You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu
menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang
normal serta membutuhkanadaptasi fisik dan psikososial dari idividu dan
keluarga.
Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilannya sebagai
pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upayamempertahankan
kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif
darikeluarganya. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas
perkembangan keluarga, dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota
keluarga tidak merupakan satu keluargayang utuh.
Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam
keluargayang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong
interaksi positif dariorang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan
menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.Sikap, nilai dan perilaku setiap
individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari calon ibu sehingga
ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang
diwarisi.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilan
persalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai
persalinan dan masa diantaradua kehamilan, memberikan konsultasi tentang

1
perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal,merawat wanita masa nifas dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim
kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari perawat maternitas ?
2. Bagaimana konsep dasar keperawatan keluarga ?
3. Apa saja peran dan fungsi perawat maternitas secara umum ?
4. Apa saja peran dan fungsi perawat maternitas dalam tahap Child Bearing
& Child Rearing ?
5. Apa saja peran dan fungsi perawat maternitas lainnya ?
6. Bagaimana adaptasi keluarga dalam kehamilan ?
C. Tujuan Penullisan
1. Agar kita dapat mengetahui definisi dari perawat maternitas
2. Agar kita dapat mengetahui konsep dasar keperawatan keluarga
3. Agar kita dapat mengetahui peran dan fungsi perawat maternitas secara
umum
4. Agar kita dapat mengetahui peran dan fungsi perawat maternitas dalam
tahap Child Bearing & Child Rearing
5. Agar kita dapat mengetahui peran dan fungsi perawat maternitas lainnya
6. Agar kita dapat mengetahui adaptasi keluarga dalam kehamilan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perawat Maternitas
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
profesional keperawatanyang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan systemreproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara
dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya,
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan
psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluargadengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister,
1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai
dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan.
(Shane,et.al.,1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas
yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
B. Konsep dasar keperawatan keluarga
Konsep adalah sebuah kata atau frase yang meringkas ciri-ciri atau sifat
khas dari sebuah fenomenal. Keluarga adalah sebuah contoh konsep yang harus
ada dalam tiap model konseptual keperawatan keluarga.

3
Konsep keperawatan keluarga menurut wall & Fawcett yaitu membahas
keluarga yang menyusaikan dengan dalil metaparadigma keperawatan yaitu:
Keperawatan keluarga memerhatikan berbagai prinsip dan hokum yang mengatur
proses keluarga, kesejahteraan keluarga, dan fungsi optimal keluarga dalam
keadaan sakit dan sejahtera yang berbeda-beda.
Keperawatan keluarga memerhatikan pola prilaku keluarga dalam
intraksinya dengan lingkungan, pada peristiwa kehidupan yang normal dan
situasi kehidupan yang kritis.
Keperawatan keluarga memerhatikan proses yang dapat mempengaruhi
perubahan positif pada status kesehatan keluarga (Donaldson & Crowley, 1978;
Gordner , 1980, dikutip oleh whall & Fawcett, 1991b, hlm 3-4)
Ada 5 sifat keluarga yang dijelaskan (Stuart, 2001)
1. Keluarga merupakan unit suatu system.
2. Keluargamempertahankan fungsinya secara konsisten terhadap
perlindungan, makanan dan sosialitasni anggotanya.
3. Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi antar anggota keluarga.
4. Setiap anggota dapat/ tidak dapat saling berhubungan dan dapat/ tidak
dapattinggal dalam satu atap.
5. Keluarga bisa memiliki anak ataupun tidak.
C. Peran dan Fungsi Perawat Maternitas Secara Umum
 Menurut Olde Et (1988)
1. Menberikan pelayanan kesehatan
2. Bertindak sebagai advocate, yaitu sebagai perantara dengan klien dalam
mencari sumber untuk peningkatan taraf kesehatan
3. Pendidik (perawat mandiri)
4. Peneliti (iptek)
5. Change agent (perubahan dalam profesi keperawatan)
6. Politica (activist: aktif dalam politik dengan tujuan memajukan profesi)

