You are on page 1of 4

Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model

cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan
kunjungan berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien.
(Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Macam- macam Restorasi Rigid


1. Inlay
Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp.
Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya: inlay bukal
atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat adanya
karies sekunder
Kontraindikasi :
1. frekuensi karies tinggi
2. OH pasien jelek
Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit
1. Preparasi Kavitas
 membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama
 preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal
 seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut kavitas dibuat membulat
 tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal
 dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan komposit
2. Pembuatan Inlay
 secara direct
 secara indirect
3. Insersi Inlay Komposit
4. Teknik Sementasi
 persiapan inlay
 persiapan kavitas
 aplikasi semen resin
5. Penyelesaian dan Pemolesan

2. Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp.
Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya, karies,
atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini
memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini,
onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi :
1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.
3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi terhadap
fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan oklusal adalah merestorasi
kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk.
1997 : 544)
Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang rusak. Juga
berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua permukaan proksimal. Ciri-ciri
utama dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan
dengan gingival dan hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu.
(Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Tahapan Preparasi Onlay:
Langkah-langkah preparasi onlay adalah:
 Pemasangan isolator karet.
 Akses ke karies
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang digunakan adalah bur
fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan tinggi.
 Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-dentin yang
sehat.
 Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan bergesernya
restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-10oterhadap sumbu gigi dengan
menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah
membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa
kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
 Pembuatan boks aproksimal
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara
yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada
pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding
email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong
tepi gingiva. Preparasi dibuat miring 10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide
kecepatan tinggi.
 Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran
medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah dibuang, periksa kembali
untuk memastikan tidak adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut
ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai
kemiringan yang dikehendaki.
 Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan
rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya
diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil
tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan
mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup
untuk preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah
penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut,
mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung.
Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker
Curson halus dan kuncup dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan
mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

3. Mahkota (pasak)
Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan. Rekonstruksi
kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang sehat.
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak
6. Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian mukosa palatal.
7. Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih mampu menerima
beban mahkota pasak itu sendiri
8. Akar gigi masih bagus.
Kontraindikasi:
1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya periodontitis kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi
4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.
Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum membuat mahkota pasak
a. Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital
b. Pasak cor dan inti
c. Pasak kawat wiptam dan inti cor
d. Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton
e. Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer
Tahapan Preparasi Pasak :
- Pemilihan desain pasak
Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun restorasinya. Dokter
gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan indikasi dan penggunakan pasak pada
gigi yang dirawat.
- Preparasi pasak
Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang disemen
pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak memperkuat akar
gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan bentuk
saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai dengan
kebutuhan retensi inti.
Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai dengan panjang
yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan membentuk saluran akar untuk
ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak
akan mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila preparasi
saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan secara pasti
mengenai lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan
konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak tidak boleh
lebih dari sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke arah apikal mencegah
terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan predisposisi terjadinya wedging
(peregangan) dan fraktur akar.
- Pengambilan gutta percha
Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter gigi masih
ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.
Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya. Pengambilan gutta
percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi sedikit sampai panjang yang
ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa
digunakan asal bisa dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun
penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk menyimpang dan
menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan yang berat pada saluran
akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti kloroform, xylene atau eucaliptol
adalah kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai panjang yang dikehendaki.
- Penyelesaian ruang pasak
Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan tipe pasak
yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam pembentukannya.
Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk preparasinya,
tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat benar-benar dan semen juga
tidak dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila
sudah berkontak dengan pasak.

. Baum, Lloyd. 1997. Text Book of Operative Dentistry. Saunders Company: United States of Amerika

You might also like