Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
tertentu, contohnya pasar sekaten. Yaitu pasar rakyat yang
diselenggaran sekitar 1 bulan untuk memperingati maulid nabi
muhammad SAW dengan puncak dari acara tersebut ialah gunungan.
Dalam suatu wilayah, semakin pesatnya perkembangan pasar
maka akan semakin besar pula tuntutan kebutuhan akan pasar, baik
secara kuantitas maupun kualitas. Untuk itu disuatu wilayah yang
kondisi sosial ekonomi penduduknya baik, maka akan semakin banyak
pasar dan membawa perkembangan dan tentunya menarik minat
penduduk baru untuk menetap diwilayah itu. Selain itu wilayah yang
letaknya berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan dan
kemudahan transportasi berimpas pada pertumbuhan. Kebijakan
pemerintah seperti penentuan lokasi pusat perdagangan (pasar),
kegiatan produksi, kebijakan ekspor-impor, kebijakan fiskal dan
moneter sangat mempengaruhi perkembangan suatu wilayah.
Namun, menurut Ir. H.M. Djumantri, Msi, pada artikelnya
yang berjudul; Pasar Tradisional, Ruang untuk
Masyarakat Tradisional yang Semakin Terpinggirkan,
(http://bulletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_fullart&idart=266
diakses tanggal 22 oktober 2012 pukul 22.45 WIB), bahwa seiring
kemajuan teknologi dan manajemen maka berkembanglah pusat
perbelanjaan, pusat perdagangan, departement store, mall, hypermart,
supermaket secara pesat. Pertumbuhan pasar modern tersebut
sebesar 31,4% sedangkan pertumbuhan pasar tradisional minus 8,1%.
Kutipan Judul artikel diatas diambil dari Harian Rakyat Merdeka yang
membahas isu tentang kondisi perekonomian Indonesia saat ini
dimana terjadi penurunan omzet pasar tradisional hingga 50 persen.
2
Pasca Lebaran, omzet pedagang pasar tradisional mengalami
penurunan hingga 50 persen dibanding selama bulan puasa.
“Penurunan omzet pedagang tradisional hingga 50 persen dise-
babkan menjamurnya gerai minimarket dan pasar modern saat ini,”
ujar Ketua Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional Usep
Iskandar Wijaya.
Selain itu, penurunan omzet dikarenakan kondisi perekonomian
pasar tradisional tidak terayomi oleh pemerintah kabupaten/kota yang
menyebabkan pangsa pasar beralih ke pasar modern ataupun
minimarket. Ia menguraikan, setiap tahunnya, tiap kios di pasar bisa
meraup pendapatan hingga Rp 2-3 juta per hari. Sedangkan untuk ta-
hun ini rata-rata pedagang menghasilkan Rp 1-1,5 juta per hari. Hal
tersebut diakibatkan oleh sub sektor sembako yang mengalami
penurunan penjualan.
Dengan menjamurnya minimarket di tiap-tiap pelosok tersebut,
lanjut Usep, pedagang sembako di pasar tradisional hanya
menghasilkan Rp 700 ribu-Rp 1 juta per hari. Sebab, beberapa ruas
jalan yang biasanya macet disebabkan banyaknya pengunjung yang
hendak berbelanja tidak terjadi. Masyarakat lebih memilih berbelanja di
pasar swalayan. “Pedagang sembako benar-benar babak belur, para
pelanggannya beralih ke minimarket,” keluhnya.
Sebab itu, pihaknya berharap pemerintah bertindak tegas ter-
hadap pemberlakuan peraturan terkait waktu pelayanan ritel dan mi-
nimarket. Hal itu setidaknya bisa memberikan peluang terhadap pasar
tradisional untuk dioptimalkan kembali1).
