You are on page 1of 15

Aneka Mainan Tradisional untuk Balita

(http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/b
ermain.permainan/aneka.mainan.tradisional.
untuk.balita/001/003/187/1/1) 13 maret 2014
Di tengah serbuan mainan elektronik, digital dan mainan modern lainnya, Anda perlu
mengenalkan mainan tradisional pada balita. Congklak, yoyo atau layang-layang sangat dapat
dinikmati balita!

Berikut beberapa contoh mainan tradisional untuk balita laki-laki dan perempuan. Masih banyak
jenis lainnya, silahkan eksplorasi bersama anak Anda.

Mainan tradisional balita laki-laki :

 Layang-layang : Ajak balita untuk bersama-sama kita menerbangkan layang-layang.


Main layang-layang dapat merangsang kreativitas, menghibur serta bersifat kompetitif.
 Yoyo : Banyak jenis yoyo yang trsedia saat ini termasuk yoyo yang canggih dengan
lampu dan baterai.
 Gasing : Bermain gasing dapat melatih keterampilan tangan anak: motorik halus dan
koordinasi mata-tangan.

Mainan tradisional balita perempuan :

 Bola bekel : Bermain bekel dapat dimainkan oleh 2 - 5 orang pemain. Dengan bermain
bekel kita dapat mengajari bagaimana bekerja secara team dan bergiliran menunggu
sesuatu.
 Congklak : Dengan bermain congklak, orang tua sekaligus dapat melatih kemampuan
berhitung anak dan kemampuan menganalisa sesuatu.

Yang perlu kita ingat adalah hindari memaksakan anak untuk bermain jika dirasa permainan itu
belum sesuai untuk usianya. Pastikan anak termotivasi menggunakan mainan tradisional bukan
karena paksaan. Orang tua sendiri wajib memastikan mainan tradisional aman: bebas dari
material yang bersifat toxic (beracun), tidak ada ujung kayu yang tajam, atau bagian kecil yang
muda lepas dan kondisi lain yang dapat mencederai balita.

Kenalkan permainan tradisional ini dengan cara yang santai, jangan sampai ada kesan anak
merasa dipaksa yang justru bisa jadi bumerang.
Pak Empo lirak lirik sapa mau sing delekke...begitulah sebagian lirik dari lagu cublak-
cublak suweng. Saat itulah, yang jaga harus menebak siapa yang menyembunyikan
suweng atau anting!
(http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/bermain.permainan/permainan.tradisionalcublak.cubl
ak.suweng/001/003/294/1/1)
Persiapan:

 3 - 5 anak.
 Satu buah biji-bijian/ kerikil yang bisa digenggam.

Cara bermain:

 Gambreng dan yang kalah menjadi Pak Empo. Dia berbaring telungkup di tengah, anak-
anak lain duduk melingkar. Buka telapak tangan menghadap ke atas dan letakkan di
punggung Pak Empo.
 Salah satu anak memegang biji/ kerikil dan dipindah dari telapak tangan satu ke telapak
tangan lainnya diiringi lagu Cublak-Cublek Suweng. “Cublak cublek suweng, suwenge
ting gelenter, mambu ketundung gudel. Pak empo lirak-lirik, sapa mau sing delekke. Sir
sir pong dele gosong, sir sir pong dele gosong”.
 Pada kalimat ”Sapa mau sing delekke” serahkan biji/ kerikil ke tangan seorang anak
untuk disembunyikan dalam genggaman.
 Di akhir lagu, semua anak menggenggam kedua tangan masing-masing, pura-pura
menyembunyikan kerikil, sambil menggerak-gerakkan tangan.
 Pak Empo bangun dan menebak di tangan siapa biji/ kerikil disembunyikan. Bila
tebakannya benar, anak yang menggenggam biji/ kerikil gantian menjadi Pak Empo. Bila
salah, Pak Empo kembali ke posisi semula dan permainan diulang lagi.

Manfaat:
Anak belajar menyanyi, mencocokkan ritme lagu dengan gerakan tangan, mengenal bahasa
Jawa, melatih motorik halus, belajar mengikuti aturan, latihan kerja sama dan belajar menyimpan
rahasia.

