Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
a. Merokok
Kebiasaan menghisap rokok memiliki hubungan secara tidak langsung
dengan perkembangan sel kanker di rongga mulut. Risiko paling tinggi ditemukan
didaerah India dan Amerika Selatan yang memiliki kebiasaan yang disebut
reverse smoking, yaitu memasukkan sisa puntung rokok ke dalam rongga mulut,
kebiasan ini menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya kanker rongga mulut
khususnya terjadi di palatum durum sebanyak 50%. Sebuah penelitian yang
dilakukan di Taiwan pada tahun 2007-2012 dengan sampel sebanyak 599 pasien,
laki-laki sebanyak 577 menderita kanker rongga mulut dan perempuan 22 orang
dengan kebiasaan merokok yang lama, menyirih, dan mengonsumsi alkohol.
Risiko untuk terjadinya kanker rongga mulut pada pasien dengan kebiasaan
merokok sebanyak 85.3% sedangkan pada grup kontrol risikonya mencapai
39.2% (Chou et al., 2014). Menurut Petti et al. (2013) tingginya risiko terjadinya
kanker rongga mulut dengan faktor risiko kebiasaan merokok mencapai 3.6%,
mengonsumsi alkohol sebanyak 2.2%, menyirih sebanyak 7.9%, dan kombinasi
ketiganya sebanyak 40.1%, ini terjadi di Asia Tenggara. Menurut Lin et al. (2013)
dalam penelitiannya membuktikan bahwa adanya hubungan dengan kode genetik
6
B. SARCOMA
1. Definisi Sarkoma
Sarkoma adalah kelompok tumor yang umumnya menyerang jaringan pada
tubuh bagian tengah (mesoderm), namun dapat juga menyerang pada jaringan
tubuh bagian luar (ektoderm).Sarkoma sering didapati pada jaringan ikat dan sel-
sel pada otot, tulang, dan pembuluh darah.Beberapa jenis sarkoma termasuk
tumor jinak, namun ada juga yang termasuk tumor ganas atau disebut kanker.
2. Macam-macam Sarcoma
a. Osteosarcoma
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur. Osteosarkoma
juga dapat diklasifikasikan oleh situs asal mereka sebagai (1) jenis konvensional,
yang timbul dalam rongga meduler; (2) tumor juxtacortical, yang timbul dari
permukaan periosteal; dan (3) osteosarkoma extraskeletal, timbul pada jaringan
lunak (Regezi, 2012).
Osteosarkoma ke dalam tiga subklas yaitu: osteolitik, osteoblastik, dan
telangiektatik.
1) Osteolitik osteosarkoma . Jenis ini lebih sering pada orang dewasa, sifat
regenerative dari tulang lebih lemah dibandingkan pada usia muda. di sini
terjadi kerusakan tulang dan diganti dengan jaringan tumor yang terdiri
dari sel-sel yang tidak terbentuk sempurna, zat-zat intercelular dihasilkan
kemudian tulang rawan atau myxomatous atau jaringan fibrous atau semua
jaringan bergabung.
2) Osteoblastik osteosarkoma. Pada jenis ini produksi tulang meningkat.
Lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda.Tampak
pembentukan periosteal yang tampak seperti tangkai-tangkai, spikula-
spikula atau lamellae yang membentang dalam arah vertikal dari tulang
sampai ke batas luar dari tumor. Dalam gambaran radiografi,tampak
sebagai gambaran seperti ”sun-ray effect”. Gambaran ini bukan
10
2) Tersusun atas sel-sel bulat kecil yang uniform dengan nukleus bulat yang
mengandung kromatin halus dan nukleus kecil
3) Sitoplasma yang sedikit / eosinofilik. (Vilie, 2012)
DD
1) Osteomyelitis
2) Osteosarcoma
3) Neuroblastoma metastatik. (Vilie, 2012)
Rencana Perawatan
Kemoterapi sistemik digabungkan dengan pembedahan / radioterapi atau
keduanya untuk kontrol lokal tumor. (Vilie, 2012)