You are on page 1of 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………1


BAB I LAPORAN KASUS …………………………………………………2
BAB II BORANG PORTOFOLIO …………………………………………8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….…….10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..21

1
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien


 Nama : An R
 Tanggal lahir : 03 agustus 2012
 Usia : 6 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Status pernikahan : Belum Menikah
 Pendidikan terakhir : TK
 Alamat : Jl. Kp Tengah RT 005/08 no47
 No. Rekam Medis : 078327

1.2 Keluhan Utama


Luka bakar

1.3 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang diantar keluarga ke IGD RS PUSDIKKES dengan keluhan
luka bakar pada daerah dada hingga perut. Keluhan disertai nyeri hebat,
kemerahan, berair dan melepuh. Keluhan ini pasien alami saat pasien terpeleset
sehinga menumpahkan air panas dalam mangkok yang ia pegang. Saat itu pasien
sedang membantu ibunya didapur. Riwayat sesak nafas, pingsan dan muntah
setelahnya disangkal.
Pasien merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Ibu pasien mengaku
bahwa pasien anak yang baik dan gerak terlalu aktif dan kurang hati-hati.

2
1.4 Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Kejang (-)
- Riwayat imunisasi lengkap (+)

1.5 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada

1.6 Tanda Vital


Keadaan Umum : Kesadran compos mentis, tampak sakit berat
Tekanan Darah :-
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36 °C

1.7Status Gizi
Tinggi badan : 100 cm
Berat badan : 30 kg
BMI : 30 kg/m2 (obesitas)

1.8 Pemeriksaan Fisik


 Kepala
o Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
o Telinga : Normotia, liang telinga lapang, serumen +/+, MT intak
o Hidung : Cavum nasi lapang, sekret -/-, septum deviasi (-),
hipertrofi konka -/-
o Mulut : Faring tenang, tonsil T1-T1 tenang
o Leher : KGB tidak teraba membesar

 Thoraks

3
o Dinding thoraks : Bentuk dan gerak simetris, retraksi (-)
*lihat status lokalis
o Paru
o Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
o Perkusi : Sonor kanan = kiri
o Auskultasi : VBS kanan = kiri, wheezing -/-, ronkhi -/-
o Jantung
o Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
o Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV LMCS
o Perkusi : Batas jantung normal
o Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
o Inspeksi : Perut tampak datar
*lihat status lokalis
o Palpasi : CVA kanan (-), CVA kiri (-)
o Auskultasi : BU (+) lambat
o Perkusi : Timpani, Pekak samping (-), pekak pindah (-),
 Anus dan Rektum :Tidak ada kelainan
 Genitalia : Tidak ada kelainan
 Anggota Gerak : Deformitas (-), akral hangat, CRT <2 detik
 Kulit : Warna sawo matang, tidak ada kelainan
 Neurologis :
Kekuatan motorik :
5555 5555 Sensorik :Tidak ada kelainan

5555 5555

Reflek fisiologis +++ +++ Reflek patolog - -


+++ +++ - -

Tanda Rangsang Meningeal: tidak ada kelainan


Status Lokalis

4
Vulnus Combutio et region trunkus anterior +/-17%, disertai eritema dan
luka lepuh.

1.9 Diagnosis Kerja


Luka Bakar grade II

1.10 Penatalaksanaan
 Pro Rawat Inap
 WT
 IVFD RL 500cc/24 jam ~ 20 tpm + drip norages 1/2 amp
 Injeksi Ranitidin 2x2/5 amp iv
 Injeksi Cefoperazon 2x500mg iv

5
 Nebo salep 3x1 oles
 Parasetamol 325mg, luminac 10mg, ctm 1,5mg = 3 x 1 pulv
1.11 Prognosis
 Quo Ad vitam : dubia Ad bonam
 Quo Ad functionam : dubia Ad bonam
 Quo Ad sanationam : dubia Ad bonam

6
BAB II
BORANG PORTOFOLIO
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:

Nama Peserta: Dr. Nadia Alaydrus, Dr. Kafia Rakhmah


Nama Wahana: RS. Pusdikkes Kodiklat TNI-AD
Topik: HIV/AIDS
Tanggal (kasus): 13 Agustus 2018
Nama Pasien: An. R No. RM: 078327
Tanggal Presentasi: 15 Agustus 2018 Nama Pendamping: Dr. Satyaningtyas
Tempat Presentasi: RS. Pusdikkes Kodiklat TNI-AD
Objektif Presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi: An. R , 6 dengan Luka Bakar grade II
th