Cara Bermain Cublak-cublak Suweng


Permainan ini dimainkan olehbeberapa anak/orang, tetapi minimal tiga orang. Akan tetapi lebih baik
antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting
(suweng) yang disembunyikan seseorang.

Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ menentukan salah satu dari mereka
untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada
yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo
berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya
menghadap ke atas di punggung pak Empo.
Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting). Lalu
mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak
tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya
2-3 kali).

Setelah sampai di bait terakhir ...Sir-sir pong dele gosong pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura-
pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal
ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-masing pemain
mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri (gerakannya) persis
seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara
berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting.

Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Dan
ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut
berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya.

Congklak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Congklak.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Congklak)
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji
congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan
batu-batu kecil.

Nama di berbagai daerah

Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di
beberapa daerah di Sumatera yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama
congkak. Di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di
Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama: Mokaotan, Maggaleceng,
Aggalacang dan Nogarata.

Permainan ini di Malaysia juga dikenal dengan nama congkak, sedangkan dalam bahasa Inggris
permainan ini disebut Mancala.

Permainan congklak

Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan
yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau
buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya
terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan
congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2
lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi
kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang
berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan
meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil
yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis
di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya.
Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang
berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak
mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di
lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
ermainan Tradisional Yoyo
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

(http://permainantradisional1.blogspot.com/2013/01/permainan-tradisional-yoyo.html)

Permainan tradisional Yoyo, siapa yang belum pernah melihatnya? Pasti hampir semua orang pernah
melihat atau bahkan pernah memainkan permainan tradisional Yoyo ini. Ya, Yoyo memang sebuah
permainan anak kecil, namun sekarang ini kita lihat pemain Yoyo tidak lagi terbatas pada anak kecil tapi
sudah merambah ke orang dewasa.

Yoyo adalah sebuah alat permainan yang terdiri dari 2 bagian lempengan yang berbentuk bundar kecil.
Kedua buah lempengan bundar ini saling menempel dengan sebuah celah sempit di antaranya. Pada
celah sempit di tengah yang menghubungkan dua lempengan ini diikat dengan seutas tali. Tali ini
biasanya sepanjang sekitar 1 meter dan di ujung satunya biasanya dikaitkan ke jari tangan.

Sejarah Permainan Tradisional Yoyo

Kita sering melihat permainan tradisional Yoyo, namun tahukah anda bagaimana awal mula sejarah
Yoyo sampai dikenal luas seperti sekarang ini? Sejarah permainan tradisional Yoyo bermula pada sebuah
catatan sejarah di sekitar Yunani. Pada saat itu diyakini dalam sejarahnya Yoyo terbuat dari kayu, logam,
atau gerabah.

Sebuah bukti sejarah Yoyo, yaitu telah ditemukannya sebuah Yoyo yang terbuat dari gerabah (semacam
keramik) yang merupakan peninggalan sejarah dari sekitar 500 tahun sebelum masehi. Pada masa itu
dipercaya bahwa mainan dari lempengan gerabah ini merupakan sebuah mainan anak yang digunakan
pada sebuah upacara keagamaan tertentu. Pada upacara ini Yoyo dari gerabah akan dipersembahkan
oleh seorang anak kepada dewa, sebagai simbol bahwa anak tersebut telah mencapai usia kedewasaan.

Munculnya Permainan Tradisional Yoyo Modern

Sejarah permainan tradisional yoyo kemudian berlanjut dengan lahirnya permainan yoyo modern.
Populernya permainan tradisional yoyo ini tidak lepas dari sebuah perusahaan mainan yoyo yang
didirikan oleh seorang Amerika keturunan Filipina bernama Pedro Flores di California pada tahun 1928.
Dari pabrik inilah mainan yoyo mulai diproduksi secara besar-besaran.

