Professional Documents
Culture Documents
Konsep elektronegativitas pertama kali diteliti pada tahum 1809 oleh Avogadro yang
menunjukan kesamaan antara proses netralisasi asam-basa dengan netralisasi muatan listrik.
Elektronegativitas, simbol χ, adalah sifat kimia yang menggambarkan kecenderungan atom
atau gugus fungsional untuk menarik elektron (atau kerapatan elektron) terhadap dirinya
sendiri. Elektronegativitas sebuah atom dipengaruhi oleh nomor atom dan jarak yang
valensinya elektron berada dari inti yang dimaksud. Semakin tinggi jumlah elektronegatif itas
terkait, semakin unsur atau senyawa menarik elektron ke arah itu.
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom
lain menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Selain itu, keelektronegatifan dapat diartikan
sebagai ukuran kemampuan atom untuk menarik elektron luarnya, atau elektron
valensi. Karena elektron luar dari atom yang digunakan untuk ikatan, maka keelektronegatifa
n berguna dalam meramalkan dan menerangkan kereaktifan kimia. Harga keelektronegatifa n
penting untuk menentukan bilangan oksidasi unsur dalam sutu senyawa. Jika harga
kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerima elektron dan
membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.
Berdasarkan hal ini,terdapat beberapa tokoh yang mengusulkan mengenai konsep
elektronegativitas diantaranya:
2. Elektronegativitas Muliken
R. Mulliken mendefinisikan ke-elektronegativan χ M sebagai rata-rata energi ionisas i
I dan afinitas elektron A sebagai berikut:
3. Elektronegativitas Pearson
Pada tahun 1963, Ralph Pearson mengusulkan sebuah konsep kualitatif yang
dikenal dengan prinsip Hard Soft Acid Base (Asam Basa Keras Lunak), yang kemudian
dibuat secara kuantitatif dengan bantuan Robert Parr pada tahun 1984. Pearson dalam hal
ini, berpendapat hampir sama dengan Muliken dalam membahas mengena i
keelektronegatifan dengan rata-rata tingkat energi. Unsur-unsur yang sukar diionis as i
dan mudah menarik elektron memiliki nilai keelektronegatifan yang besar.
Asam dan basa berinteaksi, dan interaksi paling stabil jika antara asam basa keras-
keras dan asam basa lunak-lunak. Teori ini telah digunakan pada kimia organik dan kimia
anorganik. Pada Pearson ia lebih menekankan pada tinjauan sifat asam dan basa
berdasarkan keelektronegatifan, dimana asam keras dan basa keras cenderung memilik i
karakteristik:
• atom atau ion yang berukuran kecil
• bilangan oksidasi tinggi
• polarisabilitas rendah
• elektronegatifitas tinggi (untuk basa)
• basa keras mempunyai energi highest-occupied molecular orbitals (HOMO)
rendah, dan asam keras mempunyai energi lowest-unoccupied molecular
orbitals (LUMO) tinggi
+ + + + 4+ 3+ 6+
Contoh asam keras: H , ion logam alkali (Li , Na , K ), Ti , Cr , Cr , BF3.
– – – –
Contoh basa keras: OH , F , Cl , NH3, CH3COO .
−2
Korelasi antara elektronegativitas Allred–Rochow (sumbux dalam Å ) dengan
elektronegativitas Pauling (sumbu y).
Suatu pendekatan empiris yang sangat bernilai dan diterima secara luas oleh Allred-Rochow,
menggambarkan elektonegativitas sebagai suatu hal yang bekerja pada elektron-elektron atom pada jarak
kovalen sedemikian sehingga
2
=
2
rcov memiliki satuan ångström
Hal ini terbukti merupakan suatu metode yang sangat berhasil mendapatkan nila i
elektronegativitas yang mencerminkan kecenderungan kimia secara lebih cermat
dibandingkan Pauling atau Mulliken dalam kasus-kasus di mana skala itu tidak bersesuaian
dengan baik. Nilai elektonegativitas yang didapat dengan metode ini mempunyai korelasi
sangat baik dengan kebanyakan nilai yang didapat dengan metode-metode terdahulu.
Hubungan antara nilai elektronegativitas Allred-Rochow dengan skala Pauling adalah
5. Elektronegativitas Sanderson
Sanderson menemukan bahwa terdapat hubungan antara elektronegatvitas dengan
ukuran atom dan mengajukan sebuah metode perhitungan yang didasarkan pada kebalikan
dari volume atom. Dengan panjang ikatan yang telah diketahui, elektronegativita s
Sanderson memperbolehkan kita memperkirakan energi ikatan pada berbagai senyawa.
