dalam suatu bangunan akan menyebabkan
kelembaban di dalam ruangan meningkat karena terjadinya proses
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Sehingga dengan adanya
lubang ventilasi udara yang memadai akan memberikan manfaat di sisi
pencahayaan apabila penempatannya tepat. Dengan adanya cahaya dari
luar ruangan yang masuk ke dalam rumah melalui lubang ventilasi udara
maka akan mengurangi kelembaban dalam suatu ruangan.
1. Syarat Ventilasi
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela
sebagai berikut:
3. Udara yang masuk harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh
asap pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
46
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
1. Bentuk Ventilasi
47
Standar luas ventilasi alami lebih dari 20 % luas lantai tempat kerja
(Sumamur, 1987). Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika
digunakan dengan tujuan untuk mengurangi emisi gas, debu dan
vapours ditempat kerja. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang
tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan parameter yang harus kita
ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin dari luar, arah
angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang yang ada
pada dinding dan atap. Ventilasi alami biasanya digunakan dengan
tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat
kerja yang tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi. (Sumamur,
1987)
48
rumah. Pertama, disebut dengan bait seperti yang terdapat dalam surat an-
Nahl [16]: 68
Bait secara harfiyah berarti tempat bermalam. Rumah disebut bait karena
memang berfungsi bagi pemiliknya untuk tempat bermalam dan beristirahat
dari kesibukan. Hal ini juga sama seperti yang dilakukan binatang, seumpama
burung yang kembali ke sarangnya di sore hari untuk bermalam dan
beristirahat. Di samping itu, rumah juga berfungsi melindungi pemiliknya dari
berbagai gangguan luar, seperti panas, dingin, dan serangan makhluk lain.
Seperti yang terdapat dalam surat al-Baqarah [2] : 125
Sebutan lain yang diperkenalkan Allah swt untuk menyebut rumah adalah
“maskan”. Seperti yang terdapat dalam surat an-Naml [27] : 18
49
Artinya : “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu
tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari.”
Kata “maskan” berasal dari kata sakana yang berarti tenang, tentram, dan
bahagia. Oleh karena itu, rumah dalam pandangan al-Qur’an bukan hanya
berfungsi sebagai tempat bermalam, tempat beristirhat atau tempat
berlindung. Tetapi lebih jauh, rumah berfungsi sebagai tempat mencari
ketenangan dan kebahagian batin.
Rumah laba-laba bukan hanya rapuh secara struktur, karena tidak mampu
melindungi penghuninya dari segala macam gangguan luar seperti panas,
dingin dan sebagainya. Namun, rumah laba-laba juga rapuh dari sisi
penghuninya. Hasil penelitian membuktikan, bahwa laba-laba betina setelah
melakukan perkawinan langsung membunuh laba-laba jantan. Begitu juga
anak laba-laba, berjumlah sangat banyak namun diletakan dalam wadah yang
kecil dan sempit, sehingga seluruh anaknya terlibat saling injak dan saling
tindas, yang menyebabkan lebih separuh anaknya mati karena pertarungan
sesamanya. Begitulah perumpamaan rumah yang rapuh, jauh dari kebahagian
dan ketenangan. (Adlany, 2011)
50
Oleh karena itu, jadikanlah rumah kita sebagai maskan, tempat menemukan
ketenangan dan kebahagian hidup. Janganlah jadikan rumah sekedar tempat
singgah, tempat bermalam atau tempat berlindung saja (bait), seperti yang
dilakukan oleh binatang. Rumah bagus tentu sangat perlu sebagai sarana
memperoleh kebahagiaan hidup, akan tetapi bagus jika tidak membawa
ketenangan dan kebahagiaan juga tidak baik.
51
memasang jendela, lubang-lubang ventilasi angin, serta tempat masuknya
sinar matahari kedalam rumah untuk kesegaran dan sirkulasi udara”
52
2. Kerangka Teori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Notoatmodjo (2003).
Kerangka teori yang dikembangkan sebagai dasar penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
PENDIDIKAN
INFORMASI
PENGALAMAN PENGETAHUAN
LINGKUNGAN/BUDAYA
EKONOMI
53
3. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan RT 004 RW
005, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
PENDIDIKAN
INFORMASI
PENGALAMAN PENGETAHUAN
FUNGSI VENTILASI
LINGKUNGAN/BUDAYA
EKONOMI
54
4. Definisi Operasional
Skala
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Jika 1-17
Pengetahuan responden mengenai fungsi ventilasi udara, yaitu :
