Professional Documents
Culture Documents
H1A013030
PEMBIMBING:
KEPANITRAAN KLINIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
A. WAWANCARA PSIKIATRIK
Pasien-pasien terentang dari mereka yang pandai berbicara dengan jelas, dan
mudah untuk diikutsertakan sampai mereka yang mengalami gangguan berpikir,
paranoid, berespon terhadap stimuli internal, dan mengalami disorganisasi yang
berat. Wawancara itu sendiri mungkin bervariasi, tergantung pada tantangan
spesifik yang ditemukan pada tiap-tiap pasien. Beberapa teknik adalah berlaku
universal pada semua situasi; teknik lain terutama dapat diterapkan pada jenis
wawancara tertentu. Nancy Andreason dan Donald Black telah menuliskan 11
teknik yang sering pada sebagian besar situasi wawancara psikiatrik yang
dijabarkan sebagai berikut.
5. Ikuti jawaban yang samar-samar atau tak jelas dengan cukup gigih untuk
menentukan dengan akurat jawaban pertanyaan
6. Biarkan pasien berbicara dengan cukup bebas untuk mengamati
bagaimana kuatnya pikiran berkaitan.
8. Jangan takut menanyakan tentang topik yang Anda atau pasien rasakan
sulit atau memalukan
Penatalaksanaan Waktu
Dokter psikiatrik tidak dapat sama sekali tidak dikenal oleh pasiennya.
Tempat periksa dokter psikiatrik dapat mengatakan kepada pasiennya suatu yang
baik tentang kepribadian dokter psikiatrik. Warna dinding ruangan, lukisan dan
diploma di dinding, perabotan, tanaman, buku, dan foto pribadi—semuanya
menggambarkan dokter psikiatrik di dalam cara yang tidak diverbalkan secara
langsung. Pasien seringkali mempunyai reaksi terhadap tempat periksa dokternya
yang mungkin menyimpang atau tidak, dan mendengarkan dengan cermat atas
setiap komentar dapat membantu dokter psikiatrik untuk mengerti pasiennya.
Peneliitian telah menunjukkan bahwa pasien berespon lebih positif pada dokter
laki-laki yang menggunakan jas dan dasi daripada mereka yang tidak. Tidak ada
penelitian yang telah dilakukan tentang pakaian dokter wanita, tetapi, dari
memperhitungkan kemungkinan, respon yang positif kemungkinan ditimbulkan
oleh pakaian profesional.
Membuat Catatan
Untuk alasan lebal dan medis suatu catatan tertulis yang adekuat
tentang tiap-tiap pasien harus dibuat. Catatan pasien juga membantu ingatan
dokter psikiatrik. Tiap-tiap klinisi harus membuat suatu sistem penyimpanan
catatan dan memutuskan informasi mana yang akan dicatat. Banyak dokter
psikiatrik membuat catatan lengkap selama beberapa sesion pertama sambil
mengungkapkan data riwayat. Setelah waktu itu sebagian besar dokter psikiatrik
hanya mencatat informasi riwayat yang penting, peristiwa yang penting dalam
kehidupan pasien, medikasi yang diresepkan, mimpi-mimpi, dan komentar umum
tentang kemajuan pasien. Beberapa dokter psikiatrik mempertahankan catatan
proses yang terinci (catatan kata demi kata dari suatu sesion) pada pasien tertentu,
menulis segera setelah suatu sesion sebanyak sesion yang dapat diingatnya.
Catatan proses menyebabkan jauh lebih mudah untuk menentukan kecenderungan
dalam pengobatan (dengan mengingat masalah transferensi dan transferensi-balik)
dan mengulangis esion untuk mengambil gagasan-gagasan yang mungkin telah
terlewatkan . Catatan proses juga membantu jika dokter psikiatrik adalah bekerja
dengan seorang pengawas atau konsultan yang memerlukan presentasi yang
akurat dari suatu sesion tertentu.
