Professional Documents
Culture Documents
1, Januari 2012
100
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 1, Januari 2012
101
Analisis Pola Penempatan dan Jumlah Stasiun Hujan …..........................…........... Pariarta
102
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 1, Januari 2012
ra jumlah stasiun dengan ketelitian hujan yang akan dijadikan acuan diragu-
yang diperoleh. kan kepanggahannya.
- Penempatan stasiun hujan dilakukan Untuk di Indonesia karena variabilitas
menggunakan persamaan 3 dan ruang dan waktu dari hujan yang tinggi
menggambarkan jaring-jaring segitiga dan metode yang tepat untuk memperki-
sama sisi pada DAS dengan panjang rakan kembali data hujan yang hilang ter-
sisi sama dengan l, kemudian dilaku- sebut belum ada maka apabila terdapat da-
kan penggeseran-penggeseran sede- ta hujan yang hilang dianggap pada hari
mikian rupa sehingga jumlah simpul itu stasiun hujan tidak ada (Sri Harto,
segitiga dalam DAS sama dengan 2000). Sehingga untuk setiap tahun pada
jumlah stasiun yang dihitung. Simpul- data hujan perlu diteliti kembali kelengka-
simpul tersebut adalah lokasi stasiun pan datanya. Apabila data hujan tidak
hujan lengkap maka hujan DAS dihitung kem-
bali dengan stasiun hujan yang memiliki
Pengujian Data Hujan data hujan lengkap.
Pengujian data hujan dapat dilakukan
dengan kurva massa ganda (double mass HASIL ANALISIS
curve) dan dapat juga dilakukan dengan
cara statistik antara lain :van neumann ra- Lokasi Penelitian
tio, cumulative deviationatau disebut juga Wilayah yang digunakan untuk daerah
rescaled adjusted partial sums dan penelitian adalah DAS Keduang yang
worsley’s likelihood ratio test.Pengujian menjadi salah satu catchment area Waduk
kepanggahan pada penelitian ini dilaku- Wonogiri. DAS Keduang memiliki luas
kan dengan menggunakan cara statistik 397,466 km2 dengan stasiun AWLR terle-
yaitu dengan rescaled adjusted partial tak di Sidorejo dan memiliki 10 buah sta-
sums (RAPS) hal ini dikarenakan apabila siun pengukur hujan. Peta DAS Keduang
menggunakan kurva massa ganda, stasiun dengan posisi AWLR dan stasiun pengu-
kur hujan dapat dilihat di bawah ini.
103
Analisis Pola Penempatan dan Jumlah Stasiun Hujan …..........................…
…........... Pariarta
104
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 1, Januari 2012
Gambar 3. Hubungan antara jumlah stasiun dengan kesalahan perataan dan kesalahan
interpolasi
Dengan menetapkan tingkat kesalahan diperlukanan untuk memenuhi patokan
patok Ka-
perataan (Z1) sebesar 5 % dan 10 % maka gan untuk DAS Keduang. Hasil analisis
diperoleh jumlah stasiun hujan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.. Jumlah stasiun hujan metode Kagan dengan kesalahan perataan 5 % dan 10 %
Jumlah Jumlahstasiun (buah) Jarakantarsimpul (km)
Luas Stasiun
Nama
DAS Eksisting kesalahanperataan kesalahanperataan kesalahanperataan kesalahanperataan
DAS
(km2) 5% 10 % 5% 10 %
Keduang 397,466 10 68 17 2,591 5,319
Gambar 4. Pola Penempatan Stasiun Hujan DAS Keduang Metode Kagan Dengan
Kesalahan Perataan 5%
105
Analisis Pola Penempatan dan Jumlah Stasiun Hujan …..........................…
…........... Pariarta
Gambar 5. Pola Penempatan Stasiun Hujan DAS Keduang Metode Kagan Dengan
Kesalahan Perataan 5%
106