Professional Documents
Culture Documents
NASKAH PSIKIATRI
BAGIAN PSIKIATRI
RSUP DR M. DJAMIL
PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Selama beberapa dekade terakhir, minat dalam pencegahan penyakit mental telah
pada orang yang berisiko sangat tinggi untuk berkembang menjadi skizofrenia atau
gangguan terkait psikotik lainnya. Data awal menunjukkan bahwa dosis rendah obat
Pada tahun 1900-an merupakan awal penelitian tentang sindrom klinis skizofrenia
[1,2].
dan gangguan psikotik lainnya Psikosis, sindrom yang nyata mengganggu fungsi
individu, memerlukan perubahan yang signifikan dari kenyataan, sering termasuk persepsi
atau keyakinan palsu, proses pikir dan kata-kata yang tidak teratur. Gejala psikotik sering
disertai dengan ekspresi emosi tumpul atau tidak sesuai dan penurunan motivasi. Kelainan
pada suasana hati (misalnya, kecemasan, depresi) dan gangguan tidur juga umum.
yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
"deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan
Skizofrenia dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu fase premorbid, fase prodromal, faseaktif dan
fase residual. Referat ini akan membahas karakteristik dan penelitian pengobatan pada
gangguan psikotik terutama non afek , dengan fokus pada periode prodromal dari gangguan
tersebut.
Metode yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini berupa tinjauan kepustakaan
Referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai gejala
awal skizofrenia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia adalah gangguan jiwa penderitanya tidak mampu menilai realitas (Reality
Testing Ability/RTA) dengan baik dan pemahaman diri (self insight) buruk. Skizofrenia
menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) adalah suatu
sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas,serta sejumlah akibat
merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, ssnamun hilang timbul
denganmanifestasi klinik yang amat luas variasinya, penyesuaian pramorbid, gejala dan
perjalanan penyakit yang amat bervariasi.4,5 Sistem diagnostik saat membedakan antara
psikosis nonafektif dan afektif berdasarkan apakah suasana hati, atau gejala afektif, konsisten
terjadi dengan gejala psikotik. gangguan psikotik Nonafek melibatkan episode psikotik yang
Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu fase premorbid, fase
fungsi,walaupun hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari efek penyakit tertentu.
riwayat prenatal, dan komplikasi obstetric dan deficit neurologis. Faktor premorbid
lain adalah pribadi yang terlalu pemalu dan menarik diri, hubungan sosial yang
dalam hitungan minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik
menjadi jelas. Fase prodromal dimulai dengan adanya perubahan fungsi premorbid
dan meluas sampai munculnya gejala psikotik. Fase ini dapat terjadi dalam beberapa
minggu atau bulan, tetapi banyak penelitian menyatakan bahwa fase prodromal terjadi
antara 2 sampai 5 tahun. Pada fase ini tanda tanda psikotik mulai muncul dengan
intensitas rendah. Pengenalan tanda dan gejala dan penanganan pada fase ini perlu
3. Pada fase aktif gejala positif/ psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik,
inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu dating
berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala-gejala tersebut dapat
4. Fase residual dimana gejala-gejala sama dengan fase prodromal tetapi gejala
ketiga fase diatas, penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa
hubungan social), dan kewaspadaan. Fase residual biasanya mengikuti fase aktif
penyakit. Selama fase residual, gejala dari masa akut dapat hilang atau tidak
mencolok lagi. Gejala negative mungkin masih ada, dan afek datar dan kerusakan
fungsi peran biasa terjadi. Kerusakan residual biasanya berkembang antara masa-masa
aktif psikosis.
Gejala prodromal adalah gejala yang terjadi sebelum seseorang secara nyata aktif
subjektif dan perilaku heterogen yang mendahului timbulnya gejala psikotik klinis.
Pada tahun 1960 sekelompok peneliti meneliti data longitudinal dan menemukan
bahwa defisit halus sering hadir pada pasien dengan gangguan psikotik sebelum atau pada
awal penyakit, yang kemudian digunakan untuk mengembangkan Bonn Scale for the
[43–45]
Assessment of Basic Symptoms (BSABS ) Defisit halus yang dimaksud adalah gejala
dasar dianggap sebagai fitur inti dari penyakit dan termasuk pengalaman subjektif, pemikiran,
bahasa, persepsi dan gangguan motorik; sensasi tubuh terganggu; gangguan toleransi
terhadap stres; gangguan emosi, pikiran, energi, konsentrasi dan memori; dan, gangguan
[46].
dalam fungsi sosial Gejala dasar dimasukkan dalam sejumlah skala penilaian yang
dirancang untuk mengidentifikasi orang yang berisiko untuk berkembang menjadi gangguan
pada individu yang berisiko tinggi untuk mengembangkan gangguan psikotik. Ini termasuk:
Gejala dasar, gejala positif yang lemah (tidak terlalu jelas), gejala psikotik intermiten,
kerusakan fungsional, serta gejala umum yang tidak spesifik untuk psikosis.
kelompokmana yang beresiko tinggi mengalami fase tersebut. Individu prodromal sering
pada remaja dan dewasa muda mengalami gangguan ringan atau sedang dalam persepsi,
[48].
kognisi, bahasa, fungsi motorik, akan, inisiatif, tingkat energi dan toleransi stres Dalam
upaya untuk lebih mengkategorikan periode prodromal skizofrenia dan gangguan psikotik
lainnya, dan untuk menjelaskan proses perubahan atau kerusakan yang merupakan
mengusulkan beberapa diagnostik dan klasifikasi sistem bagi individu yang berisiko tinggi
adalah orang pertama yang mengembangkan klasifikasi standar sindrom prodromal, yang
mereka disebut sebagai 'ultra-high-risk' (UHR). faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga
[50,51].
psikosis dan gejala digabungkan dalam indeks multifaktorial risiko Dari pekerjaan ini
datang penciptaan CAARMS, yang memperhitungkan intensitas, frekuensi dan durasi gejala
Penelitian telah difokuskan pada intervensi awal, seperti pemberian antipsikotik dan /
atau obat antidepresan, psikoterapi bagi individu dan keluarga (terapi kognitif-perilaku), asam