Dilanjutkan secara resmi di tahun 1929 seorang pengusaha bernama Donald F. Duncan membeli
perusahaan Flores dan seluruh asetnya. Lalu secara resmi pula mendaftarkan nama Yoyo sebgai nama
merk dagang pada tahun 1932. Sejak saat itulah permainan tradisional yoyo mengalami masa keemasan
dan sempat mengalami keterpurukan pada era Perang Dunia. Namun kembali berjaya sampai era
modern ini.

Sejarah Nama Permainan Tradisional Yoyo

Beberapa catatan sejarah telah menyebutkan bahwa kata yoyo berasal dari bahasa Ilocano dari Filipina.
Ada juga yang menyebutkan bahwa kata yoyo berasal dari bagasa Tagalig dari Filipina. Dalam bahasa
Tagalog kata yoyo berarti “kemari-kemari” atau “kembali”.

Pada permainan tradisional yoyo tradisional, yoyo diikat dengan tali


menggunakan simpul. Hal ini membuat yoyo hanya dapat bergerak ke bawah dan ke atas saja. Tetapi
dingan adanya tehnik tali yoyo yang dipopulerkan di Amerika, permainan yoyo menjadi lebih menarik.

Pada tehnik modern di Amerika, sebagai talinya mereka menggunakan tali panjang dilipat menjadi dua
lalu dipelintir sedemikian rupa, sehingga tidak ada simpul mati sedikitpun pada celah yoyo. Dengan cara
modern ini yoyo dapat berputar sendiri di bawah (tidak langsung naik). Dan pada akhirnya tehnik tali
yang baru inilah yang membuat permainan tradisional yoyo semakin menarik dan semakin dikenal luas.

Cara Bermain Permainan Tradisional Yoyo

Permainan tradisional Yoyo sebenarnya sangat mudah untuk dimainkan, bahkan oleh anak-anak
sekalipun. Hanya saja bagi yang belum pernah memainkannya pasti akan sedikit mengalami kesulitan.
Tapi hanya dengan beberapa kali latihan percobaan saja pasti sudah bisa bermain.

Permainan tradisional Yoyo dimainkan dengan cara diputar. Begini cara bermainnya :

1. Mula-mula Yoyo dililit dengan tali yang ada pada celah di tengah-tengah Yoyo.
2. Tali itu dililitkan memutari celah di tengah sampai seluruh tali terlilit dan meninggalkan ujung
tali saja.
3. Lalu ujung tali (yang biasanya diberi kait) dikaitkan atau diikatkan di salah satu jari biasanya jari
telunjuk atau jari tengah.
4. Kemudian buah Yoyo dilemparkan ke bawah.
5. Untuk Yoyo yang bagus dan seimbang ikatannya, dia akan bisa berputar sendiri di bawah.
6. Dengan sedikit sentakan tali ke arah atas, maka Yoyo yang sedang berputar di bawah akan naik
ke atas dengan sendirinya.
Permainan Tradisional Yoyo di Era Modern

Yoyo yang dibuat pada masa sekarang ini telah melalui banyak sekali perubahan teknologi, terutama
pada pengembangan teknologi di poros as-nya. Dengan teknologi yang paling baru, sekarang ini yoyo
mampu berputar bebas dengan waktu yang jauh lebih lama. Hal ini terjadi karena pengembangan
teknologi yang telah mampu membuat poros yoyo mengalami pengurangan gesekan yang sangat
signifikan.

Dengan berkurangnya gesekan pada poros yoyo dengan tali, maka jelas telah membuat yoyo bisa
berputar bebas dengan sangat lama. Dan hal ini kemudian juga sangat berpengaruh dengan
berkembangnya tehnik permainan tradisional yoyo. Karena yoyo modern dapat berputar bebas dengan
sangat lama, maka pemain bisa menciptakan berbagai macam gaya bermain yoyo.

Sampai pada akhirnya dengan perkembangan pesat permainan tradisional yoyo, membuat banyak
bermunculannya kontes-kontes atau lomba bermain yoyo di seluruh dunia. Pada kontes yoyo biasanya
akan dipertandingkan berbagai gaya dan tehnik bermain yoyo diantara para peserta permainan
tradisional yoyo.

