Professional Documents
Culture Documents
“MENINGITIS”
Oleh:
Brent
030.13.041
Pembimbing:
dr. Ade Amelia, SpA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. G Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 1 Tahun Tanggal lahir : 10 Okt 2016
Suku bangsa : Sunda Agama : Islam
Pendidikan :- Anak ke : Anak kedua
Alamat : Cilamaya Wetan No. RM : 00.69.99.57
E. RIWAYAT MAKANAN
Umur
ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
(bulan)
0-2 ASI - - -
2-4 ASI - - -
4-6 ASI - - -
6-12 ASI 11 bulan 7 bulan 8 bulan
Telur 1x/hari
Tahu/ Tempe -
Susu Susu Formula
Kesimpulan riwayat makanan: Pasien mendapatkan ASI eksklusif. Asupan
makanan sehari-hari secara kuantitas dan kualitas relatif baik.
F. RIWAYAT IMUNISASI
Tampak BCG scar pada lengan kanan atas. Imunisasi pasien dilakukan di bidan
dan posyandu.
G. RIWAYAT KELUARGA
1) Corak Reproduksi
Jenis Hid Lahir Mati Keterangan
No. Umur Abortus
kelamin up mati (sebab) kesehatan
Kesimpulan sosial ekonomi: Penghasilan ayah dan ibu pasien cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
K. RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien telah berobat ke bidan, dan ke RS Titian Bunda
𝐵𝐵
𝑢
= 73%
𝑃𝐵
𝑢
= 93%
𝐵𝐵
𝑃𝐵
= 80% (Gizi kurang)
Tanda Vital
Nadi : 180 x/menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular
Napas : 54 x/menit
Suhu : 38,6˚C (diukur dengan thermometer)
Status Generalis
Kepala : Macrocephaly, ubun ubun terbuka menonjol tidak
tegang LK : 47
Rambut : Hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut
Wajah : Wajah simetris, luka/jaringan parut (-)
Mata
Oedem palpebra : (-/-) Visus : tidak dilakukan
Ptosis : (-/-) Lagoftalmos : (-/-)
Sklera ikterik : (-/-) Cekung : (-/-)
Konjungtiva anemis : (-/-) Injeksi : (-/-)
Eksoftalmos : (-/-) Endoftalmos : (-/-)
Strabismus : (-/-) Pupil : bulat, isokor
Refleks cahaya : langsung (+/+), tidak langsung (+/+)
Telinga
Bentuk : normotia
Liang telinga : lapang +/+
Serumen : -/-
Cairan : -/-
Hidung
Bentuk : Simetris, tidak tampak deviasi
Napas cuping hidung : (-/-)
Mukosa hidung : Hiperemis (-/-)
Sekret : (-/-)
Bibir : Mukosa berwarna merah, kering (-), sianosis (-)
Mulut : halitosis (-), mukosa gusi dan pipi merah
Muda, oral hygiene baik
Lidah : Normoglosia, mukosa merah muda, atrofi papil (-),
tremor (-), coated tongue (-)
Tenggorokan : Sulit dinilai
Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran
tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak
teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di
tengah.
Toraks
Jantung
Inpeksi : Tidak tampak iktus kordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea midklavikularis
sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk toraks simetris, gerak dinding dada saat bernapas
simetris kanan-kiri
Palpasi : Vokal fremitus simetris,
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-),wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, tampak distensi, benjolan (-), tidak
dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut,
kulit keriput (-), venektasi (-), gerak dinding perut
saat bernapas simetris
Auskultasi : Bising usung (+)
Perkusi : Shifting dullness (-), undulasi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat.
Hepar dan lien tidak teraba
Genitalia : Jenis kelamin perempuan
Kelenjar getah bening
Preaurikular : Tidak teraba membesar
Postaurikular : Tidak teraba membesar
Submandibula : Tidak teraba membesar
Mentale : Tidak teraba membesar
Supraklavikula : Tidak teraba membesar
Aksila : Tidak teraba membesar
Inguinal : Tidak teraba membesar
Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang,
edema (-), sianosis (-) Spastik (+)
Palpasi : Capillary filling time < 2 detik, akral hangat pada keempat
ekstremitas, edema pretibial (-) Hipertoni (+)
Kulit
Sawo matang, tidak tampak sianosis, tidak tampak ikterik, tidak
tampak ruam, turgor kulit kembali cepat < 2 detik.