Wawancara Selanjutnya
Bunuh Diri
Pertanyaan spesifik yang perlu dijawab oleh pasien yang kasar adalah
termasuk tentang tindakan kekerasan pasien sebelumnya dan kekerasan yang
dialami semasa masa anak-anak. Dokter psikiatrik harus menentukan di dalam
kondisi spesifik mana pasien berusaha melakukan kekerasan, dan bukti-bukti yang
menguatkan sebagai aspek penting dari riwayat pasien harus didapatkan dari
teman-teman dan anggota keluarga. Tabel 1 meringkaskan hal yang perlu
dilakukan dan jangan sampai dilakukan dalam menangani pasien yang kasar.
Tabel 1 - Lakukan dan Jangan Lakukan dalam Mengobati Pasien yang Melawan
Antisipasi kemungkinan kekerasan dari pasien Jangan abaikan perasaan hati Anda bahwa
yang bersikap bermusuhan, mengancam, seorang pasien mungkin berbahaya
teragitasi, gelisah, atau penyiksa atau dari Jangan memeriksa orang yang marah,
mereka yang kehilangan kendali karena mengancam, gelisah dengan segera
alasan apapun Jangan mengganggu kemampuan Anda untuk
Perhatikan perasaan hati Anda. Jika Anda meloloskan diri dari situasi yang berbahaya.
merasa takut atau tidak tenang, hentikan Jangan duduk di belakang meja
wawancara dan mintalah pertolongan Jangan menentang pasien dengan menjawab
Panggillah sebanyak mungkin petugas secara marah atau merendahkan
keamanan atau perawat saat pertama kali Jangan menyentuh atau mengejutkan pasien
terlihat tanda kekerasan. Pasien yang atau mendekati secara cepat tanpa memberi
melihat bahwa Anda menanggapinya dengan tahu
serius seringkali tidak akan bertindak lebih Jangan mencoba mengikat pasien tanpa
jauh. Jika mereka bertindak, Anda akan siap bantuan yang cukup
Tanyakan apakah pasien membawa senjata. Jangan mengabaikan mencari penyebab
Senjata harus ditahan oleh petugas organik dari kekerasan
keamanan. Jangan pernah memeriksa Jangan tawar menawar dengan orang yang
seorang pasien yang bersenjata melakukan kekerasan tentang perlunya
Tawarkan bantuan, makanan, pengobatan. pengikatan, medikasi, atau perawatan
Dukung pasien dengan mengomentari psikiatrik
kekuatan dan pengendalian dirinya Jangan melupakan masalah medikolegal,
Jika diperlukan pengikatan, tunjuk masing- seperti dokumentasi yang lengkap dari
masing anggota satu tim untuk memegang semua intervensi dan kewajiban untuk
kepala pasien dan untuk tiap anggota gerak memperingati dan melindungi. Jika pasien
Bersikaplah manusiawi tetapi tegas, jangan dipindahkan, katakan kepada dokter yang
melakukan tawar menawar. Geledahlah bertugas tentang tiap ancaman dan korban
pasien untuk mencari zat psikoaktif dan yang khusus
senjata Jangan melupakan keluarga dan teman sebagai
Jika pasien menolak medikasi oral, tawarkan sumber informasi yang penting
suatu injeksi setelah beberapa menit. Siaplah
untuk memberikannya jika pasien terus
menolak.
Perhatikan terus pasien yang tersedasi atau
diikat. Pasien yang terikat tidak boleh
ditinggalkan sendiri.
Rawatlah di rumah sakit pasien yang
menyatakan keinginannya untuk
membahayakan orang lain, menolak
menjawab pertanyaan tentang niat mereka
untuk membahayakan, penyalahguna
alkohol atau zat lain, psikotik, memiliki
gangguan kognitif, atau menolak bekerja
sama dalam terapi
Peringatkan kemungkinan korban dari ancaman
kekerasan, dan beritahukan kepada petugas
yang tepat
Ikuti tiap orang yang melakukan kekerasan, dan
catat dalam kartu
Waham Pertanyaan
Waham kejar (misalnya, seseorang sedang diikuti, Apakah Anda mengalami kesulitan dalam bersama-
suratnya telah dibuka, rumahnya dipasang alat sama orang lain?
perekam, diamati oleh pemerintah) Apakah Anda merasa bahwa orang-orang menentang
Anda?
Apakah seseorang telah mencoba untuk
membahayakan diri Anda atau bersekongkol
menentang Anda?
Waham cemburu (misalnya, pasangan memiliki Apakah Anda takut bahwa pasangan Anda adalah
hubungan gelap) tidak jujur?
Bukti apa yang Anda miliki?
Waham dosa atau bersalah (misalnya, seseorang telah Apakah Anda merasa bahwa Anda telah melakukan
melakukan dosa yang menakutkan, seseorang hal yang menakutkan?
adalah bertanggungjawab atas tindakan yang Apakah ada yang mengganggu kesadaran Anda?
tidak termaafkan, seseorang patut untuk Apa itu?
dihukum) Apakah Anda merasa layak mendapatkan hukuman
atasnya?
Waham kebesaran (misalnya, seseorang memiliki Apakah Anda memiliki kekuatan, bakat, atau
kekuatan, kemampuan, identitas khusus) kemampuan khusus?
Apakah Anda merasa bahwa Anda akan mencapai
hal yang besar?
Waham somatik (misalnya, seseorang yakin bahwa Apakah ada gangguan dengan cara kerja tubuh
tubuhnya menderita penyakit, abnormal, atau Anda?
berubah) Apakah Anda melihat adanya perubahan dalam
penampilan Anda?
Apa penyebabnya?
Gagasan atau waham menyangkut diri sendiri (ideas Apakah Anda berjalan ke dalam ruangan dan
and delusion of reference) (misalnya, seseorang berpikir bahwa orang lain sedang membicarakan
yakin bahwa tanda, pernyataan atau peristiwa Anda atau menertawakan Anda?
yang tidak penting adalah ditujukan pada dirinya Apakah Anda melihat di majalah atau TV yang
atau memiliki arti khusus) menyebut diri Anda atau memiliki arti khusus
bagi Anda?
Apakah Anda telah menerima pesan khusus dengan
suatu cara?
Siar pikiran, penyisipan pikiran, dan penarikan Apakah Anda mendengar pikiran Anda berbicara,
pikiran seakan-akan ada suara di luar kepala Anda?
Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda disiarkan
sehingga orang lain dapat mendengarnya?
Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda telah
dimasukkan ke dalam kepala Anda oleh sumber
atau orang di luar?
Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda telah
diambil oleh sumber atau orang di luar?
Riwayat Psikiatrik
I. Data identifikasi
II. Keluhan utama
III. Riwayat penyakit sekarang
A. Onset
B. Faktor pencetus
IV. Penyakit sebelumnya
A. Psikiatrik
B. Medis
C. Riwayat alkohol dan zat lain
V. Riwayat pribadi (anamnesis)
A. Pranatal dan perinatal
B.Masa anak-anak awal (sampai usia 3 tahun)
C.Masa anak-anak pertengahan (usia 3-11 tahun)
D.Masa anak-anak akhir (pubertas sampai masa remaja)
E.Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. Riwayat militer
4. Riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas sosial
7. Situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
VI. Riwayat psikoseksual
VII. Riwayat keluarga
VIII. Mimpi, khayalan, nilai hidup
Data Identifikasi
1. Nama pasien
2. Usia
3. Status perkawinan
4. Jenis kelamin
5. Pekerjaan
6. Bahasa jika selain bahasa Inggris
7. Latar belakang etnis
8. Agama dan keadaan kehidupan sekarang
Keluhan Utama
”Saya merasa sangat tertekan dan bepikir tentang membunuh diri saya
sendiri.” “Tiap motor yang ada di depan rumah saya mempunyai no polisi yang
mengirimkan pada saya suatu pesan rahasia tentang suatu rencana untuk
membunuh Presiden.”