pengetahuan buruk
1. Untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar.
Cukup:
Pendidikan
rendah: tidak
sekolah, SD, SMP
Wawancara Pendidikan
5. Pendidikan Pendidikan terakhir responden yang ditamatkan. Kuesioner Ordinal
terpimpin menengah: SMA
Pendidikan tinggi:
Akademi/
Perguruan Tinggi
Dikelompokkan
menjadi :
Pengalaman responden mendapatkan penyuluhan tentang fungsi Wawancara
6. Pengalaman Kuesioner Nominal
ventilasi terpimpin 1.Ya
2.Tidak
Informasi tentang fungsi ventilasi baik melalui media cetak dan Wawancara Jika 1-5: Buruk
6. Informasi Kuesioner Ordinal
media elektronik, maupun penyuluhan terpimpin Jika 6-10: Baik
59
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan mudah. Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data merupakan
sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti checklist, kuesioner,
perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala, kamera foto dan
sebagainya. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner.
60
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu
dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah
keseluruhan objek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah
seluruh warga di RT004/ RW 005, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel adalah semua
individu di keluarga binaan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam hal
ini yang menjadi sampel adalah tiga keluarga binaan di RT 004/RW005, Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, yaitu,
keluarga Tn. Muslim, Tn. Orok, Tn. Sundariyanto.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, yaitu:
61
2. Kriteria Eksklusi
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data untuk mencari akar penyebab masalah yang didapatkan di
keluarga binaan/informan. Data yang ditanyakan berupa identitas responden seperti nama,
usia, pekerjaan, pendidikan terakhir. Serta keadaan responden mencakup data dasar
keluarga, keadaan rumah, lingkungan pemukiman, perilaku atau aktivitas, serta kebiasaan
berobat dan penyakit yang sering diderita oleh keluarga binaan. Data kualitatif yang kami
dapatkan adalah pengetahuan fungsi ventilasi rumah pada keluarga binaan.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif berupa
data yang dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat
dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
1) Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara
membilang. Contoh data diskrit misalnya: jumlah perempuan dan laki-laki, jumlah orang
62
yang menyelasaikan pendidikan terakhir. Karena diperoleh dengan cara membilang, data
diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
2) Data kontinum adalah data dalam bentuk angka atau bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan pecahan. Contoh
data kontinum misalnya: umur.
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu tiga keluarga binaan
di RT 004/ RW 005 yang berjumlah 10 orang di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
1. Data primer, data yang langsung didapatkan dari hasil kuesioner semua anggota warga
binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga melalui wawancara terpimpin dan
observasi.
63
Tabel 3.1 Pengumpulan Data
Tanggal Kegiatan
Rabu, 30 Mei 2018 Datang ke Puskesmas Tegal Angus dan observasi ke keluarga
binaan
Kamis, 31 Mei 2018 1. Melihat data sekunder dari Puskesmas Tegal Angus
2. Perkenalan dengan keluarga binaan dan melakukan
wawancara singkat pada masing-masing keluarga binaan
untuk mengambil data umum dan menentukan area
masalah (presurvey 1).
64
Jumat, 8 Juni 2018
1. Variabel Independen:
1. Pendidikan
2. Ekonomi
3. Lingkungan/Budaya
4. Pengalaman
5. Informasi
1. Pengetahuan
65
Pengetahuan responden mengenai fungsi ventilasi udara, yaitu :
1. Pendidikan
1. Ekonomi
4. Lingkungan/Budaya
66
5. Pengalaman
3. Informasi
Informasi tentang fungsi ventilasi baik melalui media cetak dan media
elektronik, maupun penyuluhan
67
BAB IV
HASIL
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel yang diambil dari karakteristik
responden yang terdiri dari tiga keluarga binaan di Desa Pangkalan, RT 004/RW 005,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Karakteristik Jumlah %
Usia (tahun)
0 – 20 0 0
21 – 40 7 70
>41 3 30
Jenis Kelamin
Laki-laki 5 50
Perempuan 5 50
Pendidikan
Tidak Sekolah 4 40
SD 5 50
SMP 1 10
SMA 0 0
Pekerjaan
Wirausaha 2 20
68
Buruh 3 30
Petani 2 20
Karyawan 1 10
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variable- variabel
dalam kuesioner yang dijawab oleh 10 responden pada bulan Juni 2018.
Baik 2 20
Buruk 8 80
Total 10 100
Dari Tabel 4.2 didapatkan 8 (80%) responden memiliki pengetahuan yang buruk.
Tinggi 0 0
Menengah 0 0
Rendah 10 100
Total 10 100
69
Dari Tabel 4.3 didapatkan 10 responden (100%) memiliki pendidikan yang
rendah.
Baik 4 40
Buruk 6 60
Total 10 100
Dari Tabel 4.5 didapatkan 6 responden (60%) memiliki interaksi lingkungan yang
buruk.
