You are on page 1of 1

akarta - Bulan ini langit Bumi akan disapa fenomena gerhana Bulan 'serigala', atau Super Blood Wolf

Moon. Selain tampak di Amerika Selatan, Amerika Utara, serta sebagian daerah di sebelah barat Eropa
dan Afrika, beberapa laporan menyebut sejumlah kawasan lain di Afrika, Eropa, dan Asia akan melihat
sebagian dari gerhana tersebut.

Lantas, apakah Super Blood Wolf Moon juga akan muncul di Indonesia? Kepala Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, punya jawabannya.

"Gerhana bulan super blood wolf moon tidak bisa terlihat di Indonesia karena terjadi siang hari waktu
Indonesia," ujarnya dalam pesan singkat yang diterima detikINET.Penjelasannya tersebut selaras dengan
perkiraan waktu terjadinya Super Blood Wolf Moon. Fenomena ini disebut akan berlangsung mulai
Minggu (20/1/2018) malam waktu Amerika Serikat. Sedangkan puncaknya terjadi pada Senin
(21/1/2018) dini hari waktu setempat.

Adanya perbedaan waktu yang cukup jauh antara Negeri Paman Sam dengan Indonesia, sekitar 12-15
jam, membuat malam di sana berarti sama dengan siang di sini. Lalu, bagaimana penampakan Bulan
pada Minggu (20/1/2018) malam dan Senin (21/1/2018) dini hari di Tanah Air?

"Hanya purnama saja," kata Thomas singkat.


Menurut pria yang kerap menulis dalam blog pribadinya itu, selain kelewatan Super Blood Wolf Moon
ada pula peristiwa alam lain yang tak dapat dilihat di Indonesia. Adalah gerhana Matahari pada 2 Juli
yang ia sebut tidak dapat dinikmati di langit Tanah Air.

Meski demikian, masih ada sejumlah fenomena yang menyapa Indonesia di tahun ini. Dua di antaranya
adalah gerhana Bulan sebagian pada Juli yang dapat dinikmati di seluruh Indonesia serta gerhana
Matahari cincin Desember mendatang di Sumatera dan Kalimantan.

You might also like