You are on page 1of 67

PELAKSANAAN PEMANTAUAN TERAPI

DI RSUD BANGIL (KELAS C PROSES B)

Abdul Kadir Jaelani., S.Si., Apt., SpFRS


Email : abusuquf@yahoo.co.id
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil 1
CUKAI ROKOK TERBESAR DI INDONESIA
KABUPATEN PASURUAN

TAHUN 2014
157 TRILYUN

JL Raci
(Sebelah DPRD Pasuruan )
Bangil

LUAS 7, 8 HEKTAR 2
VISI
TERWUJUDNYA PENGELOLAAN FARMASI
YANG PROFESIONAL DAN BERORIENTASI
KEPADA PELANGGAN

3
MISI
1. Menyediakan dan menjaga ketersediaan obat
yg bermutu dg harga yg terjangkau bagi semua
lapisan masyarakat.
2. Melakukan kegiatan pelayanan berdasarkan
prosedur kefarmasian dan kode etik profesi.
3. Melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan
guna meningkatkan kompetensi SDM Instalasi
Farmasi.
4. Mengelola sarana dan prasarana yg ada secara
efektif dan efisien

4
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI FARMASI RSUD BANGIL
KEPALA INSTALASI FARMASI

ADMINISTRASI
FARMASI

Ka.Sub Unit Ka. Sub Unit Ka. Sub Unit Ka. Sub Unit Ka. Sub Unit
PENGELOLAAN DISTRIBUSI FARMASI KLINIK EVALUASI dan PENGENDALIAN PRODUKSI
PERBEKALAN
MUTU

PENYIMPANAN PEMANTAUAN TERAPI OBAT


PELAYANAN PRODUK STERIL
FLOORSTOCK
PERENCANAAN FARMASI
PELAYANAN INFORMASI OBAT PRODUK NON STERIL
YANFAR RAWAT JALAN 1
MONITORING EFEK SAMPING OBAT
YANFAR RAWAT JALAN 2
APOTEK IGD
KONSELING
PELAYANAN FARMASI 3(IGD)
VISITE
YANFAR RAWAT INAP 4(BAWAH)
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
YANFAR RAWAT INAP 5(PAVILIUN)

YANFAR RAWAT INAP 6 (ATAS) 5


Profil Inst Farmasi RSUD Bangil
 Type RS C menuju B
 Jumlah Tempat Tidur 296 (± 323).
 BOR 75 – 85.
 Tenaga Instalasi Farmasi
 Apt 5 orang.
 Apt CSSD 1 orang (Monitoring ICCU & HCU).
 SpFRS 1 orang.
 Asisten apoteker 25 Orang.
 Pembantu asisten apoteker 5 Orang.
 Administrasi 4 Orang
6
Profil Inst Farmasi RSUD Bangil
 Pelayanan Instalasi Farmasi :
1. Gudang Farmasi.
2. Farmasi IGD ( layanan 24 Jam ).
3. Farmasi Rawat Jalan ( 1 shift / 2 shift u Poli
jantung Senin dan jum’at ) jumlah pasien 400
sd 600 Pasien perhari.
 Farmasi Rawat Jalan 1 untuk pasien BPJS dan
Jamkesda.
 Farmasi Rawat jalan 2 untuk Pasien Umum dan
Kerjasama dg perusahaan.
7
8
Profil Inst Farmasi RSUD Bangil
 Pelayanan Instalasi Farmasi :
4. Layanan Rawat Inap Bawah ( 2 shift )
 Ruang Penyakit dalam, Paru, Bedah, Anak dg
Sistem ODDD dg jumlah tempat tidur 141 Pasien.
 HCU dan ICCU dg jumlah tempat tidur 21 Pasien.

5. Layanan Rawat Inap Atas ( 2 shift )


 Ruang Ok jumlah operasi rata-rata per hari 17
Pasien.
 Ruang Bersalin, Perinatologi, dan Ruang Syaraf
sistem ODDD dan dg jumlah tempat tidur 113
Pasien.
9
10
Profil Inst Farmasi RSUD Bangil
 Pelayanan Instalasi Farmasi :
6. Layanan Rawat Inap Paviliun ( 3 shift )
 Sistem ODDD dg jumlah tempat tidur 48 orang.
7. Ruang Pencampuran sediaan Non Aseptis.
8. Ruang Pencampuran sediaan Aseptis.
9. Ruang Pencampuran Sitostatika

11
PASIEN DAN KELUARGA
HANYA MENANDATANGANI
ADMINISTRASI PEMBELIAN 12
PEMANTAUAN TERAPI
 UNTUK APA ?  TUJUANNYA APA ?

 BAGAIMANA  APAKAH KAMI


MEMULAINYA ? BISA ?

