You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAL CA SERVIK

DI POLI KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ABDOER


RAHEM SITUBONDO

Disusun guna memenuhi tugas Praktik Profesi Ners Keperawatan Maternitas

disusun oleh:
Santi Rahayu, S.Kep NIM 182311101045
Dewi Wulan Pratiwi, S.Kep NIM 182311101090

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahaan : Mengenal Ca Servik


Sasaran : Pasien dan Keluarga di Poli Kandungan
Target : Pasien dan Keluarga
Waktu : 10.00-10.30 WIB ( 1 x 30 menit)
Hari/Tgl : Sabtu, 29 Desember 2018
Tempat : Poli Kandungan RSUD dr. Abdoer Rahem

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Standar Kompetensi
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai Ca Servik, kelurga diharapkan
dapat mengerti tentang Ca Servik dan melaksanakan pencegahan untuk
mencegah terjadinya Ca Servik dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Kompetensi dasar
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan klien mampu:
1. Menjelaskan pengertian Ca Servik
2. Menjelaskan penyebab Ca Servik
3. Menjelaskan tanda dan gejala Ca Servik
4. Menjelaskan penanganan Ca Servik
5. Menjelaskan pemeriksaan dan pencegahan Ca Servik

C. Garis Besar Materi


Pokok Bahasan
Mengenal Ca Servik
Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Ca Servik
2. Penyebab Ca Servik
3. Tanda dan gejala Ca Servik
4. Penanganan Ca Servik
5. Pemeriksaan dan pencegahan Ca Servik

D. Model Pembelajaran
1. Jenis model pembelajaran : Ceramah
2. Landasan Teori : Konstruktivisme
3. Landasan Pokok :
a. Menciptakan suasana ruangan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Membuat keputusan nilai personal
d. Mengidentifikasi pilihan tindakan
e. Memberi komentar
f. Menetapkan tindak lanjut

E. Media
Leaflet

H. Pengorganisasian
1. Penyaji : Santi Rahayu, S.Kep
2. Notulen dan Fasilitator : Dewi Wulan Pratiwi, S.Kep

I. Proses Kegiatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
a. Memberikan salam Menjawab salam
dan memperkenalkan dan mendengarkan.
diri.
b. Menjelaskan Mendengarkan
mengenai topik yang
Pendahuluan akan disampaikan 5 menit
pada peserta.
c. Menjelaskan TIU dan Memperhatikan
TIK serta manfaat
penyuluhan bagi
keluarga
a. Menjelaskan Memperhatikan
pengertian Ca Servik dan mendengarkan.
b. Menjelaskan Memperhatikan
penyebab Ca Servik dan mendengarkan
c. Menjelaskan tanda Memperhatikan
dan gejala Ca Servik dan mendengarkan.
Penyajian d. Menjelaskan Memperhatikan 20 menit
penanganan Ca dan mendengarkan.
Servik
e. Menjelaskan Memperhatikan
pemeriksaan dan dan mendengarkan.
pencegahan Ca
Servik
Penutup a. Memberikan Memberikan 5 menit
pertanyaan kepada jawaban
audience mengenai
materi yang telah
diberikan
b. Mendiskusikan Memberikan
pertanyaan yang tanggapan
telah diberikan
c. Menyimpulkan Memperhatikan
materi yang
diberikan dalam
pengajaran
d. Menutup pertemuan Membalas salam
dan memberikan
salam

J. Evaluasi
Setelah melakukan pendidikan kesehatan, pasien dapat menjawab pertanyaan
berikut:
1. Apa itu Ca Servik?
2. Apa saja yang menyebabkan terjadinya Ca Servik?
3. Apa saja tanda dan gejala Ca Servik?
4. Bagaimana penanganan yang dapat dilakukan pada penderita Ca Servik?
5. Apa saja pemeriksaan yang dapatdilakukan pada penderita Ca Servik?
6. Bagaimana pencegahan terjadinya Ca Servik?

K. Daftar Pustaka
Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Jakarta: Media
Aeskulapius.
NANDA. 2016. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisioligi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Sulistiowati, Eva, & Anna Maria Sirait. 2014. Pengetahuan Tentang Faktor
Resiko, Perilaku dan Deteksi Dini Kanker Servik. Jurnal. Volume 42.
Nomer 3. Dipublikasikan.
KPKN. 2015. Panduan Pelayanan Klinis Kanker Serviks. Jakarta: Kemenkes.
Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan: Myoma, Kanker Rahim, Kista, serta
Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Wulandari, Atik Sri. 2012. Pengertian dan Pemahaman Resiko Ca Cervik Pada
Wanita Usia Subur Di Indonesia. Jurnal. Surabaya: Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Wilkinson, Judith.M, Nancy R.Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Edisi 9. Jakarta:
EGC

LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
Lampiran 1. Materi

MATERI PENYULUHAN
Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya, yang merupakan kanker genital kedua
yang paling sering terjadi (Price, 2005).
Kanker Leher Rahim adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan
(epitel) dari leher rahim atau mulut rahim, dimana sel – sel permukaan (epitel)
tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal.
Penggandaan sel yang tidak menuruti aturan yang normal itu dapat membentuk
tumor atau dungkul kadang–kadang luka atau borok, yang memberi keluhan atau
gejala keputihan yang berbau atau perdarahan. Satu lagi sifat dari sel ganas ini
ialah dapat menyebar baik secara langsung disekitar panggul maupun menyebar
jauh lewat saluran getah bening atau pembuluh darah, misalnya ke paru, hati atau
tulang (Wulandari, 2012).
Kanker serviks adalah merupakan kelainan yang terjadi pada sel-sel tubuh
dalam hal ini sel-sel pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara
rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina yang berkembang dengan cepat
dan tidak terkontrol. Kanker serviks adalah kanker leher rahim biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker leher rahim
berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke rahim (Andrijino,
2009 dalam Sulistiowati, 2014).
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan kanker serviks adalah
penyakit yang muncul pada mulut rahim karena adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitar mulut rahim, dimana
lebih sering diderita oleh wanita berusia 35-55 tahun.

Etiologi
Menurut Tim Kanker (2010), penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks atau leher rahim, yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor Genetik
2. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
3. Infeksi HPV (Tipe 16 dan 18)
4. Kurangnya Tes Pap Smear secara teratur
5. Merokok
6. Melemahnya sistem kekebalan tubuh
7. Riwayat kehidupan seksual
8. Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama
9. Memiliki banyak anak
10. DES (Dietilstilbestrol)
11. Sosial ekonomi (Kemiskinan)
12. Kebersihan
13. Penyakit menular lain
14. Paparan bahan kimia
Stadium CA serviks menurut FIGO 2000:
Gejala Klinis
Menurut Prince (2005) kanker serviks tidak memilki tanda dan gejala yang
spesifik. Namun karsinoma invasif dini dapat menimbulkan pendarahan vagina,
nyeri punggung bagian bawah, frekuesi kemih yang sering dan mendesak,
hematuria, atau pendarahan rektum.
Pada tahap awal, kanker serviks tidak memiliki gejala-gejala khusus.
Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid, amenorhea,
hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan
intermenstrual. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang
keluar berbentuk mukoid. Menurut Prawirohardjo (2006), gejala kanker serviks
pada kondisi pra-kanker ditandai dengan:
1. Fluor albus (keputihan)
2. Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama
3. Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah
lumbal
Menurut KPKN (2015) tanda dan gejala yang dapat muncul yaitu:
1. Perdarahan pervagina
2. Keluarnya cairan dari vagina (cairan berbau tidak sedap)
3. Nyeri panggul
4. Gangguan berkemih (nyeri pada kandung kenih dan rektum)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Faisal (2005) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemeriksaan pap smear
2. Pemeriksaan DNA HPV
3. Biopsi
4. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
5. Tes Schill

PENATALAKSAAN
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada klien dengan ca serviks (Faisal,
2005) yaitu:
1. Pembedahan
2. Radiasi
3. Kemoterapi
PENCEGAHAN
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan
menghindari faktor-faktor penyebab kanker, dimana hal-hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya kanker (Faisal, 2005), yaitu:
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda,
pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita yang
berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti pasangan
beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tak menutup kemungkinan
akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu pasangan saja.
2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak
perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut
petunjuk dokter. Pemeriksaan Disarankan untuk melakukan tes Pap setelah
usia 25 tahun atau setelah aktif berhubungan seksual dengan frekuensi dua
kali dalam setahun. Bila dua kali tes Pap berturut-turut menghasilkan negatif,
maka tes Pap dapat dilakukan sekali setahun. Jika menginginkan hasil yang
lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker
leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom,
karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim.
4. Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor nutrisi juga dapat
mengatasi masalah kanker mulut rahim. Penelitian mendapatkan hubungan
yang terbalik antara konsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning (banyak
mengandung beta karoten atau vitamin A, vitamin C dan vitamin E) dengan
kejadian neoplasia intra epithelial juga kanker serviks. Artinya semakin
banyak makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, maka akan semakin
kecil risiko untuk kena penyakit kanker mulut rahim.
5. Vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker
serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan
menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari
penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan
dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang
perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada
perempuan yang berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan
vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%.
Lampiran 2 Leaflet

You might also like