- See more at: http://permainantradisional1.blogspot.com/2013/01/permainan-tradisional-


yoyo.html#sthash.rJD4ZlAB.dpuf

Gasing
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Gasing Jepun

Gasing merupakan sejenis permainan yang boleh berputar pada paksinya, sambil mengimbang
pada satu titik. Gasing merupakan permainan tradisional orang-orang Melayu sejak dahulu lagi.
Biasanya dimainkan selepas musim menuai. Permainan gasing dipertandingkan antara kampung.
Pemenang dikira berdasarkan tempoh masa gasing mampu berputar.

Gasing dibuat daripada kayu bebaru, kemuning, merbau, rambai, durian atau kundang. Kayu
tersebut akan ditakik-takik dan dikikis sehingga menjadi bentuk gasing.

Tali gasing dibuat daripada kulit pokok bebaru. Tapi sekarang tali gasing dibuat daripada tali
nilon. Panjang tali gasing biasanya bergantung kepada panjang tangan seseorang. Biasanya 1
meter panjang. Minyak kelapa digunakan untuk melicinkan pergerakan tali gasing.

Isi kandungan

 1 Jenis gasing
 2 Cara bermain gasing
o 2.1 Melilit tali
o 2.2 Melilit gasing
o 2.3 Memusing gasing
o 2.4 Memangkah gasing
 2.4.1 Pangkah totok
 2.4.2 Pangkah hentak
 2.4.3 Pangkah layang
 2.4.4 Pangkah tebang
o 2.5 Mengangkat gasing
 3 Pautan luar

Jenis gasing

 Gasing toyol
 Gasing begelen
 Gasing berembang
 Gasing buku benang
 Gasing jantung
 Gasing kelamar
 Gasing kepala duri
 Gasing kuno
 Gasing lang laut
 Gasing leper
 Gasing leper Kelantan
 Gasing pacitan
 Gasing pangkah
 Gasing piring
 Gasing pinang
 Gasing tanjung
 Gasing telor
 Gasing Cina
 Gasing Melayu
 Gasing uri
 Gasing bawang

Cara bermain gasing

Kaedah bermain gasing dahulu dan sekarang tidak banyak perbezaannya. Sebelum tahun 1970,
permainan gasing di Malaysia tidak teratur dan berlainan antara satu daerah dengan daerah yang
lain. Pelbagai bentuk, saiz dan kegunaan gasing membezakan sifat gasing dan membentuk sistem
permainan yang turut berbeza. Dalam permainan gasing, semua pemain mesti mempunyai
kemahiran memusing, memangkah, mengangkat, menegak dan membela uri gasing.

Melilit tali

Terdapat 2 cara untuk melilit tali iaitu dengan cara melilit di lengan atau melilit di jari
kelingking. Kedua-dua kaedah ini penting sebelum memulakan permainan kerana tali yang
kemas dan tidak terlalu panjang akan menghasilkan pusingan gasing yang baik. Cara yang
pertama dipakai dengan memasukkan pergelangan tali ke dalam lengan pemain dan cecincin
iaitu hujung tali yang diikat membulat akan menjadi penyimpul hidup. Ini akan memudahkan
pemain kerana apabila ditarik ia tidak mudah terurai. Pusingan tali pada lengan pula bergantung
kepada pemain sama ada dililit pada tangan kanan atau tangan kiri. Pusingan lilitan bergantung
kepada pemain untuk memastikan pemain selesa dengan lilitan tali tersebut. Lilitan tali biasanya
dilakukan sendiri.

Kaedah yang kedua pula dilakukan dengan membuat lilitan pada jari kelingking pemain.
Pemilihan jari kelingking sama ada sebelah kanan atau kiri bergantung pemain. Cecincin pada
hujung tali akan dimasukkan pada jari kelingking oleh pemain seterusnya tali tadi akan dililit
pada tapak tangan. Biasanya cara ini banyak dilakukan oleh pemain yang telah berusia kerana
dengan cara ini tali akan menjadi lebih panjang dan menghasilkan cengkaman yang lebih kuat
pada gasing. Untuk memudahkan lilitan pada leher gasing, pemain perlu melilitkan kesemua tali
di lengan dengan meninggalkan beberapa sentimeter(cm) untuk memudahkan pemain mengesan
kelembapan, kelembutan dan ketegangan tali. Selepas balingan gasing dibuat, tali akan dililit
pada lengan atau tapak tangan sehingga habis bagi memudahkan tugas mengangkat atau
menegak uri.

