You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anatomi atau ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh, darah atau

hubungan bagian-bagiannya dengan satu sama lainnya. Anatomi regional

mempelajari letak dan hubungan atau bagian tubuh yang tidak dapat berpisah dari

pengamatan tentang kegunaan setiap struktur dan sistem jaringannya. Hal ini

membawa kita kepenggunan istilah anatomi fungsional yang berkaitan erat dengan

fisiologi atau ilmu faal. (Bickley, 2011).

Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran

kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan

pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya,

serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak

kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan

perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan

barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan. Mencit percobaan

(laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit

juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan (Jacob, 2010).

Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan bentuk kehidupan yang

mula-mula di air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air

berlangsung sebelum alat reproduksi masak, keadaan ini merupakan fase larva yang

1
disebut berudu. Fase berudu ini menunjukkan sifat antara pisces dan reptilia. Sifat ini

menunjukkan bahwa Amphibia adalah kelompok chordata yang pertama kali hidup di

daratan.

Berkaitan dengan hal itu dilakukan pengamatan atau percobaan pada

praktikum kali ini untuk mengetahui struktur anatomi tubuh dan fungsi organ-organ

tubuh pada tikus putih (Mus musculus) dan kodok.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini adalah bagai

mana mengetahui bentuk, warna, dan lokasi organ serta hubungan dengan organ lain

pada suatu system organ?

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum yang di laksanakan pada percobaan ini adalah untuk

mengetahui bentuk, warna, dan lokasi organ serta hubungan dengan organ lain pada

suatu system organ.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mencit

Tikus (Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan tikus liar

ataupun tikus rumah.Tikus ini tersebar di seluruh dunia. Tikus ini sering ditemukan

didekat bangunan gedung ataupun di tempat lain, jika terdapat makanan dan tempat

berlindung. Tikus ini semuanya berasal mula dari keturunan yang telah ada yaitu

keturunan dari tikus liar yamg sudah mengalami peternakan secara selektif.Tikus ini

biasanya lebih suka hidup pada tempat yang memiliki suhu lingkungan yang tinggi

(Anonymous, 2010).

Tikus atau mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat.Jenis ini

sekarang ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Tikus

memakan makanan manusia dan barang-barang rumah tangga. Tikus atau mencit

kadang-kadang disimpan sebagai hewan peliharaan dan mewah.Namun, sebagian

besar tikus diperoleh dari peternak hewan laboratorium untuk digunakan dalam

penelitian biomedis, pengujian, dan pendidikan. Hal ini dilakukan karena tikus

memiliki struktur organ yang hampir sama dengan manusia. Dalam hal genetika,

tikus atau mencit ini adalah mamalia dicirikan paling lengkap (Anonymous, 2010).

Menurut pendapat saya, tikus rumah ini sekarang umumnya tinggal di dekat

dengan manusia, di rumah-rumah, gudang, lumbung dan lahan-lahan yang ditanami.

3
Bahkan populasi hidup tikus ini di hutan jauh lebih sedikit dari pada diperumahan-

perumahan penduduk.

Allah berfirman dalam Quran surah an-Nur ayat 45

   


    
  
   
  
   
    
    
 

Terjemahnya:
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
Dia kehendaki, Sungguh, Allah maha kuasa atas sesuatu.
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allas SWT mencipyakan semua jenis hewan
dari air. Allah menciptakan berbagai jenis hewan ada yang berjalan diatas perutnya
atau hewan melata, ada yang berkaki dua dan empat Allah maha kuasa atas segala
ciptaan-Nya.
Berdasarkan hasil pengamatan mencit memiliki panjang 65-95 mm dari ujung

hidung mereka ke ujung tubuh mereka.Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat

muda sampai hitam dan pada umunya memiliki warna putih.Tikus memiliki ekor

panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik.Tikus

rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor lebih gelap ketika hidup erat dengan

4
manusia, mereka berkisar 12-30 gram berat badanya. Banyak bentuk-bentuk

domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi

hitam dan dangan bintik-bintik (Syariffauzi, 2011).

Klasifikasi mencit yaitu ;

Kingdom : Animalia

Fillum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Supfamily : Muroidae

Familnya : Muridae

Genus : Mus

Species : Mus Musculus

B. Kodok

Kodok adalah salah satu kelas amphibian yang mengacu kepada

metamorphosis banyak jenis Kodok , Kecebong merupakan tahapan larva dari seekor

Kodok ,umumnya adalah herbivore akuatik dengan insang, system gurat sisi yang

mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan

berenan dengan cara mengeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan, Selama

metamorphosis yang berakhir dengan kehidupan kedua, kaki berkembang, insang dan

system untuk bernapas,sepasang gendang telinga eksterm,dan system pencernaan

yang diadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora,

merangkak ketepian dan mamulai kehidupan didarat (Campbeel, 1987: 260).

5
Berdasarkan susunannya Kodok terbentuk dari tiga bagian yaitu badan,

kepala, dan alat pergerakan. Kepala terbentuk segitiga dan bagian tersebut memiliki

beberapa organ yaitu mulut, mata,gendang telinga, dan lubang hidung. Bagian

bdandimulai dari belakang gendang telinga, sampai tulang ekor dan panjangnya

samopai tiga kali dari panjang kepala. Bagian ini terdiri dari perut, dan punggung.

Kodok memiliki dua anggota pergerak yaitu sepasang kaki depan, dan sepasang kaki

belakang. Kaki Kodok terbagai tiga bagian,yaitu paha, betis dan japi. Pada umumnya

kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi pada Kodok selain sebagai pelindung

tubuh, tetapi pada Kodok selain sebagai pelindung tubuh, kulit juga sebagai alat

pernapasan. Kulit Kodok memiliki kelenjar yang menghasilkan lender sehingga kulit

selalu basah (Jacob, S. 2011).

Menurut Jacob, S (2011), mengatakan morfologi dan fisiologi Kodok adalah

sebagai berikut:

1. System pencernaan

Mulut dengan banyak gigi gerigi disepanjang rahang atas, serta lidah dan lain-

lain. Saluran pencernaan mulai dari esophagus (berdinding lurus atau besar) langsung

bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan berkelok kesamping kiri dan

berotot. Usus terdiri dari intestinum (kecil, panjang, berkelok-kelok), rectum yang

langsung bersatu dengan kloaka. Baik hati maupu pangkreas mempunyai saluran-

saluran menuju ke duodenum. Ada kantung empedu, baik lambung maupun

interstinum pada potongan melintang terdiri dari empat lapisan yairu: peritoneum,

lapisan otot, subukosa dan mukosa.

6
2. System respirasi

Pada berudu terdapat insang eksternal dan insang internal. Kodok dewasa

bernafas dengan paru-paru, yaitu berupa katung-kantung yang pada dindingnya

terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan dengan udara luar melalui bronki,

laring, dan lorong-lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah langit

tudinal yang disebut grottis. Lubang-lubang dari dalam lorong nasal itu disebut neres

internal (hidung dalam). Pertukaran gas terjadi juga melalui kulit.

3. System sirkulasi

Jantung mempunyai dua aurtikel dan satu vertical darah dari sinus venosus

masuk kedalam aurtikel kanan. Darah meninggal vertical melalui trunkus arteriolus

yang bercabang dua disebelah anterior jantung, lalu terbagi tiap sisi tubuh menjadi

tiga pokok yaitu arteri karotis, arteri sistematis, dan anteri pulmokutaneus (berturut-

turut dari anterior kemposterior). Darah ke paru-paru kembali keaurikel kanan, terus

melalui sinus venosus (berupa kantung besar disebelah sisi dorsal). Silus venosus

menerima dua vena cawa antererior yang membawa darah dari bagaian anterior

tubuh, dan satu vena cawa posterior yang membawa darah dari neftonefros dan

mengalirkannya langsung ke hati (tidak dalam kapiler) dan terus ke jantung. Darah

masuk kedalam jaringan hati baik dari arteri, hepartik ataupun dari porta hepartik

yang membawa darah dari lambung dan usus.

7
4. System ekskresi

Ginjal tipe mesohefroit dan saluran-saluran kemih yang disebut saluran-

saluran wolff (saluran mesonefros). Saluran-saluran itu langsung membawa secret ke

kloaka, walaupun adajuga kantung kemih disebelah sisi ventral kloaka.