Cukup 0 0
Rendah 10 100
Total 10 100
70
Ya 0 0
Tidak 10 100
Total 10 100
Baik 2 20
Buruk 8 80
Total 10 100
Dari Tabel 4.7 didapatkan 8 resoponden (80%) memiliki informasi yang buruk.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana intervensi
pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan pembuatan diagram
fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar-akar
penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi pemecahan masalah
dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram fishbone dapat dilihat
sebagai berikut:
71
LINGKUNGAN/BUDAYA EKONOMI PENDIDIKAN
Rendahnya tingkat
Tidak mampu Pendapatan yang pendidikan
membangun rendah dibawah
rumah yang baik UMR
Kurangnya
Biaya yang tidak Kurangnya keterampilan kemampuan untuk
mencukupi untuk memiliki pekerjaan mengenyam
yang lebih baik pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi
Pendapatan
Rendahnya
yang rendah Biaya yang tidak
tingkat
pendidikan mencukupi
PENGETAHUAN
TENTANG FUNGSI
VENTILASI PADA
KELUARGA BINAAN RT
04/RW 05 DESA
PANGKALAN,
Kurangnya pengetahuan Tidak ada penyuluhan KECAMATAN TELUK
akan pentingnya yang menyampaikan NAGA, KABUPATEN
membuka dan tentang fungsi ventilasi TANGERANG, BANTEN
membersihkan ventilasi
INFORMASI
PENGALAMAN
71
Bagan 4. Fishbone
73
Tabel 4.8 Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi pada Keluarga
Binaan di RT 004/RW 005, Kampung Kebon Jamblang, Desa Pangkalan, Kelurahan
Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Februari 2017
Alternatif
No. Akar Penyebab Masalah Rencana Intervensi
Pemecahan Masalah
1. Menyarankan responden untuk
bersama-sama membentuk
Biaya yang tidak mencukupi Memberikan saran untuk usaha kecil menengah
1. untuk mengenyam meningkatkan keadaan 2. Menjelaskan kepada responden
pendidikan ekonomi responden tentang adanya program
pemerintah tentang pendidikan
gratis
Rendahnya tingkat
pendidikan karena Memberikan penyuluhan yang sesuai
2. pendapatan yang dibawah Meningkatkan pendidikan dengan tingkatan pendidikan
UMR responden
74
Alternatif
No. Akar Penyebab Masalah Rencana Intervensi
Pemecahan Masalah
Memberikan penjelasan
Tidak ada penyuluhan dari mengenai fungsi ventilasi Memberikan penyuluhan mengenai
5. petugas kesehatan mengenai serta perilaku kebersihan fungsi ventilasi dan manfaatnya untuk
fungsi ventilasi. lingkungan kesehatan
4. Memberikan bantuan berupa alat-alat pembersih rumah agar keluarga binaan memiliki
fasilitas untuk membersihkan rumahnya.
75
Menetapkan Kegiatan Operasional
1. Konsep acara
1. Persiapan
1. Menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan
2. Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan
3. Menghubungi pemilik teras
4. Menghubungi seluruh kepala keluarga binaan untuk mengajak seluruh anggota
keluarga untuk berkumpul di tempat, pada waktu yang sudah ditentukan
5. Pelaksanaan
1. Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB di tempat yang sudah ditentukan
2. Peserta penyuluhan dipersilakan untuk berkumpul pada waktu dan jam yang telah
ditentukan
3. Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara bersama dengan anggota keluarga
binaan sebagai peserta penyuluhan
4. Acara penyuluhan dilaksanakan menggunakan media informasi dalam bentuk poster
5. Acara berakhir pada pukul 14.30 WIB
Intervensi pemecahan masalah telah dilakukan diteras salah satu keluarga binaan pada
hari Jumat, 8 Juni 2018 pukul 13.00-14.30 WIB.
76
Dilakukan pre-test pada keluarga binaan terlebih dahulu sebelum pemberian
informasi/penyuluhan melalui poster. Hasil pre-test adalah sebagai berikut:
Baik 2 33.33%
Buruk 4 66.67%
Total 6 100%
Setelah dilakukan penyuluhan, responden diberikan soal yang sama dengan pre-test dan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Baik 5 83.33%
Buruk 1 16.67%
Total 6 100%
Pada hasil post test didapatkan dari total 6 orang responden, 5 orang (83,33%) diantaranya
mendapat hasil baik, hanya satu orang yang hasil post testnya masih buruk. Hasil ini
menandakan bahwa pennyuluhan yang dilakukan ini termasuk berhasil meningkatkan
pengetahuan responden tentang fungsi ventilasi, adapun responden yang masih memiliki
hasil post test belum baik, hal ini diduga berkaitan dengan tingkat pemahaman materi
penyuluhan yang kurang dibanding yang lainnya.
