You are on page 1of 23

ANTENATAL CARE/ANC

DEFINISI ANTENATAL CARE


Antenatal care merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal( Saifudin,2009). Antenatal care adalah upaya preventif
program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal
dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan(prawiroharjo,2010). Menurut Depkes RI (2010), pelayanan
antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan.

Menurut Manuaba (2010) Merupakan pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampi menghadapi persalinan, kala nifas,persiaan memberikan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Antenatal care sangat
besar karena dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil
sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah
sakit. Untuk evaluasi keadaan dan kemajuan inpartu dipergunakan
partograf menurut WHO, sehingga pada saat mencapai garis waspada
penderita sudah dapat dirujuk ke rumah sakit.

TUJUAN ANTENATAL CARE


Menurut Saifudin 2009 tujuan antenatal care yaitu:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan


kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum.kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
memberikan asi eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Menurut Mochtar 2011 tujuan umum ANC adalah menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,
persalinan, nifas dengan demikian didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Sedangkan tujuan khusus adalah:

1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin


dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
2. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
4. memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari
dikeluarga berencana kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Jannah (2011) tujuan antenatal care yaitu:

1. mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mentalibu


dan bayi dengan pendidikan,nutrisi, kebersihan diri serta proses
kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah,
atau obstetric selama kehamilan.
3. Memantau kemajuan kehamilan memastikan kesejahteran
ibu dan tumbuh kembang janin
4. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan
menghadapi komplikasi
5. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal serta merawat anak secara psikologis
dan sosial
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan
baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang
secara normal.
Sedangkan menurut Manuaba 2010 tujuan antenatal care adalah:

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang


terdapat saat kehamilan, saat persalinan dan kala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai
hamil,persalinan dan kala nifas.
3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan,persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga
berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal.

MANFAAT ANTENATAL CARE


Menurut Manuaba 2010 pengawasan antenatal memberikan manfaat
dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara
dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah
dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam Rahim dan
ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga
kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan
dan perkembangan janin. Sedangkan menurut Prawiroharjo 2010 ada 6
alasan penting penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:

1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas


kesehatan
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi
yang dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya.
4. Mengidentifikasi dan menatalaksanakan kehamilan resiko
tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperoleh dalam
menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE


1. Jadwal kunjungan antenatal care
Menurut Saifuddin (2009) Pada kebijakan program kunjungan ulang
dilakukan paling sedikit 4 kali yaitu 1 x pada trimester I, 1 x pada trimester
II dan 2 x pada trimester III. Menurut Jannah (2011) Kunjungan I(16
minggu) dilakukan untuk penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan
persalinan, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan.
Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan
untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya,
penapisan PE, gemelii, infeksi alat reproduksi dan saluran kemih dan
mengulang perencanaan persalinan. Kunjungan IV (36 minggu sampai
lahir) dilakukan untuk sama seperti kegiatan kunjungan II dan III,
mengenali adanya kelainan letak dan presentasi, memantapkan adanya
kelainan letak dan presentasi, memantapkan rencana persalinan,
mengenali tanda-tanda persalinan.

Menurut Manuaba (2010) dengan memperhatikan batasan dan tujuan


pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan pertama dilakukan


segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang : Setiap bulan sampai usia kehamilan 6
sampai 7 bulan, Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan
dan Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan.
3. Pemeriksaan khusus bila terjadi keluhan tertentu.
Jadwal pemeriksaan kehamilan menurut Mochtar (2011) yaitu:

1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah setelah sedini


mungkin ketika haid terlambat satu bulan
2. Periksa ulang 1 x sebulan sampai 7 bulan.
3. Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
5. Periksa khusus jika ada keluhan-keluhan
Tetapi menurut Prawiroharjo (2010) jadwal kunjungan asuhan antenatal
bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan
harus ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat
kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal
ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan.
Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1,K2,K3,K4. Hal ini berarti,
minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28
minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan
sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36
minggu. Selama melakukan kunjungan untuk asuhan neonatal, para ibu
hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan
upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai
kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan
yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan.