□ Tujuan: Mengobati An. R dan melakukan terapi agar pasien menjadi lebih baik dan tidak jatuh
ke komplikasi lebih berat
Bahan bahasan: □ Tinjauan □ Riset □ Kasus □ Audit
Pustaka
Cara □ Diskusi □ Presentasi dan □ Email □ Pos
membahas: diskusi
Data Pasien: Nama: An. R Nomor Registrasi:
Nama Klinik: RS. Pusdikkes Telp: Terdaftar sejak:
Kodiklat TNI-AD
Data utama untuk bahan diskusi:
Diagnosis/Gambaran Klinis: Pasien datang diantar keluarga ke IGD RS PUSDIKKES dengan
keluhan luka bakar pada daerah dada hingga perut. Keluhan disertai nyeri hebat, kemerahan, ,
berair dan melepuh. Keluhan ini pasien alami saat pasien terpeleset sehinga menumpahkan air
panas dalam mangkok yang ia pegang. Saat itu pasien sedang membantu ibunya didapur. Riwayat
sesak nafas, pingsan dan muntah setelahnya disangkal.
Pasien merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Ibu pasien mengaku bahwa pasien
anak yang baik dan gerak terlalu aktif dan kurang hati-hati.
1. Riwayat Pengobatan:
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit:

7
3. Riwayat Keluarga: -

Lain-lain: Pasien keadaan sadar compos mentis, tanda vital lain dalam batas normal. Ditemukan
luka bakar derajat II pada daerah dada hingga perut ( Vulnus Combutio et region trunkus anterior
+/-17%, disertai eritema dan luka lepuh.
Daftar Pustaka:
1.Luka Bakar
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi
2. Etiologi dan Epidemiologi
3. Patofisiologi
4. Gejala dan Tanda
5. Faktor resiko
6. Diagnosis
7. Tatalaksana
8. Prognosis

8
Subjektif : Pasien datang diantar keluarga ke IGD RS PUSDIKKES dengan keluhan luka bakar
pada daerah dada hingga perut. Keluhan disertai nyeri hebat, kemerahan, berair dan melepuh.
Keluhan ini pasien alami saat pasien terpeleset sehinga menumpahkan air panas dalam
mangkok yang ia pegang. Saat itu pasien sedang membantu ibunya didapur. Riwayat sesak
nafas, pingsan dan muntah setelahnya disangkal.
Objektif:Pasien sadar kompos mentis, tampak sakit berat, tanda vital lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Luka Bakar Derajat II pada daerah dada hingga perut
Assessment: Berdasarkan data anamnesis dapat disimpulkan bahwa pasien diduga mengalami
Luka Bakar Derajat II ditandai dengan adanya luka bakar pada daerah dada hingga perut yang
kemerahan dan terasa nyeri, terlihat kemerahan, berair dan melepuh. Keluhan nyeri, kemerahan,
berair dan melepuh ini terjadi karena pada luka bakar derajat II yang bagian epidermis dan
dermis. Faktor keaktifan anak yang kurang hati-hati menjadi faktor resiko terjadinya keluhan
luka bakar derajat II ini. Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar derajat II (
 Plan: Rencana terapi pasien dirawat inap kemudian diberikan infus Ringer Laktat 20
tetes permenit sebagai suplai cairan dan jalur masuk obat-obatan. Terapi cairan
merupakan terapi utama pada pasien dengan luka bakar. Dalam hal terapi
medikamentosa, pasien mendapatkan drip norages 500mg karena pasien merasa sangat
kesakitan sehingga ini dapat mengurangi rasa nyeri. Injeksi Ranitidin 1 ampul untuk
menjaga lambung pasien karena efek dari obat nsaid yang diberikan (norages). Injeksi
cefoperazon 2x500mg sebagai antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri.
Nebo salep 3x1 oles , mengandung bahan alami yang dapat menyembuhkan dan
menimalisir luka bakar. Parasetamol 325mg, luminal 10mg, ctm 1,5mg = 3 x 1 pulv ,
merupakan obat puyer racikan yang diberikan pada pasien untuk mengurangi nyeri,
mencegah terjadinya kejang dan sebagai antihistamin.