4
 Menurut American Nurse Association
Standart praktek Maternal – Child Health Nursing, sebagai berikut:
1. Standart 1
Perawat membantu anak dan ortu untuk peningkatan Kesehatan yang
optimal
2. Standart 2
Perawat membantu keluarga untuk mencapai dan mempertahankan
keseimbangan antara kebutuhan personal dari anggota keluarga dan
fungsi keluarga dengan optimal
3. Standart 3
Perawat memberikan pelayanan kepada klien yang membutuhkan serta
keluarga yang mempunyai resiko untuk mencegah masalah actual dan
potensial dalam Kesehatan
4. Standart 4
Perawat meningkatkan lingkungan yang tidak membahayakan tumbang
sistem reproduksi
5. Standart 5
Perawat mampu mendeteksi perubahan status Kesehatan
6. Standart 6
Perawat memberikan intervensi yang tepat dan pengobatan untuk
meningkatkan Kesehatan dan memulihkan dari penyakit
7. Standart 7
Perawat membantu keluarga dan klien untuk mengerti dan memakai
koping yang baik selama sakit dalam masa tumbang anak
8. Standart 8
Perawat mempunyai strategi yang aktif dan positif untuk menggunakan
sumber dalam memberikan pelayanan Kesehatan yang adekuat
9. Standart 9

5
Perawat meningkatkan praktek kep ibu dan anak melalui evaluasi praktek
pendidikan, penelitian.
 Adapun peran perawat yang lainnya yaitu :
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
Keluarga agar :
- Dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri.
- Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar
tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan
langsung.Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota
keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga
asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat
melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka

6
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan
derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan
baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan (sistem rujukan)
h. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.
D. Peran dan Fungsi Perawat Maternitas dalam Tahap Child-Bearing & Child-
Rearing
Adapun peran dan fungsi perawat maternitas yaitu dalam tahap child bearing
dan child raring yaitu sebagai berikut :
1. Peran dan fungsi perawat maternitas dalam tahap “child bearing & child
raring”
 Definisi
Periode child bearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis
bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus
beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru
dalam keluarga, yaitu bayi.

7
Pada periode transisi, ibu membutuhkan adaptasi yang cepat,
sehingga kondisi ini menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan
mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang
baru.Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan
interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan
fisik ibu dan bayi.
Memahami bagaimana ibu yang beradaptasi dengan perubahan
fisiologik, konsep diri, fungsi peran, dan fungsi interdependen untuk
menjadi orang tua sangat penting bagi perawat, dimana perawat dalam
hal ini dituntut mampu membantu dan memfasilitasi proses adaptasi
yang terjadi agar ibu dapat beradaptasi dengan secara positif dengan
peran barunya. Untuk itu diperlukan kemampuan perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan ibu dalam masa perinatal.
 Peran Perawat terhadap Child- Bearing
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai saran/penyalur.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan : Keluarga sebagai unit
utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan
dalam kelompoknya. Dalam hal ini masalah-masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya.
Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam

8
memelihara kesehatan para anggotanya.Keluarga merupakan perantara
yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah :
 Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
 Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satukelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
 Fungsi keluarga
Dalam hal ini fungsi keluarga sangat penting dalam
perkembangan anak, adapun fungsi keluarga meliputi :
a. Faktor biologis
 Meneruskan keturunan
 Memelihara dan membesarkan anak
 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
 Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Faktor psikologis
 Memberikan kasih sayang dan rasa aman

9
 Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
 Memberikan identitas keluarga
c. Faktor sosialisasi
 Membina sosialisasi pada anak
 Membentuk norma-norma serta tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
 Meneruskan nilai-nalai budaya.
d. Faktor ekonomi
 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk di
masa yang akan datang.
2. Peran dan Fungsi Perawat Maternitas Lainnya
Fase Keluarga Pemula (Persiapan Hamil)
a. Peran dan fungsi perawat maternitas dalam fase keluarga
pemula
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan
kesehatan sebagai unit pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat.
Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk
menyesuaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan (Murwani, 2007). Sedangkan Peran perawat yang
lain yaitu :
 Konselon pada penyesuaian seksual & peran marital
 Gusru konselon dalam perencanaan keluarga
 Koordinator untuk konseling menjadi orang tua

