You are on page 1of 15

Optimalisasi Jalan Tambang Untuk

Efisiensi Konsumsi Bahan Bakar


Pendahuluan

• Sebagian besar biaya


operational berasal dari
pengangkutan dan
konsumsi bahan bakar.
• Jalan tambang
merupakan salah satu
faktor utama yang
menyumbang
peningkatan faktor beban
truk.
• Peningkatan faktor beban
truk akan meningkatkan
konsumsi bahan bakar.
Pendahuluan
Runge(1998) dan Fillas (2002), dalam Hays (1990), dalam Kecojevic dan
Kecojevic dan Komljenovic (2010) Komljenovic (2010)

FC = P x 0.3 x LF FC = (CSF x P x LF) / FD

FC = Kebutuhan bahan bakar per jam (l/jam) FC = Kebutuhan bahan bakar per jam (l/jam)
P = Tenaga mesin (kW) CSF = Spesifikasi mesin (tenaga penuh)
0.3 = Faktor konversi (0.213 – 0.268 kg/KW/jam)
LF = Faktor beban mesin P = Tenaga mesin (kW)
LF = Faktor beban mesin
FD = Berat jenis bahan bakar
(0.85 kg/l untuk diesel)
Pendahuluan
Faktor beban mesin (LF) dipengaruhi oleh kondisi
operasional seperti kondisi jalan, grade, beban truk,
dan gaya mengemudi operator.
Kondisi LF
Kondisi
Operasional (%)
Ringan 25 Banyak diam/idle, beroperasi pada jalan dengan grade yang landai dan baik
Menengah 35 Beroperasi secara normal, melewati jalan dengan grade yang cukup terjal dan baik
Berat 50 Beroperasi secara penuh, melewati jalan dengan grade yang sangat terjal dan buruk
(Hays, 1990)
Pendahuluan

Kecojevic dan Komljenovic (2010)

Truk dengan tipe lebih besar memiliki kenaikan kebutuhan


bahan bakar lebih besar di bandingkan dengan truk tipe kecil
Metodologi

1. Pengujian dilakukan menggunakan 2 skenario kondisi


jalan dengan jarak dan kemiringan yang berbeda.
2. Dilakukan perbandingan konsumsi dan biaya bahan
bakar pada kedua skenario tersebut.
Metodologi
• Perangkat lunak SPRY Scheduler
• Menggunakan tipe truk CAT 785D dan data
sumber terbuka
Metodologi
• Skenario 1 : jalan tambang dengan kemiringan yang landai dan
jarak lebih jauh di bandingkan skenario 2 (grade 0 -2 % dan jarak
520 m)
• Skenario 2 : kemiringan lebih terjal dan bervariasi, jarak lebih
dekat dibandingkan skenario 1 (grade 2- 8%, jarak 490 m)
Metodologi
Proses pengujian
Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan
parameter dan spesifikasi yang sama pada masing
– masing jalan
Skenario 1 Skenario 2
Hasil dan Pembahasan
Grafik perbandingan dan selisih penggunaan bahan
bakar rata – rata pada kedua skenario
Hasil dan Pembahasan

Dengan menggunakan asumsi harga bahan bakar


adalah $0.74/liter maka terlihat biaya yang dapat di
hemat setiap bulan seperti tabel di bawah ini

Bulan Fuel saving (liter) Cost saving ($)


Maret 2015 589 436.04
April 2015 2.943 2.177,48
Mei 2015 3.587 2.654,59
Juni 2015 3.314 2.452,28
Juli 2015 3.589 2.656,19
Agustus 2015 3.286 2.431,99
September 2015 1.153 853,19
Total 18.462 13.661,76
Kesimpulan

• Kebutuhan bahan bakar truk pada jalan dengan kemiringan


yang terjal dan bervariasi akan lebih tinggi dibandingkan
dengan kemiringan yang landai, meskipun dari sisi jarak, jalan
dengan kemiringan terjal lebih dekat dibandingkan jalan
dengan kemiringan yang landai
• Pengujian ini memberikan pertimbangan kepada teknisi
tambang untuk fokus terhadap kemiringan jalan disamping
jarak pengangkutan untuk mendapatkan tipe jalan yang
optimal dan mampu menghemat biaya bahan bakar truk
Referensi
• Fillas,F.J., 2002, Excavation, loading, and material
transport,in SME Mining reference Handbook, Lowrie,
R.L., ed., Society for Mining, Metallurgy and
Exploration, Littleton, CO, pp.215-241.
• HoltCat, 2012, Estimating Owning & Operating
Costs,Performance Handbook 2012 Edition 41, page
20-19
• Kecojevic. V dan Komljenovic. D., 2010, Haul Truck
Fuel Consumption and CO2 emission under various
engine load conditions, Mining Engineering Magazine,
December 2010.
• Precision Mining, 2015, SPRY Haulage Logic, Network
and Theory, SPRY Documentation

You might also like