Status Neurologis :
Rangsang Meningeal :
- Kaku kuduk : (+)
- Bruzinky I : (-)
- Bruzinky II : (-)
- Laseq : (-/- )
- Kernig : (-/- )
Reflek Patologis :
‒ Babinski (-/- )
‒ Chaddock (-/- )
‒ Gordon (-/- )
‒ Schaeffer (-/- )
‒ Oppenheim (-/- )
Sensorik : Tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 9 Oktober 2017
NILAI
PARAMETER HASIL SATUAN
NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,9 g/dL 10.5-14.0
Eritrosit 4,85 x 106/µL 3.6-5.2
Leukosit 23.68 x 103/µL 6.3-14.0
Trombosit 702 x 103/µL 150-400
Hematokrit 32.1 % 35-53
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 1-3
Neutrofil 65 % 40-70
Limfosit 19 % 20-40
Monosit 16 % 2-8
MCV 66 fL 72-88
MCH 20 pg 24-30
MCHC 31 g/dL 23-36
RDW-CV 17.4 % 12.0-14.8 %
IX. PENATALAKSANAAN
Non-Medika Mentosa :
Rawat inap
Observasi keadaan umum, tanda vital selama rawat inap
Pemasangan OGT
Medikamentosa :
Cefotaxime 3x 350 mg (50-180mg/KgBB)
Paracetamol 3x 70 mg (10-50mg/KbBB)
IVFD Kaen 4A 10 tpm makro
Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien
serta komplikasi yang dapat terjadi.
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai pengobatan jangka
panjang yang akan diberikan kepada pasien.
X. FOLLOW UP
Rawat Inap Ruang Rawamerta
14/10/17 15/10/17 16/10/17 17/10/17 18/10/17 19/10/17
S: Demam (+) S: Demam (+) S: Demam (+) S: Demam (+) S: Demam (+) S: Demam (+)
Kejang (+) Spastik Kejang (+) Spastik Kejang (+) Spastik Kejang (+) Spastik Kejang (+) Spastik Kejang (+) Spastik
(+) muntah (-) (+) muntah (-) (+) muntah (-) (+) muntah (-) (+) muntah (-) (+) muntah (-)
Bak dan Bab dalam Bak dan Bab dalam Bak dan Bab dalam Bak dan Bab dalam Bak dan Bab dalam Bak dan Bab dalam
batas normal batas normal batas normal batas normal batas normal batas normal
O: O: O: O: O: O:
Somnolent, Somnolent, Somnolent, Somnolent, Somnolent, Somnolent,
Opisthotonus (+) Opisthotonus (+) Opisthotonus (+) Opisthotonus (+) Opisthotonus (+) Opisthotonus (+)
HR: 150x/mnt HR: 156x/mnt HR: 130x/mnt HR: 150x/mnt HR: 127x/mnt HR: 130x/mnt
RR: 44x/menit RR: 50x/menit RR: 42x/menit RR: 28x/menit RR: 28x/menit RR: 30x/menit
Suhu: 38,2º C Suhu: 37,7º C Suhu: 37,0º C Suhu: 37,0º C Suhu: 37,0º C Suhu: 37,1º C
BB : 7kg. LK: 47 BB : 7kg. LK: 47 BB : 7kg. LK: 47 BB : 7kg. LK: 47 BB : 7kg. LK: 47 BB : 7kg. LK: 47
Makrosefali, UUB Makrosefali, UUB Makrosefali, UUB Makrosefali, UUB Makrosefali, UUB Makrosefali, UUB
Menonjol Menonjol Menonjol Menonjol Menonjol Menonjol
Retraksi (–), Retraksi (–), Retraksi (–), Retraksi (–), Retraksi (–), Retraksi (–),
SNV +/+, Rh -/-, SNV +/+, Rh -/-, wh- SNV +/+, Rh -/-, wh- SNV +/+, Rh -/-, SNV +/+, Rh -/-, SNV +/+, Rh -/-,
wh-/- /- /- wh-/- wh-/- wh-/-
