You are on page 1of 16

TUGAS MATA KULIAH

BANGUNAN AIR LANJUT

“BANGUNAN UKUR AMBANG LEBAR”

Disusun Oleh :

Feryano Dharmawan 1552010009

Sandy Azis 1552010010

Yudho Fibriansyah 1552010057

Amin Riyadus Solikin 1552010035

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya,

penulis dapat menyelesaikan Laporan makalah yang berjudul Bangunan Ukur Ambang Lebar

Makalah ini merupakan salah satu persyaratan yang harus di penuhi setiap mahasiswa yang

mengambil mata kuliah Bangunan Air Lanjut

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk menyempurnakan Laporan

Makalah ini.

Akhir kata, penyusun berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu Bangunan Air Lanjut pada Prodi Teknik Sipil Universitas Merdeka Madiun.

Madiun,4 Desember 2018

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan. Segala aktivitas, khususnya aktivitas manusia seperti
aktivitas industri, pengairan, keperluan untuk rumah tangga, dan keperluan lainnya sangat
memerlukan air. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatur dan
meningkatkann daya guna (efisiensi) air yang mengalir di permukaan tanah. Meningkatkan daya
guna air dapat dilakukan dengan membuat bendungan pengendali banjir atau membuat sistem
irigasi yang baik Untuk menghitung debit saluran air dapat digunakan ambang lebar, sedangkan
aplikasinya dilapangan ambang lebar banyak digunakan pada saluran irigasi yang fungsinya
menentukan debit dari air yang mengalir pada saluran tersebut.

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi
muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-
sifat atau karakteristik aliran air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam
perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air maupun pengaturan sungai.

Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan aliran berubah tiba-
tiba. Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat dipelajari karakteristik dan
sifat aliran secara garis besar. Ambang yang akan digunakan adalah ambang lebar dan ambang
tajam.

Fungsi penggunaan ambang lebar dan ambang tajam adalah:

1. Ambang tersebut menjadi model untuk diaplikasikan dalam perancangan bangunan


pelimpah pada waduk dan sebagainya.

2. Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk meninggikan muka air. Sebagai
contoh aplikasi, air yang melewati ambang lebar akan memiliki energi potensial yang lebih besar
sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih jauh dan dapat mengairi daerah yang lebih luas
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DASAR TEORI

Peluap disebut ambang lebar apabila B>0.4 hu, dengan B adalah lebar peluap, dan
hu adalah tinggi peluap.

Gambar 2.1 aliran di atas ambang lebar


Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
𝑣2
H = tinggi tekanan total hulu ambang = Yo+
2.𝑔

P = tinggi ambang (m)


Yo = kedalaman hulu ambang (m)
Yc = tinggi muka air di atas hulu ambang (m)
Yt = tinggi muka air setelah hulu ambang (m)
hu = tinggi muka air di atas hilir ambang = Yo – P (m)

Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam, sehingga
mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari ambang tajam,
meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan
ambang tajam dapat dilihat pada di bawah ini.
Gambar 2.2 Ambang Tajam

Gambar 2.3 Ambang Lebar

Dalam percobaan ini akan diamati karakteristik aliran yang melalui ambang dengan tipe
karakteristik sebagai berikut:

1. Keadaan loncat Keadaan loncat adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran
tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.

2. Keadaan peralihan Keadaan peralihan adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu
saluran mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.

3. Keadaan tenggelam Keadaan tenggelam adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu
saluran dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
BAB III

METODELOGI

Dari percobaan ini dapat diperoleh gambaran mengenai sifat aliran, berupa bentuk atau
profil aliran melalui analisis model fisik dari sifat aliran yang diamati. Dalam kondisi nyata di
lapangan, ambang ini berguna untuk meninggikan muka air di sungai atau pada saluran irigasi
sehingga dapat mengairi area persawahan yang luas. Selain itu, ambang juga dapat digunakan
untuk menentukan debit air yang mengalir pada saluran terbuka.

Tujuan percobaan ini adalah:

1. Mempelajari karakteristik aliran yang melalui ambang lebar dan ambang tajam.

2. Menentukan pengaruh perubahan keadaan tinggi muka air di hilir terhadap muka air di
hulu saluran.

3. Menentukan hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap debit air yang melimpah
di atas ambang

. Landasan Teori Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran
pada saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan (flow nappe) yang
akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap mengalami pengudaraan, yaitu
keadaan saat permukaan atas dan bawah tirai luapan tersebut memiliki tekanan udara luar
sepenuhnya. Namun, pengudaraan di bawah tirai luapan kurang sempurana. Hal ini berarti terjadi
pengurangan tekanan di bawah tirai luapan akibat udara yang tergantikan oleh pancaran air.

Pengurangan tekanan ini menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

-Perbedaan tekanan meningkat di ambang

- Perubahan bentuk tirai luapan sesuai dengan ambang yang digunakan

- Peningkatan debit, disertai fluktuasi

- Bentuk hidrolik yang tidak stabil.


Hal-hal ini menyebabkan timbulnya koefisien pengaliran (C) yang berbeda-beda pada setiap
ambang, yang akan dijelaskan lebih lanjut pada poin selanjutnya.