13
PROSES TERAPETIK

Pelaksanaan terapi,
Pengambilan keputusan monitoring,
klinik dan terapetik follow up, edukasi

14
UNTUK APA ?????

15
ORENTASI OBAT....

BARANG

ORENTASI PASIEN...

JASA16
Konsep asuhan kefarmasian
1. Mikeal 1975 : Asuhan yg dibutuhkan dan
diterima pasien, yg menjamin
penggunaan obat secara aman dan
rasional.
2. Hepler 1988 : Hubungan kesepakatan
antara pasien dg praktisi dan apoteker
melakukan fungsi kontrol penggunaan
obat melalui kewaspadaan dan komitmen
pada kebutuhan pasien
Mikeal Rl, Brown Tr (1975). Quality of pharmaceutical care in hospital. American journal of Hospital Pharmacy 32(6): 567 -74
Hepler CD (1988). Unresolved issues in the future pharmacy. American Journal of Hospital Pharmacy 45(5): 1071-81 17
Trends kematian di AS akibat peresepan vs kecelakaan berbagai alat transportasi, 1979–1998
(1979 D 1).

Increase in US medication error deaths, Lancet, February 28, 1998 18


Annual Accidental Deaths (IOM, 1999)

100000
Equal to three jumbo jet crashes every 2 days

80000

60000

40000

20000

0
Medical Auto Workplace Air

19
(Classen et al., 1997).

Adverse drug events pada pasien rawat inap

extra biaya Memperpanjang LOS mortalitas

$8.4 juta/tahun untuk RS 1983-1993: naik 2 x lipat (7.391


Pendidikan dengan 700-bed kematian 1993)

(Phillips, Christenfeld, and McGlynn,


(Bates et al., 1997). 1998)

20
Konsep asuhan kefarmasian
Definisi yang diterima secara umum oleh
Hepler dan Strands (1990) :
“ ASUHAN KEFARMASIAN ADALAH
KETENTUAN TANGGUNG JAWAB TERAPI
OBAT UNTUK TUJUAN MENCAPAI LUARAN
YANG TEPAT DAN MENINGKATKAN
KUALITAS HIDUP PASIEN “
Point utama :
Mencegah MORBIDITAS oleh DRPs
Hepler CD, Strand LM (1990). Opportunities and responsibilities in pharmaceutical care . American Journal of Hospital Pharmacy. 47(3): 533-43

21
Drug Related Problems
 Identify potential or actual drug related
problems
 Resolve actual drug related problems
 Prevent potential drug related problems
PATIENT CARE
Knowledge of drug therapy
Knowledge of non-drug
Knowledge therapy
of disease

Knowledge of
Therapeutic PATIENT CARE Laboratory and
Planning Diagnostic testing
skills

Communication Skills

Drug information skills Patient monitoring Skills


Physical
Assessment
skills
Wasiat Al-Ghazali atas
pengaduan muridnya
Wahai anakku ketahuilah...
Perumpaannnya, seseorang yg tinggal di
padang sahara memiliki sepuluh pedang dan
beberapa jenis senjata lainnya. Orang itu
pemberani dan ahli perang. Pada suatu
ketika dia dihadang singa yg besar dan
menakutkan. Menurutmu , apakah senjata-
senjata itu akan dg sendirinya melindungi
dia tanpa dipukulkan terlebih dahulu ?????
24
25
Farmasis..............
TUJUANNYA APA ?????

27
THREE BASIC GOALS WHEN CARING FOR
THE PATIENT
 1. Identify all actual or
potential problems

 2. Alleviate actual problems

 3. Avoid potential problems


BAGAIMANA
MEMULAINNYA ????

