You are on page 1of 9

ISSN 2354-6948

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MEMAHAMI ISI CERITA PENDEK PADA
SISWA KELAS V SDN MAYANGAN V KOTA PROBOLINGGO

Ludfi Arya Wardana, S.Pd., M.Pd


Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo
Ludfi_Hoki@yahoo.co.id

(diterima: 21.12.2014, direvisi: 28.12.2014)

Abstrak
Berdasarkan hasil observasi awal, siswa kelas V mengalami kesulitan pada pelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya pemahaman isi cerita pendek. Siswa cenderung pasif dan tidak
antusias mengikuti pelajaran karena pembelajaran yang diterapkan kurang menarik dan tidak
bervariasi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan inovasi model pembelajaran yang
mempunyai pengetahuan dalam pemahaman materi. Model pembelajaran yang dimaksud
adalah Jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan penerapan model Jigsaw
pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan pemahaman isi cerita pendek siswa di
kelas V SDN Mayangan V Kota Probolinggo, (2) mendeskripsikan penerapan model Jigsaw
pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman
isi cerita pendek di kelas V SDN Mayangan V Kota Probolinggo. Pendekatan penelitian ini
adalah kualitatif deskriptif dengan rancangan PTK yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Proses penelitian ini dengan melihat langsung apa yang
terjadi di lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus
terdiri dari 2 pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Mayangan V Kota
Probolinggo yang terdiri dari 41 siswa, 25 laki-laki dan 16 perempuan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Jigsaw pada pelajaran Bahasa Indonesia
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman isi cerita pendek siswa. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman isi cerita pendek siswa pada pelajaran Bahasa
Indonesia. Selain itu siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas. Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada: (1) guru, diharapkan
mampu menerapkan model pembelajaran Jigsaw tidak hanya pada pembelajaran Bahasa
Indonesia saja, tetapi mencoba pada pelajaran lain agar kualitas pembelajaran menjadi lebih
baik, (2) peneliti lain, diharapkan mampu melanjutkan penelitian ini tetapi dengan inovasi
yang berbeda serta mampu menjawab kekurangan yang ada pada penelitian ini.

Kata kunci: Memahami Isi Cerita Pendek, JIGSAW, SDN Mayangan V Kota
Probolinggo.

