You are on page 1of 2

ABORTUS SPONTAN

INKOMPLIT
No. Dokumen : 166/SOP/UKP/2016
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Februari 2016
Halaman :

UPTD PUSKESMAS dr. Oneng Soekiraten


MUARA BUNGO 1 NIP. 198009202008032004

1. Pengertian Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dan di kavum
uteri masih ada yang tertinggal.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan abortus spontan inkomplit dan
mencegah komplikasi untuk semua pasien yang menderita abortus spontan
inkomplit yang datang di Puskesmas Muara Bungo 1.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 445/045/PKM-MB1/2016 tentang Penyusunan
Rencana Layanan Medis dan Rencana Layanan Terpadu
4. Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Layanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Melakukan Anamnesa
a. Sapa pasien dengan ramah
b. Tanyakan keluhan :
i. Perdarahan aktif
ii. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
iii. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
iv. Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat
perdarahan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Penilaian tanda-tanda syok
c. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
d. Mencari ada tidaknya massa abdomen
e. Tanda-tanda akut abdomen dan defans muscular
f. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan :
i. Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa
konsepsi

3
ii. Perdarahan aktif
iii. Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG) : biasanya masih positif sampai 7-
10 hari setelah abortus.
4. Penatalaksanaan
a. Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi :
i. Ampicilin 2 gr IV/IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
ii. Gentamicin 5 mg/kgbb setiap 24 jam
iii. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
b. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder/RS
c. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
d. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan,
pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan
NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul dengan darah.
e. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan < 16 minggu,
lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM)
merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya
hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak
dapat dilakukan segera : berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat
diulang 15 menit kemudian bila perlu)
f. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU
dalam 1 L NaCl 0, 9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per
menit. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit
selama 2 jam. Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang
rawat.
g. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan
kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
h. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan
umum baik, ibu diperbolehkan pulang
5. Kriteria Rujukan
Perdarahan yang banyak, nyeri perut, ada pembukaan serviks, demam,
darah cairan berbau dan kotor
6. Unit Terkait Kebidanan, Apotek, Laboratorium
7. Dokumen terkait Buku laporan kegiatan, rekam medis

You might also like