Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Letak ginjal berada berlawan dengan dinding tubuh dorsal pada posisi
terletak memanjang dari tulang belakang T12 ke L3; karena itu mendapatkan
perlindungan dari tulung rusuk bagian bawah. Ginjal kanan berada lebih sedikit ke
bawah dibandingkan dengan ginjal kiri karena adanya organ hati. Ginjal orang
dewasa memiliki panjang sekitar 12cm, lebar 5cm, dan tebal 3cm. Ginjal
berbentuk cembung secara lateral dan memiliki lekukan di bagian tengah yang
disebut renal hilum. Beberapa struktur termasuk ureter, pembuluh darah renal, dan
saraf, masuk dan keluar dari ginjal pada bagian hilum. Pada bagian atas setiap
ginjal terdapat kelenjar adrenal, yang mana merupakan bagian dari sistem
endokrin dan jelas merupakan organ yang memiliki fungsi yang berbeda.
Nefron adalah unit fungsional dan structural dari ginjal yang berperan dalam
proses pembentukan urin. Setiap nefron terdiri dari dua struktur utama, yaitu
glomerulus (sebuah simpul dari kapiler – kapiler) dan sebuah tubula renal. Ujung
tertutup dari tubula renal membesar dan berbentuk seperti cangkir yang menutupi
Lapisan dalam (visceral) dari kapsul ini terbuat dari sel – sel mirip gurita yang
disebut podocytes.
Ujung akhir tubulus memiliki panjang sekitar 3cm, yang meluas dari
dari beberapa bagian, yaitu tubulus proksimal, loop Henle, dan tubulus distal.
oleh mikrovili, yang mana sangat meningkatkan luas permukaan area tersebut.
Mikrovili juga terdapat pada sel tubula tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit.
berada pada bagian korteks. Dalam beberapa kasus, nefron disebut nefron
loop Henle yang menurun jauh ke dalam medula. Duktus pengumpul, yang mana
menerima urin dari banyak nefron, mengalir ke bawah melalui piramida medular
sehingga terlihat bergaris. Mereka mengalirkan produk akhir urin ke kaliks dan
renal ginjal.
Masing – masing dan setiap nefron terdiri dari dua kapiler, yaitu kapiler
glomerulus dan kapiler peritubulus. Glomerulus disuplai oleh dua arteriol, yaitu
arteriol aferen dan arteriol eferen. Glomerulus berperan dalam proses filtrasi, tidak
seperti pembuluh kapilernya dalam tubuh, karena keduanya disuplai oleh arteriol,
yang merupakan pembuluh dengan resistensi tinggi, dan karena arteriol aferen
memiliki diameter yang lebih besar daripada eferen, tekanan darah di kapiler
glomerulus jauh lebih tinggi dibandingkan kapiler lainnya. Tekanan yang sangat
tinggi ini memaksa cairan dan zat terlarut (lebih kecil dari protein) keluar dari
darah ke dalam kapsul glomerulus. Sebagian besar filtrat ini (99 %) akhirnya
direklamasi oleh sel – sel tubula ginjal dan kembali ke darah melalui kapiler
peritubulus.
kapiler ini adalah pembuluh darah berpori bertekanan rendah yang disesuaikan
tubulus ginjal, di mana berada dalam posisi ideal untuk menerima zat terlarut dan
air dari sel – sel tubulus karena zat – zat ini diserap kembali dari filtrat yang
7. Glukoneogenesis
Fungsi utama ginjal adalah untuk membuang produk hasil metabolisme
yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Produk ini termasuk urea (dari
metabolisme asam amino), kreatinin (dari kreatin otot), asam urat (dari asam
metabolit beberapa hormon. Produk buangan harus segera dibuang dari tubuh
sesaat setelah diproduksi. Ginjal juga membuang beberapa toksin dan senyawa
asing lainnya yang diproduksi oleh tubuh ataupun terhirup, seperti pestisida, obat,
reabsorpsi tubular, dan sekresi tubular. Setiap proses ini dapat diilustrasikan
bagian dari tubulus renal. Pada saat berada dalam kapsul, cairan ini disebut filtrat
dan sebgaian besar terdiri dari cairan plasma darah tanpa protein darah. Sel darah
dan protein memiliki ukuran yang terlalu besar untuk melewati membran filtrasi,
dan ketika urin mengandung kedua hal tersebut maka kemungkinan besar terdapat
kerusakan pada filter glomerulus. Selama tekanan darah sistemik normal, filtrat
akan terbentuk. Apabila tekanan darah arterial terlalu rendah, tekanan glomerular
menjadi tidak memadai untuk memaksa senyawa keluar dari dari darah ke dalam
Selain senyawa yang tidak dibutuhkan dan kelebihan ion yang harus
dibuang dari darah, filtrat mengandung banyak senyawa berguna (termasuk air,
glukosa, asam amino, dan ion), yang harus diambil kembali dari filtrat ke dalam
darah. Reabsorpsi tubular dimulai pada saat filtrat memasuki tubulus proksimal.
