Professional Documents
Culture Documents
Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu matakuliah keperawatan anak dengan dosen bapak Agus
Hendra
Disusun oleh :
Liza Sahara 043-315-15-1-014
Milawati Oktaviani 043-315-15-1-016
Siti Yuliani Rusnandar 043-315-15-1-027
KELAS 3A
S1 KEPERAWATAN
STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan anak. Penyusun
berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang promosi kesehatan
pada bayi, balita, dan remaja. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah
ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan
menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih dinamis
dibanding dengan batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun social, dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacat.
Departemen Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401
bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data
bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi Kesehatan
Indonesia 2007 (SDKI). Berdasarkan survei lainnya, yaitu Riset Kesehatan Dasar Depkes
2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan penyumbang kematian terbesar
pada tingginya angka kematian bayi (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000
kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari pascakelahirannya.
Beberapa data juga menyebutkan bahwa remaja negeri tidak terlepas dari pergaulan yang
membuat generasi semakin terpuruk.
Berbagai penyakit menular seksual,maraknya pemakaian Narkoba merupakan
pemicu utama yang harus benar-benar menjadi perhatian pemerintah.Dalam hal ini
tenaga kesehatan titik utama sebagai pemberi informasi yang merupakan perantara dari
pemerintah,juga diperlukan upaya dari semua pihak baik pemerintah maupun tenaga
kesehatan dalam berbagai aspek asuhan, serta promosi kesehatan guna pemberdayaan
masyarakat yang peduli akan kesehatan individu dan keluarga.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Promosi Kesehatan ?
2. Bagaimana Promosi Kesehatan pada bayi ?
3. Bagaimana Promosi kesehatan pada anak ?
4. Bagaimana Promosi Kesehatan pada remaja ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Promosi Kesehatan.
2. Mengetahui Promosi Kesehatan pada bayi.
3. Mengetahui promosi kesehatan pada anak.
4. Mengetahui promosi kesehatan pada remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya
kesehatan yang komprehensif.
a. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi
menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan
peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya
dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan
hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika
memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
b. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara
dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara
sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan
ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak
dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim,
minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
c. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting.
Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin
lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis
untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk
memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam
menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan:
1) Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau
nyeri.
2) Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan
topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat)
terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur
atau lantai, ataupun duduk di kursi.
3) Posisi ibu tidur telentan
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat
dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.Tanda-
tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:
a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara.
c) Areola tidak akan tampak jelas;
d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya;
e) Bayi terlihat senang dan tenang;
f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.
d. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama
24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik,
fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
1) Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat,
tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu
maka ASI segera keluar.
2) Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga
bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang
ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi
ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian
menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau
dapat digunakan sebagai KB alami.
3) Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses
lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan
badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental
yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan
psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan
kepuasan tersendiri.
4) Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi
dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami
dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
5) Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga,
tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu
penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
6) Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang
menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas
kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
e. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi
disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan
sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
f. Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.
Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada
keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai
dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup
bulan juga.
g. Menghindari susu botol dan dot empeng.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi
bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal
ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol
jauh berbeda.
2. Mempromosikan vaksinasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai
untuk merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui suntikan ataupun peroral.
Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit
tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
a. Terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi.
b. Potensi anti gen yang disuntikan.
c. Waktu antara pemberian imunisasi.
a. Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam
keadaan kering.
b. Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
c. Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar
yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
d. Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
e. Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
f. Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar,
segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau hal
lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi
sedikit betadine.
4. Memberi informasi tentang tanda-tanda bahaya pada bayi.
Perawat dapat memberikan informasi kepada ibu ketika ada tanda-tanda
bahaya pada bayi yang perlu di waspadai yaitu:
a. Pernafasan bayi sulit yaitu >60x/menit.
b. Suhu tubuh bayi >38̊ c atau < 36 ̊ c.
c. Kulit bayi terlihat pucat, biru memar.
d. Bayi rewel dan sering ,muntah.
e. Tali pusat memerah.
5. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi karena bayi sangat rentan terhadap infeksi. Tindakan
pencegahan infeksi pada bayi adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
b. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, dalam keadaan bersih.
c. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya
dengan mandi setiap hari (putting tidak boleh disabun).
d. Membersihkan muka, pantat, tali pusat dengan air bersih, hangat dan
sabun setiap hari.
e. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan
orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci tangannya.
6. Makanan tambahan
Saat bayi yang memasuki trisemester ke-2 (bulan ke-4 sampai ke-6), ASI
saja tidak cukup sehingga memerlukan makanan tambahan. Makanan tersebut
diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan anak pada kecepatan yang
sama seperti pada saat trisemester pertama (3 bulan pertama). Dengan umur
yang terus bertambah, kebutuhan gizi juga semakin meningkat. Jika tidak
diimbangi bisa menyebabkan kurang gizi dan berat badan bayi tidak seimbang
dengan umurnya.
Pada usia 4-6 bulan ini, bayi bias mulai diberikan makanan lumat atau
setengah cair dengan bahan dasar ASI atau susu formula dan bahan makanan
pokok. Misalnya bubur saring atau buah pisang yang teksturnya lembut.
Pisang mudah diserap oleh tubuh, bahkan oleh bayi sehingga dapat
digolongkan sebagai jenis buah yang dapat diperkenalkan secara dini bagi
bayi. Selain itu, kandungan gizi dalam buah pisang sangat banyak, yakni
mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, dan lemak.
Pada usia 7 bulan, anak sudah bias dikenalkan dengan buah-buahan yang
lebih bervariasi. Sari buah yang dapat diperkenalkan diantaranya sari buah
melon, semangka, pir, apel, avokad, dan papaya. Tomat dan jeruk sebaiknya
tidak diberikan terlalu dini, karena kedua buah tersebut disinyalir dapat
menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan seperti iritasi lambung dan diare.
Protein, vitamin dan mineral untuk anak usia ini juga dapat diperoleh dari
sayur-sayuran seperti wortel dan sari kacang hijau atau kacang kedelai.
Sementara itu, kalori dapat diperoleh dari sereal, tepung beras, dan umbi-
umbian. Namun, untuk bayi usia ini tidak dianjurkan diberi sayuran yang
masih segar. Hal itu karena enzim-enzim pencernakan bayi belum
berkembang sempurna, sehingga banyak zat-zat yang merugikan dalam
sayuran segar yang dapat menghambat penyerapan berbagai zat gizi. Karena
itu, untuk sayuran harus direbus dulu dan dilumatkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab kita bersama,
bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia
usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
kegiatan promosi kesehatan pada bayi antara lain, dalam Pemberian ASI, mempromosikan
vaksinasi, perawatan tali pusat, memberi informasi tentang tanda-tanda bahaya pada bayi,
pencegahan infeksi, dan makanan tambahan. Pada balita diantaranya pemberian ASI, gizi
/nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, interaksi, dan sosialisasi. Sedangkan pada remaja
kegiatan promosi kesehatan meliputi penyuluhan kesehatan reproduksi, system reproduksi,
gangguan reproduksi dll.
B. Saran
Perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan dalam praktek keperawatan merupakan
tanggungjawab kita bersama. Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara
aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen
bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi
kesehatan dalam praktek keperawatan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka
menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan
budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu,sehingga dapat hidup sejahtera dan
produktif.
DAFTAR PUSTAKA
http://bidanapril.wordpress.com/2009/10/23/promosi-kesehatan-pada-remaja/