2. Pelayanan Antenatal Care


Menurut Saifuddin dalam buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal 2002 asuhan standar minimal antenatal care ada
7T : TIMBANG berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,
pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet zat besi minimal 90
tablet, tes terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan. Sedangkan Menurut Pantikawati (2010)
pelayanan ANC minimal 5T, meningkat jadi 7T dan sekarang 12T,
sedangkan untuk daerah gondok dan malaria menjadi 14T, yaitu:

1. Ukur TB dan BB
Tinggi badan diukur sekali pada saat ibu datang per-tama untuk
mendeteksi resiko bila hasil pengukuran <145 cm. Kenaikan berat badan
normal ibu hamil rata – rata 6,5-16 kg.

2. Ukur tekanan darah


Pemerikasaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar
normal, tinggi, atau rendah. Deteksi teka-nan darah yang cenderung naik
diwaspadai gejala hipertensi. Apabila turun, difikirkan ke arah anemia.

3. Ukur tinggi fundus uteri


Pengukuran TFU dengan menggukan pita sentimeter diukur dari tepi atas
simfisis hingga fundus uteri.

Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Tinggi Fundus


Kehamilan
(minggu) Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan

12 minggu – Teraba diatas simfisis pubis


16 minggu – Pertengahan simfisis pubis dan u

20 minggu 20 cm (+2 cm) Pada umbilikus

UK(minggu)=cm
22 – 27 (+2 cm)
minggu –

Pertengahan umbilikus dan prose


28 minggu 28 cm (+2 cm) sifoideus

UK(minggu)=cm
(+2 cm)
29-35 minggu –

36 minggu 36 cm (+2 cm) Pada prosesus sifoideus


Sumber : (Saifuddin, 2009)

4. Pemberian imunisasi TT
Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum. Efek sampingnya adalah kemerahan dan bengkak 1-2 hari.

Immunisasi Tetanus Toksoid


INTERVAL (Selang waktu %
Antigen imunisasi) Lama perlindungan perlin

Kunjungan antenatal
TT1 pertama – –
TT2 -4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99

25 tahun / seumur
TT5 1 tahun setelah TT 4 hidup 99
Sumber (Saifuddin,2009)

5. Pemberian tablet Fe
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk ibu hamil dan nifas, karena pada
masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin.
Pemberian tablet sesegera mungkin setelah mual hilang, satu tablet per
hari selama 90 hari.

6. Tes PMS
Pemeriksaan kepada ibu hamil, diambil spesimen darah vena, apabila tes
dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan pengo-batan/rujukan.

7. Temu Wicara/konseling
Tujuan konseling adalah untuk membantu ibu hamil memahami
kehamilannya dan sebagai upaya preventif terha-dap hal – hal yang tidak
diinginkan. Selain itu untuk membantu ibu hamil menemukan kebutuhan
asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau
tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

8. Tes Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu yang pertama kali, lalu
diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemerik-saan Hb adalah salah satu
upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. Nilai normal HB menurut
Rukiyah, 2009 adalah 10,4 gr%.
9. Tes Protein Urine
Pemeriksaan protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preeklamsia.

10. Tes Reduksi Urine


Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi
penyakit DM atau riwayat penyakit DM pada keluarga ibu/suami.

11. Tekan pijat payudara (Perawatan Payudara)


Manfaat perawatan payudara adalah menjaga keber-sihan payudara,
memperbaiki bentuk puting susu, merangsang kelenjar agar produksi ASI
lancar, dan mempersiapkan laktasi.

12. Pemeliharaan Tingkat Kebugaran (Senam Hamil)


Senam hamil dapat bermanfaat untuk membantu ibu mempersiapkan
persalinan serta mempercepat pemulihan sete-lah melahirkan.

13. Terapi Yodium


Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang
ditandai dengan gangguan fungsi mental, pendengaran, pertumbuhan, dan
kadar hormon yang rendah.

14. Terapi obat malaria


Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah
endemik malaria ataupun pendatang baru berasal dari daerah malaria.
Dampak dari malaria terhadap ibu hamil adalah dapat terjadi abortus,
partus prematurus, dan anemia.