BJ I-II reg, m -, g - BJ I-II reg, m -, g - BJ I-II reg, m -, g - BJ I-II reg, m -, g - BJ I-II reg, m -, g - BJ I-II reg, m -, g -
Turgor kembali Turgor kembali Turgor kembali Turgor kembali Turgor kembali Turgor kembali
cepat, BU 3x/menit, cepat, BU 3x/menit, cepat, BU 3x/menit, cepat, BU 3x/menit, cepat,BU 3x/menit, cepat,BU 3x/menit,
Akral hangat, CRT Akral hangat, CRT < Akral hangat, CRT < Akral hangat, CRT < Akral hagat, CRT < Akral hangat, CRT
< 2 detik, Spastik, 2 detik, Spastik, 2 detik, Spastik, 2 detik, Spastik, 2 detik, Spastik, < 2 detik, Spastik,
hipertoni hipertoni hipertoni hipertoni hipertoni hipertoni
A: Susp Meningitis A: Susp Meningitis A: Susp Meningitis A: Susp Meningitis A: Susp Meningitis A: Susp Meningitis
TB TB TB TB TB TB
P: Cefotaxime 3x P: Cefotaxime 3x 350 P: Cefotaxime 3x 350 P: Cefotaxime 3x P: Cefotaxime 3x P: Cefotaxime 3x
350 mg (50- mg (50- mg (50- 350 mg (50- 350 mg (50- 350 mg (50-
180mg/KgBB) 180mg/KgBB) 180mg/KgBB) 180mg/KgBB) 180mg/KgBB) 180mg/KgBB)
Paracetamol 3x 70 Paracetamol 3x 70 Paracetamol 3x 70 Paracetamol 3x 70 Paracetamol 3x 70 Paracetamol 3x 70
mg (10- mg (10-50mg/KbBB) mg (10-50mg/KbBB) mg (10- mg (10- mg (10-
50mg/KbBB) IVFD Kaen 4A 10 IVFD Kaen 4A 10 50mg/KbBB) 50mg/KbBB) 50mg/KbBB)
IVFD Kaen 4A 10 tpm makro tpm makro IVFD Kaen 4A 10 IVFD Kaen 4A 10 IVFD Kaen 4A 10
tpm makro tpm makro tpm makro tpm makro
XI. DIAGNOSIS AKHIR
Meningitis TB
Gizi Kurang
Imunisasi sesuai usia tidak lengkap
XII. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Malam
ANALISA KASUS
Secara patologi ada 3 keadaan yang terjadi pada meningitis TB. Pertama
adalah araknoiditis proliferative yang terutama terjadi di basal otak berupa
pembentukan masa fibrotic yang melibatkan saraf kranialis dan menembus
pembuluh darah. Kedua berupa vaskulitis dengan thrombosis dan infark pembuluh
darah yang melintasi membrane basalis atau berada dalam parenkim otak.(5)
Kelainan inilah yang sering meninggalkan sekuele neurologis bila pasien selamat.
Kelianan ketiga adalah hidrosefalus komunikans akibat perluasan inflamasi ke
sisterna basalis yang akan mengganggu sirkulasi dan resoprsi likuor
serebrospinal.(6)
Terapi segera diberikan tanpa ditunda bila ada kecurigaan klinis ke arah
meningitis TB. Terapi TB sesuai dengan konsep baku, yaitu 2 bulan fase intensif
dengan 4-5 OAT (isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol),
dilanjutkan dengan 2 OAT (isoniazid dan rifampisin) hingga 12 bulan. Bukti
klinis mendukung penggunaan steroid pada meningitis TB sebagai terapi ajuvan.
Steroid yang dipakai adalah prednisone dengan dosis 1-2mg/kgBB/hari, selama 4-
6 minggu sesuai dengan lamanya pemberian steroid.(9,10)
REFERENSI