29
THE ROLE OF
PHARMACEUTICAL CARE

 Pharmacists need to establish positive,


cooperative relationship with the patient
and the patient’s other health care
providers.
 Pharmacist assume responsibility for
appropriate therapy outcomes
 In the pharmaceutical care model, the
health care team works together to achieve
theses outcomes
LAIN LUBUK LAIN BELALANG

Etika bangsal
A. Mengawali di bangsal baru
1. Komunikasi dg apoteker sebelumnya.
2. Periksa fungsi bangsal.
3. Tentukan waktu terbaik berkunjung.
4. Waktu serah terima antar shift (Hadir/tdk).
5. Dokumen atau buku yg digunakan dalam pencatatan
obat di bangsal.
6. Tentukan jenis layanan asuhan kefarmasian yg
dibutuhkan bangsal.
7. Perhatikan kebijakan lokal yg bersinggungan dg tugas
farmasi.
31
Etika bangsal
B. Setiap kunjungan ke bangsal
1. Perkenalkan diri anda pada koordinator perawat.
2. Periksa apakah ada isu asuhan kefarmasiaan spesifik yg
mereka ingin anda tindaklanjuti hari ini.
3. Periksa pasien mana yg baru masuk dan pasien mana
yg sudah lama untuk menentukan prioritas pekerjaan
jika diperlukan.
4. Jika tirai di sekeliling pasien yg akan anda berikan
konsultasi tertutup, periksa mengapa.
5. Jika pasien berada di dalam ruangan yg pintunnya
tertutup, ketuk sebelum masuk.
6. Pastikan staf perawat mengetahui ketika anda
meninggalkan bangsal.
32
Komunikasi lisan :
1. Bahasa tubuh 55 %.
2. Nada Suara 38 %.
3. Kata yg digunakan 7 %.

33
Bahasa tubuh
1. Perlihatkan ekspresi wajah dan bahasa tubuh
yg menunjukan empati.
2. Pantulkan ekspresi wajah.
3. Mengangguk dg semangat.
4. Tunjukan sikap mendengarkan-bila diperlukan,
condong ke arah lawan bicara dan hati-hati
agar tdk masuk ruang pribadi.
5. Pertahankan kontak mata.
6. Hindari tanda-tanda tdk sabar atau tergesa-
gesa.
34
35
The Pharmacy Care Process
1. Collect and use patient information
KRITIS
2. Identify patients’ drug related problems
KRITIS
3. Develop solutions to these problems
PROBLEM SOLVING
4. Select and recommend therapies
PROBLEM SOLVING
5. Follow up to assess patient outcomes
KOMUNIKATIF
The Pharmacy Care Process
1. Collect and use patient information
 Dokumen pemberian obat yg disepakati bersama
( diawali oleh unit paviliun, diikuti ruang
penyakit dalam dan ditetapkan seluruh unit oleh
Komite keperawatan sehingga berlaku untuk
seluruh ruangan di RSUD bangil)
 Medical record, Visite bersama, Visite mandiri,
bertanya dg pasien, keluarga pasien.
 Dokumen Asuhan kefarmasian (APT), Lembar
pengobatan (AA) dan Resep.
 Sesuai dg diagnosa dan obat yg didapat pasien
Dokumen Pemberian obat
A. Problem rencana terapi pasien di rawat inap:
 Tulisan dokter tidak jelas, kadang perlisan,
pertelp.
 Pasien dirawat lebih dari satu dokter.
 Jumlah obat yang diberikan cukup banyak.
 Terapi dan cara pemberian yang kompleks.
 Pasien dijaga bergantian, pasien tidak
koperatif.

38
Dokumen Pemberian obat
B. Rancangan Dok pemberian obat pasien rawat inap :
 Dibuat dan disetujui sesuai kebutuhan rumah sakit.
 Pembuatannya melibatkan dokter, perawat,
farmasis dan staff yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan risiko klinis.
 Satu dokumen bisa digunakan untuk semua kondisi
(IGD, ICCU, OK, dan rawat inap).
 Dokumen memungkin pencatatan yang secara
kronologis dalam jangka waktu yang lama.
 Dokumen dapat melibatkan Dokter, perawat,
pasien, farmasis

39
Tujuan Dok Pemberian Obat
 Menyatakan dg jelas pengobatan apa
yang diberikan kepada pasien.
 Memastikan bahwa obat diberikan sesuai
intruksinya.
 Mencatat apa yang telah dilakukan dan
apa yang tidak dilakukan (disertai
alasan).
 Memungkin pemantuan klinis.
 Membantu menjaga standar kualitas.
40
The Pharmacy Care Process