dibutuhkan dari filtrat dan membawa mereka keluar dari aspek posterior ke dalam
proses osmosis), tetapi reabsorpsi sebagian besar senyawa bergantung pada proses
transpor aktif, menggunakan pembawa membran, dan sangat selektif. Ada banyak
pembawa untuk senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh, dan sedikit atau tidak ada
pembawa untuk senyawa yang tidak berguna bagi tubuh. Senyawa yang
Produk limbah nitrogen, jika memang ada, tidak diserap kembali. Ini
termasuk urea, dibentuk oleh hati sebagai produk akhir pemecahan protein ketika
asam amino digunakan untuk menghasilkan energi; asam urat dilepaskan ketika
dalam jaringan otot. Karena sel – sel tubulus memiliki beberapa pembawa mebran
untuk menyerap kembali zat –zat ini, sel – sel tersebut cenderung tetap berada
dalam filtrat dan ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam urin diekskresikan
dari tubuh.
Berbagai ion direabsorpsi atau dibiarkan keluar dalam urin, sesuai dengan
apa yang dibutuhkan pada kurun waktu tertentu, untuk mempertahankan pH yang
yang tepat dan komposisi elektrolit darah. Sebagian besar reabsorpsi terjadi di
tubulus proksimal, tetapi juga terdapat pada tubulus distal dan duktus pengumpul.
Bebarapa zat seperti ion hidrogen dan kalium dan kreatinin, juga bergerak dari
pembuluh darah kapiler peritubulus melalui sel – sel tubulus atau dari sel –sel
tubulus itu sendiri ke dalam filtrat untuk dihilangkan dalam urin. Proses ini
penting untuk mengeluarkan zat yang belum ada dalam filtrat, sperti obat – obat
tertentu, kelebihan kalium, atau sebagai sarana tambahan untuk mengontrol pH
darah.
Dalam keadaaan normal urin bersifat steril. Bakteri Escherichia coli yang
umum terdapat pada saluran fekal bertanggungjawab atas infeksi akut pada 75%
kemih. Infeksi saluran kemih dibagi menjadi dua, yaitu infeksi saluran kemih
bagian bawah – cystitis (infeksi simptomatik pada kandung kemih) dan infeksi
yang menunjukkan > 10.000 cfu/ml urin, tetapi tidak memiliki gejala ISK. Ini
hanya ditangani pada kasus – kasus tertentu, seperti sebelum operasi urologi, pada
gejala pyelonefritis muncul, atau jika ISK ditemukan pada beberapa populasi
pasien, termasuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh menurun, pria, wanita
hamil, pasien diabetes, pasien dengan riwayat pyelonefritis, atau pasien dengan
terdapat dua jenis ISK bawah pada perempuan yaitu sistitis dan sindrom uretra
akut. Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakna. Sindrom Uretra Akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis tanpa
saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik
hanya dapat menyerang laki-laki, namun dapat juga menyerang wanita dalam
cenderung menderita ISK dibanding laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang
uretra pada orang normal seharusnya steril. Tetapi karena anatomi traktus
spesimen yang tidak benar dapat dengan mudah terkontaminasi dengan mikroflora
dengan presentasi klinis ISK tergantung dari patogenisitas bakteri dan status
etiologi ISK. Penelitian melaporkan lebih dari 170 serotipe 0 (antigen) E.coli yang
patogen. Patogenitas E. coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dari
presentasi klinis ISK tergantung juga dari faktor lainnya seperti perlengketan
mukosa oleh bakteri, faktor virulensi, dan variasi fase faktor virulensi.2
Peranan bacterial attachment of mucosa. Penelitian membuktikan bahwa
umumnya P fimbria akan terikat pada P blood group antigen yang terdapat pada
sel epitel saluran kemih atas dan bawah. Fimbriae dari strain E. coli ini dapat
mikroorganisme atau bakteri tergantung dari organ pili atau fimbriae maupun non-
fimbriae. Pada saat ini dikenal beberapa adhesion seperti fimbriae (tipe 1, P, dan
S), non fimbrial adhesion (DR haemaglutinin atau DFA component of DR blood
curli adhesions.2
beberapa toksin seperti α-haemolisin, CNF-1, dan iron uptake system (aerobactin
berhubungan dengan pathogenicity islands (PAIS) dan hanya 5% terikat pada gen
plasmid.2
ditandai dengan ekspresi faktor virulensi ganda. Beberapa sifat uropatogen MO:
faktor luar seperti suhu, ion besi, osmolaritas, pH, dan tekanan oksigen.2
kemampuan untuk mengalami perubahan bergantung pada dari respon faktor luar.