3. Pelaksanaan Antenatal Care


Pemerikaan dalam pelayanan antenatal care menurut Mochtar 2011 ada 4,
yaitu:

1. Diagnostic / palpasi : pemeriksaan seluruh tubuh secara baik


dan lege artist (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung,
paru-paru dan sebagainya).
 Perkusi : tidak begitu banyak artinya kecuali jika ada suatu
indikasi
1. Palpasi: untuk menentukan besar dan konsistensi Rahim,
bagian-bagian janin,letak,presentasi, gerakan janin dan kontraksi
Rahim-braxton hicks dan his.
2. Auskultasi : digunakan stetoskop monoaural (stetoskop
obstetric) untuk mendengarkan denyut jantung janin.

TANDA BAHAYA KEHAMILAN


Menurut kementerian kesehatan (2013) 6 masalah ini bisa menyebabkan
keguguran atau kelahiran dini(prematur) yang membahayakan ibu dan bayi
yaitu :

Perdarahan Pada Hamil Muda Maupun Hamil Tua


Perdarahan vagna dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada
masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit atau
spoting di sekitar waktu pertama terlambat haid. Hal ini karena terjadi
implantasi. Pada waktu lain dalam kehamilan,perdarahan ringan mungkin
pertanda dari servik yang rapuh erosi), mungkin normal atau disebabkan
oleh infeksi. Perdarahan vagina yang terjadi pada wanita hamil dapat
dibedakan menjadi 2 bagian: pada awal kehamilan: abortus, mola
hidatidosa dan kehamilan ektopik terganggu. Pada akhir kehamilan: solusio
plasenta dan plasenta previa (Jannah,2011).

Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan


muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, miscarriage, early
pregnancy loss. Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih
tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum.
(Prawirohardjo,2010). Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang
terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.kelainan
antepartum dapat berasal dari:

1. Kelainan plasenta : plasenta previa, solusio plasenta


(abruption plasenta) atau perdarahan antepartum yang belum
jelas sumbernya, seperti inversion velamentosa, rupture sinus
marginalis, plasenta sirkumvalata.
2. Bukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu
berbahaya, misalnya kelainan serviks dan vagina (erosion,polip,
varises yang pecah) dan trauma. (Mochtar,2011)

Bengkak Dikaki, Tangan Atau Wajah Disertai Sakit Kepala


Atau Kejang.
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan yang biasa disebabkan
oleh pengaruh hormone dan keletihan. Sakit kepala yang menunjukan
suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap
dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah satu gejala preeclampsia.
Preeclampsia biasanya disertai dengan penglihatan tiba-tiba hilang/kabur.
Bengkak/oedema pada kaki dan muka disertai nyeri pada epigastrium
(Jannah,2011).

Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Edema yang terjadi pada
kehamilan mempunyai interpretasi, misalnya 40% edema dijumpai pada
hamil normal, 60% edema dijumpai pada kehamilan yang hipertensi, 80%
edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria. Edema
terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapilar. Edema
yang patologik adalah edema yang nondependent pada muka dan tangan
atau edema generalisata dan biasanya disertai dengan kenaikan berat
badan yang cepat.(Prawirohardjo, 2010).

Demam Atau Panas Tinggi


Demam tinggi terutama yang diikuti tubuh menggigil, rasa sakit seluruh
tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan malaria. Pengaruh malaria
terhadap kehamilan : memecahkan butir darah merah sehingga
menimbulkan anemia, infeksi plasenta dapat menghalangi pertukaran dan
menyalurkan nutrisi ke Rahim, panas badan tinggi merangsang terjadi
kontraksi Rahim. Akibat gangguan tersebut dapat terjadi
keguguran,persalinan prematuritas, dismaturitas, kematian neonates tinggi,
kala II memanjang dan retensio plasenta(Jannah,2011).
Diagnostic febris pada kehamilan dan persalinan

Gejala klinik yang


menyolok Gejala dan tanda lainnya Kemungkinan dia

a. Kehamilan muda
b. Perdarahan

c. Uterus mengeras

Keluarnya cairan yang d. Keluarnya hasil


berbau dari vagina pada konsepsi
kehamilan muda Abortus septik

a. Nyeri abdomen
b. Keluarnya cairan
pervaginam

c. Febris

d. Uterus mengeras
Keluarnya cairan dari
vagina pada kehamilan e. Takikardi pada janin
lanjut Amnionitis