Pendahuluan pengetahuan bidang studinya dan


Dewasa ini untuk meningkatkan memahami sepenuhnya materi yang
keberhasilan proses pembelajaran, guru diajarkan dan juga mengetahui secara tepat
dituntut tidak saja sebagai transformator, posisi pengetahuan siswa pada awal proses
tetapi juga sebagai motivator, yang dapat pembelajaran. Selanjutnya, berdasarkan
membangkitkan minat siswa untuk belajar metode yang dipilih guru diharapkan dapat
(Ismadji, 1990). Selain itu guru mampu membantu siswa dalam mengembangkan
membimbing siswa sedemikian rupa pengetahuannya secara efektif.
sehingga siswa dapat mengembangkan Observasi awal yang dilakukan di
pengetahuannya sesuai dengan struktur kelas V, SDN Mayangan V Kota
1
Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw. Wardana, L. A
Probolinggo, menunjukkan proses Indonesia kelas V SDN Mayangan V
pembelajaran siswa belum maksimal Kota Probolinggo ?
terhadap proses pembelajaran maka
2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah
dihasilkan refleksi sebagaimana
ditunjukkan dengan bukti-bukti: metode menerapkan model pembelajaran
ceramah dengan pembelajaran searah, Jigsaw pada kemampuan memahami isi
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
cerita pada pelajaran Bahasa Indonesia
kurang maksimal. Selain itu, fakta di SDN
Mayangan V Kota Probolinggo kelas V kelas V SDN Mayangan V Kota
ditemukan fakta bahwa terdapat 36 siswa Probolinggo ?
yang mengalami kesulitan dalam pelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya kemampuan
Jigsaw merupakan salah satu
memahami isi cerita. Data ini diperoleh dari
metode pembelajaran kooperatif dimana
daftar nilai pelajaran Bahasa Indonesia
siswa belajar dalam kelompok/tim,
khususnya pada aspek memahami isi cerita.
beranggotakan 4-6 orang yang heterogen
Dalam data ini pula, diketahui hanya
kemampuannya. Selanjutnya dibentuk
terdapat 8 siswa yang memenuhi KKM
kelompok asal dan kelompok ahli.
atau kriteria ketuntasan minimal dari
Dalam penelitian ini yang dimaksud
jumlah keseluruhan 41 siswa. KKM pada
dengan kooperatif jigsaw adalah peneliti
pelajaran Bahasa Indonesia di SDN
membagi dalam satu kelompok yang
Mayangan V Kota Probolinggo kelas V
merupakan campuran antara laki-laki dan
hampir sama dengan KKM yang ada di
perempuan, mempunyai kemampuan yang
sekolah lain yaitu 75. Dengan demikian
beragam dalam satu kelompok asal.
dapat diketahui bahwa persentase
Kemudian masing-masing kelompok asal
ketuntasan siswa kelas V pada pelajaran
bertemu dalam kelompok ahli untuk
Bahasa Indonesia khususnya pada aspek
membahas materi yang ditugaskan pada
memahami isi cerita hanya mencapai
masing-masing anggota kelompok, setelah
12,20%.
selesai, kemudian kembali ke kelompok
Berdasarkan uraian latar belakang
asal dan menjelaskan kepada teman
yang telah dipaparkan di atas, maka solusi
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan
pemecahan masalah yang diajukan oleh
materi.
peneliti ialah melalui Penelitian Tindakan
Metode jigsaw adalah teknik
Kelas dengan judul “Penerapan Model
pembelajaran kooperatif di mana siswa,
Pembelajaran Jigsaw untuk Meningkatkan
bukan guru, yang memiliki tanggung jawab
Kemampuan Membaca dalam Memahami
lebih besar dalam melaksanakan
Isi Cerita Pendek pada Siswa Kelas V SDN
pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah
Mayangan V Kota Probolinggo”.
mengembangkan kerja tim, ketrampilan
Berdasarkan paparan pada latar
belajar kooperatif, dan menguasai
belakang yang telah dikemukakan, maka
pengetahuan secara mendalam yang tidak
rumusan masalah penelitian ini adalah:
mungkin diperoleh apabila mereka
1. Bagaimana penerapan model
mencoba untuk mempelajari semua materi
pembelajaran Jigsaw untuk sendirian.
meningkatkan kemampuan memahami Jigsaw adalah teknik pembelajaran
aktif yang biasa digunakan karena teknik ini
isi cerita pada pelajaran Bahasa
mempertahankan tingkat tanggung jawab
2
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948
pribadi yang tinggi. Cerita pendek atau penelitian tindakan kelas yang
sering disingkat sebagai cerpen adalah berkolaborasi dengan melibatkan guru
suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita kelas, untuk bersama- sama melakukan
pendek cenderung padat dan langsung pada penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru
yang lebih panjang, seperti novella (dalam kelas sebagai observer. Penelitian ini