bervariasi diantara individu dan lokasi saluran kemih. Oleh karena itu, ketahanan
hipotesis peranan status saluran kemih merupakan faktor risiko atau pencetus
ISK. Jadi faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan
anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis ginjal tanpa
yang telah mencapai pintu masuk. Fungsi fagosit dari dinding saluran kemih
sendiri. 1
Penelitian laboratorium mengungkapkan bahwa golongan darah dan status
sekretor mempunyai kontribusi untuk kepekaan terhadap ISK. Pada tabel dibawah
ini dapat dilihat beberapa faktor yang dapat meningkatkan hubungan antara
berbagai ISK (ISK rekuren) dan status sekretor (sekresi antigen darah yang larut
dalam air dan beberapa kelas imunoglobulin) sudah lama diketahui. Prevalensi
ISK juga meningkat terkait dengan golongan darah AB, B, PI (antigen terhadap
kemih normal (ISK tipe sederhana) lebih besar pada kelompok antigen darah non-
IgA urin meningkat dan diduga mempunyai peranan penting untuk kepekaan
dari uretra ke dalam saluran kemih yang lebih distal, misalnya kandung kemih28.
PNA seperti panas tinggi (39,5 - 40,5°C ), disertai menggigil dan sakit pinggang.
Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala ISK bawah (sistitis). Presentasi
sistitis. SUA sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun.
Presentasi klinis SUA hanya disuri dan sering kencing, disertai cfu/ml urin
Pasien dengan piuria. Biakan urin dapat diisolasi E. coli dengan dfu/ml urin
103-105. Sumber infeksi berasal dari kelenjar peri uretral atau uretra sendiri.
seperti ampicillin. b) Pasien lekosituri 10-50/ lapang pandang tinggi dan kultur
2.4 Urinalisis
pengobatan, termasuk infeksi dan masalah pada ginjal. Urinalisis juga dapat
membantu menemukan penyakit serius pada tahap awal, seperti penyakit ginjal
kronis, diabetes, atau penyakit liver. Urinalisis biasa juga disebut tes urin.
Urinalisis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pengujian visual, sampel urin akan diperiksa secara visual dari segi warna dan
tingkat kejernihan. Darah dapat membuat urin terlihat berwarna merah atau
terlihat berwarna seperti teh atau kola. Adanya infeksi dapat membuat urin
terlihat keruh. Urin yang berbusa dapat menandakan ada masalah pada ginjal.
2. Uji Dipstick (Carik Celup). Dipstick adalah sebuah batang tipis dengan carik
kimia. Carik tersebut dapat berubah warna apabila terdapat zat dengan kadar
yang melbihi batas normal. Uji dipstick dapat digunakan untuk mendeteksi:
hanya terdapat dalam darah, bukan dalam urin. Ginjal yang sehat
membuang zat yang tidak dibutuhkan dan kelebihan air dalam darah tetapi
meninggalkan zat yang diperlukan tubuh, seperti protein. Pada saat ginjal
e. Bilirubin, merupakan produk sisa dari proses pemecahan sel darah merah
yang sudah tua. Bilirubin biasanya dikeluarkan dari darah oleh hati.