Penyakit Sebelumnya
Masa anak anak awal (sejak lahir sampai usia tiga tahun)
Periode masa anak anak awal terdiri dari 3 tahun pertama kehidupan
pasien. Kwalitas interaksi ibu anak selama pemberian makanan dan toilet training
adalah penting. Sering kali anak dimungkinkan untuk mempelajari apakah anak
mempunyai masalah dibidang tersebut, gangguan awal dalam pola tidur dan tanda
tidak terpenuhinya kebutuhan seperti: membanting kepala, memberikan petunjuk
tentang kemungkinan penyimpangan dan ketidakmampuan perkembangan
maternal. Ringkasan dari bidang-bidang yang penting dijelaskan seperti berikut
ini:
Toilet Training. Usia, sikap orang tua, perilaku tentang hal ini.
Seksualitas
Masa Dewasa
Mood adalah emosi yang meresap dan terus menerus yang mewarnai
persepsi seseorang akan dunia.Kata sifat yang sering digunakan untuk
menggambarkan mood adalah depresi, kecewa, mudah marah, cemas, marah,
meluap luap, euforik, kosong, bersalah, terpesona, sia sia, merendahkan diri
sendiri, ketakutan dan membingungkan. Sedangkan afek dapat didefinisikan
sebagai respon emosional pasien yang tampak. Afek adalah apa yang disimpulkan
oleh pemeriksa dari ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan macam perilaku
ekspresif. Afek mungkin sejalan dengan mood atau tidak sejalan. Afek
digambarkan sebagai rentang normal, terbatas, tumpul atau datar. Pada afek
normal, terdapat variasi ekspresi wajah, irama suara, penggunaan tangan dan
pergerakan tubuh. Pada afek terbatas terdapat penurunan jelas didalam rentang
dan intensitas ekspresi. Pada afek tumpul ekspresi emosional menurun lebih jauh.
Pada afek datar, dokter harus tidak menemukan tanda ekspresi afektif, suara
pasien harus monoton, wajah harus imobil. Beberapa dokter pskiatri telah
menggunakan istilah “ketidaksesuaian afek” untuk suatu kualitas respon yang
ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia, dimana afek pasien adalah tidak
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pasien .
Bicara
Gangguan Persepsi
Pikiran
1. Proses pikiran
pengenduran asosiasi atau keluar dari jalur
flight of ideas
pikiran berpacu
tangensialitas
sirkumstansialitas
gado gado kata atau inkoherensi
neologisme
asosiasi bunyi
permainan kata
penghambatan pikiran
pikiran samar samar
Kemampuan Visuospatial
Pengendalian Impuls
3. sadar bahwa mereka adalah sakit tapi melemparkan kesalahan pada orang
lain, pada faktor eksternal atau faktor organik
4. sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada
diri pasien
5. tilikan intelektual: menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau
kegagalan dalam penyesuaian sosial adalah disebabkan oleh perasaan
irasional atau gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan
pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa depan
Reliabilitas
4. memberikan prognosis
Diagnosis
Klasifikasi diagnosis dibuat menurut edisi keempat DSM-IV terdiri
dari 5 axis. Axis 1 terdiri dari semua sindroma klinis. Axis 2 terdiri dari gangguan
kepribadian dan retardasi mental. Axis 3 terdiri dari tiap penyakit medis. Axis 4
masalah psikologis dan lingkungan. Axis 5 penilaian global fungsi yang
ditunjukkan pasien selama wawancara.
Prognosis
Formulasi psikodinamika
Anjuran anjuran
Tatalaksana Skizofrenia
1. Terapi Medikamentosa
Obat pertama yang efektif untuk terapi skizofrenia dikembangkan
selama tahun 1950an. Obat ini disebut sebagai antipsikotik
konvensional atau generasi pertama.
