You are on page 1of 11

Herniasi Uncal

Makalah ini dibuat untuk melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior

SMF NEUROLOGI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

Disusun Oleh:

Pembimbing :

SMF ILMU BAGIAN NEUROLOGI

RSU DR. PIRNGADI

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan paper ini, untuk melengkapi
persyaratan Kepanitraan Klinik Senior SMF NEUROLOGI Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi Medan dengan judul “Hipotonia”.
Tugas ini bertujuan agar saya selaku penulis dapat memahami lebih dalam
mengenal teori-teori yang diberikan Kepanitraan Klinik Senior di SMF
NEUROLOGI di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dan melihat
penerapannya secara langsung di lapangan. Pada kesempatan ini saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada dr. khususnya sebagai
pembimbing saya, dan semua staff pengajar di SMF NEUROLOGI Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi Medan, serta teman-teman di Kepanitraan Klinik Senior.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih banyak terdapat kekurangan
baik mengenai isi susunan bahasa, maupun kadar ilmiahnya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak yang membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan,Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1 Definisi ................................................................................................. 5

2.2 Etiologi .................................................................................................. 6

2.3 Gejala Klinis.......................................................................................... 6

2.4 Pemeriksaan Penunjang........................................................................ 6

2.5 Komplikasi ........................................................................................... 7

2.6 Penatalaksanaan.....................................................................................7

2.7 Prognosis............................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 9

3.1. Kesimpulan......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi


dalam seluruh tubuh manusia. Jaringan otak mendapatkan kebutuhan
oksigen dan glukosa melalui aliran darah yang secara konstan.
Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa
istirahat. Aktivitas otak yang tak pernah berhenti ini berkaitan dengan
fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ
sensorik dan system efektor perifer tubuh. Otak terdiri dari batang otak,
serebelum, diensefalon, sistim limbik dan serebrum. Peningkatan volume
salah satu diantara ketiga unsur utama ini dapat mengakibatkan desakan
pada ruangan yang ditempati oleh unsur lainnya dan menaikan tekanan
intrakranial. Ruang intrakranial ditempati oleh jaringan otak, darah dan
cairan serebrospinal. Setiap bagian menghasilkan suatu tekanan
intrakranial yang normalnya berkisar antara 5 dan 15 mmHg.
Peningkatan TIK adalah komplikasi serius yang mengakibatkan herniasi
dengan gagal pernapasan dan gagal jantung serta kematian. Sebagai
aturan umum, tidak fleksibelnya tengkorak adalah hal yang baik karena
dapat mencegah kerusakan otak dan menyimpannya dengan
melindunginya dengan aman. Namun, ketika tekanan intrakranial
meningkat, jaringan otak dipaksa ke daerah-daerah yang tidak biasanya
sebagai upaya untuk mengatasi tekanan tersebut. Herniasi otak dapat

3
menyebabkan kerusakan sel dan kematian sel sehingga persediaan
oksigen dan nutrisi terputus. Hal ini tidak hanya dapat menyebabkan
kerusakan otak tetapi juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang
serius apabila sel-sel yang mengatur fungsi biologis (seperti respirasi)
rusak.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Herniasi uncal merupakan sebuah kondisi di mana bagian medial
lobus temporal menonjol di atas tepi tentorial sehingga dengan demikian
dapat menekan batang otak bagian atas. Uncus juga dapat menekan saraf
kranial ketiga, yang dapat mengganggu input parasimpatis mata pada sisi
dari saraf yang terkena sehingga menyebabkan pupil mata mengalami
dilatasi dan gagal untuk konstriksi pada tes respon cahaya. Dilatasi pupil
sering menunjukkan adanya kompresi pada saraf kranial III yang
disebabkan oleh karena hilangnya persarafan untuk semua pergerakan
otot mata kecuali untuk rektus lateral (diinnervasi oleh VI saraf kranial)
dan oblik superior (diinnervasi oleh saraf kranial IV).

5
2.2 Etiologi

lesi supratentorial lateral (seringkali akibat hematoma post trauma


yang meluas secara cepat).

2.3 Gejala klinis

 Dilatasi pupil ipsilateral, refleks negatif (tanda paling awal), dan


kelumpuhan gerak bola mata (penekanan pada N III)
 Penurunan tingkat kesadaran (penekanan mesencephalon)
 Hemiplegia kontralateral, ± respon telapak kaki kearah atas
 ± “Kernohan’s notch”: kompresi pedunculus serebri
(mesencephali) karena pergeseran otak –> hemiplegia ipsilateral
(biasanya mengakibatkan salah dalam penentuan letak lesi).