Melilit gasing

Terdapat dua cara melilit pada gasing yang biasa diamalkan, iaitu melilit pada lengan dahulu
kemudian barulah dililit di sekeliling gasing. Cara lain adalah seperti yang diamalkan oleh
pemain gasing tradisional iaitu melilit gasing dengan mengikat pada pokok kayu supaya lilitan
menjadi lebih kemas bagi menghasilkan pusingan yang lama. Semua gasing yang akan dililit
hendaklah dipastikan bahu, labu dan pataknya supaya dalam keadaan rata, jika keadaan labu
tidak rata, kerja meratakannya haruslah dilakukan dengan mengikir, mengetuk atau menggosok
dengan kertas kaca. Bagi menghasilakan cengkaman yang kuat biasanya pemain gasing akan
menyapu kanji di bahagian bahu gasing.

Untuk melilit, gasing mestilah dipegang dengan tangan kiri dan tangan kanan pula bersedia
untuk melilit. Ibu jari kiri digunakan untuk menekan rambu pada leher gasing. Lilitan tali pada
gasing adalah melawan arah pusingan jam dan tali hendaklah ditarik dengan ketat dan kuat.
Lilitan kedua dan ketiga hendaklah dilakukan seperti lilitan pertama. Lilitan berikutnya pula
hendaklah sentiasa mencecah ke bahu gasing untuk mendapatkan lilitan yang kemas, padat dan
sejat. Semasa melilit, pastikan yang tali tidak bertindih atau bersilang. Jika ini berlaku, gasing
akan borot dan membahayakan semua orang.

Memusing gasing

Terdapat berbagai-bagai gaya dalam memusing gasing. Memusing mengikut cara yang betul
akan menghasilkan pusingan yang tegak, kuat, ligat dan tetap. Untuk menghasilkan pusingan
seperti ini, langkah yang disusun hendaklah mengikut cara yang betul supaya gasing tidak jatuh
mengiring, meleret atau borot. Umumnya terdapat dua jenis pusingan yang biasa diamalkan, iaitu
pusingan sorong tarik dan pusingan sentap. Untuk pusingan sorong tarik, gasing hendaklah
dipegang secara mengiring dan dihayun ke belakang. Serentak dengan itu mata mestilah
tertumpu ke arah sasaran di hadapan. Kedudukan gasing hendaklah sentiasa mengiring semasa
gerakan ini. Semasa menghayun, gasing mestilah dalam kedudukan mengiring sehingga gasing
tiba di hadapan, barulah gasing ditegakkan sebelum dilepaskan. Kedudukan badan mestilah
rendah dan kaki berada tidak jauh dari sasaran yang hendak dipusingkan. Hayunan tangan
pemain hendaklah mengikut hayunan gasing dan badan membongkok kira-kira 45 darjah.
Pusingan gaya ini agak rendah dan dekat.

Bagi pusingan sentap, gaya pusingan ini menghasilkan pusingan yang tegak, ligat dan kuat.
Pemain memegang gasing dengan kedudukan tegak, iaitu kepala gasing menghala ke atas dan
diangkat tinggi. Kedudukan tangan kira-kira 30 darjah dari paras lengan. Tangan dihayunkan ke
arah sasaran dengan kedudukan gasing tegak sehinggalah tiba ke hadapan, sebelum dilepaskan.
Setelah gasing terpacak ke bumi, sedikit sentapan dikenakan dan pastikan ia berada dalam
keadaan tegak. Jika tidak gasing akan meliuk dan pusingan akan menjadi kurang ligat. Gasing
diangkat paras bahu sebelum dilepaskan.

Memangkah gasing

Memangkah adalah satu gerakan yang penting dalam permainan gasing. Tumpuan, perhatian dan
hayunan hendaklah tepat mengenai sasaran supaya gasing akan menghasilkan uri yang ligat,
tegak dan kuat. Tedapat empat gaya pangkahan yang biasa digunakan oleh pemain dalam apa
juga pertandingan, iaitu pangkah totok, pangkah hentak, pangkah layang dan pangkah tebang.

Pangkah totok

Pangkahan dilakukan dari jarak dekat dan pemain perlu membongkokkan badan. Kemudian
gasing mestilah di paras bahu dan siku, separas pula dengan bahu pemangkah. Sasarannya pula
ialah pada bahagian labu, kepala atau bahu gasing. Pangkahan ini bertujuan untuk menghalakan
gasing lawan keluar dari gelanggang. Jika menggunakan gasing yang agak berat, pangkahan
jenis ini kurang sesuai. Gasing yang berbentuk tinggi adalah sesuai dengan jenis pangkahan ini.
Pangkah hentak

Untuk melakukan pangkah hentak, badan pemangkah mestilah tegak. Tangan pula diletakkan
tegak atas kepala dengan memegang gasing secara tegak. Gasing dihayun tegak serta kuat ke
arah sasaran. Hayunan ini akan dilepaskan ke sisi kiri atau kanan pemangkah. Sasarannya ialah
pada kepala, labu atau bahu gasing. Jika tepat mengenai sasaran, kesannya amat ketara kerana ia
boleh memecahkan gasing lawan. Sebab itulah dalam latihan biasa pangkahan ini tidak
digalakkan. Jenis gasing yang sesuai untuk melakukan pangkah hentak ialah gasing berembang
dan gasing leper. Pangkahan ini bertujuan mematikan dan merosakkan gasing lawan.

Pangkah layang

Kedudukan tubuh pemangkah mestilah tegak. Tangan pula hendaklah tegak di atas kepala
dengan memegang gasing secara tegak. Gasing dihayunkan ke arah sasaran dengan kuat, cepat
dan kencang. Pangkahan ini selalunya menghasilkan pusingan yang ligat dan terus keluar dari
sasaran selepas memangkah. Sasaran pangkahan jenis ini ialah bahagian bahu, labu, kepala atau
tengkuk gasing.

Pangkah tebang

Pangkahan ini bertujuan mengeluarkan gasing lawan jauh dari sasaran dan ia juga merupakan
pangkahan jarak jauh. Untuk menghasilkan pangkahan yang kuat, kedudukan pangkah mestilah
tegak. Gasing pemangkah akan mengenai labu gasing lawan serentak dengan paksinya mencecah
ke bumi. Gasing yang paling sesuai untuk tujuan ini ialah gasing lipat kajang, gasing tanjung dan
gasing concord kerana sifatnya yang berat dan pepat.

Mengangkat gasing

Setelah gasing dipusingkan atau dipangkah, ia perlu pula diangkat ke tapak uri yang sesuai untuk
menjamin keligatannya agar terus terpelihara. Mengangkat gasing memerlukan kemahiran,
kesabaran dan kecekapan yang tinggi.

Sebelum gasing diangkat, pemain mestilah terlebih dahulu menentukan liuk arah pusingan dan
kedudukan gasing. Menentukan liuk bermakna mencari liuk atau kedudukan pusingan terendah
bahagian patak dengan bumi. Bahagian terendah inilah yang akan diangkat. Arah pusingan perlu
ditentukan untuk disesuaikan dengan arah pusingan badan ketika membawa gasing. Mengangkat
gasing dilakukan dengan menggunakan tali dan cokok. Cokok digunakan untuk gasing yang
berbentuk leper dan berat. Kedudukan gasing semasa hendak diangkat hendaklah berada dakam
keadaan tegak kerana jika kedudukannya mengiring ia akan menjejaskan keligatan gasing. Tali
yang digunakan untuk mengangkat gasing mestilah tegang dan ketika mengangkat patak akan
dielakkan dari tersentuh tali kerana ini akan mengurangkan keligatan.