Ada berbagai obat antipsikotik ‘konvensional’, seperti haloperidol
chlorpromazine, fluphenazine, droperidol, pimozine, sulpiride,
perphenazine, flupenthixol, zuclopenthixol, dan trifluoperazine (APA,
2004). Kelebihan utama obat ini adalah mengobati gejala positif
skizofrenia (APA, 2004; Keith et al, 2004). Namun, obat ini kurang
efektif terhadap gejala negatif skizofrenia. Obat ini tersedia dalam
bentuk tablet, cairan, suntikan jangka pendek dan jangka panjang.
Sejumlah obat baru untuk skizofrenia dengan efikasi yang lebih
luas untuk berbagai gejala skizofrenia dan dapat memperbaiki
kemampuan berfungsi pasien telah tersedia sejak 20 tahun terakhir
atau lebih. Obat antipsikotik baru ini dikenal sebagai antipsikotik
atipikal atau antipsikotik generasi kedua. Obat baru ini meliputi
aripiprazole, clozapine, olanzapine, paliperidone, quetiapin, dan
risperidone (Lieberman et al, 2008). Obat ini tampaknya memiliki
lingkup efek yang lebih luas untuk gejala skizofrenia (Tandon et al,
2003). Obat ini efektif untuk mengobati gejala positif seperti
halusinasi dan delusi serta dapat juga membantu dalam mengobati
gejala negatif. Obat ini juga tersedia dalam bentuk tablet, cairan dan
suntikan jangka pendek dan jangka panjang (APA, 2004).
Cara pemberian obat antipsikotik adalah pemberian dimulai
dengan “dosis awal” sesuai “dosis anjuran”, kemudian dinaikkan
setiap 2-3 hari sampai mencapai “dosis efektif” (mulai timbul
peredaan sindrom psikosis), dosis dievaluasi setiap 2 minggu dan bila
perlu dinaikkan, “dosis optimal” dipertahankan sekitar 8-12 minggu
(stabilisasi), kemudian dosis diturunkan setiap 2 minggu sampai ke
“dosis maintenance”, dosis dipertahankan selama 6 buulan sampai 2
tahun (diselingi “drug holiday” 1-2 hari/minggu), selanjutnya
dilakukan tappering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) sampai
dapat dihentikan (Maharatih, dkk., 2010).
Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu
yang lama, sangat penting untuk menghindari dan mengatur efek
samping yang timbul. Mungkin masalah terbesar dan tersering
bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional
gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek
samping Ekstra Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan
menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita
harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak
dapat beristirahat.
Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada tangan
dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat
antikolinergik (biasanya benztropine) bersamaan dengan obat
antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek samping ini.
Efek samping lain yang dapat timbul adalah tardive
dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat
dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan
terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan
dosis efektif terendah dari obat antipsikotik. Apabila penderita
yang menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardive
dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik
konvensional dengan antipsikotik atipikal.
Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita
Sikzofrenia yang memakan obat. Hal ini sering terjadi pada penderita
yang menggunakan antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga dapat
membantu mengatasi masalah ini (Sadock, dkk.,2003; Maramis,
2009)
2. Terapi Psikososial
a. Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan
latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan
sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan
komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong
dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang
diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit.
Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau
menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di
masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan (Sadock dkk,
2003).
b. Terapi berorientasi keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia
seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluarga
dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat
dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari).
Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas
didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya
lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam
cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena
skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat.
Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari
ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan
tentang keparahan penyakitnya.
Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti
skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati (Sadock,dkk.,
2003).
c. Terapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan
pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata.
Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi
secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi
kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial,
meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas
bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara
suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling
membantu bagi pasien skizofrenia (Sadock dkk, 2003).
d. Psikoterapi individual
Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari
yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik.
Menegakkan hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien
skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban
dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas,
bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati.
Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah
sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap
kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang
prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri.
Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak
tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan,
manipulasi, atau eksploitasi (Sadock dkk, 2003)
e. Perawatan di Rumah Sakit
Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk
tujuan diagnostik, menstabilkan medikasi, keamanan pasien
karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang
sangat kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
dasar.
Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang harus
ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistem
pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang
dilakukan pada perawatan rumahsakit harus direncanakan. Dokter
harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien
tentang skizofrenia.
Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien
dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka.
Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan
penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat
jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki
orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri,
kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Perawatan di
rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan
fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan
dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam
memperbaiki kualitas hidup. (Sadock,dkk., 2003)
Tatalaksana Skizoafektif
1. Farmakoterapi
a. Gejala manik : antimanik
b. Gejala depresi : antidepresan
Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan
percobaan anti depresan dan terapi elektrokonvulsan (ECT) sebelum
mereka diputuskan tidak responsif terhadap terapi anti depresan.
c. Gejala bipolar : antipsikotik. harus mendapatkan percobaan lithium,
carbamazepine (Tegretol), valporate (Depakene), atau suatu
kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif
(Sadock, dkk., 2003).
2. Psikoterapi
a. Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan, reassurance, serta
terapi kelompok
b. Psikoterapi reedukatif
1) Terhadap Pasien :
a) Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai
penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-
faktor penyebab, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan
risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan
segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian
hari
b) Memotivasi pasien untuk berobat teratur
c) Mengajarkan terapi relaksasi pada pasien saat pasien marah
ataupun akan marah sehingga diharapkan pasien dapat
mengontrol marahnya dan mengemukakan amarahnya
dengan cara yang lebih halus.
2) Terhadap Keluarga :
a) Memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakit
pasien, gejala, faktor- faktor pemicu, pengobatan,
komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan di kemudian
hari.
b) Menjelaskan kepada keluarga bahwa salah satu faktor pemicu
penyakit pasien saat ini adalah keluarga pasien yang
mengabaikan pasien
c) Meminta keluarga untuk mendukung pasien pada saat-saat
setelah sakit agar pasien dapat mengalami remisi.
Defense mechanism
Mekanisme pembelaan ego ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang.
Mekanisme ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat terganggu,
misalnya pada pasien skizofrenia
1. Repression
Represi adalah usaha menyingkirkan atau menekan pengalaman atau
informasi yang menimbulkan kecemasan ke bawah sadar. Mekanisme ini disebut
juga proses pelupaan.
2. Projection
Proyeksi juga merupakan mekanisme pertahanan ego yang dilakukan
dengan cara mengalihkan dorongan kepada orang lain. Misalnya saja orang yang
melakukan tindakan kekerasan. Ketika ditanya kenapa dia melukai orang lain, dia
menjawab, “Mereka yang mulai duluan!”
3. Displacement
Pengalihan atau displacement dilakukan dengan cara mengalihkan kepada
sasaran lain, bukan sasaran yang sebenarnya dituju. Sasaran ini biasanya lebih
aman jika dibandingkan dengan sasaran yang asli. Misalnya saja marah kepada
bos. Karena takut atau tidak mungkin memarahi bos, maka ketika pulang ke
rumah, kemarahan disalurkan kepada keluarganya.
4. Reaction Formation
Reaksi formasi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang dilakukan
dengan berlaku sebaliknya, membentuk reaksi yang dianggap baik. Misalnya saja
seorang wanita yang menyukai seorang pria. Karena rasa gengsi, maka ia
bertindak cuek, tidak perhatian, bahkan bisa seolah membencinya.
5. Regression
Regresi adalah mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan cara
kembali atau mundur kepada tahapan perkembangan sebelumnya. Misalnya saja
anak yang ingin tetap mendapatkan perhatian dari ibu pasca adiknya lahir. Ia
berlaku seperti anak-anak, karena ingin tetap diperhatikan.
6. Denial
Penolakan atau denial dapat disebut juga pengingkaran. Penolakan adalah
mekanisme pertahanan ego menolak situasi yang membuat tidak nyaman atau
menimbulkan kecemasan. Misalnya saja orang yang khawatir bahwa benjolan di
tubuhnya adalah kanker, malah mengingkarinya sebagai kanker. Hal ini menjadi
negatif jika pengingkaran membuatnya malah tidak berusaha memeriksakan ke
dokter.