You are on page 1of 21

Oleh: Husnul Abid

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan produk industri manufaktur modern lebih ditujukan pada


pengembangan produk yang sudah ada (eksisting). Tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal seperti pasar,
konsumen, inovasi, kualitas, dan biaya. Kebutuhan masyarakat/industri sangat
berperan dalam mengembangkan produk. Pengendalian kualitas sangat diutamakan
oleh perusahaan-perusahaan dalam rangka menunjang program jangka panjang
perusahaan, seperti memberikan layanan yang optimal, mempertahankan pasar atau
bahkan menambah pasar perusahaan. Banyak metode yang diterapkan untuk
mengembangkan produk, antara lain menggunakan metode Quality Function
Deployment (QFD).
QFD dikembangkan pertama kali di Jepang oleh Mitshubishi’s Kobe
shipyard pada tahu 1972, yang kemudian diadopsi oleh Toyota. Ford Motor
Company dan Xerox membawa konsep ini ke Amerika Serikat pada tahun 1986.
Semenjak itu QFD banyak diterapkan oleh perusahaanperusahaan Jepang, Amerika
Serikat dan Eropa. Perusahaan-perusahaan besar seperti Procter & Gamble, General
Motors, Digital Equipment Corporation, Hewlett Packard dan AT&T kini
menggunakan konsep ini untuk memperbaiki komunikasi, pengembangan produk
serta proses dan sistem pengukuran.
Metode QFD menerapkan kontrol kualitas suatu produk berdasarkan
keinginan dan kebutuhan konsumen (Guinta, 1991). QFD memiliki keunggulan
karena dengan memperhatikan keinginan konsumen, sehingga produk yang
dihasilkan akan benar-benar memuaskan konsumen. Pada makalah ini membahas
penerapan metode QFD dalam perencanaan produk agar dapat menghasilkan
sesuai kebutuhan konsumen.

1
Oleh: Husnul Abid

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT ( QFD )


Quality Function Deployment adalah sebuah system pengembangan produk
yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur sampai produk tersebut ke
tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan kepada keinginan
konsumen, menurut. QFD adalah sebuah system yang mengidentifikasikan dan
melakukan prioritas terhadap perbaikan produk dan proses yang bertujuan untuk
dengan memfokuskan fungsi bisnis yang berbeda untuk mencapai tujuan kepuasan
pelanggan
Hal yang perlu diketahui sebelum suatu produk mulai diproduksi adalah
apakah produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan. Hal ini
merupakan alasan utama perlunya dilakukan riset untuk mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dan pentingnya berkomunikasi dengan pelanggan internal
dan eksternal. Konsep QFD dikembangkan untuk menjamin bahwa produk yang
memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat memuaskan kebutuhan para
pelanggan dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang diperlukan dan
kesesuaian maksimum pada setiap tahap pengembangan produk.
Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses
pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa
pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk meskipun suatu produk yang telah
dihasilkan dengan sempurna, bila mereka memang tidak menginginkan atau
membutuhkannya. QFD menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi
apa yang dihasilkan organisasi. QFD memungkinkan organisasi untuk
memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap
kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses hingga tercapai efektifitas maksimum.
QFD juga merupakan praktek menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan
organisasi untuk melampaui harapan pelanggannya. Tujuan dari QFD sendiri tidak
hanya memenuhi sebanyak mungkin harapan-harapan pelanggan, tapi juga
berusaha melampaui harapan pelanggan sebagai cara untuk berkompetisi, sehingga

2
Oleh: Husnul Abid

diharapkan konsumen tidak menolak dan tidak komplain tapi malah


menginginkannya. Produk yang diciptakan baik pada umumnya mengalami tahapan
kehidupan produk (Product Life Cycle /PLC) melalui empat tahapan seperti yang
terlihat dalam gambar 2.1 berikut

Gambar 2.1 Produk Life Cycle


Keterangan:
I (Introduction) = tahap perkenalan
G (growth) = tahap pertumbuhan
M (Maturity) = tahap kedewasaan
D (Decline) = tahap penurunan

Tabel 2.1 PLC (Product Life Cycle) dan Pilihan Strategi

Tahapan PLC Pilihan Strategi


Perkenalan Masih menyesuaikan pasar dan banyak biaya
(Introduction) untuk:1) Riset, 2) Pengembangan produk, 3)
Modifikasi proses, dan 4) Pengembangan pemasok