Debit Aliran

Debit Berdasarkan Venturimeter Dalam percobaan, digunakan venturimeter untuk


mengetahui debit yang sebenarnya mengalir dari pompa. Debit yang melalui ambang dapat
dihitung dengan prinsip kekekalan energi, impuls - momentum, dan kontinuitas (kekekalan
massa), sehingga dapat diterapkan persamaan Bernoulli untuk menghitung besar debit
berdasarkan tinggi muka air sebelum dan pada saat kontraksi pada venturimeter:

Debit Pelimpah Debit aliran yang melalui ambang dengan tipe WES dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

𝑄 = 𝐶𝐿𝐻𝑒3/2 (5.2) di mana:

C = koefisien pengaliran

L = lebar saluran

He = tinggi aliran di atas ambang Gambar 3.1 Profil Aliran Melalui Ambang Tajam
Kecepatan aliran yang lewat diatas pelimpah adalah

V = ( g.Y )1/2 = ( g.He )1/2

He = Y - t

di mana : g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2 t = tinggi ambang = 12 cm

Karena debit aliran yang melalui pelimpah tersebut relatif kecil, maka diperlukan koefisien
reduksi bagi debit (Q) maka:

Q = c. g1/2 . L . He3/2

Dengan mensubstitusi C = c.g1/2 ke persamaan (1.4) maka diperoleh persamaan debit sebagai
berikut: Q = C . L . He3/2

Apabila debit yang mengalir sudah diketahui nilainya, maka nilai koefisien pengaliran (C) dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus:

C = Q /(L . He3/2)

di mana : L = lebar saluran = 8 cm

Alat-alat Percobaan

a) Ambang tajam dan lebar


b) Alat pengukur kedalaman
c) Alat pengukur panjang
d) Venturimeter dan pipa manometer
e) Sekat pengatur hilir
f) Bak penampung air
g) Pompa air
Gambar 3.2Model penampang aliran pada ambang tajam

Prosedur Kerja

1. Pastikan ambang telah terpasang dalam model saluran terbuka pada posisi yang tepat sesuai
gambar pada modul.

2. Jika menggunakan alat pengukur kedalaman selain penggaris (mistar), alat tersebut perlu
dikalibrasikan terlebih dahulu. Jika menggunakan penggaris, gunakan penggaris yang sama
untuk setiap percobaan.

3. Catat dimensi ambang dengan menggunakan alat ukur yang tersedia.

4. Periksa keadaan awal pipa manometer pada venturimeter. Jika terdapat selisih ketinggian pada
kedua pipa, catat selisihnya dan gunakan sebagai kalibrasi dalam setiap perhitungan debit
menggunakan venturimeter

5. Nyalakan pompa air dengan debit tertentu sesuai keinginan, tetapi tidak sampai meluap.

6. Aturlah sedemikian rupa sehingga diperoleh keadaan sebagai berikut: - Loncat pertama -
Loncat kedua - Peralihan - Tenggelam pertama - Tenggelam kedua Untuk keadaan selain loncat
pertama, pasangkanlah sekat di hilir saluran dan aturlah sedemikian rupa sehingga tercipta
keadaan-keadaan tersebut.

7. Catatlah 8 (delapan) koordinat titik penting dari setiap keadaan di atas untuk menggambar
profil aliran. Titik-titik tersebut umumnya adalah titik awal, titik akhir, setiap titik belok aliran,
dan titik-titik saat terdapat fenomena air loncat. Sebaiknya, titik awal dimulai dari sebelum
ambang dan titik terakhir yang dicatat adalah titik terjauh dari ambang di mana sudah tidak
terdapat perubahan aliran lagi.

8. Catat ketinggian raksa pada pipa manometer dan cari selisihnya untuk menghitung debit
aliran.

9. Ulang langkah ke 6 dan 8 untuk empat debit yang berbeda. Namun, yang dicatat hanya
permukaan air di hulu (y1) dan kedalaman air di hilir (y2) saja.

10. Setelah selesai langkah ke-9, kosongkan sekat di hilir.

11. Atur debit aliran mulai dari yang terbesar (tetapi air tidak meluap).

12. Catat tinggi muka air sebelum ambang (y1) dan tinggi raksa pada manometer.

13. Ulang langkah 11 dan 12 dengan mengatur debit aliran dengan cara mengecilkannya sampai
didapatkan debit minimum saat air masih dapat mengalir sampai didapat lima debit yang
berbeda.

14. Masukkan data koordinat profil aliran beserta besar debit pertama pada Formulir Pengamatan
Lembar 1 Data untuk Membuat Profil Aliran. Masukkan data yi, y2, dan besar debit pertama
beserta data y1, y2, dan besar debit lainnya (4 nilai debit selanjutnya) pada Lembar 2 Data Untuk
Membuat Grafik He1 vs He2 dan He1 vs Q. Masukkan data y1 dan besar debit dari lima debit
pertama tadi beserta data y1 dan besar debit lainnya (5 nilai debit selanjutnya/ terakhir) pada
Lembar 3 Data Untuk Membuat Grafik He1 vs C.

15. Cara-cara di atas diulang kembali dengan menggunakan ambang yang berbeda.
Pada dasarnya, prosedur kerja dapat digambarkan melalui diagram alir berikut ini:

Gambar 2 Diagram alir prosedur kerja praktikum aliran melalui ambang [berlanjut]
Gambar 3 Diagram alir prosedur kerja praktikum aliran melalui ambang
Pengambilan Data

Untuk mengambil data, gunakan formulir pengamatan yang terdapat pada bagian akhir modul
dan gunakan panduan tabel di bawah ini:

Jumlah keadaan aliran = 5 (loncat 1, loncat 2, peralihan, tenggelam 1, tenggelam 2)


Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:
Analisis Data

Dari hasil perhitungan sebelumnya, lihatlah kembali grafik-grafik yang telah dibuat dan
lakukanlah analisis sebagai berikut:
BAB IV

KESIMPULAN

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi
muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-
sifat atau karakteristik aliran air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam
perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air maupun pengaturan sungai.

Buatlah kesimpulan yang mengacu pada tujuan praktikum dan saran untuk perbaikan di
masa mendatang.

You might also like