Dysuria a. Nyeri pada daerah Infeksi saluran ke


pinggang
b. Nyeri suprspubik

c. Uterus tidak
mengeras

d. Febris

a. Frekuensi napas
cepat
b. Batuk

c. Keluar dahak

d. Kesulitan bernapas

Tenggorokan sakit sesak e. Nyeri dada


napas Infeksi saluran n

Hepar membengkak
Limpa membesar
Malaria
Kuning Tifoid

Nyeri epigastrium Hepatitis


Menggigil
Sumber : Saifuddin 2009

Air ketuban keluar sebelum waktunya


Dapat diidentifikasikan dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau
yang khas. Adanya kemungkinana infeksi dalam Rahim dan persalinan
prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
bayi. Ketuban pecah dini yang disertai kelainan letak akan mempersulit
persalinan yang dilakukan di tempat dengan fasilitas yang belum
memadai(Jannah,2011).
Bayi Dikandungan Gerakannya Berkurang Atau Tidak
Bergerak
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke 5 atu ke 6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidut,
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam. Biasanya diukur dalam waktu 12 jam yaitu sebanyak 10 kali.
(Jannah,2011)

Muntah terus (tidak mau makan)


Mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sahari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi bisa disebut dengan hyperemesis gravidarum.
(Mochtar,2011). Gejala hyperemesis lainnya: napsu makan menurun, berat
badan menurun, nyeri daerah epigastrium, tekanan darah menurun dan
nadi meningkat, lidah kering dan mata Nampak cekung(Jannah,2011).
MENURUT rahmawati 2011 beberapa factor predisposisi dan factor lain
yang telah ditemukan adalah sebagai berikut.

1. Factor predisposi: primigravida, overdistensi Rahim:


hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola
hidatidosa.
2. Factor organic: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal, perubahan metabolic akibat hamil, resistensi yang
menurun dari pihak ibu, alergi.
3. Factor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Menurut Mochtar 2011 Batas mual muntah berapa banyak yang disebut
hyperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan,
bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan umum ibu
terpengaruh dianggap hyperemesis. Tingkat hyperemesis ada 3, yaitu:

1. Tingkat I = ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau
makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100
kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan
muka cekung.

1. Tingkat II = sedang
Mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih
parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu badan naik(dehidrasi),icterus ringan, berat badan
turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Dapat pula terjadi asetonuria dan dari napas keluar bau aseton.

1. Tingkat II = berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, samnolen smpai koma,
nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi
turun sekali, icterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada
susunan syaraf pusat (ensefalopati Wernicke) dengan adanya nistagmus,
diplopia, perubahan mental.

bukti ilmiah terkait antenatal care :

Hasil penelitian bahwa jarak tempat tinggal berhubungan dengan


keterjangkauan pelayanan kesehatan yang kemudian mempengaruhi
frekuensi antenatal care.

Hasil penelitian menyatakan transportasi yang sulit atau waktu tempuh


yang lama mengakibatkan munculnya perasaan malas atau enggan untuk
pergi ke
tempat pelayanan kesehatan dan memeriksakan kehamilannya.

Hasil penelitiannya menunjukkan ada hubungan pengetahuan Ibu


Primigravida Tentang Kehamilan dengan Kepatuhan Pelaksanaan
Antenatal Care di Puskesmas Aikmel Lombok Timur

Hasil penelitian menginformasikan Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan
Kehamilan Di BPS Hartini Klaten”, dimana menunjukkan korelasi
yang bernilai positif atau sebanding.

hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara sikap Ibu Hamil


Terhadap kepatuhan pelaksanaan antenatal care di Puskesmas Antang
Raya Makassar.

Hasil penelitian meninformasikan bahwa adanya Hubungan Mutu


Pelayanan ANC dengan Frekuensi Antenatal Care secara signifikan pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Wirobrajan

Daftar Pustaka

Arummy, A. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda


Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di BPS
Hartini Klaten. Surakarta. Stikes ‘Aisyiyah Surakarta.

Fahmawati, 2008, Hubungan Mutu Pelayanan ANC dengan frekuensi


Antenatal Care pada Ibu Hamil di Puskesmas Wirobrajan, Yogyakarta:
STIKES Aisyiyah
Hasnaeni. 2012. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan
kepatuhan pelaksanaan pemeriksaann antenatal care di puskesmas
antang raya .Makasar : Stikes Nani Hasanudin

Jannah, Nurul. 2011. Buku ajar asuhan kebidanan (kehamilan).