Pertumbuhan (Growth) Desain produk sudah stabil sehingga perlu


peramal-an kebutuhan kapasitas yang efektif dan
perlu pening-katan kapasitas agar dapat memenuhi
permintaan

3
Oleh: Husnul Abid

Tabel 2.1 PLC (Product Life Cycle) dan Pilihan Strategi lanjutan

Tahapan PLC Pilihan Strategi


Kematangan (Maturity) Pesaing sedah dapat dipastikan dan memerlukan
ino-vasi, pengendalian biayaharus lebih baik,
meningkat-kan keuntungan dengan pembatasan
lini produk
Penurunan (Decline) Produk hamper matimaka mungkin perlu
menghenti-kan produk tersebut dan menggantinya
dengan desain produk baru

2.2 KONSEP PENGEMBANGAN PRODUK


Dalam pengembangan produk ada dau faktor yang berperan yaitu faktor
internal dan faktor ekternal. Khusus dalam perancangan produk faktor internal
sangat dominan, dan sebaliknya dalam pengembngan produk faktor eksternal lebih
menonjol dari pada faktor internal. Faktor eksternal yang paling nampak dalam
pengembangan produk adalah persaingan dalam pembuatan pasar (daya saing),
dimana produk yang berkulitas akan jadi pilihan, apalagi harga tetap bisa bersaing.
Berdasarkan spesifikasi baru langkah pada tahap perancangan produk
adalah pengembangan dan pemilihan konsep produk, perancangan komponen dan
perwujudan desain serta evaluasi perancangan. Analisa fungsi produk dan kriteria
desain terbaru dapat dipakai sebagai dasar evaluasi perancangan. Luaran dari
tahapan ini adalah sebuah rancangan akhir produk yang terpilih dan siap untuk
dikembangkan. Rancangan akhir yang dimaksud adalah sebuah rancangan yang
lengkap, dimana seluruh komponen sudah diberi dimensi dan spesifikasi teknik
yang dibutuhkan, seperti toleransi, kekasaran permukaan, dan proses tambahan lain,
seperti; proses pengerasan, proses pelapisan dan perlindungan permukaan (seperti
pengecatan).
Rancangan akhir yang sudah diselesaikan selanjutnya diteruskan ke bagian
pembuatan. Pada bagian ini akan dirancang proses pembuatan/manufaktur. Oleh
karena itu disusun rancangan proses dengan seluruh kebutuhannya, seperti jenis
proses, mesin perkakas dan peralatan, estimasi biaya dan waktu produksi serta

4
Oleh: Husnul Abid

altematif proses yang lebih ekonomis akan menjadi bagian penting dari
perancangan proses. Luaran dari tahap ini adalah rencana proses dan mesin
perkakas serta alat bantu produksi. Seluruh pengembangan produk dapat ditunjukan
oleh gambar 3.1 berikut:

Gambar 2.2 konsep pengembangan produk.

5
Oleh: Husnul Abid

2.3 PENGEMBANGAN SPESIFIKASI PRODUK


Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi dan dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang atau jasa tidak hanya
berarti karakteristik fisik saja, tetapi terdiri dari komponen inti, komponen
pembungkus, dan komponen pendukung (Hisrich dan Peters, 1991 dikutip dari
Sulistiarini (2002).

1. Komponen inti, terdiridari:

- Physical produk (bentuk, dimensi, ukuran, dan lain-lain).

- Fungsi-fungsi yang biasanya ditampilkan (performance, spesifikasi teknis, dan


lain-lain).

2. Komponen pembungkus, terdiridari:

- Harga jual

- Kualitas (design, proses, produk).

- Variasi model, style, dan lain-lain.

- Design feature.

- Brand name (nama dagang yang membawa image product).

3. Komponen pendukung, terdiri dari:

- Time deliveries.

- Masa jaminan (reliabilitas, garansi).

- Suku cadang.

- Installation, repair, maintenance.

- Manual instruction.

- After sales service.