77
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Pengetahuan mengenai fungsi ventilasi pada keluarga binaan RT. 004 / RW. 005, Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada bulan
Juni 2018.
b. Tingkat Pendidikan
c. Ekonomi
7. Lingkungan/Budaya
8. Pengalaman
9. Informasi
78
Didapatkan sebanyak 8 responden (80%) memiliki interaksi informasi yang kurang.
7. Memberikan alat-alat pembersih rumah agar keluarga binaan memiliki fasilitas untuk
membersihkan rumahnya.
79
5.2. Saran
80
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, William P., dan Ann, Mary. 2002. Principles of Environmental Science
Inquiry and Application. McGraw-Hill, Inc.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta:
131‒162.
Sinaga, et al. 2016. Hubungan Kondisi Ventilasi Rumah dengan Kejadian TB Paru di
Wilayah Puskesmas Kelayan Timur. Berkala Kedokteran. 12(2); 279-288
81
82
LAMPIRAN
IDENTITAS:
1. Nama:
2. Umur:
4. PENDIDIKAN:
1. Tidak sekolah
2. Tamat SD/Sederajat
3. Tamat SLTP/Sederajat
4. Tamat SLTA/Sederajat
6. EKONOMI
83
PENGETAHUAN
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
3. Jika iya, menurut anda apa saja kegunaan dari ventilasi? (Pilih jawaban yang benar)
1. Supaya cahaya matahari dari luar dapat masuk kedalam sehingga ruangan tidak lembab
1. Iya
2. Tidak
3. Apakah anda tahu manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan rumah?
1. Mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang dapat dilingkungan dan dapat
menghambat perkembangbiakan kuman penyakit & untuk penerangan
84
3. Tidak tahu
3. Tidak perlu dibuat lubang khusus untuk pertukaran udara karena udara bisa
masuk dari mana saja.
SIKAP
1. Apakah anda setuju ventilasi atau jendela rumah harus selalu dibuka setiap hari?
3. Apakah anda setuju udara yang masuk kedalam rumah seharusnya segar, bebas dari polusi
dan bau tidak sedap?
1. Setuju
2. Tidak setuju
3. Apakah anda setuju lubang ventilasi perlu dibersihkan minimal 1 minggu sekali?
3. Apakah anda setuju ventilasi yang tidak memenuhi syarat (kotor dan sempit) dapat
membawa penyakit?
3. Apakah anda setuju kandang boleh diletakkan berdekatan dengan lubang ventilasi?
1. Setuju
2. Tidak setuju
85
3. Apakah anda setuju ventilasi perlu diberikan jaring kelambu?
3. Bila salah satu kamar anda ada yang tidak memiliki ventilasi apakah anda ingin membuat
ventilasi dikamar tersebut?
1. Ya 2. Tidak
PERILAKU
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
86
KUESIONER SURVEY PENELITIAN FUNGSI VENTILASI RUMAH PADA
KELUARGA BINAAN RT 004/RW 005 DESA PANGKALAN, KECAMATAN
TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN
IDENTITAS:
Nama:
87
Umur:
PENDIDIKAN:
1. Tidak sekolah
2. Tamat SD/Sederajat
3. Tamat SLTP/Sederajat
4. Tamat SLTA/Sederajat
EKONOMI
PENGETAHUAN
2. Ya
3. Tidak
4. Ya
5. Tidak
88
1. Jika iya, menurut anda apa saja kegunaan dari ventilasi? (Pilih jawaban yang benar)
6. Supaya cahaya matahari dari luar dapat masuk kedalam sehingga ruangan tidak
lembab
1. Iya
2. Tidak
2. Apakah anda tahu manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan rumah?
1. Mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang dapat dilingkungan dan dapat
menghambat perkembangbiakan kuman penyakit & untuk penerangan
3. Tidak tahu
3. Tidak perlu dibuat lubang khusus untuk pertukaran udara karena udara bisa masuk dari
mana saja.
89
INFORMASI
1. Ya
2. Tidak pernah
1. Apakah anda pernah mendengar atau menonton tentang informasi ventilasi udara?
1. Ya
2. Tidak pernah
PENGALAMAN
1. Ya, pernah
2. Tidak pernah
1. Ya, ada
2. Tidak ada
1. Apakah anda melihat tetangga sekitar membuka jendela dan pintu pada pagi atau siang?
4. Ya, ada
5. Tidak ada
LINGKUNGAN
1. Apakah penting untuk membuka ventilasi dan membiarkan udara segar masuk ke dalam
rumah ?
a. Ya
2. Tidak
90
1. Apakah penting untuk membersihkan ventilasi rumah anda?
3. Ya
4. Tidak
91
POSTER INTERVENSI
92
FOTO DOKUMENTASI
93
94