Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Zahra Marseliya Khusnah NIM 142310101143
M.Riko Saputra NIM 162310101134
Nurul Hidayah NIM 162310101144
Akhmad Rizal Eko M. NIM 162310101157
Marda Aditya S. NIM 162310101184
Masalah yang sering timbul perilaku dalam komunikasi antara lain karena
komunikator kurang menguasai teknik komunikasi seperti komunikan yang
mempunyai pandangan apriori, emosi, suasana yang otoriter, ketidakmampuan
untuk berubah walau salah dan egosentris serta adanya faktor situasional yaitu
kondisi dan situasi dimana komunikasi tersebut berlangsung.
Perawat sebagai komponen yang penting dan orang yang terdekat dengan
klien sangat dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal
maupun nonverbal. Kondisi lansia yang telah mengalami perubahan dan
penurunan baik struktur anatomisnya maupun fungsi dari organ tubuhnya
menuntut pemahaman dan kesadaran tersendiri bagi tenaga kesehatan selama
memberikan pelayanan kesehatan. Perubahan yang terjadi baik secara fisik,
psikis/emosi, interaksi sosial maupun spiritual dari lansia membutuhkan
pendekatan dan teknik tersendiri dalam berkomunikasi. Agar lansia dapat
berinteraksi khususnya berkomunikasi dengan lansia secara baik, perawat perlu
memahami tentang karakteristik lansia, penggunaan yang memungkinkan dapat
diterapkan sesuai dengan konsdisi klien.
1.3 Tujuan
1. Keterbukaan
Empati berarti mampu mengetahui apa yang sedang dialami oleh orang
lain pada suatu saat tertentu, ammpu merasakan seperti yang dirasakan
orang lain rasakan dari sudut pandang orang lan itu. Perawat harus mampu
merasakan apa yang sedang dialami oleh lansia, yang mana sangat
mempengaruhi emosi lansia yang sudah mulai tidak stabil. Perawat harus
memahami bagaimana feedback atau tanggapannya karena lansia lebih
sensitive, emosinya tidak stabil, atau lansia dalam keadaan sakit. Perawat
harus memahami bagaimana karakter lansia untuk bisa berempati dalam
komunikasi interpersonal dengan lansia.
3. Perilaku Psoitif
Sikap positif yang diberikan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam
bentuk sikap, artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi
interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif, bukan
prasangka dan curiga. Sikap positif yang ditunjukkan dengan berbagai
macam perilaku dan sikap seperti menghargai orang lain, berpikir positif
terhadap orang lain, memberikan pujian dan penghargaan dan komitmen
menjali kerja sama.
4. Sikap Mendukung
5. Kesetaraan
1. Pendekatan fisik
2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan sosial
4. Pendekatan spiritual
2. Responsif
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengungkapkan pernyataan-
pernyataan di luar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya
mengarahkan maksud pembicaraannya.
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia baik aspek fisik, psikis maupun emosi
bersifat labil. Adanya perubahan sifat labil tersebut perlu disikapi dengan
menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya mengiyakan, senyum, dan
mengangguk kepal ketika lansia mengungkapkan perasaanya sbagai sikap
hormat dan menghargai selam klien berbicara. Contoh “saya yakin
bapak/ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk itu kami yakin bapak/ibu
mampu melaksanakan…….dan bila perlukan kami siap membantu”
5. Klarifikasi
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar
belakang sosiokulturnya
4. Gunakan peratanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan
dalam berpikir abstrak
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing
bagi pasien
10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman
mungkin
1. Duduk tegak, rileks, dan menghadap secara muka dengan muka. Posisi ini
menunjukkan “saya siap dan mau mendengarkan”
1. Agresif
2. Non Asertif
b. Rendah diri
2. Model SMCR
3. Model Leary
4. Model terapeutik
Kelebihan:
1. Tahap I (prainteraksi)
Pada tahap ini perawat atau pemberi asuhan sudah memilki beberapa
informasi tentang klien lansia seperti nama, alamat, umur, jenis
kelamin, riwayat kesehatan, dan lain-lain.
2. Tahap II (Pengenalan)
4. Tahap IV (Terminal)
Keliat Budi Ana, 1999, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 1, EGC,
Jakarata.
Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.