6
Oleh: Husnul Abid

2.4 PENGEMBANGAN PRODUK


Pengembangan produk wajib dilakukan oleh perusahaan agar produk yang
dihasilkan selalu diminati konsumen. Menurut Urich dan Eppinger, 2000 (dikutip
dari Sulistriani 2002) yang dimaksud dengan pengembangan produk adalah
serangkaian aktifitas yang dimulai dari identifikasi pasar, kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan produksi, penjualan dan distribusi produk. Produk biasanya
mengalami laba dan rugi dalam daur hidupnya. Daur hidup produk tertentu dapat
berubah dengan cepat karena serangan dan respon kompetitor yang selalu berubah.
Untuk itu diperlukan suatu strategi pengembangan produk untuk menjaga agar
produk selalu diminati konsumen, berikut ada beberapa tahat dalam pengembangan
produk sebagau berikut:
1. Tahap Perencanaan dan Persiapan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan dalam melakukan dan
mengimplementasikan QFD.
2. Tahap Pengumpulan voice of costomer
Pada tahap ini akan dilakukan survei untuk memperoleh suara pelanggan. Proses
QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari
barang atau jasa. Atribut-atribut atau kebutuhan-kebutuhan ini merupakan
keuntungan potensial yang dapat diterima pelanggan dari produk atau jasanya.
Tiap atribut mempunyai beberapa data numerik yang berkaitan dengan
kepentingan relatif atribut bagi pelanggan, dan tingkat performansi kepuasan
pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan atribut tersebut.
3. Mengumpulkan data Kualitatif (Dengan menanyakan secara langsung)
Pelanggan umumnya ditanya tentang seberapa penting suatu atribut dalam
memenuhi kebutuhannya dengan atau tanpa dikaitkan dengan atribut lainnya.
Data dapat menunjukkan variasi pola hubungan yang Makin tergantung
bagaimana performansi kepuasaan atribut dikumpulkan. Interpretasi data harus
dapat memperhitungkan apakah pelanggan yang disurvei menggunakan satu
atau beberapa produk, Dan apakah sampel pelanggan terdiri atas seluruh
pelanggan dari tipe yang umumnya sama atau beberapa segmen pasar.

7
Oleh: Husnul Abid

4. Diagram Affinitas
Diagram affinitas merupakan alat yang digunakan untuk mengorganisasikan
informasi kualitatif. Diagram ini menyajikan struktur hierarki dari suatu ide
didasarkan pada intuisitim yang membuat diagram ini. Ide awa ldari diagram
affinitas berasal dari dua jenis sumber yaitu internal dan eksternal. Ide Internal
Berasal dari proses brainstrorming oleh anggota tim pembuat diagram affinitas,
sementara ide eksternal untuk fakta yang ditemui oleh tim dan hasi lwawancara
dengan pelanggan.
5. Kuantifikasi Data
Sekali terbentuk diagram affinitas maka data siap untuk dikuantifikasikan. Data
yang dibutuhkan untuk QFD adalah:
- Kepentingan relative dari kebutuhan-kebutuhan;
- Tingkat performansi kepuasan pelanggan untuk masing-masing kebutuhan;
- Tingkat kompetisi performansi kepuasan pelanggan untuk masing-masing
kebutuhan.
6. Analisa hasil
Pengumpulan data kuantitatifini, merupakan tahap matriks penemuan QFD
karena disini akan di cari tahu bagaimana pelanggan melakukan prioritas. Dalam
matriks penemuan biasanya terdiri dari tujuh tipe data yang berbeda, yang
masing-masing akan digambarkan secara berbeda.
Ketujuh data tersebutadalah:
1. Kepentinganpelanggan.
2. Performansikepuasanpelangganuntukproduk yang adasaatini (customer
satisfaction performance)
3. Performansikepuasaanpesaing (competitive satisfaction performance)
4. Sasaran (goal) yang ingindicapaiterhadaprasioperbaikan (improvement
ratio)
5. Titik penjualan (sales point)
6. Pembobotan (raw weight) Raw weight = (Importance to customer) x
(Improvement ratio) x (Sales point)
7. Normalisasipembobotan (Normalized raw weight) Normalized raw weight =
raw weight / Total raw weight