pengertian modern) dan novel. Karena dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus
singkatnya, cerita-cerita pendek yang merupakan alur kegiatan yang
sukses mengandalkan teknik-teknik sastra pelaksanaanya meliputi empat (4 ) tahap
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight yaitu : (1) Perencanaan; (2) pelaksanaan;
secara lebih luas dibandingkan dengan (3) pengamatan; (4) refleksi.
fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa Dalam penelitian ini, peneliti
dalam berbagai jenis. merupakan instrument kunci sehingga
Pemahaman berasal dari kata paham kehadiran peneliti sangat diperlukan,
yang mempunyai arti mengerti benar, peneliti mempunyai kedudukan sebagai
sedangkan pemahaman merupakan proses perencana, pelaksana, pengumpul data,
perbuatan cara.Pemahaman berasal dari penganalisis, dan pelapor data. Penelitian
kata paham yang artinya (1) pengertian; Tindakan Kelas ini dilaksanakan secara
pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain
pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti (Kunandar, 2008:61). Selama
benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai melaksanakan penelitian ini, peneliti
dan mengerti benar. Apabila mendapat dibantu oleh wali kelas V sebagai
imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : kolabolator yang mengamati kegiatan
(1) mengerti benar (akan); mengetahui pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di
benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat SDN Mayangan V Kota Probolinggo, pada
imbuhan pe- an menjadi pemahaman, tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini
artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara dilakukan pada bulan Mei sampai Juni
memahami atau memahamkan 2015.
(mempelajari baik-baik supaya paham) Iskandar (2009:75) menyatakan
(Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat bahwa dalam pelaksanaan penelitian
diartikan bahwa pemahaman adalah suatu Tindakan Kelas (PTK), ada 2 jenis data
proses, cara memahami, cara mempelajari yang dapat dikumpulkan oleh peneliti,
baik-baik supaya paham dan pengetahuan antara lain yaitu. Data kuantitatif yang
banyak. dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam
penelitian ini, peneliti mencari nilai rata-
METODE rata peningkatan kemampuan berbicara
Jenis penelitian ini adalah deskriptif siswa. Data kualitatif, yaitu data yang
kualitatif, karena metode penelitian yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
digunakan untuk meneliti pada obyek yang memberikan gambaran tentang aktivitas
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai siswa selama mengikuti pelajaran, perhatian
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dan antusias dalam belajar, kepercayaan
bersifat induktif dan hasil penelitian lebih diri, serta motivasi belajar. Data kualitatif
menekankan makna (Arikunto, dkk, dalam penelitian ini adalah deskripsi
2007:13) tentang penerapan model pembelajaran
Penelitian ini dirancang sebagai suatu Jigsaw di SDN Mayangan V Kota
3
Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw. Wardana, L. A
Probolinggo dan mendeskripsikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
kemampuan membaca isi cerita siswa Persentase pelaksanaan pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran. diakhir pertemuan siklus I yaitu 87,5%,
Data yang digunakan dalam sedangkan persentase pelaksanaan
penelitian ini meliputi: (1) pedoman pembelajaran diakhir pertemuan siklus II
wawancara guru dan siswa, digunakan yaitu 93,75%. Maka dapat disimpulkan
untuk mengetahui informasi awal sebelum bahwa terjadi peningkatan pada
melaksanakan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Jigsaw menerapkan model pembelajaran Jigsaw
dan informasi akhir setelah pelaksanaan sebanyak 6,25%.
model pembelajaran Jigsaw, (2) RPP Sedangkan untuk peningkatan
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yaitu kemampuan membaca dalam memahami isi
untuk mengetahui rancangan pembelajaran cerita pendek siswa, dapat dilihat dari hasil
yang akan dilaksanakan, (3) pedoman pembelajaran pada pra tindakan, siklus I
penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan dan siklus II. Rata-rata kelas pada pra
model Jigsaw dan (4) pedoman penilaian tindakan yaitu 57,36 dan persentase
