You are on page 1of 7

Clinical Science Session

NASKAH PSIKIATRI

GEJALA AWAL SKIZOFRENIA (FASE PRODORMAL)

Amelia Welinda P2553B

Uci Rama Saputri P2555B

Rahmeidia Audya Yusmi P2561B

Pembimbing : dr. Nadjmir, Sp.KJ (K)

BAGIAN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP DR M. DJAMIL

PADANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama beberapa dekade terakhir, minat dalam pencegahan penyakit mental telah

meningkat. Peningkatan alat diagnostik, munculnya obat antipsikotik atipikal dan

pengembangan pengobatan psikososial fase tertentu telah membuat penelitian intervensi

pada orang yang berisiko sangat tinggi untuk berkembang menjadi skizofrenia atau

gangguan terkait psikotik lainnya. Data awal menunjukkan bahwa dosis rendah obat

antipsikotik atipikal ditambah dengan perawatan psikososial dapat menunda timbulnya

psikosis pada beberapa individu.

Pada tahun 1900-an merupakan awal penelitian tentang sindrom klinis skizofrenia
[1,2].
dan gangguan psikotik lainnya Psikosis, sindrom yang nyata mengganggu fungsi

individu, memerlukan perubahan yang signifikan dari kenyataan, sering termasuk persepsi

atau keyakinan palsu, proses pikir dan kata-kata yang tidak teratur. Gejala psikotik sering

disertai dengan ekspresi emosi tumpul atau tidak sesuai dan penurunan motivasi. Kelainan

pada suasana hati (misalnya, kecemasan, depresi) dan gangguan tidur juga umum.

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak

yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau

"deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan

pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan

menuju kronisitas, tetapi sekali-kali bisa menimbulkan serangan. Perjalanan penyakit

Skizofrenia dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu fase premorbid, fase prodromal, faseaktif dan

fase residual. Referat ini akan membahas karakteristik dan penelitian pengobatan pada
gangguan psikotik terutama non afek , dengan fokus pada periode prodromal dari gangguan

tersebut.

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas tentang gejala awal skizofrenia

1.3 Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini berupa tinjauan kepustakaan

yang merujuk kepada berbagai literatur

1.4 Tujuan Penulisan

Referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai gejala

awal skizofrenia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan jiwa penderitanya tidak mampu menilai realitas (Reality

Testing Ability/RTA) dengan baik dan pemahaman diri (self insight) buruk. Skizofrenia

menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) adalah suatu

sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas,serta sejumlah akibat

yang tergantung pada pertimbangan pengaruhgenetik, fisik dan budaya. Skizofrenia

merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, ssnamun hilang timbul

denganmanifestasi klinik yang amat luas variasinya, penyesuaian pramorbid, gejala dan

perjalanan penyakit yang amat bervariasi.4,5 Sistem diagnostik saat membedakan antara

psikosis nonafektif dan afektif berdasarkan apakah suasana hati, atau gejala afektif, konsisten

terjadi dengan gejala psikotik. gangguan psikotik Nonafek melibatkan episode psikotik yang

biasanya terjadi di luar sebuah episode suasana hati.

2.2 Fase Perjalanan Penyakit Skizofrenia

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu fase premorbid, fase

prodromal, fase aktif dan fase residual.

1. Pada fase premorbid ditandai dengan periode munculnya ketidaknormalan

fungsi,walaupun hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari efek penyakit tertentu.

Indikator premorbid dari psikosis, diantaranya adalah riwayat psikiatri keluarga,

riwayat prenatal, dan komplikasi obstetric dan deficit neurologis. Faktor premorbid

lain adalah pribadi yang terlalu pemalu dan menarik diri, hubungan sosial yang

kurang baik dan menunjukkan perilaku antisocial.


2. Pada fase prodromal biasanya timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa

dalam hitungan minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik

menjadi jelas. Fase prodromal dimulai dengan adanya perubahan fungsi premorbid

dan meluas sampai munculnya gejala psikotik. Fase ini dapat terjadi dalam beberapa

minggu atau bulan, tetapi banyak penelitian menyatakan bahwa fase prodromal terjadi

antara 2 sampai 5 tahun. Pada fase ini tanda tanda psikotik mulai muncul dengan

intensitas rendah. Pengenalan tanda dan gejala dan penanganan pada fase ini perlu

diperhatikan agar tidak berkembang menuju fase aktif.

3. Pada fase aktif gejala positif/ psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik,

inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu dating

berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala-gejala tersebut dapat

hilag spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan

4. Fase residual dimana gejala-gejala sama dengan fase prodromal tetapi gejala

positif/psikotiknya sudah berkurang. Di samping gejala-gejala yang terjadi pada

ketiga fase diatas, penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa

gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, eksekutif (atensi, konsentrasi,

hubungan social), dan kewaspadaan. Fase residual biasanya mengikuti fase aktif

penyakit. Selama fase residual, gejala dari masa akut dapat hilang atau tidak

mencolok lagi. Gejala negative mungkin masih ada, dan afek datar dan kerusakan

fungsi peran biasa terjadi. Kerusakan residual biasanya berkembang antara masa-masa

aktif psikosis.

2.3 Gejala Awal Skizofrenia (Fase Prodormal)

2.3.1.Definisi fase prodormal

Gejala prodromal adalah gejala yang terjadi sebelum seseorang secara nyata aktif

(manifes) menunjukkan gejala-gejala awal. Periode prodromal dapat berlangsung dari


minggu sampai beberapa tahun, ditandai sebagai proses perubahan atau penurunan gejala

subjektif dan perilaku heterogen yang mendahului timbulnya gejala psikotik klinis.

2.3.2 Gejala pada fase prodormal

Pada tahun 1960 sekelompok peneliti meneliti data longitudinal dan menemukan

bahwa defisit halus sering hadir pada pasien dengan gangguan psikotik sebelum atau pada

awal penyakit, yang kemudian digunakan untuk mengembangkan Bonn Scale for the
[43–45]
Assessment of Basic Symptoms (BSABS ) Defisit halus yang dimaksud adalah gejala

dasar dianggap sebagai fitur inti dari penyakit dan termasuk pengalaman subjektif, pemikiran,

bahasa, persepsi dan gangguan motorik; sensasi tubuh terganggu; gangguan toleransi

terhadap stres; gangguan emosi, pikiran, energi, konsentrasi dan memori; dan, gangguan
[46].
dalam fungsi sosial Gejala dasar dimasukkan dalam sejumlah skala penilaian yang

dirancang untuk mengidentifikasi orang yang berisiko untuk berkembang menjadi gangguan

psikotik (misalnya, Comprehensive Assessment of At-Risk Mental States [CAARMS] dan

Scale of Prodromal Symptoms [SOPS])

Klasifikasi / sistem diagnostik telah mengidentifikasi tanda-tanda awal sering terlihat

pada individu yang berisiko tinggi untuk mengembangkan gangguan psikotik. Ini termasuk:

Gejala dasar, gejala positif yang lemah (tidak terlalu jelas), gejala psikotik intermiten,

gambaran dari gangguan kepribadian skizotipal, risiko genetik dipasangkan dengan

kerusakan fungsional, serta gejala umum yang tidak spesifik untuk psikosis.

2.3.3 Diagnosis fase prodormal

Pada fase prodormal kita harus mengetahui gejala-gejala prodormal dan

kelompokmana yang beresiko tinggi mengalami fase tersebut. Individu prodromal sering

pada remaja dan dewasa muda mengalami gangguan ringan atau sedang dalam persepsi,
[48].
kognisi, bahasa, fungsi motorik, akan, inisiatif, tingkat energi dan toleransi stres Dalam

upaya untuk lebih mengkategorikan periode prodromal skizofrenia dan gangguan psikotik
lainnya, dan untuk menjelaskan proses perubahan atau kerusakan yang merupakan

penyimpangan dari pengalaman sebelumnya individu atau perilaku,suatu penelitian telah

mengusulkan beberapa diagnostik dan klasifikasi sistem bagi individu yang berisiko tinggi

mengembangkan gangguan psikotik [50].

The Personal Assessment and Crisis Evaluation (PACE) di Melbourne, Australia,

adalah orang pertama yang mengembangkan klasifikasi standar sindrom prodromal, yang

mereka disebut sebagai 'ultra-high-risk' (UHR). faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga
[50,51].
psikosis dan gejala digabungkan dalam indeks multifaktorial risiko Dari pekerjaan ini

datang penciptaan CAARMS, yang memperhitungkan intensitas, frekuensi dan durasi gejala

positif yang muncul, serta penurunan fungsi.

2.3.4 Terapi fase prodormal

Penelitian telah difokuskan pada intervensi awal, seperti pemberian antipsikotik dan /

atau obat antidepresan, psikoterapi bagi individu dan keluarga (terapi kognitif-perilaku), asam

lemak omega-3 dan kombinasi perawatan ini.

You might also like