10
 Fasilitator dalam hubungan kekerabatan interpersonal
b. Peran Keluarga :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988),
Duvall dan Miller (1985). Keberhasilan dalam
mengembangkan hubungan tergantung pada saling
menyesuaikan diri yang baru saja dibicarakan, dan
tergantung kepada komplementaritas atau kecocokkan
bersama dari kebutuhan dan minat pasangan. Sama
pentingnya bahwa perbedaan-perbedaan individu perlu
diketahui.
Dalam hubungan yang sehat, perbedaan-perbedaan
dipandang untuk memperkaya hubungan perkawinan.
Pencapaian hubungan perkawinan yang memuaskan
tergantung pada pengembangan cara-cara yang
memuaskan untuk menangani “perbedaan-perbedaan
tersebut” (Satir, 1983) dan konflik-konflik.
Cara yang sehat untuk memecahkan masalah adalah
berhubungan dengan kemampuan pasangan untuk bersikap
empati ; saling mendukung, dan mampu berkomunikasi
secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan
melakukan pendekatan terhadap konflik atas rasa saling
hormat menghormati (Jackson dan Lederer, 1969).
Malahan, sejauhmana kesuksesan mengembangkan
hubungan perkawinan tergantung pada bagaimana masing-
masing pasangan dibedakan atau dipisahkan dari keluarga
asal masing-masing (tugas perkembangan sebelumnya).
Orang dewasa harus pisah dengan orangtuanya dalam

11
upaya untuk membentuk identitas dirinya sendiri dan
hubungan intim yang sehat. McGoldrick (1988)
memberikan sebuah deskripsi yang amat bagus tentang
proses ini dan masalah-masalah psikososial selama masa
ini.
Banyak pasangan mengalami masalah-masalah
penyesuaian seksual, serikali disebabkan oleh
ketidaktahuan dan informasi yang salah yang
mengakibatkan kekecewaan dan harapan-harapan yang
tidak realistis. Malahan, banyak pasangan yang membawa
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang tidak
terpenuhi kedalam hubungan mereka, dan hal-hal ini dapat
mempengaruhi hubungan seksual secara merugikan.
(Goldenberg dan Goldenberg, 1985).
2) Menghubungkan Jaringan Persaudaraan secara Harmonis.
Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan
pertama dari sebuah pasangan, karena mereka pindah dari
rumah orangtua mereka ke rumah mereka yang baru.
Bersamaan dengan itu, mereka menjadi anggota dari tiga
keluarga, yaitu : menjadi anggota keluarga dari keluarga
mereka sendiri yang baru saja terbentuk.
Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas
memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan
mengupayakan berbagai hubungan dengan orangtua
mereka, sanak saudara dan dengan ipar-ipar mereka,
karena loyalitas utama mereka harus diubah untuk
kepentingan hubungan perkawinan mereka.
Bagi pasangat tersebut, hal ini menuntut
pembentukan hubungan baru dengan setiap orangtua

12
masing-masing, yaitu hubungan yang tidak hanya
memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain,
tapi juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut
dari campur tangan pihak luar yang mungkin dapat
merusak bahtera perkawinan yang bahagia.
3) Keluarga Berencana.
Apakah ini memiliki anak atau tidak dan penentuan
waktu untuk hamil merupakan suatu keputusan keluarga
yang sangat penting.
Littlefield (1977) menekankan pentingnya
pertimbangan semua rencana kehamilan keluarga ketika
seseorang bekerja di bidang perawatan maternitas.
Tipe perawatan kesehatan yang didapat keluarga
sebagai sebuah unit selama masa prenatal sangat
mempengaruhi kemampuan keluarga mengatasi
perubahan-perubahan yang luar biasa dengan efektif
setelah kehamilan bayi.
Peran dan fungsi perawat maternitas pada keluarga yang sudah
memiliki anak
 Peran Perawat
Sebagai ke kukhususan perawat keluarga memiliki peran
yang cukup banyak dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga di antaranya :
 Peran perawat sebagai pendidik / educator
Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga dalam rentang sehat sakit. Contoh : Pendidikan
kesehatan tentang pentingnya imunisasi pada balita.