pemahaman isi cerita, digunakan untuk ketuntasan siswa dalam kemampuan
mengetahui kemampuan penilaian membaca dalam memahami isi cerita
pemahaman isi cerita siswa pada proses pendek siswa hanya mencapai 12,20%
pembelajaran. yaitu hanya terdapat 5 siswa saja yang
Sumber data yang digunakan dalam dinyatakan tuntas dalam pelajaran Bahasa
penelitian ini meliputi guru kelas dan siswa Indonesia, khususnya pada kemampuan
kelas SDN Mayangan V Kota Probolinggo. membaca dalam memahami isi cerita
Data yang diperoleh dari guru kelas, yaitu pendek siswa. Sedangkan nilai rata-rata
hasil wawancara sebelum dan sesudah kelas diakhir siklus I yaitu 72,17 dan
diterapkannya model pembelajaran jigsaw, persentase ketuntasan siswa dalam
hasil observasi pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca dalam memahami isi
serta informasi terkait subjek penelitian cerita pendek siswa diakhir pertemuan
sejak pra penelitian sampai akhir penelitian. siklus I yaitu sebesar 70,73% dengan
Sedangkan data yang diperoleh dari siswa jumlah siswa yang tuntas pelajaran Bahasa
yaitu hasil wawancara sebelum dan setelah Indonesia, khususnya kemampuan
dilaksanakan pembelajaran Jigsaw, hasil membaca dalam memahami isi cerita
pengamatan terhadap kemampuan berbicara pendek siswa sebanyak 29 siswa.
siswa pada saat proses pembelajaran Sementara itu, pada akhir siklus II
berlangsung di setiap siklus. nilai rata-rata kelas mencapai 80,29 dan
presentase ketuntasan siswa dalam
HASIL kemampuan membaca dalam memahami isi
Berdasarkan data yang diperoleh cerita pendek diakhir pertemuan siklus II
dalam pelaksanaan penelitian, peneliti yaitu 85,37% dengan jumlah siswa yang
menemukan adanya peningkatan dalam tuntas pelajaran Bahasa Indonesia,
pelaksanaan pembelajaran dengan khususnya kemampuan berbicara sebanyak
menerapkan model pembelajaran Jigsaw 35 siswa.
serta peningkatan dalam kemampuan Dengan demikian berdasarkan hasil
berbicara siswa. Peningkatan pelaksanaan pembelajaran mulai dari siklus I dan siklus
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil II yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
4
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan sebagai fasilitator. Siswa dalam proses
rata-rata kelas sebanyak 8,12 . Sedangkan pembelajaran dengan model ini diharapkan
untuk persentase kemampuan membaca mampu untuk mengkonstruksi aspek-aspek
dalam memahami isi cerita pendek siswa pemahaman cerita kemudian
dapat disimpulkan bahwa terjadi mendiskusikan di kelas.
peningkatan kemampuan membaca dalam Penerapan model Jigsaw memberi
memahami isi cerita pendek siswa sebanyak banyak keuntungan. Siswa secara
14,64% dengan diikuti peningkatan siswa individual dan kelompok dapat
yang mencapai KKM sebanyak 6 siswa dari mengkonstruksi berbagai elemen dalam
29 siswa menjadi 35 siswa. cerita singkat berbentuk dongeng karena
diarahkan untuk membaca sekaligus
PEMBAHASAN memahami bacaan secara aktif. Hal ini
A. Peningkatan Kemampuan Membaca sangat membantu dalam memperbaiki
Pemahaman kualitas jawaban siswa berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan bacaan yang
Model Jigsaw adalah salah satu dari
dilontarkan. Pemahaman akan inti cerita
jenis pembelajaran yang dirancang untuk
dalam dongeng yang dibahas berkembang
mempengaruhi pola interaksi antar siswa
karena setiap siswa harus saling
serta dengan guru sehingga siswa dapat
melaporkan hasil pemikiran masing-masing
lebih intensif dalam menyerap materi yang
dan berbagi dengan seluruh kelas.
disampaikan. Strategi Jigsaw berkembang
Keuntungan lainnya adalah pemahaman
dari penelitian belajar konstruktif sehingga
siswa akan materi suatu pokok bahasan
memberikan kesempatan kepada siswa
akan lebih mendalam.
untuk berfikir sendiri dan bekerja sama
Sebelum dilaksanakan Siklus I atau
dengan orang lain untuk membangun
pada tahap pratindakan, kemampuan
(konstruk) pemahaman tentang pokok
membaca pemahaman dan hasil belajar
bahasan yang disampaikan.
siswa mata pelajaran bahasa indonesia
Penerapan model jigsaw dalam
pokok membaca cerita kurang. Hal ini
pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan
ditunjukkan dengan kecenderungan
upaya untuk meningkatkan pemahaman
penilaian indikator kemampuan membaca
siswa terhadap konsep dasar cerita
yang berada pada skala kurang hingga
singkat/pendek dalam bentuk dongeng.
cukup. Indikator yang kurang (C) adalah