5. System Saraf

Otak terbagi menjadi lima bagian dan serebellum merupakan bagian terkecil.

Ada sepuluh saraf krania. 3 saraf pertama membentuk fleksus brakeal (serabut-

serabut saraf silang menyilang). Saraf ke-Tujuh samapi saraf ke-sembilan membentuk

leksus iskiadikus. Sesuai dengan adanya pelebaran-pelebaran korda syaraf, maka

disini terdapat syaraf blakial dan syaraf lumbar.

6. System Sensorik

Mata, dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan kelopak mata

transparan yang disebut membrane nikti trans, mata digerakkan oleh enam otot yaitu:

otot-otot superior, inferior, oblikus superior, saraf kranial. Kemudian telinga dengan

organ-organ pendengaran dan keseimbangan yang berupa tiga saluran semi sirkula,

yaitu vertical anterior, vertical posterior, dan horizontal. Memban timpani (dalam

telinga tengah tetapi tidak telinga luar), membawa implus-implus kekolumekla, yaitu

tulang tipis dalam telinga tengah yang memencarkan implus-impuls melalui stafest ke

kollae yaitu organ pendengaran.

8
Klasifikasi Kodok, adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Bufonidae

Genus : Bufo

Spesies : Bufo melanostictus

9
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakan praktikum ini pada hari Selasa 13 Desember,

2016 pukul 15.00-16.00 WITA bertempat di Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah toples pembius, alat bedah

(pisau, pinset, pipet sedotan, dan jarum)

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mencit atau tikus putih,

kodok, kapas, dan krolofom.

C. Prosedur kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini sebagi berikut:

1. Pengamatan secara morfologi

a. Mematikan mencit dan kodok, ambil segenggam kapas, basahi dengan klorofom,

lalu masukkan kedalam toples pembius, kemudian masukkan mencit dan kodok

dengan segerah ke dalam toples tersebut, tutup rapat dan biarkan hingga mencit dan

kodok tersebut mati.

10
b. Mengeluarkan, mencit dan kodok kemudian meletakkan diatas gabus,

membiarkan kapas dalam botol dan menutup rapat karna uapnya bahaya. Mengamati

bagian luar mencit

2. pengamatan secara anatomi

a. Melakukan pembedahan dengan hati-hati diatas gabus.

b. Mengamati anatomi atau organ dalam pada mencit dan kodok tersebut.

c. Mengamati seluru organ dan gambar sesuai sistem organ yang disusunnya.

d. Pengamatan dapat pula dilengkapi dengan pemotretan pada jarak dekat.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

1. Anatomi dan fisiologi kodok

Tabel 1. Anatomi dan fisiologi kodok

Sebelum Sesudah

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

12
Tabel 2. Sistem pencernaan kodok

Gambar Keterangan
1. Esopagus
2. Pangkreas
3. Lambung
4. Pilorus
5. Usus halus
6. Usus besar
7. Kloaka
8. Hati
9. Empedu

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

Tabel 3. Sistem pernapasan kodok

Gambar Keterangan
1. Mulut
2. Lubang hidung
3. Lidah
4. Rongga mulut
5. Kerongkongan
6. Laring
7. Paru-paru
8. Kulit

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

13
Tabel 4. Sistem reproduksi kodok

Gambar Keterangan
1. Vena
2. Kelenjar Adrinal
3. Saluran kemih
4. Oviduk
5. Kandung kemih
6. Rahim
7. Indung telur
8. Saluran telur

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

Tabel 5. Sistem sirkulasi kodok

Gambar Keterangan
1. Serambi kiri
2. Bilik
3. kapiler sistematik
4. Serambi kanan
5. Kapiler respirator

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

14
Tabel 6. Sistem ekskresi kodok

Gambar Keterangan
1. Kulit
2. Rektum
3. Ginjal
4. Kloaka
5. Kandung kemih

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016

2. Anatomi dan fisiologi mencit

Tabel 1. Anatomi dan fisiologi mencit

Sebelum Sesudah

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016

15
Tabel 2. Sistem penapasan mencit

Sebelum Sesudah
1. Hidung
2. Kerongkongan
3. Laring
4. Paru-paru

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

Tabel 3. Sistem pencernaan mencit

Sebelum Sesudah
1. Mulut
2. Kerongkongan
3. Lambung
4. Empedu
5. Usus
6. Kloaka
7. Pangkreas
8. Hati