8
Oleh: Husnul Abid

2.5 RUMAH MUTU PADA QFD


Sampai saat ini belum ada standar yang baku, yang mendefinisikan apa
itu QFD. Dalam praktek di negara-negara industri di Eropa, Asia maupun Amerika
QFD diterapkan mengacu kepada petunjuk yang ditetapkan oleh American Supplier
Institute (ASI). Di Jepang pemakaian QFD sangat beragam, mulai dari bidang
desain, jasa, manufaktur, keselamatan, pemeliharaan dan bidang perbankan.
Demikian pula di negara lain, seperti Korea, Singapura termasuk di Indonesia
tidak ada standar yang mengaturnya. Sehingga pengembangannya berbeda-beda
dan tergantung dari bidang yang ditangani. Secara umum dapat dikatakan, bahwa
QFD banyak dimanfaatkan pada bidang jasa, seperti pelayanan kesehatan,
pelayanan transportasi, pelayanan jasa pos, dan pelayanan lain pada kehidupan
bermasyarakat. Pemanfaatan QFD pada pengembangan produk terlihat jelas pada
perencanaan produk melalui penyusunan rumah mutu, seperti terlihat pada gambar
6.1 berikut:

Gambar 6.1 Rumah mutu dan bagian-bagiannya

9
Oleh: Husnul Abid

2.6 BAGIAN-BAGIAN RUMAH MUTU

Rumah mutu disusun dengan maksud untuk menentukan apa yang harus
dikembangkan, dan bagaimana mengembangkannya serta apa kelemahan dari
produk selama ini. Seperti yang terlihat pada gambar 6.1, bagian dari rumah mutu
yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk adalah: kebutuhan
konsurnen, substitusi karakteristik kualitas (sebagai kriteria pengganti), optimasi
kriteria pengganti dan matrik atap-nya, daya saing produk serta matrik hubungan
antara kebutuhan konsurnen dan kriteria pengganti. Berikut diuraikan bagian-
bagian rumah mutu yang dapat dipakai sebagai parameter dalam pengembangan
produk.

1. Kebutuhan Konsurnen

Bagian pertama (kolom paling kiri) menunjukan bagian identifikasi kebutuhan


atau permintaan konsurnen. Untuk mengisi kolom-kolom pada bagian ini dapat
dilakukan wawancara dengan konsurnen. Disamping itu identifikasi kebutuhan
konsurnen dapat dilakukan melalui penyebaran kuisioner, komunikasi melalui
media elektronik atau media masa lainnya, seperti e-mail, telepon dan surat
menyurat.

2. Kriteria Pengganti
Bagian kedua dari rumah mutu adalah kriteria pengganti atas kebutuhan
konsurnen, yaitu substitusi karakteristik kualitas dari produk yang diinginkan
oleh konsurnen. Kriteria pengganti tersebut adalah respon. teknik, yang
merupakan alternatif jawaban dart kebutuhan konsumen. Pada bagian ini
kebutuhan konsurnen yang bersifat kualitatif dirubah oleh desainer menjada
respon teknik yang bersifat kuantitatif.

3. Optimasai kriteria dan matrik atap


Bagian ketiga dari rumah mutu adalah optimasi kriteria pengganti dan evaluasi
hubungan antara kriteria kriteria tersebut. Optimasi yang dimaksud adalah
bagaimana kriteria pengganti harus diperlukan, apakah diperbesar, diperkecil
atau tetap nilainya. Optimasi kriteria ini di wujutkan dalam arah optimasi.

10
Oleh: Husnul Abid

Kriteria optimasi dinaikan maka arah optimasinya adalah di maksimalkan dan


sebaliknya jika kriteria diturukan maka arah optimasi diminimalkan. Jika
kriteria pengganti dari produk tidak dirubah, maka arah optimasi tidak ada
(netral). Optimasi sangat penting untuk mengetahui batasan-batasan teknik suatu
produk. Matrik atap akan menjelaskan, bagaimana dampak dari sebuah
hubungan antar kriteria pengganti, apakah berdampak positif atau negatif.
Matrik atap ini akan berpengaruh terhadap prioritas pengembangan kriteria
pengganti, yang dapat merupakan sarana pengambilan keputusan dalam
pengembangan produk.