2.4 Pemeriksaan Penunjang


 Laboratorium : darah lengkap (hemoglobin, leukosit, CT, BT)
 CT Scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan
atau infark
 MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan
bergesernya struktur otak
computed tomography scanning (CT scan) atau magnetic
resonance imaging (MRI) adalah sangat berperan untuk evaluasi penyaki
herniasi. MRI merupakan pilihan terbaik oleh karena pemeriksaan ini
akan memberikan gambaran mengikut potongan aksial, sagital dan
koronal. Bagi herniasi uncal pula, pemeriksaan CT scan maupun MRI
kedua- duanya sangat membantu dalam mengevaluasi penyakit. Namun

6
begitu, oleh karena pasien yang datang kebanyakannya bersifat akut,
maka pemeriksaan CT scan potongan aksial juga bisa membantu dalam
mendiagnosa penyakit.

2.5 Komplikasi

 Iskemia batang otak yang luas

 Perdarahan Duret

 fenomena Kernohan

 Kompresi arteri serebral posterior ipsilateral akan mengakibatkan


iskemia korteks visual dengan hemianopsia homonim resultan.

2.6 Penatalaksanaan
1. Menurunkan volume darah otak

7
 Hiperventilasi
 Elevasi kepala 30° dengan posisi di tengah dengan tujuan tidak
menghambat venous return
 Menurunkan metabolisme otak dengan pemberian barbiturat
 Cegah atau atasi kejang
 Cegah hiperpireksia
 Apabila mungkin dilakukan surface cooling supaya terjadi
hipothermia
 Restriksi cairan 60% kebutuhan, kecuali bila hipotensi
2. Menurunkan volume dari cairan serebrospinal
 Acetazolamide 25 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3 dosis. Dosis
dapat dinaikkan 25 mg/KgBB/hari (Maksimal 100 mg/KgBB/hari)
 VP shunt
3. Menurunkan volume otak
 Osmotik diuretik : Mannitol dosis awal 0,5-1 mg/KgBB IV
kemudian dilanjutkan 0,25-0,5 mg/KgBB IV setiap 4-6 jam
 Loop diuretik : Furosemide 0,5-1 mg/KgBB/dosis IV tiap 6-12 jam
 Steroid : Dexamethasone dosis awal 0,5 mg/KgBB IV dilanjutkan
dosis rumatan 0,1 mg/KgBB/dosis tiap 6 jam selama 3 hari
4. Apabila 1, 2, 3 tidak ada kemajuan, dipertimbangkan untuk
melakukan temporal dekompresi dengan kraniektomi.

2.7 Prognosis
Herniasi uncal membawa prognosis buruk akibat kompresi
langsung pusat-pusat otak tengah yang vital.

8
BAB III
KESIMPULAN

1. Herniasi uncal merupakan sebuah kondisi di mana bagian medial


lobus temporal menonjol di atas tepi tentorial sehingga dengan
demikian dapat menekan batang otak bagian atas.
2. lesi supratentorial lateral (seringkali akibat hematoma post trauma
yang meluas secara cepat)
3. Gejala klini dari herniasi uncal yaitu dilatasi pupil ipsilateral,
refleks negatif, kelumpuhan gerak bola mata, penurunan tingkat
kesadaran, hemiplegia kontralateral, respon telapak kaki kearah
atas, Kernohan’s notch, dan kompresi hemiplegia ipsilateral.
4. Pemeriksaan penunjang terdiri dari Pemeriksaan laboratorium, CT-
Scan, dan MRI.
5. Komplikasi yaitu Iskemia batang otak yang luas, Perdarahan
Duret, fenomena Kernohan, Kompresi arteri serebral posterior
ipsilateral akan mengakibatkan iskemia korteks visual dengan
hemianopsia homonim resultan.
6. Penatalaksanaan yang dilakukan berupa menurunkan volume darah
otak, menurunkan volume dari cairan serebrospinal, menurunkan
volume otak dan apabila tidak memberikan kemajuan dapat
dilakukan temporal dekompresi dengan kraniektomi.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Brant WE, Helms C. Fundamentals of Diagnostic Radiology.


Lippincott Williams & Wilkins. (2012)
2. Kalita J, Misra UK, Vajpeyee A et-al. Brain herniations in patients
with intracerebral hemorrhage. Acta Neurol. Scand. 2009;119 (4):
254-60
3. https://medicaldictionary.thefreedictionary.com
4. Yarham S, Absalom A. Anesthesia for patient with head injury.
Dalam:Gupta, Gelb. eds.Essentials of Neuroanesthesia and
Neurointensive Care.Philadelphia: Saunders. 2008 ;150-9.
5. Harnsberger HR, Osborn AG, Ross J et-al. Diagnostic and Surgical
Imaging Anatomy. Lippincott Williams & Wilkins. (2006).

10

You might also like