Sanderson mengajukan pendapat ini dalam asas penyamaan elektronegativitas. Asas ini
mempostulatkan bahwa jika dua atom atau lebih yang mula-mula mempunya i
elektronegativitas berbeda bergabung menjadi satu maka elektonegativitas atom-atom
tersebut menjadi disamakan pada suatu nilai tengah dalam molekul yang terbentuk.
Elektronegativitas tengah ini di dalam molekul sebagai rata-rata geometrik dari
elektronegativitas semua atom sebelum terjadi penggabungan.
Daya dorong untuk terjadinya penyamaan ini dengan mudah digambarkan sebagai
elektron dalam suatu ikatan kovalen yang stabil harus ditarik sama kuat oleh kedua inti. Jika
tarikan itu tidak sama, maka elektron akan bergerak sampai tahanan setimbang ini tercapai.
Bila kedua atom semula mempunyai elektronegativitas yang berbeda maka orbita-orbital
ikatannya harus memiliki energi yang berbeda pula. Dengan demikia n, proses pembentukan
ikatan harus memberikan cara, melalui energi-energi tersebut dapat disamakan. Hal semacam
itu dapat didasarkan pada fakta bahwa elektronegativitas suatu atom harus turun jika atom
menerima elektron atau naik jika kehilangan elektron. Model Sanderson juga telah digunakan
untuk menghitung geometri molekul, s-elektron energi, spin-spin NMR konstanta dan
parameter lain untuk senyawa organik. Karya ini mendasari
konsep pemerataan elektronegativitas, yang menunjukkan bahwa elektron
mendistribusikan sendiri sekitar molekul untuk meminimalkan atau untuk menyamaka n
elektronegativan Mulliken. Pemikiran ini mendasari konsep elektronegativita s
pemerataan, yang menunjukkan bahwa elektron mendistribusikan sendiri sekitar molekul
untuk meminimalkan atau untuk menyamakan elektronegatifitas Mulliken, perilaku ini
analog dengan pemerataan potensial kimia dalam termodinamika makroskopik.
6. Elektronegativitas Allen
ns, p
Keterangan:
εs, p : satu-elektron energi s-dan p-elektron dalam atom bebas
: jumlah s-dan p-elektron di kulit valensi.
-3
Hal ini biasa untuk menerapkan faktor skala, 1,75 × 10 untuk energi dinyatakan dalam
kilojoule per mol atau 0,169 untuk energi diukur dalam electronvolts, untuk memberika n
nilai- nilai numerik yang mirip dengan elektronegativitas Pauling.
Energi satu elektron dapat ditentukan secara langsung dari data spektroskopi,
sehingga elektronegativitas yang dihitung dengan metode ini kadangkala dirujuk sebagai
elektronegativitas spektroskopik. Data-data yang diperlukan tersedia untuk hampir semua
unsur, sehingga memperbolehkan kita memperkirakan nila i elektronegativitas unsur-
unsur yang tidak bisa dihitung dengan metode lainnya, misalnya fransium dengan nilai
elektronegativitas Allen = 0,67. Namun tidaklah jelas apa yang seharusnya dianggap
sebagai elektron valensi untuk unsur-unsur blok d dan f, sehingga menyebabkan
ambiguitas dalam perhitungan elektronegativitas menggunaka n metode Allen. Dalam
skala ini, Neon memiliki elektronegativitas yang paling besar, diikuti oleh Flourin dan
Helium.
7. Elektronegativitas Hinze-Jaffe
Dengan memanfaatkan persamaan dan definisi yang dikemukan oleh Mulliken, Hinze
- Jaffe mendapatkan elektronegativitas sejumlah tahanan valensi dan menamaka nnya
sebagai “elektronegativitas orbital”. Mereka menemukan bahwa elektronegativitas orbital
untuk orbital σ selalu lebih tinggi daripada untuk orbital π dan secara linier berhubunga n
dengan jumlah orbital s yang dianggap ada dalam orbital. Sebagaimana dapat diharapkan,
elektronegativitas ternyata naik dengan naiknya jumlah watak s dalam orbital. Definis i
baru dari elektronegativitas orbital yang dinyatakan dari turunan energi atom terhadap
muatan dalam orbital.
=
Keterangan:
nj : jumlah pendudukan orbital ke-j (0≤nj≤2) yang mempunyai
elektornegativitas Xj.
1
(0) =2 (3 − )
(1) = 2
( + )
(2) =2 (3 − )