You are on page 1of 3

Penulis jurnal Meenhye Lee, PhD, RN, Chang Park, PhD, Alicia K.

Matthews, PhD, Kelly Hsieh, PhD


Judul jurnal Differences in Physical Health, and Health Behaviors Between
Family Caregivers of Children With and Without Disabilities
Nama Jurnal, Edisi, dan Disability and Health Journal, Volume 10, Issue 4, Pages 565-
tahun 570, oktober 2017
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk membandingkan prevalensi
kondisi kesehatan dan perilaku berisiko kesehatan keluarga
dalam pengasuhan anak-anak dengan dan tanpa kecacatan dan
untuk memeriksa hubungan antara status kecacatan anak dan
kondisi kesehatan keluarga dan perilaku berisiko kesehatan.
Metodelogi Penelitian ini membandingkan kondisi kronis dan perilaku
berisiko kesehatan di pengasuhan keluarga dari anak-anak
dengan kecacatan (FCG-D) dan pengasuhan keluarga anak-
anak tanpa kecacatan (FCG) yang tinggal di rumah tangga AS
menggunakan data Survey Kesehatan Nasional 2015. Perilaku
keluarga berisiko kesehatan didefinisikan dengan keadaan
orang tua dewasa sebagai peminum berat, perokok saat ini,
tidak melakukan aktivitas fisik, dan tidur yang tidak sehat.
Multivariabel regresi logistik dilakukan untuk
membandingkan kondisi kronis dan perilaku berisiko
kesehatan antara FCG-D dan FCG dengan penyesuaian
kovariat demografi dan cakupan perawatan kesehatan.
Data untuk penelitian ini bersumber dari National Health
Interview Survey (NHIS) 2015, yaitu penelitian rumah tangga
berbasis kuesioner dan survey melalui wawancara yang
dilakukan setiap tahun oleh Pusat Statistik Kesehatan
Nasional dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Rumah tangga di AS, dengan variabel penelitian diantaranya
adalah identifikasi anak-anak dengan cacat, identifikasi
pengasuh hidup dengan anak-anak yang memiliki cacat,
identifikasi kesehatan fisik dan kondisi kronis dan identifikasi
perilaku berisiko kesehatan.
Hasil dan pembahasan Penelitian ini menguji perbedaan hasil kesehatan fisik dan
perilaku berisiko kesehatan antara pengasuhan pada anak-
anak dengan dan tanpa cacat.
Penelitian kami menunjukkan bahwa kelompok FCG-D
bernasib lebih buruk dari kelompok FCG sehubungan dengan
kesehatan fisik. Dari 16 kondisi kronis yang dipertimbangkan
dalam studi ini, prevalensi 13 kondisi itu secara signifikan
lebih besar di antara keluarga dengan anak-anak cacat.
Temuan ini konsisten dengan studi (Brehaut et al., 2004) di
mana keluarga dengan anak-anak cacat dilaporkan memiliki
kondisi kesehatan yang lebih kronis seperti asma, arthritis,
masalah punggung, tekanan darah tinggi, sakit kepala
migrain, sinusitis, dan penyakit jantung.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keluarga yang
merawat anak dengan ketidakmampuan lebih mungkin untuk
memiliki tidur yang tidak sehat. Salah satu alasan yang masuk
akal adalah bahwa masalah tidur di antara anak-anak cacat
berkorelasi dengan kebiasaan tidur keluarga yang merawat.
Kapan anak-anak memiliki gangguan tidur atau memerlukan
pengasuhan malam hari, maka keluarga diwajibkan untuk
memberikan perawatan malam hari.
Sebelumnya peneliti juga menemukan bahwa stres keluarga
terkait dengan merawat anak-anak cacat menghadapi lebih
banyak tantangan dan ketegangan dibandingkan dengan
orang-orang dari anak-anak tanpa cacat. Berbagai perilaku
tidak sehat (merokok, minum, penggunaan narkoba, dan
sebagainya) sering mejadi pilihan yang lebih untuk mengatasi
stres.
Konsep Keluarga Penelitian menunjukkan bahwa pola perilaku kesehatan
keluarga merupakan mekanisme utama dimana stres saat
perawatan juga mempengaruhi kesehatan fisik. Lebih penting
lagi, anak-anak cacat dengan kondisi rentang hidup
memerlukan dukungan yang besar dan ketergantungan lebih
besar pada keluarga. Dibandingkan dengan merawat anggota
keluarga lansia, merawat anak-anak cacat mungkin tidak bisa
dianggap remeh karena mereka harus mampu menggunakan
berbagai strategi yang, bila dikombinasikan dengan kesehatan
fisik, efektif menutupi pengembangan kesehatan negatif yang
muncul selama perawatan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
kesehatan keluarga memiliki kolerasi dengan kesehatan anak-
anak, dimana sudah menjadi tuntutan apabila keluarga
mengurangi resiko timbulnya masalah kesehatan akibat stress
seperti merokok untuk menjadi bagian dari terjaganya
kesehatan anak-anak.
Implikasi keperawatan Sangat penting untuk melakukan intervensi sedini mungkin
keluarga untuk mengurangi masalah kesehatan dapat dicegah dan
untuk mendorong perilaku mempromosikan kesehatan.
Perilaku tersebut dapat menunda perkembangan masalah pada
kesehatan yang beresiko, sehingga memungkinkan keluarga
untuk tetap sehat dan memperluas kegiatan pengasuhan
mereka untuk waktu yang cukup lama. Pencegahan penyakit
dan intervensi untuk mengurangi risiko kesehatan juga
memberikan kontribusi untuk penghematan biaya kesehatan.
Juga, kesehatan yang baik dan tingkat yang lebih tinggi
terkait energi di pengasuh anak-anak cacat dapat
meningkatkan kemungkinan pengasuhan positif bahkan
dalam menghadapi keadaan yang merugikan.
Mengembangkan program intervensi untuk perilaku
kesehatan berisiko seperti program berhenti merokok, dan
program manajemen stres untuk meningkatkan kualitas tidur
antara keluarga yang memiliki anak dengan kecacatan. Selain
itu, perlu adanya promosi untuk meningkatkan kesadaran
akan kesenjangan kesehatan yang terjadi keluarga dengan
anak-anak cacat dan penatalaksanaanya.

You might also like