You are on page 1of 3

RSUD dr. H.

ENSEFALITIS VIRAL
ISHAK
No. Revisi : Halaman :
UMARELLA
Nomor Dokumen 1
Disusun Oleh : Diperiksa :

Tim Dokter RSIU

Ditetapkan
Standar Direktur RSUD dr. H. Ishak Umarella
Tanggal terbit :
Prosedur Oktober 2018
Operasional

dr. Dwi Murti Nuryanti, M.Sc, Sp. A


PENGERTIAN Suatu penyakit demam akut dengan kerusakan jaringan parenkim
sistem saraf pusat yang menimbulkan kejang, kesadaran menurun, atau
tanda-tanda neurologis fokal.
Etiologi:
 Virus DNA
- Poxviridaen : Poxvirus
- Herpetoviridae : Virus Herpes Simpleks, Varicella Zoster,
Virus Sitomegali
 Virus RNA
- Paramiksoviridae : Virus Parotitis, Virus morbili (Rubeola)
- Picornaviridae : Enterovirus, Virus Poliomielitis, Echovirus
- Rhabdoviridae : Virus Rabies
- Togaviridae : Virus ensefalitis alpha, Flavivirus ensefaliti
jepang B, Virus demam kuning, Virus Rubi
- Bunyaviridae : Virus ensefalitis California
- Arenaviridae : Khoriomeningitis Limfositaria
- Retroviridae : Virus HIV

TUJUAN Memberikan acuan tatalaksana pengobatan ensafalitis viral


KEBIJAKAN Kebijakan Direktur tentang Standar Operating Prosedur (SOP)
Penanganan Kasus Ensefalitis Viral
PROSEDUR KRITERIA DIAGNOSIS
 Bentuk asimtomatik :
Gejala ringan, kadang ada nyeri kepala ringan atau demam tanpa
diketahui penyebabnya. Diplopia, vertigo, parestesi berlangsung
sepintas. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan cairan
serebrospinal
 Bentuk abortif :
Nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, kaku kuduk ringan. Umumnya
terdapat infeksi saluran napas bagian atas atau gastrointestinal.
 Bentuk fulminan :
Berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari yang berakhir dengan
kematian. Pada stadium akut demam tinggi, nyeri kepala difus yang
hebat, apatis, kaku kuduk, disorientasi, sangat qelisah dan dalam
waktu singkat masuk ke dalam koma dalam. Kematian biasanya terjadi
dalam 2-4 hari akibat kelainan bulbar atau jantung.
 Bentuk khas ensefalitis :
Gejala awal nyeri kepala ringan, demam, gejala infeksi saluran napas
bagian atas atau gastrointestinal selama beberapa hari. Kaku kuduk,
tanda Kernig positif, gelisah, lemah, dan sukar tidur. Defisit neurologis
yang timbul tergantung tempat kerusakan. Selanjutnya kesadaran
menurun sampai koma, kejang fokal atau umum, hemiparesis,
gangguan koordinasi, kelainan kepribadian, disorientasi, gangguan
bicara, dan gangguan mental.

 Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium
 Pungsi lumbal (bila tak ada kontra indikasi)
- Cairan serebrospinal jernih dan tekanannya dapat normal atau
meningkat
- Fase dini dapat dijumpai peningkatan set PMN diikuti
pleositosis limfositik, umumnya kurang dari 1000/ul
- Glukosa dan Klorida normal
- Protein normal atau sedikit meninggi (80-200 mg/dl)
 Pemeriksaan darah
- Lekosit : Normal atau lekopeni atau lekositosis ringan
- Amilase serum sering meningkat pada parotitis
- Fungsi hati abnormal dijumpai pada hepatitis virus dan
mononukleosis infeksiosa
- Pemeriksaan antibodi-antigen spesifik untuk HSV,
cytomegalovirus, dan HIV

Pemeriksaan Radiologik
 Foto Thoraks
 CT scan
 MRI
Pemeriksaan Penunjang Lain
Bila tersedia fasilitas virus dapat dibiakan dari cairan serebrospinal, tinja,
urin, apusan nasofaring atau darah

DIAGNOSIS BANDING
 Infeksi bakteri, mikobakteri, jamur, protozoa
 Meningitis tuberkulosa, meningitis karena jamur
 Abses otak
 Lues serebral
 Intoksikasi timah hitam
 Infiltrasi neoplasma (Lekemia, Limfoma, Karsinoma)

TERAPI
 Perawatan Umum
 Anti udema serebri : Deksamethason dan Manitol 20%
 Atasi kejang : Diazepam 10-20 mg iv perlahan-lahan dapat
diulang sampai 3 kali dengan interval 15-30 menit. Bila masih
kejang berikan fenitoin 100-200 mg/ 12 jam/ hari dilarutkan
dalam NaCI dengan kecepatan maksimal 50 mg/menit.
 Terapi kausal : Untuk HSV : Acyclovir

PENYULIT / KOMPLIKASI
 Defisit neurologis sebagai gejala sisa
 Hidrosefalus
 Gangguan mental Epilepsi
 SIADH

UNIT TERKAIT UGD/Cito


Rawat Inap

You might also like