2. Identify patients’ drug related problems

3. Develop solutions to these problems

4. Select and recommend therapies


No
Indication? Discontinue and evaluate

Yes
No Dose, initiate additional or
Effective?
alternative agent
Yes
Yes
Adverse effect? Dose, substitute with less
toxic alternative
No
Yes Use generic, substitute with
Is cost an issue?
less costly agent
Yes
Duplicate therapy? Discontinue and evaluate

Drug interactions?
Yes Change drug, dose,
schedule, or preparation

Can regimen be
simplified?
WARD’S PHARMACIST INTERVENTIONS
SCORING SYSTEM

 1 intervention detrimental to patient’s well being


 2 intervention of no significance to patient care
 3 intervention significant, but does not lead to
improvement in patient care.
 4 intervention very significant and prevents a
major organ failure or adverse reaction of similar
importance
 5 intervention potentially life-saving
WARD’S PHARMACIST INTERVENTIONS
SCORING SYSTEM

 0-1 no effect to negative effect


 1 minor significance, any improved
standard of care
 2 significant, improve standard of
care or optimize therapy
 3 very significant, prevent major
toxicity and/or end organ damage
 4 potentially life saving
The Pharmacy Care Process
5. Follow up to assess patient outcomes

ASSESSMENT CARE PLAN EVALUATION

CONTINUOUS FOLLOW-UP
The Pharmacy Care Plan

Rekomendasi
Terapi terkait
DRPs Monitoring Komunikasi
Dr, Perawat,
pasien atau
KRITIS keluarga
PROBLEM SOLVING
KOMUNIKATIF
Etika dg Pasien
1. Perkenalkan diri.
2. Cocokkan identitas pasien.
3. Jelaskan apa yg akan anda lakukan.
4. Tanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan di
akhir konsultasi.
5. Hindari konsultasi pada saat pasien makan.
6. Jika pasien menjadi tertekan/tdk enak badan tanya
seperlunya, yg lain bisa menggunakan dokumen pasien
di bangsal / keluarga / di ulang di waktu yg lain.
7. Selalu bersikap sopan.
8. Hargai privasi pasien
49
Kasus 1
 Ny M, usia 61 th, BB 80 kg, Tinggi 165
9/2/2015 MRS melalui IGD anamnesis BAB
darah segar, mules(+), Nyeri (+), Diare
(+), perut sakit melilit, muntah warna
hijau, 130/80, N 96, T 39º C. Obat yg
dikonsumsi rutin : Candesartan 1 x 4 mg
mlm, Spironolakton 1 x 25mg pg,
Ciprofloxacin 2 x 500 mg, lansoprasol 2 x
30 mg pg 1 h ac.
50
Kasus 1
 History : 20/1/2015 MRS dg diagnosa
Hypertensi heart failure melena, menolak
menggunakan episan syr, menolak
pemberian obat sebelum makan, minta
diberikan tracetat syr (megestrol acetat).
 10/1/2015 MRS dg diagnosa Sirosis
Hepatitis melena. Tdk mau makan setelah
diberi Tracetat nafsu makan muncul

51
Kasus 1
 10/2/2015 pemantaun terapi, resep dan
dokumen pemberian obat, Prosogan inj 1 x 1,
Asering inf, furosemid inj, As traneks inj,
Ciprofloxacin inf 2 x 1, New diatab 2 tab
setiap diare, Alinamin inj.
 Visite mandiri : Info keluarga, pagi makannya
hanya mau kurma, makan siang dan pagi
maunya hanya tahu campur dan bakso yg
pedaas...??? Kalau tdk acc....mogok
makan..?????... Makanan RS...tdk mau..??
Hanya kurma sunah rosul...?? 52
Kasus 1
 Komunikasi dg perawat ttg stabilitas
prosogan inj.
 Komunikasi dg pasien yg mengakibatkan
sekresi as lambung meningkat.
 Komunikasi dg Value
pasien...agama...wajib dan sunnah mana
yg harus didahulukan...???
 Pasien minta hanya makan bakso dari
rumah dan tdk pedas...tolong di acckan dr
dan perawat....!!!
53
Kasus 1
 Komunikasi perawat dan dr.....Siiip
 12/1/2015.....KRS.......Tracetat syr...stop.