9
BAB III
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi dan Fisiologi


Kulit merupakan pembungkus tubuh dan pelindung organ didalamnya. Luas
permukaannya pada orang dewasa 1,5-1,75 m². Berat 15% dari total berat badan. Tebal
tidak sama, bervariasi antara 5-6mm, pada telapak tangan dan kaki, 0,5mm pada kulit penis.

1. Lapisan- Lapisan Kulit


Kulit terdiri dari 3 lapisan pokok :
a. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Ketebalannya
< 1 mm. Epidermis dibagi menjadi 5 lapisan yaitu stratum germinativum,
stratum spinosum, stratum granulosum, dan korneum.epidermis akan bertambah
tebal akan bertambah tebal jika sering digunakan.
b. Lapisan Dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang
terdiri 2 lapisan yaitu pars papilaris dan retikularis.
c. lapisan Subkutis
lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan
struktur internal seperti otot dan tulang.

2. Kelenjar – Kelenjar pada Kulit


a. Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak kedalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus, lentur
dan lunak.

b. Kelenjar Apokrin
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora dan bermuara pada folikel
10
rambut. Kelenjar ini memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang
diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila.

c. Kelenjar Ekrin
Kelenjar ini terdapat disemua kulit. Melepaskan keringat sebagai reaksi
peningkatan suhu lingkunagn dan suhu tubuh. Kecepatan eksresi keringat
dikendalikan oleh saraf simpatik.

3. Fungsi Kulit :
a. Fungsi Adaptasi:
Kulit sebagai adaptor terhadap rangsangan antara lain temperatu, tekanan,
fisik dan kimia
b. Fungsi Transmisi:
Kulit dapat berfungsi sebagai alat sensorik karena adanya akhiran saraf
c. Fungsi Proteksi :
Melindungi dari benda luar (benda asing, invasi bakteri), melindungi dari
trauma yang terus menerus, mencegah keluarnya cairan yang berlebihan, dan
memproduksi melanin yang mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
d. Fungsi Metabolisme:
Sebagai tempat metaboisme lemak, sintesa vitamin D dan penyimpanan
serum pada lapisan dermis

B. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang sdisebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Dr. Soetomo,
2001).
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi ( Moenajat,
2001).

C. Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar ultraviolet, sinar X, radiasi nuklir,
11
listrik, bahan kimia, abrasi mekanik. Luka bakar yang disebabkan oleh panas api, uap atau
cairan yang dapat membakar merupakan hal yang lasim dijumpai dari luka bakar yang
parah.:
1. Luka Bakar Termal
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan
api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
2. Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan
asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan
yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat
terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat
menyebabkan luka bakar kimia.
3. Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi
listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya
kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
4. Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri
ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari
sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar
matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar
radiasi.

D. Patofisiologi
Termal (panas) terjadi pada kerusakan kulit , penguapan meningkat, menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah kapiler, sehingga terjadi ekstravasasi cairan tubuh , ekstravasasi cairan tubuh
menyebabkan tekanan onkotik menurun, hal tersebut menyebabkan cairan ekstravaskular
menurun , sehingga terjadi hipovolemia dan hemokonsentrasi, karena volume cairan menurun ,
volume cairan menurun menyebabkan gangguan sirkulasi makro sehingga terjadi gangguan
perfusi organ penting (otak).
12
Etiologi(thermal, air panas, api, kimia, asam, alkali, radiasi, elektrik dll.)

luka bakar

vaskular

pembuluh kapiler rusak

permeabilitas kapiler meningkat

cairan merembes dari dr


ruang intravaskular ke intersisial vasodilatasi

volume intravaskular turun

peningkatan tek. hidrostatik kapiler


hipovolemia
pertukaran elektrolit abnormal

SYOK perb. tingkat kesadaran, gelisah pucat dingin.


ketidak seimbangan elektrolit

Hipokalemia, Hiponatremia, Hipokalsemia

Kompensasi

penurunan sirkulasi, takikardi, takipneu

KOMPLIKASI

E. Fase Luka Bakar


1. Fase Akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita mangalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (makanisme bernafas) dan
13
circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa
saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran peenafasan akibat
cedera inhalasi dalam 48-72 jam, pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderita pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
cedera termal yang berdampak sistemik.
2. Fase Sub Akut
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan :
a. Proses inflamasi dan infeksi.
b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau pada organ-organ fungsional.
c. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase Lanjut
Fase ini akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka bakar dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.