Adanya bilirubin pada urin dapat menunjukan adanya masalah pada hati.
f. Darah, dapat menunjukkan adanya infeksi, masalah pada ginjal, obat –obat
tertentu, atau bahkan latihan yang terlalu berat. Adanya darah dalam urin
3. Uji Mikroskopik. Pengujian ini menggunakan sedikit sampel urin dan diamati
di bawah mikroskop. Beberapa hal yang dapat diamati dengan pungujian ini
sebagai berikut:
a. Sel darah merah, dapat menunjukkan penyakit ginjal, batu ginjal, infeksi,
c. Benda berbentuk tabung yang terbuat dari protein, dengan sel darah merah,
sel darah putih, atau sel lainnya di dalamnya. Hal ini dapat menunjukkan
d. Kristal, terbentuk dari zat kimia dalam urin. Apabila membesar dapat
kimia urin yang dipermudah ini dapat digunakan di laboratorium kecil, ditujukan
untuk para dokter yang ingin mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium dengan
mengingat banyaknya pemeriksaan yang harus dilakukan tiap hari. Dalam bidang
Pemeriksaan ini mahal dan memiliki prosedur pemeriksaan yang rumit. Sebagai
alternatif, pemeriksaan carik celup nitrit dalam urin dan leukosit esterase dapat
digunakan sebagai indikator terhadap adanya bakteriuri. Nitrit urin adalah hasil
respon pertahanan alami tubuh saat ada pajanan kuman ke dalam saluran
baik pemeriksaan yang menggunakan nitrit urin ataupun leukosit esterase saja
sensitivitas yang cukup baik dengan nilai duga positif yang tinggi dalam
orang yang tidak terlatih, sehingga pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai
keluarga walaupun tidak dapat menggantikan kultur urin sebagai baku emas.
adanya tes carik celup untuk leukosit esterase maka pemeriksaan ini menjadi
lebih standar. Kelebihan dari pemeriksaan ini adalah dapat mendeteksi adanya
leukosit dalam urin meskipun leukosit itu sudah lisis terlebih dahulu.
Tes Leukosit esterase mendeteksi adanya esterase pada sel darah putih
granulosit yang paling sering ditemukan pada infeksi bakteri. Esterase juga
terdapat pada trikomonas dan histiosit. Limfosit, eritrosit, bakteri dan jaringan
ginjal tidak mengandung esterase. Hasil leukosit esterase positif dapat terjadi
pada infeksi bakteri yang menghasilkan pemeriksaan nitrit negatif. Infeksi yang
disebabkan oleh trikomonas, jamur dan reaksi inflamasi pada ginjal dapat
esterase untuk mengkatalisa hidrolisis asam ester yang terdapat pada bantalan
aromatik akan bereaksi dengan garam diazonium yang terdapat dalam bantalan
Hasil positif palsu dapat terjadi apabila terdapat formalin dalam wadah
urin, urin yang sangat pekat dan adanya nitrofurantoin dapat mengaburkan
reaksi pewarnaan. Hasil negatif palsu dapat terjadi bila terdapat konsentrasi
protein yang tinggi (lebih dari 500 mg/dL), glukosa lebih dari 3 g/dL, asam
Dasar kimia dari pemeriksaan nitrit dalam urin adalah kemampuan dari
beberapa bakteri yang dapat mengubah nitrat, suatu bahan yang terdapat dalam
urin normal, menjadi nitrit, yang tidak terdapat pada urin normal.
dalam urin yang mengubah nitrat yang dekskresikan ke dalam urin dengan
Dasar kimia dari pemeriksaan nitrit dalam urin adalah kemampuan dari
beberapa bakteri yang dapat mengubah nitrat, suatu bahan yang terdapat dalam
urin normal, menjadi nitrit, yang tidak terdapat pada urin normal. Nitrit yang
terdapat di dalam urin dideteksi dengan reaksi Griess, nitrit pada suasana asam
merah muda.
sensitivitas alat ini dibuat supaya dapat mendeteksi nitrit dalam urin dengan
koloni kuman lebih dari 105 organisme per ml. Perbedaan warna merah
Adanya nitrit dalam urin memerlukan tiga kondisi yaitu harus terdapat
nitrat dalam urin, harus ada bakteri yang dapat mengubah nitrat menjadi nitrit,
dan adanya waktu yang cukup untuk mengubah nitrat menjadi nitrit.