1
Sumber: http://ekbis.rmol.co/read/2012/08/26/75751/Minimarket-Menjamur,-Pasar-Tradisional-Sepi-
) diakses pada tanggal 22 Oktober 2012 pukul 23.32 WIB
3
Berkembangnya pasar modern saat ini memang menjadi
kendala utama bagi perkembangan pasar tradisional. Pengalihan
konsumen pasar yang biasanya gemar berbelanja ke pasar tradisional,
kini mereka lebih memilih pasar modern. Bukan tanpa alasan para
konsumen pasar tradisional tersebut lebih memilih pasar modern.
pasar tradisional yang bikin macet, kotor, bau, panas, dan sempit
menjadi alasan para konsumen. berbeda dengan kondisi pasar modern
dengan ruangan bersih, nyaman, sebagai tempat nongkrong dan ber
ac sangat memberikan kenyamanan bagi penjual maupun pembeli.
Padahal jika kita tinjau lebih dalam, di pasar tradisional terdapat kultur
kebudayaan masyarakat telah ada sejak dulu dan menjadi budaya
yaitu tradisi tawar-menawar. Disitulah pedagang dan pembeli menjadi
saling kenal dan makin akrab.
4
- Pasar Menyebabkan Kemacetan yang Luar Biasa
Artikel terkait:
5
Gambar 1. 5. Artikel ‘Pasar Bojonggede Bikin Macet’
Sumber: http://wikimapia.org/13430682/id/Pasar-Bojong-Gede 16 okt 2012 8;48 WIB
6
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Pasar Bojonggede dapat memberikan kelayakan dan
kenyamanan terhadap penjual maupun pembeli dengan mengoptimalkan
penataan ruang sehingga meminimaliskan kemacetan.
1.2.1. Rumusan Masalah Non Arsitektural
Bagaimana merancang bangunan pasar agar dapat melingkup semua
fasilitas umum pasar sedangkan luas pasar minimum. Langkah
penataan ruang dapat memenuhi syarat dalam menyelesaikan
masalah umum yang berkaitan dengan fungsi, sirkulasi, tata ruang,
dan estetika.
1.2.2. Rumusan Masalah Arsitektural
Bagaimana menerapkan konsep versabilitas ruang di bangunan Pasar
Bojonggede.
7
1.4. Lingkup Pembahasan
1.4.1. Umum (Non Arsitektural)
a. Pemahaman aktivitas perekonomian, perdagangan dan jasa
(komersial) Kabupaten Bogor, hingga Kecamatan Bojonggede.
b. Pemahaman karakteristik masyarakat Bojonggede secara umum
sebagai pengguna pasar baik penjual maupun pembeli.
c. Pemahaman perilaku masyarakat pengguna pasar, seperti penjual,
pembeli, distribusi barang, dan pengantar.
d. Pemahaman dampak hubungan pasar dan lingkungan sekitarnya.
8
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan seluruh data yang didapatkan dari berbagai sumber
baik literatur, perangkat desa, perangkat pengelola pasar maupun
perangkat kecamatan.
5. Analisis Data
Menganalisis seluruh data yang ada baik dari literatur maupun
lapangan, kemudian dikaji dengan standar kebutuhan pasar
tradisional.
6. Penemuan Konsep Perancangan
Menentukan konsep perancangan yang nantinya menjadi dasar ketika
mendesain.
9
1.7. Keaslian Penulisan
Untuk menunjukkan keaslian penulisan laporan ini maka perlu adanya
perbandingan dari beberapa penulisan yang diangkat dalam penulisan ini:
Redesain Pasar
Iman Budi Arsitektur
Tlogorejo 2011 Yogyakarta
Santoso Tropis
Yogyakarta
Redesain Pasar
Gunawan Bantul, Aplikasi Urban
Mangiran 2011
Prasetyo Yogyakarta Park
(Bantul)
Redesain Pasar
Konversabilitas
Puji Lestari Tradisional 2011 Karanganyar
Ruang
Kwadungan
Gelanggang
Mutiara Versabilitas
Remaja di 2012 Yogyakarta
Cininta Ruang
Yogyakarta
10