Pautan luar

Permainan Bekel
Pendahuluan

John Dewey (2009) menyatakan masalah sentral dari pendidikan berbasis pengalaman adalah
memilah dan memilih jenis pengalaman saat ini yang tumbuh subur dan kreatif dalam
pengalaman-pengalaman selanjutnya. Pengalaman melakukan Permainan tradisional bekel
merupakan jenis pengalaman yang tumbuh subur dan mendukung pengalaman belajar konsep
matematika.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Pasal 36 ayat 2)
menyatakan bahwa “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Dasar
pemikiran bahwa permainan tradisional merupakan potensi daerah yang berkesesuaian dengan
konsep matematika. Maka kurikulum dapat menggunakan permainan tradisional sebagai bagian
dari pengembangan kurikulum KTSP, yaitu pembelajaran menggunakan permainan tradisional.

Isi

Permainan Bekel

Alat permainan adalah bola bekel, biji bekel (cangkang keong, tutup botol minuman ringan). Biji
bekel yang sesungguhnya adalah benda berbentuk miniatur becak dari jepang yang ditarik oleh
manusia, terbuat dari kuningan, timbel, atau plastik, mempunyai empat sisi berbeda.

Cara bermain

 Permainan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan sebagai berikut: Pemain


mengumpulkan sejumlah sejenis cangkang keong, tutup botol minuman ringan di lantai,
dan bola di tangan pemain.

 Melakukan pengambilan tanpa pengembalian biji bekel pada saat bola bekel dilempar,
lalu jatuh dan memantul, selanjutnya ditangkap.
 Setelah bola bekel dilempar pemain mengambil satu biji bekel kemudian segera
menangkap bola bekel sebelum jatuh untuk kedua kalinya.
 Melakukan langkah ke-2.1.3 secara berulang, sampai biji bekel terambil semua dari
lantai.
 Melakukan langkah ke-2.1.4, bedanya, pada setiap lemparan dua biji bekel terambil,
setelah habis dilanjutkan dengan 3 biji bekel, 4 biji bekel, dst.
 Menyamakan posisi biji bekel dengan merubah posisi biji bekel satu-persatu pada saat
bola bekel dilempar, lalu jatuh dan memantul selanjutnya ditangkap.
 Melakukan langkah ke-2.1.4 dan ke-2.1.5 sampai habis biji bekel dilantai.

Permainan dilakukan dengan berpedoman pada aturan-aturan permainan yang saling


mendukung, demikian juga matematika, dioperasikan dengan algoritma-algoritma yang saling
mendukung, serta tidak tumpang tindih. Jika terdapat pelanggaran terhadap aturan permainan,
maka pemain dikatakan “curang”/ tidak “fair”, bagitu juga dalam operasi matematika, jika
operasi tidak sesuai dengan algoritma matematika, maka operasinya salah. Karena terdapat
kesesuaian antara aturan-aturan permaian dan algoritma-algoritma matematika, maka penelitian
akan mengungkap konsep matematika dalam permainan tradisional bekel.

Konsep Matematika

Dilakukan analisis rasional terhadap aturan permainan tersebut, sehingga ditemukan beberapa
konsep matematika sebagai berikut:

Konsep Klasifikasi

Pemain mengetahui biji bekel, cangkang keong, tutup botol minuman ringan dengan cara
mengklasifikasikan jenis benda-benda tersebut. Kemudian saat permainan berlangsung pemain
menyamakan sisi biji bekel, penyamaan sisi biji bekel merupakan klasifikasi terhadap bangun
ruang sederhana.

Konsep Menghitung

Diawal permainan, setiap pemain mengetahui berapa banyak biji bekel yang digunakan sebagai
alat permainan. Jika terdapat 10 biji bekel, maka setiap kali pemain mengambil biji bekel
dilantai, pemain juga menghitung 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, yaitu sudah berapa kali pemain
melakukan pengambilan, serta menghitung biji bekel yang diambil saat melakukan pengambilan.

Konsep Penjumlahan

Saat pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses penjumlahan terjadi di tangan
pemain. Pemain juga dapat mengambil dua biji bekel dalam setiap pengambilan; artinya terdapat
proses penjumlahan 2 biji bekel ditambah 2 biji bekel ditambah 2 biji bekel menjadi 6 biji bekel.