Siswa berhasil mengkonstruksi berbagai
alur cerita. Sementara itu indikator dengan
elemen dalam cerita yang penting (tokoh,
kecenderungan skala penilaian cukup (B)
latar, tema, dsb) sehingga memperkuat
adalah, ketepatan jawaban, dan
pemahaman. Keberhasilan penggunaan
pengumpulan tugas.
metode ini dapat dilihat dari kemampuan
Pada tahap penelitian selanjutnya,
siswa untuk mengetahui tokoh-tokoh, alur
proses pembelajaran siklus I dengan pokok
cerita, akhir dari cerita, ketepatan jawaban
bahasan membaca cerita dilaksanakan.
dan pengumpulan tugas yang semakin baik
Siswa diharapkan mampu untuk
dari tahap ke tahap. Pembelajaran yang
menjelaskan mengenai membaca cerita dan
dilaksanakan dengan menggunakan metode
mampu menjelaskan hal-hal yang
jigsaw ini bertujuan untuk meningkatkan
menyebabkan timbulnya masalah dasar
kemampuan membaca pemahaman siswa
tersebut. Pada siklus I siswa pada awalnya
dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi
diminta untuk memikirkan mengenai apa
sebagai pusat pembelajaran tetapi hanya
5
Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw. Wardana, L. A
itu membaca cerita, kemudian berdiskusi anggota untuk bisa berhasil dalam mata
secara berkelompok dan membagikan pelajaran Bahasa Indonesia.
pemahamannya mengenai isi cerita pendek Dari hasil penelitian terlihat bahwa
kepada teman sekelas. Sehingga dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi
proses pembelajaran semua siswa aktif. kooperatif model jigsaw ini mempunyai
Siswa pada siklus I menunjukkan kelebihan yaitu situasi proses belajar
motivasi belajar yang lebih tinggi. Dengan menjadi lebih menyenangkan, mendorong
demikian tingkat motivasi siswa yang siswa untuk berfiikir dan berkreasi atas
kurang pada kondisi pra-tindakan inisiatif sendiri, dan siswa dapat berdiskusi
mengalami peningkatan hingga mencapai dengan teman mereka, siswa menjadi lebih
skala cukup setelah pelaksanaan paham dengan materi pelajaran dimana
pembelajaran think pair share pada siklus I. siswa menjadi lebih aktif dan pengajaran
Pada siklus ini suasana kelas lebih berubah dari teacher centered menjadi
kondusif, siswa memahami peran dan student centered.
fungsinya dalam diskusi kelompok. Materi Ketika siswa bekerja secara
yang semula kurang menarik dirasakan kooperatif, mereka mempelajari berbagai
lebih menarik oleh siswa. Tetapi pada hal dalam sekali waktu, yaitu ketrampilan
siklus pertama ini keaktifan dari siswa interaksi interpersonal, seperti
belum menyeluruh masih beberapa orang mendengarkan dan mencoba memahami
saja. Selain itu kerjasama antar siswa dalam sudut pandang orang lain, ketrampilan
diskusi juga belum optimal. akademik, seperti membaca, menulis, dan
Metode ini sangat sesuai diterapkan memahami proses dan konsep-konsep
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. disiplin akademik. Sehingga dengan strategi
Pada setiap siklus siswa tampak lebih kooperatif model think-pair-share ini siswa
bersemangat dan mempunyai minat untuk lebih mudah dalam membangun
mempelajari suatu pokok bahasan baru. pemahaman suatu materi dalam kegiatan
Aktivitas yang dilakukan guru pada setiap belajar mengajar.
putaran dengan perencanaan pembelajaran Secara keseluruhan dari pelaksanaan
yang telah disusun mengurangi dominasi siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
guru dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi peningkatan pada tingkat antusiasme
karena siswa terlibat aktif melakukan dan motivasi siswa dalam pembelajaran
diskusi. Bahasa Indonesia. Siswa lebih bersemangat
Penerapan strategi kooperatif model dan aktif dalam mengikuti pembelajaran
Jigsaw dalam penelitian ini menunjukkan Bahasa Indonesia dan dari lembar observasi
hasil yang sejalan dengan pendapat Sharan sikap siswa terhadap kegiatan belajar
(2009:342) yaitu dapat membantu siswa mengajar dengan menggunakan strategi
dalam melaksanakan proses pembelajaran. kooperatif model Jigsaw terbukti
Melalui model ini siswa diberi kesempatan mengalami peningkatan dari setiap siklus.
untuk melibatkan diri secara aktif dalam Dalam proses belajar, motivasi
pembelajaran, siswa diberikan kesempatan sangat diperlukan, sebab seseorang yang
untuk memikirkan sendiri dan secara tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
kelompok tentang permasalahan atau soal tidak akan mungkin melakukan aktivitas
