You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN

A.Definisi Penyakit

Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat.

Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan
dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan
penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi.Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi,
dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur.

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbaicacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus
buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan
menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar
kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus
lainnya. Namun,lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan
lendir.

B. Etiologi

a. Menurut Syamsu Hidayat (2004)

1. Fekalit

2. Tumor appendiks

3. Cacing askaris

4. Erosi mukosa appendiks

5. Hiperplasi jaringan limfe

b. Menurut Mansjoer (2000)

1. Hiperplasi folikel limfoid

2. Fekalit

3. Benda asing

4. Striktur karena fibrosis

5. Neoplasma

c. Menurut Markum (1996)

1. Fekalit

2. Parasit
3. Hiperplasia limfoid

4. Stenosis fibrosis

5. Tumor karsinoid

C. Patofisiologi

Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks oleh hyperplasia


folikel limfoid, fecolith, benda asing, striktur akibat peradagan sebelumnya atau tumor.

Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang di produksi oleh mukosa mengalami


bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak namun elastisitas dinding appendiks
mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen.
Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan
edema, diapendesis bakteri dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut
fokal yang ditandai nyeri epigastrium.

Bila sekresi mucus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal tersebut akan
mengakibatkan obstruksi vena, udem bertambah, dan bakteri menembus dinding. Karena
obstruksi vena dapat terbentuk thrombus yang menyebabkan timbulnya iskemi yang
bercampur kuman yang mengakibatkan timbulnya pus. Peradangan ini dapat meluas dan
mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah.
Keadaan ini disebut appendisitis supuratif akut.

Bila kemudian aliran arteri terganggu maka akan terjadi infark dinding appendiks yang
diikuti dengan gangren. Stadium ini diserbut appendisitis gangrenosa. Bila dinding yang
telah raouh ini pecah maka akan terjadi appendisitis perforasi.

Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak ke arah appendiks hingga timbul suatu masa lokal yang disebut infiltrat
appendikularis. Peradangan appendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.

D.Tanda dan Gejala

Gejala utama pada appendisitis adalah nyeri perut. Rasa sakit ini disebabkan oleh
penyumbatan appendiks, karena itu sifatnya sama seperti pada obstruksi usus. Pada
mulanya nyeri perut ini hilang timbul seperti kolik (mulas mendadak dan hebat) dan terasa di
epigastrium atau regio umbilikus. Bila penderita flatus atau buang air besar, rasa sakitnya
berkurang. Biasanya disertai mual, anoreksia dan muntah merupakan hal yang khas.
Muntah terjadi segera setelah rasa sakit dan pada mulanya timbul secara refektoris.
Biasanyaterjadi konstipasi, tetapi pada anak-anak dan pada penderita yang appendiksnya
dekat dengan rektum sering terjadi diare karena omentum masih pendek dan tipis,
appendiks yang relatif panjang, dinding appendiks yanglebih tipis, serta daya tahan tubuh
yang masih kurang.
Bila proses radang telah menjalar ke peritonium parietal setempat, maka akan timbul
nyeri lokal pada perut kanan bawah di daerah Mc Burney seperti nyeri tekan, nyeri lepas,
defens muskuler dan timbul nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung, yaitu nyeri tekan
bawah pada tekanan kiri (rovsing). Nyeri perut kanan bawah bila ditekan di sebelah kiri
dilepaskan (Blumberg) dan setiap gerakan yang menyebabkan daerah itu ikut bergerak atau
teregang akan menimbulkan nyeri seperti saat berjalan, batuk, mengejan, bahkan nafas
dalam. Nyeri bersifat tajam dan terus-menerus

E.Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan fisik

1. Inspeksi : adanya distensi pada abdomen

2. Auskultasi : jika terjadi peritonitis maka akan terjadi penurunan peristaltik

3. Perkusi : akan terasa nyeri jika sudah terjadi peritonitis

4. Palpasi : Nyeri tekan pada perut kanan bagian bawah

5. Obturator: Fleksi panggul dan rotasi interna panggul

6. Uji psoas: hiperekstensi sendi panggul

b. Laboratorium

1. Darah lekosit akan terjadi peningkatan lekosit lebih dari 10.000.

2. Urin ditemukan jumlah lekosit dan bakteri yang diterlihat

c. Radiologi

1. Foto polos abdomen setelah enema barium akan nampak jika appendik
tidak terisi oleh kontras dicurigai adanya sumbatan.

2. Ultrasonografi akan terlihat adanya sumbatan atau infeksi.

F.Penataksanaan medic

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa appendisitis telah ditegakkan.Pada abses


appendiks dilakukan drainase. Antibiotik dan cairan intra venadiberikan diberikan sampai
pembedahan dilakukan. Analgetik dapat diberikansetelah diagnosa ditegakkan. Appendiktomi
dilakukan sesegera mungkinuntuk menurunkan resiko perforasi. Appendiktomi dapat
dilakukan di bawahanestesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau
denganlaparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.

Jika keadaan memungkinkan appendiks dibuang sekaligus, tapi jikakeadaan tidak


memungkinkan harus ditunggu 2-3 bulan baru appendiksnyadiangkat melalui operasi kedua.
Perawatan pasca operasi yaitu puasa sampaiterdengar bising usus dan flatus baru boleh
diberi bubur saring.
G.Komplikasi

1. Peritonitis

2. Ruptur Appendik

3. Syok Hipovolemik

4. Illeuse.Sepsis

You might also like