 17/2/2015....Ny M kontrol ke poli ketemu


sama apoteker habib jelani.....TUNJUK
DIRI SEKARANG SUDAH SEGER DAN
SEHAT....KARENA WAJIB BARU
SUNNAH....pasien langsung pulang dan
keluarga tunggu OBAT rawat jalan..
54
Kasus 2
 Ny AS, usia 33 th, BB 50 kg, Tinggi 167
10/2/2015 MRS melalui IGD anamnesis
Panas hari ke-4, Bapil (+), Nyeri ulu hati
(+), Mual (+), muntah (-), Ngongsrong,
110/79,
 History: 12/11/2014 ke poli rawat jalan,
nyeri perut ± 1 bulan, mual(-), Muntah(-),
diare (-), Dx Syndrom dispepsia, tx Episan
syr 3 x 1 C ½ jam ac, Lansoprasole 1x1
pagi 1 jam ac.
55
Kasus 2
 Dx : Obs febris hari ke-4 + gastritis+ ISPA
 Dd : Thipoid
 Pemantauan 11/2/2015, resep dan
catatan pemberian: RL inf, Ceftriaxon inj 2
x 1, Santagesik inj, Prosogan inj 1 x1,
Parasetamol 500 mg tab 3 x1,
Domperidon tab 3 x 1 ¼ jam ac, Episan
syr 3 x 1 C ½ jam ac, Codein 20 mg 3 x 1.

56
Kasus 2
 Pemantauan 11/2/2015, Visite mandiri ke
ruang pasien, pasien mengeluh nyerinya
masih terjadi, Episan syrup diminum
sesudah makan, karena px berkeyakinan
kalau diminum sebelum makan nyerinya
akan bertambah, dan ditempat tidur
pasien terdapat 1 liter botol yg berisi teh
pekat yg pasien berkeyakinan mengurangi
nyeri lambungnya...??

57
Kasus 2
 Komunikasi dg pasien faktor-faktor yg
mempengaruhi peningkatan sekresi asam
lambung dan mengapa episan syr harus
diberikan sebelum makan.
 Px KRS tgl 12/2/2015 dg dx KRS
Bronchitis + syndrom dispepsia dg tx :
Ambroxol tab 3 x 1, Cefixim 100 mg tab 2
x1, lansoprazole tab 1 x 1 pagi 1 jam ac.

58
Pemantauan terapi
 Mengoptimalkan terapi pasien.
 Meningkatkan kepatuhan pasien.
 Menurunkan waktu rawat inap pasien
 Meningkatkan kenyamanan pasien
 Sehingga menurunkan cost

SESUAI DG ERA BPJS

59
Per.Pres. RI Nomor : 111 Tahun 2013 pasal 6 :
(1) Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat WAJIB dan
mencakup SELURUH penduduk Indonesia

2013 2014 - 2019 CAKUPAN


SEMESTA 2019

RS SWASTA MEMPERSIAPKAN DIRI


BERGABUNG DG BPJS

Badan Hukum PRIVATE Badan Hukum PUBLIK


Di bawah Menteri BUMN Langsung Bertanggung Jawab Kepada PRESIDEN
Semula Hanya Untuk Jaminan
Untuk Mengelola Jaminan Kesehatan
Kesehatan PNS dan Pensiunan
TNI/POLRI + Prts Kem + Vet SELURUH RAKYAT INDONESIA

www.bpjs-kesehatan.go.id
THREE BASIC GOALS WHEN CARING FOR
THE PATIENT
 1. Identify all actual or
potential problems

 2. Alleviate actual problems

 3. Avoid potential problems


Farmasis di era BPJS...........
APAKAH KAMI BISA ???

63
Tahapan untuk Pemantauan :
1. Memahami kultur dalam team kesehatan.
2. Memberi manfaat bukan membuat repot.
3. Memulai dari unit yang tertarik.
4. Menjadikan aturan baku di unit.
5. Menjadikan aturan baku di RS.
6. Menjadikan aturan KITA bukan SAYA.
7. Menjadikan aturan Baku dg mekanisme
REWERD dan PUNISMENT......dg ditetapkan
JASA KIE dan VISITE APOTEKER
64
JIKA ANDA TIDAK BERUBAH ANDA AKAN PUNAH

By : Spencer Johnson MD

DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2012
41
MATUR KESO’ON.....

67

You might also like