1+1+1+1+1+1=6

2+2+2=6

3+3=6

3.4 Konsep Pengurangan


Setiap kali pemain mengambil satu persatu atau dua-dua biji bekel maka proses pengurangan
terjadi di lantai yaitu sepuluh di ambil satu, diambil satu, diambil satu jadi sisa tujuh biji bekel.

10 – 1 – 1 – 1 = 7 atau 10 – 3 = 7

10 – 2 – 2 – 2 – 2 = 2 atau 10 – 8 = 2

Konsep Perkalian

Setiap kali pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses perkalian terjadi di tangan,
yaitu banyaknya biji bekel setiap pengambilan dikali banyaknya proses pengambilan. Satu biji
bekel pada pengambilan pertama, satu lagi biji bekel pada pengambilan ke 2, satu lagi biji bekel
pada pengambilan ketiga, jadi ditangan terdapat 3 biji bekel dari tiga kali pengambilan.

3 x 2 = 6 “Artinya 2 biji bekel diambil tanpa pengembalian, dilakukan 3 kali pengambilan,


sehingga didapat 6 biji bekel yang sudah terambil. Dapat juga dikatakan 3 bekel diambil tanpa
pengembalian, dilakukan 2 kali pengambilan, sehingga didapat 6 biji bekel yang sudah
terambil.”

3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6 atau 3 x 2 = 3 + 3 = 6

Konsep Pembagian

Proses pembagian terjadi di lantai yaitu jika terdapat sepuluh biji bekel dilantai akan diambil
dengan cara tiga biji bekel pada setiap kali melakukan pengambilan. Ambil tiga biji bekel pada
pengambilan pertama, tiga lagi biji bekel pada pengambilan kedua, lalu tiga biji bekel pada
pengambilan ketiga, kemudian sisa satu biji bekel belum terambil. Artinya sepuluh biji bekel
dibagi tiga biji bekel disetiap pengambilan, sama dengan atau terjadi tiga kali pengambilan sisa
satu biji bekel.

10 : 3 = 3 sisa 1 (artinya terdapat 10 biji bekel, diambil 3 biji pada setiap pengambilan tanpa
pengembalian, sehingga didapatkan 3 kali pengambilan, sisa 1 biji bekel yang belum diambil).

10 : 2 = 5 (artinya terdapat 10 buah biji bekel, diambil dua biji pada setiap pengabilan tanpa
pengembalian, sehingga didapatkan 5 kali pengambilan).

Ranah Afektif

Kegiatan psikomotorik permainan bekel mengarah kepada aspek kognitif, tetapi tetap dapat
dibarengi oleh aspek afektif yang harus ditanamkan, yaitu sebagai berikut:

1. Kritis dan Teliti, melihat secara detail klasifikasi dari biji bekel.

2. Kemampuan Eksplorasi, mau mencoba untuk bermain bekel sendiri, dan bersama teman
main untuk memahami strategi permainan agar dapat melakukan permainan tanpa kesalahan.
3. Berani melangkah dan membuat keputusan, pemain melakukan permainan tanpa ragu-ragu
dan ulet.

4. Peka, terhadap kesalahan yang diperbuat teman main.

5. Tidak mudah percaya kepada taman main, bahwa teman main melakukan pemainan dengan
jujur.

6. Komunikasi, mencari teman untuk diajak bermain, menentukan bersama aturan main.

7. Jujur, taat terhadap aturan permainan bekel yang disepakati bersama teman main.

8. Percaya diri, berani melakukan permainan dengan teman untuk menentukan menang dan
kalah.

9. Proaktif, selalu bermain bekel untuk setiap permainan.

10. Mau mendengar teguran dari teman saat bermain.

11. Toleransi, memperhatikan teman bermain dan tidak mengganggu.

12. Demokrasi, setiap pemain mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam bermain.

Penutup

Permaian bekel ini ternyata dapat dimanfaatkan sebagai meda pembelajaran matematika.
sebenarnya banyak permainan tradisional yang lain yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran matematika.

You might also like