Professional Documents
Culture Documents
(Breast Cancer)
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker tersering yang diidap
wanita. Sebagian besar kanker diidap saat usia lanjut (>50 th). Seperti
kanker lainnya pedoman umum yang terbaik adalah menemukan kanker pada
stadium yang dini sehingga kemungkinan untuk sembuh jauh lebih besar,
pengobatan juga lebih mudah dan murah. Periksa payudara sendiri (sadari)
Payudara terletak pada otot dinding dada, serta salah satu ujungnya
pada ketiak. Laki-laki juga memiliki payudara hanya saja sangat kecil
tak lazim (aneh) lalu segera melaporkan ke dokter terdekat adalah diteksi dini
yang luar biasa berlebihan dan tidak terkontrol sehingga akan merusak bagian
sel bersifat seimbang antara yang tumbuh baru dengan yang mati.
Kanker dapat tumbuh dengan cepat membutuhkan suplai oksigen
dan nutrisi sehingga mampu membuat pembuluh darah baru. Pembuluh darah
ini dindingnya tipis dan rapuh sehingga sangat mudah untuk pecah dan terjadi
kemudian tumbuh.
- Bila belum memiliki keturunan, atau bila memiliki anak pertama saat
usia >30 th
- Menarkhe (menstruasi pertama kali) pada usia yang lebih cepat dari
rata-rata <11 th
indung telur
- Benjolan di payudara
bercampur darah
- Nyeri pada payudara. Gejala ini justru jarang, biasanya nyeri terjadi
Klinis:
kulit.
Pemeriksaan penunjang:
- USG payudara
(histopatologis).
dada, bone survey (ronsen seluruh tulang), darah rutin dan kimia
Target terapi:
OPERASI
radioterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang secara kasat mata tidak
RADIOTERAPI
tingkat tinggi yang difokuskan pada jaringan tumor serta sekitarnya. Terapi ini
setelah tindakan bedah atau operasi dimana induk tumor sudah diangkat
KEMOTERAPI
organ tubuh lain yang letaknya jauh dari timor induknya. Berbeda dengan
penyebaran yang letaknya jauh dari tumor induk. Terkadang kemoterapi juga
diberikan dengan tujuan untuk mengecilkan tumor sebelum terap dan
Dapat juga dilakukan untuk membuat jaringan kanker semakin peka dan
radioterapi (concomitant).
TERAPI HORMON
Terapi ini terutama ditujukan untuk jenis kanker payudara yang terkait
payudara.
menstruasi.
- Sebagai alternatif lain karena ovarium yang menghasilkan esterogen,
KESIMPULAN
tergantung dari kenker payudara itu sendiri baik staging maupun ukurannya,
periksa payudara sendiri, serta mamografi rutin setiap 3 tahun sekali untuk
1. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
6. Preparat hormon estrogen
7. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
3. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75%
ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan
2. Fisiologi payudara
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar
besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
4. Insiden
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan
kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa
urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka
5. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan
payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang
mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh
estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan
dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih
6. Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit
dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan
tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini
belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
5. T2 : Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
kulit.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5
cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit
9. Pemeriksaan diagnostik
1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
10. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang
sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam.
Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi
ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.
Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada
tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari
tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke
dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00,
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
2. Kemoterapi
adrenalektomi hipofisektomi.
a. Data Subjektif :
Klien mengeluh adanya benjolan atau ulkus pada mamma dan kadang-kadang timbul
b. Data Objektif :
• Karsinoma mamma terdapat adanya borok atau nodul-nodul yang mengeras serta bau
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
stimulasi simpatetik.
Tujuan :
Tindakan :
c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi.
d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam
pengobatan.
e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
Rasional:
sampingnya.
h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
therapi kanker ditandai dengan klien mengatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu
memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
Tujuan :
4. Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
mungkin
Tindakan :
Kolaboratif:
Rasional:
b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi.
c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana
klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan
anti nyeri.
(anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue,
adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau
lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal
cramping.
Tujuan :
1. Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda
malnutrisi
Tindakan :
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau
keluarga.
Kolaboratif
i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan
infus.
Rasional:
penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan
ansietas.
h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan
kesehatan klien.
k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat
sesuai kebutuhan.
Tujuan :
1. Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-
katan siap.
2. Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur
tersebut.
3. Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo-
batan.
Tindakan :
a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.
b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien
c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan
e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi
tentang penyakitnya.
g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan
Rasional:
klien.
masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan
minuman.
5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping
Tujuan :
1. Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan ulcerasi
rongga mulut.
Tindakan :
a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara periodik.
b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati tanda
d. Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas, asam,
Kolaboratif
preparation.
Rasional:
minuman.
d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.
e. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.
mulut/infeksi sistemik.
h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi antibiotik yang tepat.
6. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal
Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa
normal, turgor kulit bagus, capilarry refill normal, urine output normal.
Tindakan :
a. Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare,
d. Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien.
e. Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
Kolaboratif
b. Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
Tujuan :
Tindakan :
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal
yang sama.
c. Monitor temperatur.
Kolaboratif
f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.
Rasional:
g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi
Tujuan :
terhadap seksualitas
Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang proses seksualitas dan reaksi serta
c. Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. Ketuk pintu sebelum masuk.
Rasional:
a. Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan komunikasi terbuka antara klien
dengan pasangannya.
9. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
Tujuan :
Tindakan :
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati
penyembuhan luka.
d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak
Rasional:
d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif.