ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

L
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI
PADA PASIEN VERTIGO
DI RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran

Praktek Profesi Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :
MA’ IDA KURNIYATI

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2018/ 2019
 BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association for the Study of Pain) awitan yang tiba-tiba atau
lambat dan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau
diprediksi.(T. Heather Herdman, PhD, RN, FNI; Shigemi Kamitsuru, PhD, RN, FNI).

B. ETIOLOGI
1. Agens cedera biologis (misal : infeksi, iskemia, neoplasma)
2. Agens cedera fisik (misal : abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur bedah, trauma olah raga berlebihan)
3. Agens cedera kimiawi (misal : luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens
mustard)

C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang
tidak dapat mengungkapkannya (misal : Neonatal Infant Pain Scale, Pain
Assessment Checklist for Senior with Limited Ability to Communicate)
2. Diaforesis
3. Dilatasi pupil
4. Ekspresi wajah nyeri (misal : mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
5. Fokus menyempit (misal : persepsi waktu, proses berpikir, interaksi dengan orang
dan lingkungan)
6. Fokus pada diri sendiri
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (misal : skala Wong-
Baker FACES, skala analog visual, skala penilaian numerik)
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri
(misal : McGill Pain Questionnaire, Brief Pain Inventory)
 9. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (misal : anggota keluarga,
pemberi asuhan)
10. Mengekspresikan peilaku (misal : gelisah, merengek, menangis, waspada)
11. Perilaku distraksi
12. Perubahan pada parameter fisiologis (misal : tekanan darah, frekuensi jantung,
frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan end tidal karbon dioksida [CO2])
13. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
14. Perubahan selera makan
15. Putus asa
16. Sikap melindungi area nyeri
17. Sikap tubuh melindungi

D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY KOMPREHENSIF

Patofisiologi :
Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang sebenarnya dengan apa
yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran). Susunan aferen yang
terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara
terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang
berperan yaitu sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan
nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap
oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik, reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan
yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan
dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Disamping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan
tubuh diperifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/tidak fisiologis, atau ada
rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan
terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Disamping itu, respon
 penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang
dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/berjalan dan gerakan
lainnya.
Pathway :

Trauma Ukuran lensa mata Aliran darah ke otak Infeksi pada telinga
cerebelum tidak sama dalam (vestibuler)

VERTIGO

Penurunan fungsi Tekanan Intra Stress Meningkat Tekanan Pada Otot

kognitif Kranial Meningkat Leher

Cemas Nyeri Koping individu tidak Gangguan Pola

efektif Tidur

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan tekanan pada otot leher
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stress yang meningkat
4. Cemas berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d peningkatan tekanan intrakranial
a. Monitor tanda-tanda vital tiap shift
b. Anjurkan pasien untuk istirahat ditempat tidur
c. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi (nafas dalam dan mendengarkan
musik)
d. Kolaborasi untuk pemberian analgetik
2. Koping idividu tidak efektif b.d stress yang meningkat
a. Sarankan pasien untuk mengekspresikan perasaannya
 b. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penanganan dan hasil
yang akan diharapkan
c. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
kegiatan yang dapat diajarkan
d. Kaji Kapasitas fisiologis yang bersifat umum
3. Cemas b.d penurunan fungsi kognitif
a. Kaji tingkat cemas pasien
b. Bimbingan antisipasif
c. Pengurangan kecemasan
d. Peningkatan koping
e. Terapi relaksasi
f. Dukungan emosional
 BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 28 Juni 2018, jam 13.00’wib
Pengkaji : Ma’ ida Kurniyati
Ruang Perawatan : Ruang Aisyah

1. Identitas Pasien
a. Nama Pasien : Tn. L
b. Tanggal Lahir : 05 Mei 1946
c. No.RM : 0513xx
d. Alamat : Sugihwaras 1/ 3 Adimulyo, Kebumen
e. Agama : Islam
f. Diagnosa Medis : Vertigo
g. Diagnosa Kep. : Nyeri

2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Ny. S
b. Tanggal Lahir : 12 Juni 1970
c. Alamat : Sugihwaras 1/3 adimulyo, kebumen
d. Agama : Islam
e. Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
3. Pemeriksaan Penunjang tanggal 28 juni 2018
a. Laboratorium :
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
1. Haemoglobin 13.0 13,2-17,3 Mg/dl
2. Lekosit 4.580 3,8-10,6 Rb/ul
3. Eritrosit 4,5 4,4-5,9 Juta/ul
4. Hematokrit 40 40-52 %
5. Trombosit 222 150-440 Rb/ul
6. GDS 101 70-105 Mg/dl
7. Ureum 20.47 15-39 Mg/dl
8. Kreatinin 0,75 0,9-1,3 Mg/dl
9. Trigliseride 277 70-140 Mg/dl
10. Cholesterol 195 <200 Mg/dl
B. ANALISA DATA
No. Data Fokus Etiologi Mechanism Problema
1. S : Pasien mengatakan kepala Agen cedera Aliran darah Nyeri (kepala
nyeri (pusing), seperti : biologis ke otak pusing )
ditusuk-tusuk
O : Compos Mentis, Tensi : Vertigo
120/70mmHg, Nadi :
84x/mnt, RR : 22x/mnt, Tekanan Intra
S : 36,5ºC, pasien nampak Kranial meningkat
menahan nyeri, skala
nyeri : 5 Agen cedera
biologis

Nyeri
2. S : Pasien menyatakan mual Nyeri Vertigo Mual
O : Compos Mentis, Tensi : Kepala
120/70 mmHg, S: 36,5ºC, Tekanan Intra
Nadi : 84x/mnt, RR : Kranial Meningkat
22x/mnt, makan habis ½
porsi Nyeri Kepala

Mual

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. NOC
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
pasien dapat :
a. Pain Control, dengan indikator :
 mengenali onset (kapan mulai
merasakan sakit)
 mengenali faktor penyebab
 menggunakan metode non
analgetik untuk mengurangi
nyeri
 menggunakan analgetik
sesuai anjuran
 melaporkan gejala pada
tenaga kesehatan
 mengenali gejala-gejala nyeri
 mencatat pengalaman nyeri
sebelumnya
b. Pain Level, dengan indikator :
 melaporkan adanya nyeri
 episode nyeri lama
 luas bagian tubuh yang
terpengaruh
 frekuensi nyeri
 ekspresi nyeri pada wajah
Intervensi
Pain Managemen :
Definisi : mengurangi nyeri pada tingkat yang dapat
diterima oleh pasien
Aktivitas-aktivitas :
1. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
pasien
2. Gunakan tehnik komunikasi therapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti : suhu ruangan, pencahayaan, pembatasan
pengunjung
6. Asesmen ulang nyeri
7. Ajarkan tehnik non farmakologi (distraksi relaksasi
yaitu : membaca buku, mendengarkan cerita,
mendengarkan musik)
Analgetic administration :
Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi
nyeri
1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
2. Cek riwayat alergi
  ketegangan otot
 pernyataan nyeri
 perubahan nadi
 perubahan frekuensi
pernafasan
 perubahan tekanan darah
 keringat berlebih
 kehilangan selera makan
2. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam,pasien dapat :
Kontrol mual dan muntah,
dengan indikator :
 mengenali onset mual
 mendeskripsikan faktor-faktor
penyebab
 mengenali pencetus stimulus
(muntah)
 menggunakan buku harian
untuk memantau gejala dari
waktu ke waktu
 menggunakan langkah-langkah
pencegahan
 menghindari faktor-faktor
penyebab bila mungkin
 menghindari bau yang tidak
menyenangkan
 menggunakan obat
asimptomatik seperti yang
direkomendasikan
 melaporkan kegagalan
pengobatan antiemetik
 melaporkan efek samping
mengganggu dari antiemetik
 melaporkan mual, muntah-
muntah dan muntah yang
terkontrol
3. Pilih analgetik yang diperlakukan atau kombinasi dari
analgetik ketika pemberian lebih dari satu
4. Tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan beratnya
nyeri
5. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis
optimal
6. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
7. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian anlgetik
8. Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
9.
Manajemen mual (1450):
Definisi : pencegahan dan penanggulangan mual
Aktivitas-aktivitas :.
1. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual
sendiri
2. Evaluasi pengalaman masa lalu individu terhadap
mual (mis : kehamilan dan mabok darat)
3. Dapatkan riwayat lengkap perawatan sebelumnya
4. Dapatkan riwayat diet pasien seperti (makanan) yang
disukai dan yang tidak disukai serta preferensi
(makanan) terkait budaya
5. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual
6. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang bersifat
personal yang memicu atau meningkatkan mual
(kecemasan, takut, kelelahan, dan kurang
pengetahuan)
7. Identifikasi strategi yang telah berhasil (dilakukan)
dalam (upaya) mengurangi mual
8. Ajari penggunaan tehnik nonfarmakologi (mis :
biofeed-back, hipnosis, relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi musik, distraksi, akupunktur) untuk
mengatasi mual
9. Lakukan kebersihan mulut sesering mungkin untuk
meningkatkan kenyamanan, kecuali (hal ini)
merangsang mual
10. Berikan cairan bening dingin yang bersih dan
makanan yang tidak berbau dan tidak berwarna, yang
sesuai
11. Berikan informasi tentang mual, seperti penyebab
mual dan berapa lama itu akan berlangsung
Monitor Nutrisi (1160) :
Definisi : pengumpulan dan analisa data pasien yang
berkaitan dengan asupan nutrisi
Aktivitas-aktivitas :
1. Timbang berat badan pasien
2. Identifikasi perubahan berat badan terakhir
3. Monitor turgor kulit dan mobilitas
4. Identifikasi abnormalitas kulit (mis : memar
berlebihan,penyembuhan luka buruk dan perdarahan)
5. Monitor adanya mual dan muntah
6. Monitor diet dan asupan kalori
7. Identifikasi perubahan nafsu makan dan aktivitas
akhir-akhir ini
D. IMPLEMENTASI
No.Dx Tanggal/jam Implementasi Respon TTD
1. 28-6- 2018, Pain Managemen : Pain managemen :
15.00’wib 1. Mengkaji ulang nyeri PQRST 1. S :
tiap shift P : Pasien
2. Menggunakan tehnik mengatakan masih
komunikasi therapeutik untuk
nyeri Kepala.
mengetahui pengalaman nyeri
pasien Q : seperti
3. Mengkaji kultur yang kejatuhan benda
mempengaruhi respon nyeri berat.
4. Mengevaluasi pengalaman nyeri R : kepala
masa lampau S : Skala 6
5. Mengontrol lingkungan yang T : Terus menerus.
dapat mempengaruhi nyeri
O : pasien tertidur dan
seperti : pencahayaan, dan
memejamkan mata.
pembatasan pengunjung .
2. S : Pasien
Analgetic administration : mengatakan belum
1. Mengecek instruksi dokter pernah mengalami
tentang jenis obat, dosis dan nyeri yang seperti
frekuensi ini.
2. Memberikan analgetik tepat O : Pasien merasa
waktu terutama saat nyeri hebat nyaman
3. S :-
O : Pasien terbuka
mengungkapkan
pengaruh nyeri
4. S: -
O : Pasien
kooperatif
5. S : Pasien minta
hanya keluarga
dekat yg
menunggu.
O : Pasien merasa
lebih nyaman

1. 29-6-2018, Pain Managemen : Pain Managemen :

13.00’wib 1. Mengkaji ulang nyeri PQRST 1. S :
tiap shift P : Pasien
2. Mengontrol lingkungan yang mengatakan masih
dapat mempengaruhi nyeri nyeri Kepala.
seperti : pencahayaan, dan
Q : seperti
pembatasan pengunjung .
3. Mengajarkan tehnik non kejatuhan benda
farmakologi (distraksi relaksasi berat.
yaitu : dengan Napas dalam. R : kepala
S : Skala 6
 T : Hilang timbul.
O : Pasien hanya
tiduran
2. S :-
O : Pasien merasa
nyaman.
3. S : Pasien mengerti
4. O : Pasien merasa
nyaman

Manajemen Mual : Manajemen Mual :

29-6-2018, 1. S : Pasien mabuk
2. 1. Mengevaluasi pengalaman
14.00’wib masa lalu individu terhadap kendaran.
mual (mis : kehamilan dan O : Pasien terbuka
mabok darat) menceritakan
2. Mendapatkan riwayat diet pengalamannya
pasien seperti (makanan) yang
disukai dan yang tidak disukai 2. S : -
serta preferensi (makanan) O : Pasien
terkait budaya kooperatif
3. Mengidentifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan mual
3. S : -
4. Mengurangi atau hilangkan
faktor-faktor yang bersifat O : Pasien
personal yang memicu atau kooperatif
meningkatkan mual
(kecemasan, takut, kelelahan, 4. S : -
dan kurang pengetahuan) O : Pasien merasa
5. Memberikan informasi senang
tentang mual, seperti
5. S : -
penyebab mual dan berapa
lama itu akan berlangsung O : Pasien
mendengarkan
informasi dari
petugas

Monitor Nutrisi
Monitor Nutrisi :
1. S : -
1. Menimbang berat badan
O : Pasien
pasien
kooperatif
2. Memonitor turgor kulit dan
mobilitas
2. S : -
3. Memonitor adanya mual dan
O ; Pasien merasa
muntah
senang
4. Memonitor diet dan asupan
3. S : -
kalori
O ; Pasien terbuka
5. Mengidentifikasi perubahan
4. S :-
nafsu makan dan aktivitas
O : Pasien makan
akhir-akhir ini
habis ¾ porsi
makan
5. S :-
O : Pasien
kooperatif
1. 30-6-2018, Pain managemen : Pain Managemen :
13.00’wib 1. Mengkaji ulang PQRST nyeri 1. S :
tiap shift P : Pasien
2. Mengontrol lingkungan yang mengatakan masih
dapat mempengaruhi nyeri sedikit pusing .
seperti : pencahayaan, dan Q : seperti
pembatasan pengunjung . kejatuhan benda
3. Mengajarkan kembali tehnik
berat.
non farmakologi (distraksi
relaksasi yaitu : dengan napas R : kepala
dalam. S : Skala 4
T : Hilang timbul.
O : Pasien hanya
tiduran
2 S :-
O : Pasien merasa
nyaman.
3. S : Pasien
mengertiyang dan
sudah
mempraktekan apa
yang diajarkan.
O : Pasien merasa
nyaman
Analgetic administration :
1. Mengecek instruksi dokter 1. S :-
tentang jenis obat, dosis dan O : Pasien nampak
frekuensi senang
2. Memberikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri hebat 2. S:-
O : Inj Ketorolac
30 mg jam 18.00

2. Manajemen Mual :
30-6-2018, Manajemen Mual :
1. Mengurangi atau hilangkan
15.00’wib 1. S : -
faktor-faktor yang bersifat
O : menganjurkan
personal yang memicu atau
pasien membatasi
meningkatkan mual
aktifitas
(kecemasan, takut, kelelahan,
dan kurang pengetahuan)
2. S:-
2. Memberikan informasi
O : edukasi pasien
tentang mual, seperti
terkait mual yang
penyebab mual dan berapa
dialami dan Pasien
lama itu akan berlangsung
merasa lebih
nyaman
Monitor Nutrisi :
Monitor Nutrisi :
1. Memonitor turgor kulit dan 1. S:-
mobilitas O : Pasien
2. Memonitor adanya mual dan kooperatif
muntah 2. S :-
3. Memonitor diet dan asupan Pasien terbuka
kalori
 menyatakan
keluhan
3. S: -
O: Pasien merasa
senang

E. EVALUASI
Tgl/Jam No.Dx Evaluasi TTD
28-6-2018, 1. S : Pasien mengatakan nyeri (kepala pusing
16.30’wib berputar)berkurang
O : Compos mentis, pasien tampak lebih tenang,
Tensi : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/mnt, S :
36,4ºC, RR : 20x/mnt, Skala nyeri : 6
A : Nyeri blm teratasi
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
1. Asessmen ulang nyeri tiap shift
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti : pencahayaan, dan pembatasan
pengunjung
3. Ajarkan tehnik non farmakologi (distraksi relaksasi
yaitu : dengan napas dalam )
29-6-2018 1 S : Pasien mengatakan nyeri (kepala pusing
16.00 berputar)berkurang
O : Compos mentis, pasien tampak lebih tenang,
Tensi : 100/70 mmHg, Nadi : 80x/mnt, S :
36ºC, RR : 20x/mnt, Skala nyeri : 4
A : Nyeri teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
1. Asessmen ulang nyeri tiap shift
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti : pencahayaan, dan pembatasan
pengunjung
Ajarkan tehnik non farmakologi (distraksi relaksasi
yaitu : dengan napas dalam )
S : Pasien mengatakan mual masih ada tetapi
2.
sedikit
O : Compos mentis, pasien nampak lebih nyaman,
makan habis ¼ porsi, Tensi : 100/70 mmHg,
 Nadi : 80x/mnt, S : 36,4ºC, RR : 20x/mnt
A : Mual teratasi sebagian
P:
1. Lakukan kebersihan mulut sesering mungkin
untuk meningkatkan kenyamanan, kecuali (hal
ini) merangsang mual
2. Berikan cairan bening dingin yang bersih dan
makanan yang tidak berbau dan tidak berwarna,
yang sesuai
Berikan informasi tentang mual, seperti penyebab mual
dan berapa lama itu akan berlangsung

30-6-2018, 1. S : Pasien mengatakan nyeri (kepala pusing

16.00’wib berputar)berkurang
O : Compos mentis, pasien tampak lebih tenang,
Tensi : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/mnt, S :
36,4ºC, RR : 20x/mnt, Skala nyeri : 3
A : Nyeri teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
1. Asessmen ulang nyeri tiap shift
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti : pencahayaan, dan pembatasan
pengunjung
S : Pasien mengatakan mual masih ada tetapi
2. sedikit
O : Compos mentis, pasien nampak lebih nyaman,
makan habis ¾ porsi, Tensi : 110/70 mmHg,
Nadi : 80x/mnt, S : 36,4ºC, RR : 20x/mnt
A : Mual teratasi sebagian
P:
3. Lakukan kebersihan mulut sesering mungkin
untuk meningkatkan kenyamanan, kecuali (hal
ini) merangsang mual
4. Berikan cairan bening dingin yang bersih dan
makanan yang tidak berbau dan tidak berwarna,
yang sesuai
5. Berikan informasi tentang mual, seperti penyebab
mual dan berapa lama itu akan berlangsung
 BAB III
PEMBAHASAN

Pada kasus Tn.L dengan masalah keperawatan utama nyeri (kepala pusing berputar)
menurut teori ada 4 diagnosa keperawatan yang muncul, akan tetapi pada pasien Tn.L hanya
muncul 2 diagnosa keperawatan yaitu : nyeri b.d agen cedera biologis dan mual b.d nyeri
kepala. Tn.L tidak merasa cemas dengan masalahnya (nyeri kepala) dikarenakan masalah
tersebut sudah lama dideritanya, dan sudah berulang kali berobat ke tenaga kesehatan yang
terdekat dengan rumahnya. Batasan karakteristik yang muncul pada Tn.L antara lain : bukti
nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri, ekspresi wajah nyeri, keluhan
tentang nyeri, mengekspresikan nyeri. Dari beberapa intervensi yang sudah dibuat belum
semua bisa terimplementasikan semua ke pasien, sehingga masalah keperawatan Tn.L yaitu
nyeri dan mual baru bisa teratasi sebagian.
 DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner,C.M. (Eds) (2013).

Nursing intervention classification (NIC) (6th ed). St. Louis : Mosby Elsevier.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA International Nursing

Diagnoses : Definitions & Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia,(Edisi 1).
(2016)

Intansari Nurjanah,Skp.Ns.MNSc.,PhD; Roxsana Dewi Tumanggor, Skep.Ns.MNNurs

(Mntl Hlth), Nursing Outcome Classification, Edisi kelima, Elsevier

Intansari Nurjanah,Skp.Ns.MNSc.,PhD; Roxsana Dewi Tumanggor, Skep.Ns.Mnurs

(Mntl Hlth), Nursing Interventions Classification, Edisi Keenam, Elsevier