F. Klasifikasi Luka Bakar


1. Berdasarkan penyebab
a. Luka bakar suhu tinggi
b. Luka bakar bahan kimia.
c. Luka bakar sengatan listrik.
d. Luka bakar radiasi.
2. Berdasakan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat 1 :
1. )Kerusakan terbatas pada bagian superfisial epidermis.
2.) Kulit kering, hiperemis memberikan berupa eritema.
3. )Tidak dijumpai bula.
4.) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
14
5.) Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5 – 10 hari.
6. )Contohnya adalah luka bakar akibat sengatan matahari.
b. Luka bakar derajat II :
1.)Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi.
2.) Dijumpai bula.
3.)Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi di
atas permukaan kulit normal.
4.)Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Derajat II dibagi menjadi 2 (dua) :


a. Derajat II dangkal (superficial)
1) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
2) Apendises kulit, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari.
b. Derajat II dalam (deep)
1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
2) Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
sebagian masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa.
Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
c. Luka bakar derajat III :
1) Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
2) Apendises kulit, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan.
3) Tidak dijumpai bula.
4) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kering, letaknya lebih rendah
dibandingkan kulit sekitar akibat koagulasi protein pada lapisan epidermis dan
dermis (eskar).
5) Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung serabut saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian.
15
6) Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan baik dari
dasar luka, tepi luka, maupun apendises kulit.

3. Berdasarkan berat ringannya


a. Luka bakar ringan
1) Luka bakar derajat II <15%.
2) Luka bakar derajat II <10% pada anak-anak.
3) Luka bakar derajat III <2%.
b. Luka bakar sedang
1) Luka bakar derajat II, 15-25% pada orang dewasa.
2) Luka bakar derajat II, 10-20% pada anak-anak.
3) Luka bakar derajat III <10%.
c. Luka bakar berat
1) Luka bakar derajat II, 25% atau lebih pada orang dewasa.
2) Luka bakar derajat II, 20% atau lebih pada anak-anak.
3) Luka bakar derajat III, 10% atau lebih.

G. Luas Luka Bakar


Wallace membagi tubuh atas bagian-bagian 9% atau kelipatan dari 9 terkenal dengan
nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.
1. Kepala dan leher 9%.
2. Lengan 18%.
3. Badan Depan 18%.
4. Badan belakang 18%.
5. Tungkai 36%.
6. Genitelia/perineum 1%.
7. Total 100%.

16
Skema pembagian luas luka bakar dengan rute of nine
H. Manifestasi Klinis
1. Cedera
Jika luka bakar disebabkan oleh nyala api atau korban terbakar pada tempat yang
terkurung atau kedua-duanya, maka perlu diperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :
a. Keracunan korban monoksida
Klien terperangkap dan menghirup karbon monoksida dalam jumlah yang
Signifikan.
b. Distress Pernapasan
Penurunan oksigenasi arteri sering terjadi setelah luka bakar. Hal ini
menunjukkan penurunan PO2 terjadi obstruksi jalan udara atau penurunan curah
jantung kiri.
2. Sepsis
17
Syok sejak terjadi pada klien luka bakar luas dengan ketebalan penuh, hal ini
disebabkan oleh bakteri yang menyerang luka masuk ke dalam aliran darah, gejalanya :
a. Suhu tubuh berfariasi
b. Nadi (140-170x/mnt), sinus takikardi
c. Penurunan TD
d. Paralitik ileus
e. Perdarahan jelas dan luka
3. Pada ginjal meningkat haluaran urine dan terjadi mioglobinuria
4. Metabolik
Terjadi peningkatan energi dan kenaikan kebutuhan nutrisi,
hipermetabolisme,meningkat aliran glukosa dan pengeluaran banyak protein dan lemak
adalah bciri-ciri respon terhadap trauma dan infeksi. Klien dengan luka bakar
menunjukkan adanya penurunan BB 25% dari berat badan sebelum dirawat di RS sampai
3 minggu setelah luka bakar.