Yogyakarta : ANDI
KEMENTRIAN KESEHATAN RI. 2013. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak.
Jakarta :
Kementerian Kesehatan dan JICA

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi, Edisi 3 Jilid I. Jakarta: EGC
Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan kebidanan I ( kehamilan ). Yogyakarta:
Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat, cetakan
ketiga. Jakarta : YBPSP.
Rahmawati, Eni Nur. 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya:Victory
Inti Cipta
Rukiyah, Ai et al. 2009. Asuhan Kebidanan I(kehamilan). Jakarta: Trans
Info Media
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Ilmu bedah kebidanan. Edisi pertama,
cetakan kedelapan. Jakarta : YBPSP.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: YBPSP
al dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya
dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin sejak
mengetahui dirinya hamil untuk mendapatkan asuhan antenatal. Salah
satu tujuan dari asuhan antenatal adalah untuk mengenali secara dini
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil.

Dalam upaya Safe Motherhood Indonesia mencanangkan Making


Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan
masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010. Dalam arti kata luas tujuan
Safe Motherhood Indonesia dan Making Pregnancy Safer (MPS) sama,
yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan
mengurangi beban kesakitan, kecacatan, dan kematian yang
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak
perlu terjadi.

Sehingga semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan


persalinan dengan aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan sehat serta
memberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat mempromosikan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas
dalam program pembangunan nasional. Karena itu pendekatan risiko
yang dianjurkan adalah menganggap bahwa semua kehamilan itu berisiko
dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses ke pertolongan persalinan
yang aman dan pelayanan obstetri. Dan mencegah keterlambatan di
tingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya dan membuat keputusan
untuk segera mencari pertolongan.

Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan risiko tinggi dan


komplikasi obstetri, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun
janinnya bila tidak ditangani dengan memadai. Dengan kesadaran dari
ibu hamil bahwa kehamilan adalah salah satu kodrat perempuan, besar
kemungkinannya ia akan menerima kehamilannya, dan akan merasa
bahagia dengan kehamilannya. Sehingga ibu peduli dengan kondisi
keselamatan jiwanya dan janin yang dikandungnya. Dengan kesadaran
yang dimiliki ibu maka ada kemungkinan untuk dapat dideteksinya risiko
dan penyulit dalam kehamilan.

Untuk mengantisipasi adanya risiko yang terlalu berat pada ibu berkaitan
dengan kehamilannya, penting dilakukan promosi kesehatan kepada ibu–
ibu hamil tersebut tentang tanda–tanda bahaya dalam kehamilan, yang
mencakup; Keluarnya darah dari jalan lahir, keluar air ketuban sebelum
waktunya, kejang, gerakan janin tidak ada atau berkurang, demam tinggi,
nyeri hebat di perut, sakit kepala atau kaki bengkak, muntah terus dan
tidak bisa makan pada kehamilan muda, selaput kelopak mata pucat.
Apabila tanda-tanda bahaya tersebut diabaikan dan menyebabkan ibu
berada dalam kondisi yang mengancam jiwa dan sulit untuk ditolong,
maka bukan tidak mungkin risiko kematian ibu dan janinnya didepan
mata dan akan menambah deret Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).

Sehingga penting bagi ibu dan keluarga mampu mengenali tanda–tanda


bahaya tersebut supaya tidak terlambat dalam mengambil keputusan
untuk memperoleh pertolongan dari tenaga kesehatan (bidan atau
dokter) bahkan mendatangi tempat pelayanan kesehatan terdekat guna
mendapatkan layanan yang memiliki standar dan dapat di
pertanggungjawabkan.

Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal,
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

Macam-macam tanda bahaya kehamilan


Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut
Pusdiknakes (2003) :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Masalah penglihatan
4. Bengkak pada muka atau tangan
5. Nyeri abdomen yang hebat
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Berbagai macam tanda bahaya yang perlu segera dirujuk untuk
segera mendapatkan pertolongan :
a. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada
masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan
yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan
ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi. Pada waktu yang
lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik
yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau
mungkin suatu tanda adanya infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,
perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini
dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak,
dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio
plasenta (Pusdiknakes, 2003).

b. Keluar air ketuban sebelum waktunya


Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum
persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor
tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di
vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus
(nitrazin test) merah menjadi biru (Saifuddin, 2001)

c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga
muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran
menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan
gejala dari eklampsia (Saifuddin,2001).

d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1


jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke- 6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).

e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan
istirahat baring, mi num banyak dan mengompres untuk menurunkan
suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh
wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala –
gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan
fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan
masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

f. Nyeri perut yang hebat


Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan
masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,
menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti
appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,
abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Pusdiknakes,
2003).

g. Sakit kepala yang hebat


Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan
sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya men jadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
h. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6
minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual
ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari -hari dan
keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum
(Wiknjosastro,2001).
Selaput kelopak mata pucat

i. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan


hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10 data-blogger-
escaped-gr="">.

Gejala tertentu saat hamil kadang butuh pertolongan dokter


segera. Jika ibu menemui gejala -gejala berikut ini, itu artinya
alarm tanda bahaya telah berbunyi, dan segeralah telepon dokter
untuk meminta saran tindakan apa yang seharusnya dilakukan:
1. Sakit perut yang hebat atau bertahan lama.
2. Perdarahan atau terjadi bercak pada vagina.
3. Bocornya cairan atau perubahan dalam cairan yang keluar dari
vagina. Yakni jika menjadi berair, lengket, atau berdarah.
4. Adanya tekanan pada panggul, sakit dipunggung bagian bawah
atau kram sebelum usia 37 minggu kehamilan.
5. Pipis yang sakit atau terasa seperti terbakar.
6. Sedikit pipis atau tidak pipis sama sekali.
7. Muntah berat atau berulangkali.
8. Menggigil atau demam di atas 101 º F(38,3 º C).
9. Rasa gatal yang menetap diseluruh tubuh, khususn ya jika dibarengi
kulit tubuh menguning, urine berwarna gelap, dan feses berwarna pucat.
10. Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, pandangan
kabur, buram, atau ada titik mata yang terasa silau jika memandang
sesuatu.
11. Sakit kepala berat yang bertahan l ebih dari 2-3 jam.
12. Pembengkakan atau terasa berat akibat cairan (edema) pada
tangan, muka dan sekitar mata, atau penambahan berat badan yang tiba-
tiba, sekitar 1 kilo atau lebih, yang tidak berkaitan dengan pola makan.
13. Kram parah yang menetap pada kaki ata u betis, yang tidak mereda
ketika ibu hamil menekuk lutut dan menyentuhkan lutut itu ke hidung.
14. Penurunan gerakan janin. Sebagai panduan umum, jika terjadi
kurang dari 10 gerakan dalam 12 jam pada kehamilan minggu ke - 26
atau lebih, artinya kondisi janin ti dak normal.
15. Trauma atau cedera pada daerah perut.
16. Pingsan atau pusing-pusing , dengan atau tanpa palpitasi (pupil
mata menyempit).
17. Masalah kesehatan lain yang biasanya membuat ibu telepon ke
dokter, meski jika tidak sedang hamil (Herl, 2003).
Penanganan
Jika tanda – tanda bahaya tersebut ditemukan pada ibu hamil maka
kehamilannya berada pada kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan
rujukan segera. Bila ibu atau pun keluarga terlambat menyadarinya dan
terlambat untuk mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan ataupun
mendatangi tempat pelayanan kesehatan terdekat akan menyebabkan
ibu dan janinnya dalam bahaya dan akan sulit untuk diupayakan selamat.
Ibu ataupun keluarga dapat bekerja sama dengan bidan, kader – kader
kesehatan, bahkan tokoh masyarakat yang dapat membantu untuk
memperoleh pertolongan segera dan merujuk ketempat pelayanan
kesehatan yang memadai fasilitasnya dalam upaya penanganan kondisi
ibu tersebut.