yang telah diberikan oleh guru. belajar. Dalam pembelajaran motivasi
Pembelajaran kooperatif kelompok kecil sangat diperlukan, sebagaiman menurut
menawarkan kesempatan kepada semua Oemar Hamalik motivasi mendorong
6
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948
timbulnya kelakuan dan mempengaruhi 85,37% dibandingkan siklus I sebesar 15%,
serta mengubah kelakuan (Hamalik, sehingga terdapat peningkatan yang cukup
1999:175). Motivasi mempunyai fungsi tinggi. Sementara untuk ketuntasan nilai
mendorong timbulnya kelakuan atau suatu klasikal mencapai 80,29. Dengan demikian
perbuatan, mengarahkan perbuatan kepada pada siklus II telah tampak adanya hasil
pencapaian tujuan yang diinginkan, dan yang memuaskan dari pelaksanaan model
sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi pembelajaran jigsaw.
akan menentukan cepat lambatnya suatu Hal tersebut secara umum
perbuatan. menunjukkan bahwa modal pembelajaran
tersebut mampu meningkatkan motivasi
B. Peningkatan Hasil Belajar Siswa belajar siswa dan pada akhirnya siswa dapat
Test evaluasi pembelajaran dalam mencapai hasil belajar yang
penelitian ini dilakukan pada tiap memenuhi/melebihi standar yang
pertemuan setelah proses pembelajaran ditetapkan. Kondisi ini sejalan dengan
berlangsung untuk menentukan sejauh pendapat Anni (2004:133) yang
mana strategi yang sedang dikembangkan menyatakan bahwa Siswa yang memiliki
telah berhasil sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi tinggi cenderung
hasil belajar siswa. Hasil test evaluasi dapat mengalami kesuksesan dalam mengerjakan
menjadi bukti bahwa penerapan strategi tugas-tugas belajar disekolah. Seorang
kooperatif model Jigsaw dapat siswa yang mempunyai motivasi berprestasi
meningkatkan hasil belajar siswa mata tinggi akan mencurahkan segenap
pelajaran Bahasa Indonesia. kemampuannya untuk mencapai hasil
Sebelum dilaksanakannya model belajar yang baik.
pembelajaran Jigsaw atau pada tahap pra
tindakan, tingkat ketuntasan individu siswa Kesimpulan
yang diperoleh dari nilai pra-test Berdasarkan pembahasan di atas,
menunjukkan bahwa hanya 12,20% siswa maka dapat disimpulkan bahwa :
mencapai ketuntasan individu, sedangkan 1. Model pembelajaran Jigsaw dapat
ketuntasan nilai klasikal yang dicapai meningkatkan Prestasi belajar Bahasa
adalah 57,36. Sehingga secara umum dapat Indonesia pokok bahasan memahami isi
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
cerita pada siswa kelas V SDN
rendah sehingga tidak memenuhi standar
tingkat ketuntasan yang ditetapkan. Mayangan Kota Probolinggo. Hal ini
Sementara hasil belajar siswa siklus dibuktikan dengan semakin
I menunjukkan adanya peningkatan
meningkatnya skala motivasi yang
dibandingkan kondisi pra-tindakan dimana
pencapaian ketuntasan individual sebesar didasarkan pada indikator tingkah laku
70,73 % atau terjadi peningkatan 12%. yaitu perhatian, lama belajar, usaha,
Sementara itu ketuntasan nilai klasikal
irama perasaan, dan penampilan. Secara
sekitar 72,17.
Pada siklus II dilakukan tindakan umum prestasi belajar siswa meningkat
pembelajaran lebih lanjut dengan pada siklus I dibandingkan dengan
melakukan perbaikan-perbaikan kondisi pra tindakan, demikian halnya
berdasarkan refleksi pada siklus I.
Ketuntasan individu siswa siklus II sebesar
7
Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw. Wardana, L. A
dengan siklus II yang meningkat lebih menumbuhkan pemikiran bahwa setiap
jauh dibandingkan dengan siklus I. mata pelajaran dapat menjadi pelajaran
yang menyenangkan.
2. Peningkatan motivasi belajar pokok
2. Bagi Guru
bahasan membaca cerita pada siswa
Guru hendaknya tidak menggunakan
kelas V SDN Mayangan V Kota pembelajaran yang monoton, dapat
Probolinggo berdampak pada menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan lebih bermakna
meningkatnya hasil belajar siswa.
sehingga dapat menarik minat siswa
Tahap test evaluasi membuktikan terhadap pelajaran, banyak menggunakan
bahwa hasil belajar yang dicapai siswa strategi atau metode yang sesuai agar
pelajaran tidak menjadi bosan. Guru dapat
pada siklus I mengalami peningkatan
membuat suasana belajar menjadi hidup
dibandingkan kondisi pra tindakan dan menyenangkan dan dapat melibatkan
tetapi belum memenuhi standar siswa secara aktif dalam proses
ketuntasan. Sementara pada siklus II pembelajaran yang sedang berlangsung.