4. Matrik Hubungan
Bagian utama (bagian ke empat) dari rumah mutu adalah bagian tengah, yaitu matrik
hubungan antara kebutuhan konsumen dengan kualitas karakteristik (kriteria
pengganti). Bagian ini adalah bagian matrik terbesar dari rumah mutu. Oleh karena itu
pengisian kolom ini memerlukan waktu yang paling lama dalam menjalankan metode QFD.
Berbagai cara. Berbagai cara mengevaluasi hubungan antara kebutuhan konsumen dangn
kriteria penggati, misalnya jika nilai hubungan kuat maka diberi nilai 9 dan jika hubungan
sedang maka diberi nilai 3, dan nilai 1 menunjukan hubungan sangat lemah. Selanjutnya pada
matrik hubungan dihitung nilai korelasi antara kebutuhan konsumen dan kriteria pengganti.
Nilai hubungan tersebut akan memberi informasi, kriteria penggati mana yang menjadi
prioritas untuk dikembangkan. Urutan prioritas mulai dari nilai korelasi tertinggi, kedua, dan
sampai yang paling kecil.

5. Daya Saing.

Bagian ke 5 dari rumah mutu adalah bagian untuk menampilkan kompetensi


(daya saing) produk. Daya saing produk diketahui dengan membandingkan
beberapa produk sejenis yang beredar di pasarart. Produk diberi nilai atas
kepuasan konsumen mulai dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5, Nilai dengan rentang 1 -
2, dikatakan jelek, sedangkan rentang nilai 4-5 adalah pernyataan produk baik.
Nilai 3 menunjukkan, bahwa produk adalah biasa atau sama dengan produk lain
yang beredar di pasaran. Agar penilaian lebih obyektif, sebaiknya nilai diberikan

11
Oleh: Husnul Abid

oleh konsumen (pengguna produk) pada masing-masing kriteria, yaitu


kebutuhan konsumen dan kriteria pengganti.

6. Target.
Bagian yang tidak kalah penting dari rumah mutu dalam pengembangan produk
adalah target yang ingin dicapai (bagian ke enam). Target terletak pada bagian
paling bawah dari rumah mutu. Target yang dimaksud adalah besaran (nilai)
yang hendak dicapai kriteria pengganti. Oleh karena itu target ditetapkan dalam
bentuk angka-angka yang diikuti oleh unit/satuan besaran tersebut. Artinya, target
ditetapkan oleh desainer dalam bentuk kuantitatii Contoh dari target seperti:
berat kornponen adalah 10 kg, diameter pipa maksimum 100 mm, daya motor
maksimum 200 watt, dli

2.7 IDENTIFIKASI DAN ANALISA KEBUTUHAN KONSUMEN

Walaupun pada saat perancangan sudah ditetapkan spesifikasi teknik produk,


namun identifikasi dan analisa kebutuhan konsumen perlu dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk mencari tahu apa yang diinginkan konsumen akan produk yang
ada. Mungkin ada teknologi atau permintaan baru dari konsumen dan pengguna
yang perlu dipikirkan untuk mengembangkan produk. Daftar permintaan
konsumen selanjutnya disebut dengan, kebutuhan konsumen. Secara umum
kebutuhan konsumen bersifat kaulitatif, sedangkan desainer menginginkan sebuah
permintaan yang jelas agar dapat diketahui kriteria kualitas apa yang dipakai unmk
mewujudkannya. Berdasarkan metode QFD, kebutuhan konsumen selanjutnya
akan disubstitusi menjadi sebuah respon teknik, yaitu sebuah kriteria yang
menggantikan kebutuhan tersebut. Kriteria tersebut disebut sebagai kriteria
pengganti. Kebutuhan konsumen dapat diketahui melalui wawancara, surat
menyurat, penyebaran kuisioner secara langsung atau lewat media elektronik,
seperti: email, telpon, sms dan lainnya.

12
Oleh: Husnul Abid

BAB III
PROBLEM SOLVING

Perusahaan jam dinding memberikan tugas kepada tim pengembangan


produk jam dinding, tim pengembangan produk melaksanakan survey dan wawan
cara ke konsumen. hasil permintaan konsumen adalah sebagai berikut;

1. Otomatis
2. Ringan
3. Bentuk segi empat
4. Mudah dilihat
5. Warna yang bagus
6. Kuat
7. Tidak bersuara
8. Murah
9. Digital
10. Awet
11. Anti pecah

Dari data hasil survey dan wawancara tim pengembang produk jam dinding
maka diambil matode untuk pengambilan keputusan dalah dengan metode Quality
Function Deployment (GFD). Ada pun langakah untuk penyusunan pengembnagan
produk tersebut adalah sebagai berikut:

Fase 1 : Rancangan QFD, Rancangan QFD terbagi atas sebagai berikut:

1. Inventarisasi permintaan kualitas kustomer (PKC)


2. Pengelompokan unmum permintaan kualitas kustemer (PKC)
3. Penyusunan prioritas permiataan kualitas
4. Penilaian permintaan kualitas customer

Phase 2 Rancangan produk,

1. Pertimbangan performance kualiatas kontruksi (PKK)


2. Optimasi dan matrik atap
3. Perbandingan antara PKC dan PKK
4. Penentuan Rangking (bobot dari permintaan kualitas)

Phase 3 Rancangan proses

13
Oleh: Husnul Abid

Phase 1 Rancangan GFD

1. Inventarisasi permintaan kualitas kustomer (PKC)


a. Permintaan atau persaranyan kulitas kustumer tampa struktur

PKC 1 PKC 2 PKC 3

PKC 4
PKC 5 PKC 6

PKC 7 PKC 8
PKC 9

PKC 10 PKC 11

b. Pengelompokan permintaan kualiatas customer

Modern Estetis Handal

Murah Ergonomis

14
Oleh: Husnul Abid

2. Pengelompokan unmum permintaan kualitas kustemer (PKC)

Modern PKC 1 Murah

PKC 9 PKC 8

Estetis PKC 5 Ergonomis

PKC 4 PKC 2

Handal PKC 6

PKC10

PKC11

3. Penyusunan prioritas permiataan kualitas

Tabel hasil angket dari PKC


NO URAIAN HASIL ANGKET Kesimpulan :
1 PKC 1 7
Pengelompokan berdasarkan
2 PKC 2 3
kenbutuhan permintaan kulitas
3 PKC 3 1
4 PKC 4 6 10 s/d 13 = permintaan primer
5 PKC 5 7
6 PKC 6 6 6 s/d 9 = permintaan sekunder
7 PKC 7 2
2 s/d 5 = permintaan teriser
8 PKC 8 13
9 PKC 9 1
10 PKC 10 8
11 PKC 11 4

15
Oleh: Husnul Abid

Dibawah di 2 permintaan dihapus.

Primer PKC 8

sekunder PKC 1

PKC 4

PKC 5

PKC 6

PKC 10

tersier PKC 2

PKC 7

PKC 11

16
Oleh: Husnul Abid

4. Penilaian permintaan kualitas customer

Tabel Perbandingan kebutuhan

PKC PKC PKC PKC PKC PKC PKC PKC PKC


1 2 4 5 6 7 8 10 11
PKC 1 0 1 2 2 2 3 3 2 1
PKC 2 3 0 3 3 3 2 3 3 2
PKC 4 2 1 0 2 3 1 3 2 1
PKC 5 2 1 2 0 2 1 3 2 1
PKC 6 2 1 2 2 0 1 3 2 1
PKC 7 3 2 3 3 3 0 3 3 2
PKC 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1
PKC 10 2 1 2 2 2 1 3 0 1
PKC 11 3 1 3 3 3 2 3 3 0
Jumlah 18 9 18 18 19 12 24 18 10

Catatan (nilai/bobot)
Lebih penting = 3
Sama Penting = 2
Kurang Penting = 1

Fase 2 Perangcangan produk

a. Pertimbangan performance kualiatas kontruksi (PKK)

No PKC PKK Yang dibuktikan dan diukur ( desainer)


1 PKC 1 Tampa baterai, alaram (digital atau mekanik)
2 PKC 2 berat maksinal 250 gram (dari polimer)
warna dilengkapi pospor, warna cerah (hijau kuning
3 PKC 4
merah)
4 PKC 5 Dof
5 PKC 6 Bisa menahan beban 50 kg
6 PKC 7 Jarum tetap berputar
7 PKC 8 Harga max RP 50.000
8 PKC 10 Umur pakai minimal 5 tahun
9 PKC 11 Bingkai dari elastomer dan kaca akrilik

17
Oleh: Husnul Abid

b. Cara Optimasi dan matrik atap


PKK Arah Optimasi Hubungan

Catatan:
Arah Optimasi:
<= Minimum
=>Maximum
O Normal

Hubungan antara PKK:


ϴ Positif sekali
0 Positif
X Negatif
# Negatif sekali

18
Oleh: Husnul Abid

c. Perbandingan antara PKC dan PKK

Catatan Hubungan antara PKC dan PKK


Kuat (ϴ) = 9
Tengah (Ο)=3
Lemah (Δ)=1

Nilai PKK PKK PKK PKK PKK PKK PKK PKK PKK
PKC 1 2 4 5 6 7 8 10 11
PKC 1 18 ϴ Ο Δ Δ Ο ϴ ϴ Ο Δ
PKC 2 9 ϴ ϴ Δ Δ ϴ Δ Δ Δ ϴ
PKC 4 18 Ο C ϴ ϴ Ο ϴ Ο Δ Ο
PKC 5 18 Δ Δ ϴ Δ Δ Ο Δ Δ Ο
PKC 6 19 Ο ϴ Δ Δ ϴ Δ ϴ ϴ Ο
PKC 7 12 ϴ Δ Δ Δ Δ ϴ ϴ Δ Δ
PKC 8 24 ϴ ϴ Ο Ο ϴ Δ ϴ ϴ Ο
PKC 10 18 Δ Δ ϴ ϴ ϴ ϴ Ο ϴ Ο
PKC 11 10 Δ ϴ Δ Δ ϴ Δ Ο ϴ ϴ

d. Penentuan Rangking (bobot) dari permintaan kualitas

Nilai PKK PKK PKK PKK PKK PKK PKK PKK PKK
PKC 1 2 4 5 6 7 8 10 11
PKC 1 18 162 54 18 18 54 162 162 54 18
PKC 2 9 27 81 9 9 81 9 9 9 81
PKC 4 18 54 18 162 162 54 162 54 18 54
PKC 5 18 18 18 162 18 18 54 18 18 54
PKC 6 19 57 171 19 19 171 19 171 171 57
PKC 7 12 108 12 12 12 12 108 108 12 12
PKC 8 24 216 216 72 72 216 24 216 216 72
PKC 10 18 18 18 162 162 162 162 54 162 54
PKC 11 10 10 90 10 10 90 10 30 90 90
Hasil Bobot 670 678 626 482 858 710 822 750 492
Rangking 6 5 6 8 1 4 2 3 7

19
Oleh: Husnul Abid

Phase 3: Rancangan Proses

Nilai bobot yang terbesar dari permintaan kualitas adalah merupakan permintaan
yang mendapat paling besar(paling penting) dan harus dipenuhi

20
Oleh: Husnul Abid

BAB IV
MANFAAT QFD

Ada beberapa manfaat dari penggunaan QFD sebagai dasar pengembangan


produk , menurut Imam Jati Widodo, dkk. adalah : mengurangi dan mempercepat
terjadinya perubahan, yaitu perubahan dini terhadap perancangan produk untuk
mempercepat waktu produksi.
1. Pengurangan waktu pengembang-an, yaitu waktu siklus pengenalan produk
dapat dipercepat dari sepertiga menjadi setengah dengan penggunaan QFD
melalui perencanaan produk.
2. Pengurangan masalah saat produksi dimulai, yaitu mengeliminasi permasalahan
yang timbul sebelum produksi dimulai sehingga QFD merupakan metode
antisipasi sebagai ganti aksi pemeriksaan.
3. Biaya produksi yang lebih rendah, yaitu mampu menghilangkan biaya produksi
awal sebesar 61 % seperti yang terjadi pada TOYOTA Motors.
4. Pengurangan permasalah dasar, yaitu pengurangan yang direfleksikan dari
pengurangan permasalahan dari konsumen dan sebagai akibatnya terjadi
pengurangan biaya jaminan.
5. Peningkatan Kepuasan konsumen, yaitu mampu meningkatkan orientasi
konsumen karena lebih memperhatikan voice of customers dibandingkan voice
of engineer atau eksekutif.
6. Transfer ilmu pengetahuan, yaitu proses QFD yang melibatkan sejumlah proses
yang rumit , dokumentasi yang terarah, pemikiran yang terintegrasi, dan
menstransfer ilmu pengetahuan tentang kurva belajar sehingga pekerja tidak
akan membuat kesalahan lagi

21

You might also like