Petunjuk dini untuk mencegah keterlambatan dalam pengambilan


keputusan dan upaya rujukan saat terjadinya komplikasi; menasehati
ibu hamil, suaminya, ibunya atau anggota keluarga yang lain untuk :
1. Mengidentifikasi sumber transportasi dan menyisihkan cukup dana
untuk menutup biaya – biaya perawatan kegawatdaruratan.
2. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat di mana tersedia
palayanan kegawatdaruratan obstetrik yang sesuai.
3. Sambil menunggu transportasi;
4. Berikan pertolongan awal kegawatdaruratan, jika perlu berikan
pengobatan
5. Mulai memberikan cairan infus (IV)
6. Menemani ibu hamil dan anggota keluarganya
7. Membawa obat dan kebutuhan – kebutuhan lain
8. Membawa catatan medik atau kartu kesehatan ibu hamil dan surat
rujukan.
sumber

You might also like

  • Lapkas Skabies
    Lapkas Skabies
    Document17 pages
    Lapkas Skabies
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document1 page
    1
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Demam Berdarah
    Demam Berdarah
    Document3 pages
    Demam Berdarah
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Juknis SPM 2008
    Juknis SPM 2008
    Document48 pages
    Juknis SPM 2008
    Nurul Elqi
    No ratings yet
  • Petunjuk Cetak - Spesifikasi Paket Kelas Ibu
    Petunjuk Cetak - Spesifikasi Paket Kelas Ibu
    Document3 pages
    Petunjuk Cetak - Spesifikasi Paket Kelas Ibu
    Ani Martiningsih
    100% (1)
  • Kompetensi Bidan
    Kompetensi Bidan
    Document2 pages
    Kompetensi Bidan
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Uji Efektivitas Daun Belimbing Wuluh
    Uji Efektivitas Daun Belimbing Wuluh
    Document3 pages
    Uji Efektivitas Daun Belimbing Wuluh
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document15 pages
    1
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • PHBS
    PHBS
    Document9 pages
    PHBS
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Manfaat Senam Otak
    Manfaat Senam Otak
    Document3 pages
    Manfaat Senam Otak
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Pencatatan Pws Kia
    Pencatatan Pws Kia
    Document1 page
    Pencatatan Pws Kia
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • KIA Pemantauan
    KIA Pemantauan
    Document49 pages
    KIA Pemantauan
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Isi Panduan Komunikasi
    Isi Panduan Komunikasi
    Document17 pages
    Isi Panduan Komunikasi
    Fadli Nur
    100% (1)
  • PREEKLAMPSIA Pendekatan Tim
    PREEKLAMPSIA Pendekatan Tim
    Document28 pages
    PREEKLAMPSIA Pendekatan Tim
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Anak
    Anak
    Document1 page
    Anak
    didik_sugiarto_2
    No ratings yet
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Document2 pages
    Surat Kuasa
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Gangguan Pendengaran
    Gangguan Pendengaran
    Document1 page
    Gangguan Pendengaran
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Kanker Payudara
    Kanker Payudara
    Document37 pages
    Kanker Payudara
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Cover Askeb
    Cover Askeb
    Document1 page
    Cover Askeb
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Askeb 4 (Patologi) - 2
    Askeb 4 (Patologi) - 2
    Document5 pages
    Askeb 4 (Patologi) - 2
    Heri Zubekti
    No ratings yet
  • KB Pil
    KB Pil
    Document21 pages
    KB Pil
    adee13
    No ratings yet
  • Sugeng
    Sugeng
    Document41 pages
    Sugeng
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • POA Kabupaten Berau Kecamatan Kelay
    POA Kabupaten Berau Kecamatan Kelay
    Document3 pages
    POA Kabupaten Berau Kecamatan Kelay
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • 07 Nonpar
    07 Nonpar
    Document15 pages
    07 Nonpar
    Yuni
    No ratings yet
  • KB
    KB
    Document9 pages
    KB
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Mengatasi Keluhan
    Mengatasi Keluhan
    Document11 pages
    Mengatasi Keluhan
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • POA Bidan
    POA Bidan
    Document2 pages
    POA Bidan
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet
  • Buku Pintar Kadarzi
    Buku Pintar Kadarzi
    Document7 pages
    Buku Pintar Kadarzi
    erizall
    No ratings yet
  • Tools Audit Internal PPK
    Tools Audit Internal PPK
    Document2 pages
    Tools Audit Internal PPK
    Abrien Sindi Shabrina Ruslan
    No ratings yet