hasil belajar jauh mengalami


peningkatan dibandingkan siklus I DAFTAR RUJUKAN
Sabarti, dkk. 1991. Bahasa Indonesia.
sehingga standar ketuntasan tercapai. Jakarta : Direktort Jenderal Pendidikan.
Hasil ini sesuai dengan hipotesis
Tinggi.Darsono, Max. 2000. Belajar dan
tindakan bahwa hasil belajar siswa Pembelajaran. Semarang : CV.
meningkat dengan menerapkan model IKIP Semarang Press.

jigsaw. Aminuddin. 1996. Pengembangan


Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Saran Bahasa dan Sastra. Malang: YA3.
1. Bagi Siswa
Lie, Anita. 2002. cooperative learning.
Hendaknya siswa lebih aktif dan Jakarta : Gramedia.
lebih banyak terlibat dalam kegitan
pembelajaran, tidak pasif menunggu Esten, Mursal. 1989. Kesusastraan
pengantar teori dan sejarah .
informasi dari guru dan bisa berusaha
Bandung: Angkasa.
memperoleh pengalaman sebanyak
mungkin bisa dari teman atau dari sumber- Ginting. Pengertian Minat Membaca.
sumber belajar yang lain, dapat menjalin Tersedia
komunikasi dan kerjasama yang baik dalam www.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/01
kelompok agar dapat saling bertukar 7-035.pdf. Diakses 29 April 2012.
pendapat tentang pengalaman belajar yang
Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa Langkah
telah diperoleh. Selain itu yang paling
Awal Memahami Linguistik
penting menanamkan sikap untuk tidak (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
takut mengikuti pelajaran khususnya Utama, 2005), h. 221Widyartono,
pelajaran Bahasa Indonesia dan tidak D. 2011. Pengantar Membaca dan
menganggap bahwa mata pelajaran ini sulit. Menulis Puisi. Malang: Universitas
Pada akhirnya diharapkan siswa dapat Negeri Malang Press.
8
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948
Tarigan, H.G. 1980. Membaca sebagai
Semi,M. Atar. 1993. Metode penelitian suatu keterampilan berbahasa.
sastra. Bandung: Angkasa. Bandung: Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
Sudaryo, dkk. 1990. Strategi Belajar
Mengajar I. Wonosobo: Unnes Tampubolon. D.P. 1987. Kemampuan
Press. membaca: Teknik membaca efektif
dan efisien. Bandung: Penerbit
Tampubolon. 1993. Mengembangkan Minat Angkasa.
Dan Kebiasaan Membaca Pada
Anak. Bandung : Angkasa Tarigan, Djago (dkk). 2000. Pendidikan
Keterampilan Berbahasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.

You might also like