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

16
Tabel 4. Sistem reproduksi mencit

Sebelum Sesudah
1. Ginjal
2. Unter
3. Kloaka
4. Vas diferens
5. Testis

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

Tabel 5. Sistem sirkulasi mencit

Sebelum Sesudah
1. Jantung
2. Serambi kiri
3. Bilik kiri
4. Bilik kanan
5. Serambi kanan

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

17
Tabel 6. Sistem ekskresi mencit

Sebelum Sesudah
1. Kulit
2. Ginjal
3. Hati

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi,


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016

B . Pembahasan

Data hasil pengamatan dari praktikum biologi tentang struktur anatomi,

fisiologi dan morfologi tikus dan kodok diperoleh hasil sebagai berikut sebelum

melakukan praktikum disiapkan alat dan bahan , dimana alat – alat yang digunakan

adalh section set untuk membedah tikus dan kodok, nampan untuk wadah alat dan

bahan, kain lap untuk membersihkan alat- alat praktikum, jarum pentul untuk

mengkondisikan tikus saat dilakukan pembedahan, kamera untuk mengambil gambar

saat praktikum. Bahan yang digunakan adalah tikus dan kodok untuk diamati,

chlorofoam untuk membius tikus dan kodok yang akan diamati, tissue untuk

membersihkan alat alat setelah praktikum, kapas untuk untuk perantara penggunaan

chlorofoam. Sebelum dibedah ambil tikus dan kodok, ssetelah itu diltakkan di atas

meja laboratorium lalu dibius menggunakan larutan chlorofoam yang telah diletakan

18
diatas kapas. Kemudian diamati bagian morfologinya lalu dibedah dengan cara

membuka rongga perutnya secara tipis dengan gunting bedah mulai anus sampai

kerongkongan sehingga terlihat bagian dalam tubuhnya kemudian diamati bagian

dalam organ tubuhnya dana ditulis organ apa saja didalamnya serta fungsi organ

tersebut dan ditulis hasilnya. Pada percobaan dari sitematika, morfologi, anatomi dan

fisiologi tikus dan kodok diperoleh hasil yaitu sebagai berikut. Bahwa tikus dan

kodok memiliki sitem pernapasan, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem

sirkulasi dan sistem ekskresi.

19
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa sistem

pernapasan kodok meliputi hidung, mulut, rongga mulut kerongkongan, paru-paru

dan kulit. Sitem pencernaan kodok meliputi esopagus, pangkreas, lambung, pilorus,

kloaka, hati, usus besar, usus halus. Sistem reproduksi kodok Vena, oviduk, saluran

kemi, vagina, indung telur dan saluran telur.

Sistem pernapasan mencit meliputi hidung, kerongkongan, laring dan paru-

paru. Sistem pencernaan mencit mulut, kerongkongan, hati, usus besar, usus halus,

ginjal dan anus. Sistem reproduksi mencit meliputi unter, kloaka, vas deverens, testis

dan penis.

B. Saran

Perlu dilakukan penjelasan ulang mengenai tehnik dislokasi mencit dan kodok

yang benar agar mencit yang dibunuh tidak tersiksa dan perlu dijelaskan kembali cara

membedah mencit dan kodok agar organ-organ yang diamati tidak rusak dan hancur

terkena gunting atau pisau bedah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2010. Karakteristik Dan Penjelasan Mencit.

Al-Quran Al-Karim.an-Nur Ayat 45.

Bickley, L.S., and Szilagyi, P.G. 2010. Physical Examination and History Taking, 9th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Jacob, S. 2011.Animal Anatomy: A Clinically-Orientated Approach. New York:


Churchill Livingstone, Inc.

Guinan, J.J. 2013.Ear & Hearing 27,589-607. “Olivocochlear Efferents: Anatomy,


Physiology, Function, and the Measurement of Animal,” .

Khaw, P. T., Shah, P., & Elkingkton, A. R. 2011. Fundamental of Fish Anatomy.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

21

You might also like