Professional Documents
Culture Documents
HAKIKAT PERS
1.PENGERTIAN PERS
2.CIRI-CIRI PERS
a. Periodesitas, artinya pers terbit secara teratur dan periodic. Periodesitas
mengedepankan irama terbit, jadwal terbit, dan konsistensi atau keajekan.
b. Publisitas, artinya pers ditujukan atau disebarkan kepada khalayak
dengan sasaran yang sangat heterogen, baik dari segi geografis maupun
psikografis.
c. Akutualitas, artinya informasi apapun yang disuguhkan media pers harus
mengandung unsur kebaruan, menunjuk pada peristiwa yang benar-benar baru atau
sedang terjadi.
1
d. Universilitas, artinya memandang pers dari sumbernya dan keanekaragaman materi
isinya.
e. Objektivitas, merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh
oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.
3.FUNGSI PERS
Fungsi pers menurut menurut undang-undang nomor 40 tahun 1999
tentang pers antara lain sebagai media informasi, media pendidikan, media
hiburan, dan media control social. Pers nasional dapat berfungsi pula sebagai
lembaga ekonomi komersial. Pada pasal 4 undang-undang nomor 40 tahun 1999
disebutkan hak-hak pers sebagai berikut:
Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi Negara.
Pers nasional tidak dikenakan sensor, pemberedalan, dan pelarangan
penyiaran.
Pers nasioanal mempunyai hak mencari, menyampaikan „gagasan, dan
informasi kepada masyarakat.
2
Menjaga agar undang-undang yang telah dibuat oleh wakil-wakil rakyat
dijalankan sebaik-baiknya oleh semua pihak
Melindungi hak-hak asasi manusia
Melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat
Menjaga agar jalannya pemerintahan sesuai dengan undang-undang dasar dan
undang-undang
Mewujudkan agar perencanaan Negara, baik perencanaan politik, ekonomi,
sosial, maupun budaya.
4. Peran pers
Pada pasal 6 undang-undang nomor 40 tahun 1999 disebutkan peran
pers meliputi hal-hal berikut:
Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. Hal ini dilakukan melalui
transfer informasi dalm bebagai bidang (ekonomi, poltik, sosial dan
budaya)
Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi. Berkaitan dengan penyampaian
aspirasi rakyat guna mewujudkan pemerintahan dari rakyat sesuai dengan Negara
demokrasi yang mngedepankan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat
Mendorong terwujudnya supremasi hokum dan hak asasi manusia (HAM). Hal ini
berkaitan dengan kebebasan mengemukakan pendapat dan persamaan dihaapan
hokum atau menjunjung tinggi hokum
Menghormati kebhinekaan. Kebhinekaan mengundang pengertiaan
walaupun berbeda tetapi tetap satu jua. Dalam hal ini pers
mengadepankan persatuan dengan menyampaikan informasi yang
3
memperlihatkan norma agama, kesusilaan yang hidup dalam masyarakat, dan asas
praduga yang tak bersalah
Pers menitikberatkan kepada prinsip objektivitas dalam menyampaikan
informasi kepada khalayak banyak.
Melalukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan umum. Pers dalam hal ini memerankan
fungsi sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan pemerintah
atau sebaliknya
Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Peran pers dalam mewujudkan keadilan
dan kebenaran adalah dengan cara menyampaikan kebenaran kepada publaik
berwujud berita atau informasi dan mengajak masyarakat berfikir kritis
dalam menanggapi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia
5. Prinsip-prinsip pers
a. Idialisme artinya cita-cita, obsesi, atau sesuatu yang terus dikejar untuk
dijangkau dengan segala daya dan cara yang dibenarkan menurut etika dan norma
profesi yang berlaku serta diakui masyarakat dan Negara
b. Komersialisme artinya pers harus mempunyai mempunyai kekuatan untuk
mencapai cita-cita dan keseimbangan dalam mempertahankan nilai-nilai profesi
yang diyakininya
c. Profesionalisme artinya paham yang menilai tinggi keahlian professional
khususnya atau kemampuan pribadi pada umumnya, sebagai alat utama untuk
mencapai keberhasilan.
6
d. Abadi (organ Masyumi)
7
Dalam pemerintahan Orde Baru ini setidaknya ada tiga macam cara yang
digunakan wartawan untuk menghindari peringatan dan atau pembredeilan dari
pemrintah, yakni eufimisme, jurnalisme rekaman dan jurnalisme amplop.
Teknik eufeumisme adalah teknik mengungkapkan fakta secara tersirat bukan
tersurat. Penggunaan kata-kata ini adalah upaya meringankan akibat politik dari
suatu pemberitaan.. Fakta dalam sebuah berita berbahaya senantiasa ditup oleh
pers dengan ungkapan yang sopan. Jurnalisme rekaman adalah budaya
wartawan untuk mentranskrip setepat tepatnya apa yang dikatakan sumber
berita dan tidak mengertikannya sendiri. Budaya ini tentu saja membuat
wartwan Indonesia semakin malas. Jurnalisme amplop adalah budaya
pemberian amplop bagi wartawan oleh sumber berita. Meskipun pemberian ini
dikecam dan berusah dihindari namun pada prakteknya tetap saja terjadi.
Pada masa orde baru ini juga diketemukan adanya monopoli media massa oleh
keluraga para pejabat. Hal ini tentu saja membuat sudut pandang pemberitaan
yang hampir sama dan sangat berhati-hati karena takut menyinggung pemilik
saham.
Pada awal tahun 1990-an pemerintah mulai bersikap terbuka, begitupun dengan
pers meskipun tetap harus bersikap hati-hati. Keterbukaan ini merupakan
pengaruh dari perubahan situasi politik di Indonesia dan juga tuntutan pembaca
kelas menengah yang jumlahnya semkain banyak di Indonesia.
8
kondisi per Indonesia karena wartawan-wartawannya mulai cenderung
memberontak pada pemerintah meskipun dengan cara yang berbeda-beda.
Meski demikian SIUPP tetap merupakan ganjalan terbesar dalam kehidupan
pers Indonesia saat itu.