You are on page 1of 4
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI NOMOR: 722 K/10/DJE/2013 TENTANG STANDAR DAN MUTU (SPESIFIKASI) BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) JENIS BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN YANG DIPASARKAN DI DALAM NEGERI DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI, Menimbang Mengingat bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008, tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Scbagai Bahan Bakar Lain, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Bioetanol Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri; 1, Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4152; 2.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4436); 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional; 5.Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain; 6.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14/M/2013 tanggal 25 Januari 2013; 7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 0048 Tahun 2005 Tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) serta Pengawasan Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar Lain, LPG, LNG, dan Hasil Olahan Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri; 8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain; 9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 10. Keputusan ... 10.Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 3674 K/24/DJM/2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin yang Dipasarkan Di Dalam Negeri; 11.Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional 182/KEP/BSN/12/2012 Tentang Penetapan Revisi 2 (Dua) Standar Nasional Indonesia; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI TENTANG STANDAR DAN MUTU (SPESIFIKASI) BAHAN BAKAR NABATI — (BIOFUEL) BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN YANG DIPASARKAN DI DALAM NEGERI. KESATU : Menetapkan dan memberlakukan Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel Jenis Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Lain Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal ini yang mengacu pada SNI 7390:2012. KEDUA —_: Bahan Bakar Nabati (Biofuel) jenis Bioetanol yang dipasarkan di dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu dapat digunakan sebagai campuran Bahan Bakar Jenis Bensin sampai dengan 10% dari total campuran. KETIGA Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 23204.K/10/DJM.S/2008 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Lain Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 02 Mei 2013 NIP. 19630502 199003 1 003 Tembusan : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; Menteri Perindustrian; Menteri Perdagangan; Menteri Lingkungan Hidup; Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi; Kepala BPH Migas. ONAN AONE 3. Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Nomor : 722 K/10/DJE/2013 Tanggal —-::02 Mei 2013 STANDAR DAN MUTU (SPESIFIKASI) BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) JENIS BIOETANOL INO | PARAMETER UJI METODE UJI PERSYARATAN * Cae S in/Max 1 | Kadaretanol) | ASTM D550] atau Lihat | 99,5 (setelah %-v, min. | bagian 11.1 SNI didenaturasi | 7390:2012 dengan denatonium benzoat), 94,0 (setelah didenaturasi dengan hidrokarbon) 2 |Kadarmetanol | ASTM D5501 atau Lihat 0,5 %-v, maks. bagian 11.1 SNI 7390:2012 3. | Kadar air ASTM D1744 atau ASTM 0,7 %-v, maks. £203 atau Lihat bagian 11.2 SNI 7390:2012 4 |Kadardenaturan | ASTM D7304 atau IP - Hidrokarbon | 391 atau Lihat bagian 2-5 %v atau 11.3 SNI 7390:2012 - Denatonium 4-10 mg/l Benzoat 5 |Kadartembaga | ASTM D1688 atau Lihat 0,1 mg/kg, (Cu) bagian 11.4 SNI maks. 7390:2012 6 | Keasaman sebagai | ASTM D1613 atau BS 30 mg/L, asam asetat 6392-1 atau Lihat maks. bagian 11.5 SNI 7390:2012 7 |Tampakan pengamatan visual jernih dan terang, tidak ada endapan dan kotoran | |Kadar ion klorida | ASTM D512 atau Lihat 20 mg/L, } jich bagian 11.6 SNI maks. L 7390:2012 9 | Kandungan ASTM D2622 atau ASTM 50 mg/L, belerang (S) D5453 atau BS EN ISO maks. | 14596 atau Lihat bagian | 1L.7 SNI_7390:2012 10 | Kadar getah ASTM D381 atau Lihat 5,0 mg/100ml, purwa dicuci bagian 11.8 SNI maks. (washed gum) 7390:2012 a) Jika tidak diberikan catatan khusus, nilai batasan (spesifikasi) yang tertera adalah nilai untuk bioetanol yang sudah didenaturasi dan akan dicampurkan ke dalam bensin pada kadar sampai dengan 10%-v.

You might also like