Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Kepada :
dr. Woro Triaksiwi W, MSc, Sp.A
Disusun Oleh :
Redhy Satya Caesarinka
20174011001
DAFTAR PUSTAKA
2.1 Pengertian umum celah bibir (cleft lip) Celah bibir (cleft lip) merupakan kelainan
kongenital yang disebabkan gangguan perkembangan wajah pada masa embrio. Celah
dapat terjadi pada bibir, langit-langit mulut (palatum), ataupun pada keduanya. Celah
pada bibir disebut labiochisis sedangkan celah pada langit-langit mulut disebut
palatoschisis. Penanganan celah adalah dengan cara pembedahan. 13,24,27
2.2 Etiologi celah bibir Etiologi celah bibir adalah multifaktorial dan etiologi celah bibir
belum dapat diketahui secara pasti. Pembentukan bibir terjadi pada masa embrio
minggu keenam sampai minggu kesepuluh kehamilan. Penyebab kelainan ini
dipengaruhi berbagai faktor, disamping faktor genetik sebagai penyebab celah bibir, juga
faktor non genetik yang justeru lebih sering muncul dalam populasi, kemungkinan
terjadi satu individu dengan individu lain berbeda.3,13,24,27
2.2.1 Faktor genetik Faktor herediter mempunyai dasar genetik untuk terjadinya celah
bibir telah diketahui tetapi belum dapat dipastikan sepenuhnya. Kruger (1957)
mengatakan sejumlah kasus yang telah dilaporkan dari seluruh dunia tendensi
keturunan sebagai penyebab kelainan ini diketahui lebih kurang 25-30%. Dasar genetik
terjadinya celah bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi
garis pertemuan, di mana bagian ini seharusnya bersatu dan biasa juga karena atropi
dari pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada epithelium ataupun
tidak adanya perubahan otot pada daerah tersebut. Sebagai tanda adanya hipoplasia
mesodermal. Adanya gen yang dominan dan resesif juga merupakan penyebab
terjadinya hal ini. Teori lain mengatakan bahwa celah bibir terjadi karena : Dengan
bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidak kebalan embrio terhadap
terjadinya celah. Adanya abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya
malformasi kongenital yang ganda. Adanya tripel autosom sindrom termasuk celah
mulut yang diikuti dengan anomali kongenital yang lain.9,13,24
1. Pengkajian
d) Riwayat keluarga
Anggota keluarga ada yang bibir sumbing.
e) Pemeriksaan Fisik
1 Mata
Keadaan konjungtiva
Keadaan sclera
Keadaan lensa
2 Hidung
Warna bibir
Apakah ada luka
7
Bentuk telinga
Kepekaan pendengaran
Kebersihan telinga
6 Dada
Warna kulit
Turgor kulit
f) Pengkajian Perpola
a. Aktivitas / istirahat
Sulit mengisap Asi
Sulit menelan Asi
Bayi rewel,menangis
Tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman
b. Sirkulasi
Pucat
Turgor kulit jelek
c. Makanan / cairan
Berat badan menurun
Perut kembung
Turgor kulit jelek, kulit kering
d. Neurosensori
Adanya trauma psikologi pada orang tua
Adanya sifat kurang menerima, sensitif
e. Nyaman / nyeri
Adanya resiko tersedak
Disfungsi tuba eustachi
Adanya garis jahitan pada daerah mulut
Tabulasi Data
Sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel,menangis,tidak dapat beristirahat dengan tenang
dan nyaman, pucat,turgor kulit jelek, berat badan menurun, perut kembung, kulit kering, adanya
trauma psikologi pada orang tua,danya sifat menerima sensitif, adanya resiko tersedak, disfungsi
tuba eustachi,adanya garis jahitan pada daerah mulut, adanya sumbing bibir dan sumbing palatum.
Klasifikasi Data
DS : sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat dengan
tenang dan nyaman.
DO : pucat, turgor kulit jelek, bert badan menurun, perut kembung, kulit kering, adanya
trauma psikologi padaa orang tua, adanya siat kurang menerima, sensitif, adanya esiko
tersedak, disfungsi tuba eustachi, adanya garis jahitan pada daerah mulut, adanya
sumbing bibir dan sumbing palatum.