I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan luka bakar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Penanganan luka bakar ringan
Perawatan dibagian emergensi terdapat luka bakar minor meliputi : managemen
nyeri, profilaksis tetanus dan perawatan luka tahap awal.
a. Managemen nyeri
Managemen nyeri sering kali dilakukan dengan pemberian dpsis ringan,
seperti morphine atau mepedifine, dibagian emergensi. Sedangkan analgetik oral
diberikan untuk digunakan oleh pesien rawat jalan.
b.Profilaksis tetanus
Petunjuk untuk pemberian profilaksis tetanus adalah sama pada penderita LB
baik yang ringan maupun yang injuri lainnya. Pada klien yang pernah mendapat
imunisasi tetanus tetapi tidak dalam waktu lima tahun terakhir dapat diberikan
boster tetanus toxoid. Untuk klien yang tidak diimiunisasi dengan tetanus human
immune globulin dan karenanya harus diberikan tetanus toxoid yang pertama dari
18
sertangkaian pemberian imunisasi aktif dengan tetanus toxoid.
c. Perawatan luka
Perawatan luka untuk LB ringan terdiri dari membersihkan luka, yaitu
debridemen jaringan yang mati : membuang zat yang merusak (zat kimia, dll) dan
pemberian atau penggunaan krim atau salep antimikroba topikal dan balutan secara
steril. Selain itu perawat juga bertanggung jawab memberikan pendidikan tentang
perawatan luka dirumah dan manifestasi klinis dari infeksi agar klien dapat segera
mencari pertolongan. Pendidikan lain yang diperlukan adalah tentang pentingnya
melakukan ROM (Range OF Mation) secara aktif untuk mempertahankan fungsi
sendi agar tetap normal dan untuk menurunkan pembentukan edema.
2. Penanganan Luka Bakar Berat
Untuk klien dengan luka yang luas maka penanganan pada bagian emergensi akan
meliputi reevaluasi ABC (jalan nafas, kondisi pernafasan, sirkulasi) dan trauma lain
yang mungkin terjadi : resusitasi cairan (penggantian cairan yang hilang), pemasangan
kateter urin, pemasangan NGT.
a. Reevaluasi jalan napas, kondisi pernapasan, sirkulasi dan trauma lain yang mungkin
terjadi. Menilai kembali keadaan jalan napas, kondisi pernapasan dan sirkulasi
untuk lebih memastikan ada tidaknya kegawatan dan untuk memastikan penanganan
secara dini.
b. Resusitasi cairan (penggantian cairan yang hilang).
Bagi klien dewasa dengan LB lebih dari 15%, maka resusitasi cairan intravena
umumnya diperlukan. Pemberian intravena perifer dapat diberikan melalui kulit
yang tidak terbakar pada bagian proksimal dari ekstremitas yang terbakar.
Sedangakan untuk klien yang mengalami LB yang cukup luas atau pada klien
dimana tempat-tempat untuk pemberian IV yang terbatas, maka dengan
pemassangan kanul pada vena sentral (seperti subklavia, jugularis internal/eksternal,
atau femoral) oleh dokter mungkin diperliukan. Luas atau persentasi luka bakar
harus ditentukan dan kemudian dilanjutkan dengan resusitasi cairan. adapun cara
perhitungan resusitasi cairan adalah sbb : % BSA x BB x 4.
c. Pemsangan kateter urine
Pemasangan kateter harus dilakukan untuk mengukur produksi urine setiap
jam. Output urine merupakan indikator yang reliable untuk menentukan
19
keadekuatan dari resusitasi cairan.
d. Pemasangan NGT
Pemasangan NGT bagi klien LB 20%-25% atau lebih perlu dilakukan untuk
mencegah emesis dan mengurangi resiko untuk mencegah terjadinya aspirasi.
Disfungsi gastro intestinal akibat dari ileus dapat terjadi umumnya pada klien tahap
dini setelah LB. Oleh karena itu semua pemberian cairan melalui oral harus dibatasi
pada waktu itu.

J. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Hemoglobin : menurun
b. Hematokrit : menurun
c. trombosit : menurun
d. SDP : Leukositosis
e. GDA : Penurunan PaO2/peningkatan PaCO2
4. Foto Rontgen Dada : membantu memastikan cedera inhalasi asap.
5. EKG

K. Komplikasi
1. Infeksi. luka yang terbuka menyebabkan memudahkan kuman patogen masuk kedalam
tubuh.
2. Kehilangan anggota tubuh atau cacat fisik.
3. Sepsis. keadaan terinfeksi oleh mokroorganisme yang menghasilkan pus.
4. Gangguan fungsi organ.
5. Gangguan psikologis terhadap perubahan keadaan citra tubuh (cacat permanen)
6. Syok hipovolemik.
7. Kontraktur. pengerutan jaringan otot atau parut yang menyebabbkan deformitas

20
Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/doc/148940900/Makalah-Luka-Bakar

21

You might also like