Professional Documents
Culture Documents
Gambar 4-11. Pengaruh ukuran tubing dan pipa salur terhadap laju
produksi5)
Apabila digunakan lebih dari satu pipa salur maka tahap penyelesaiannya
sebagaimana pada pemakaian tubing paralel. Dimana pertama-tama diplot Pwh
versus laju produksi untuk masing-masing pipa salur, kemudian pada tekanan
yang sama diplot antara Pwh dan jumlah laju produksi pipa salur yang
dipergunakan.
Gambar 4-12. Penyelesaian dengan titik dasar sumur untuk berbagai harga
Pwh 5).
Gambar 4-25. Tekanan di atas di bawah safety valve untuk berbagai laju
produksi5)
B. Kondisi Darurat
1. Untuk keadaan darurat ini Pwh dianggap = 0
2. Asumsikan berbagai laju produksi. Dengan korelasi vertikal tentukan tekanan
di atas safety valve (anggap Pwh = 0)
3. Untuk menentukan tekanan di bawah safety valve, untuk keadaan ini sama
dengan langkah 4-26 pada kondisi normal
4. Plot tekanan terhadap laju produksi pada langkah 2 dan hasilnya diperlihatkan
oleh gambar 4-26
5. Dari plot pada gambar 4-26 hitung kehilangan tekanan (AP) untuk keadaan
darurat dan normal. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 4-27 dan 4-28.
Pengambilan harga P ini dapat ditentukan dengan mengambil laju produksi
tertentu dan P dihitung dari kurva atau sebaliknya. Pada gambar 4-27 dan 4-28
dilakukan dengan menentukan AP kemudian laju produksi ditentukan dari
kurva tersebut
6. Buatlah plot antara penurunan tekanan safety valve versus q untuk keadaan
normal dan darurat, seperti ditunjukkan oleh gambar 4-29.
Dengan membuat kurva perilaku untuk berbagai ukuran dengan gambar
4-30. Dari gambar tersebut bahwa dari berbagai ukuran choke kita dapat
menentukan ukuran choke dengan mempertimbangkan laju produksi dan alasan
keselamatan. Untuk menjamin valve akan menutup pada keadaan darurat maka
biasanya AP diset 75 psi dibawah tekanan darurat yang diperkirakan. Dari analisa
di atas dapat ditentukan ukuran safety valve dan closing differenstial preassure
yang dibutuhkan.
Gambar 4-27. Penurunan tekanan (AP) safety valve untuk keadaan normal5)
Gambar 4-28. Penurunan tekanan (AP) safety valve untuk keadaan darurat5)
Gambar 4-29. Perbedaan tekanan (AP) pada safety valve untuk keadaan
normal dan darurat5)
d. Dengan menggunakan laju aliran yang sama dan GLR pada langkah c,
tentukan tekanan tubing (tubing intake pressure) dengan menggunakan
Pwh pada langkah c. langkah penyelesaian selanjutnya secara rinci
adalah sebagai berikut:
(i) Plot kurva tekanan tubing dan tentukan tekanan operasi gas-lift
dipermukaan (gambar 4-34)
Gambar 4-38. Penyelesaian dengan nodal di dasar sumur untuk metode gas-
lift5)
3. Langkah yang terakhir adalah plot seperti terlihat pada gambar 4-38,
dimana plot yang diperlihatkan pada gambar tersebut didapatkan dengan
menggunakan komputer untuk harga GIR 400, 500, 600, 700, 800, 900,
1000, 1200, 1500, dan 2000 scf/bbl, sehingga didapatkan harga laju
produksi sebesar 675 b/d.
4. Dari gambar 4-38) tersebut, siapkan kurva kelakukan gas lift (gambar 4-
39), yang mana merupakan kurva dasar yang diperlukan untuk optimisasi
gas-lift.
Gambar 4-41. Kurva tubing intake untuk metode gas lift pada sumur 15)
Tf (V) =
qsc fsc
350 V
tabel 4-4
data-data sucker rod5)
7. Tentukan densitas fluida (Tf) dengan persamaan:
Tfsc = wc Twsc + (1 – wc) Tosc
Dimana:
Tfsc = densitas fluida pada kondisi standar
WC = water cut, %
Twsc = desintas air pada kondisi standar
Tosc = desintas minyak pada kondisi standar
141,5
Tosc = 131,5 35 0,8498
SN2 11,678
12. Hitung tekanan intake minimum yang diijinkan dengan menggunakan harga
SN2 dan dengan persamaan sebagai berikut:
1
P3 (Wf + (0,9 – 0,5625 SF) Wr
Ap
T
- SF Atr)
4
P3 980 psi
Gambar 4-48. Penyelesaian analisa nodal dengan sucker rod5)
13. Plot harga minimum SN2 pada gambar yang sama dengan plot kurva IPR dan
dengan skala yang sama pula (gambar 4-48), yang ditunjukkan oleh garis lurus
yang mendatar.
14. Baca harga laju produksi maksimum yang diijinkan, yaitu pada setiap titik
potong dari masing-maisng kurva intake dengan kurva IPR. Kemudian plot
harga laju produksi tersebut terhadap S dan S (gambar 4-49) dan tentukan laju
produksi maksimum yang diijinkan.
Gambar 4-49. Kemungkinan laju produksi dengan metoda sucker rod5)