13
Mengajarkan cara membersihkan kotoran pada hidung anak
saat anak terserang batuk pilek.
 Peran perawat sebagai penghubung / coordinator / kolaborator
Dalam menjalankan peran ini, perawat
mengkoordinasikan keluarga dengan pelayanan kesehatan.
Contoh : Perawat membantu dan membimbing keluarga yang
diketahui terserang TB untuk mendapatakan pengobatan TB
paru di puskesmas. Perawat bersama keluarga menentukan
siapa individu yang akan dijadikan sebagai orang yang selalu
mengingatkan anggota keluarga dengan TB untuk makan
obat.
 Peran perawat sebagai pelindung / advocate
Perawat memberikan perlindungan atas kesamaan
keluarga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Contoh : Perawat membantu keluarga dalam pengurusan surat
keterangan tidak mampu dalam rangka mendapatkan dana
kesehatan melalui program pemerintah melalui jarring
pengaman kesehatan pada keluarga miskin ( BPJS )
 Peran perawat sebagai pemberi pelayanan langsung.
Perawat memberikan pelayanan kesehatan langsung
pada keluarga. Contoh : Mengajarkan pada keluarga
pembuatan obat pereda batuk pilek dengan perasan jeruk nipis
yang dicampur madu.
 Peran perawat sebagai konselor
Perawat memberikan beberapa alternative pemecahan
masalah berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga
tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan keluarga
tersebut. Contoh : Perawat keluarga memberikan beberapa

14
alternative alat kontrasepsi yang akan dipilih pasangan muda,
dengan keputusan tetap pada pasangan muda tersebut.Perawat
keluarga memberikan informasi jenis pelayanan kesehatan
yang bisa dikunjungi keluarga
 Peran perawat sebagai modifikator lingkungan
Contoh :Perawat memberikan gambaran yang jelas
bagaimana lingkungan yang aman pada keluarga dengan
lansia yang sudah menurun penglihatannya, seperti halnya
lantai yang dibuat tidak licin, penataan peralatan rumah
tangga yang rapih, diberikan pegangan ke ruangan lansia
ataupun ke kamar mandi. Contoh ; Perawat memberikan
penjelasan berkaitan dengan bagaimana mencegah anak
terkena ISPA dengan tidak memberikan jajanan sembarangan,
orang tua khususnya ibu membuat makanan tambahan yang
menarik dengan gizi seimbang.
 Peran Keluarga
1. Keluarga dengan mempunyai bayi
Tahapan ini keluarga sudah mempunyai anggota keluarga
baru yang tentunya memiliki tugas antara lain :
- Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (minimal
6 bulan)
- Memberikan kasih saying
- Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga
besar masing-masing pasangan
- Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran
anggota keluarga termasuk siklus hubungan sex
- Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangan.

15
2. Keluarga dengan anak Prasekolah
Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak prasekolah
diantaranya :
- Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
- Mulai menanamkan keyakinan beragama
- Mengenalkan kultur keluarga
- Memenuhi kebutuhan bermain anak
- Membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar
- Menanamkan tanggung jawab dalam lingkungan kecil
- Memperhatikan dan memberikan stimulus bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
3. Keluarga dengan anak sekolah
Tugas yang dimiliki keluarga sengan anak usia sekolah
antara lain :
- Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah
maupun biaya sekolah
- Membiasakan belajar teratur
- Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas
sekolahnya
- Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan
sangat penting untuk masa depan anak
- Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya.
4. Keluarga dengan anak remaja
Pada tahapan ini sering kali ditemukan perbedaan pendapat
antara orang tua dan anak remaja, apabila hal ini tidak
diselesaikan akan berdampak pada hubungan
selanjutnya.Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain :

16
- Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
- Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah
ataupun kegiatan di luar sekolah
- Memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab
- Mempertahankan komunikasi terbuka dua arah
5. Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat.
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap
meninggalkan kedua orang tuanya untuk memulai hidup
baru, bekerja, dan bekeluarga, sehingga tugas keluarga pada
tahapan ini antara lain :
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Membantu anak untuk mandiri
- Mempertahankan komunikasi
- Memperluas hubungan keluarga antara orang tua degan
menantu
- Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah
ditinggalkan anak-anak
E. Adaptasi Keluarga Terhadap Kehamilan
1. Adaptasi Ibu
a. Menerima Kehamilan
 Respon ibu bisa berbeda-beda :
 Syok
 Gembira dan senang
 Marah
 Kombinasi beberapa perasaan
 Arahnya ke realistis
 Fakta bahwa tubuhnya akan menjadi tempat untuk kehidupan
lain

17
 Sifat yang biasa terjadi :
 Egosentris
 Berkonsentrasi pada dirinya
 Fetus belum diakui sebagai bagian dirinya
 Perlu support dari orang yang berararti
b. Membangun Hubungan Dengan Fetus
Bagian yang tidak terpisah dan merugikan
 Perlu proses penyatuan
 Fetus bagian terpisah dari dirinya dan dan bernilai sangat penting
 Mengontrol fisiologi dan emosi
 Menyadari kehamilan
 Memberi perhatian khusus
 Menggunakan pakaian hamil
 Memberi tahu kehamilannya pada orang lain
 Berfikir dan fantasi
 Mimpi tentang bayi
 Berbicara dengan fetus
c. Melakukan Penyesuaian Terhadap Perubuhan Dalam Dirinya
 Fisik: ukuran dan mobilitas (Body Image)
 Emosi: labil
 Body Image: harus diantisipasi
 Ansietas meninggi
 Ansietas meningkat karena merupakan transisi peran menjadi orang
tua
 Sering tidak disadari
 Muncul dalam mimpi dan fantasi
 Semua hal di atas adalah efek samping yang normal dari adaptasi
emosi.

18
d. Melakukan penyesuaian hubungan dengan pasangan
Ada 2 hal penting:
1) Meningkatnya ketergantungan : Support fisik; Suport emosi;
Meningkatnya kekhawatiran terhadap suami bila
meninggalkannya; Meningkatkan ketidaksabaran
2) Perubahan dalam hubungan

e. Mempersiapkan Kelahiran Dan Awal Menjadi Orang Tua


1) Merubah ketakutan tentang melahirkan : penjelasan; support
maksimal; mekanisme koping
2) Menerima peran ibu : mempelajari peran dan ada perasaan mampu
menjadi Ortu

Adapun Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam


beradaptasi :
1. Status
2. Kehamilan kembar
3. Kehamilan resiko tinggi

2. Adaptasi Ayah Terhadap Kehamilan


a. Menerima kehamilan
 Kehamilan sebagai hal yang menarik
 Suami sering ambivalen karena tidak mampu mengantisipasi peran,
tergantung kesiapan suami
b. Menjalin hubungan dengan fetus
 Ayah berhubungan secara tidak langsung sampai fetus lahir
 Keterlibatan suami selama kehamilan merupakan indicator
perkembangan hubungan ayah fetus

19
c. Menyesuaikan terhadap perubahan dengan pasangan
 Memenuhi kebutuhan istri dan ia sendiri merasa aman
d. Menyesuaikan dengan perubahan hubungan seksual
 Laki – laki tampak lebih sensitive karena merasa kehilangan selera
e. Menyiapkan kelahiran dan awal menyiapkan menjadi Ortu
 Membaca dan mendengar tentang bersalin
 Menyiapkan kebutuhan fisik

Adapun Faktor Situasi Yang Mempengaruhi Adaptasi Ayah :


1. Kehamilan resiko tinggi, krisis situasi
2. Kehamilan kembar

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat maternitas adalah salah satu bentuk pelayanan profesional
keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WSU)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, nifas, antara dua kehamilan
dan bayi baru lahir sampai usia40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial
untuk mencapai keesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu
menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang
normal serta membutuhkanadaptasi fisik dan psikososial dari idividu dan
keluarga.
B. Saran
Kita sebagai perawat maternitas dalam memberikan Asuhan
keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien
dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak
menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah
kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat;
merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah
klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi
yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang tepat

21

You might also like