You are on page 1of 18

PENERAPAN MEDFEKJKLADENGAN MEDIA GNGHGFHGFUNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA


PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN KMS DONDANDON
.
NIM. 8877uuuuaa.

ABSTRACT
This study aims to: (1) find out the application of demonstration methods
with audio-visual media in an effort to improve students' learning motivation in
mechanical technology subjects at SMK Benduhedv National; (2) Knowing the
application of demonstration methods to gnghgfhgfmedia in an effort to improve
learning outcomes in mechanical technology subjects at Benduhedv National
Vocational School.
The subject of this research was the Xb grade students of the National
Benduhedv Vocational Engineering Technique, amounting to 30 students. This
type of research is included in the PTK (Classroom Action Research) which has
the following procedures or steps: (1) planning, (2) actions, (3) observations, and
(4) reflection. In this study researchers used 2 cycles, in each cycle carried out in
2 times face to face. Retrieval of research data through observation, written tests,
and questionnaires with research instruments in the form of: 1) observation sheet;
2) test questions pretest and posttest and; 3) questionnaire sheet.
Data from the results of recording research on all activities from the
implementation of actions that took place in class X of National Benduhedv
Vocational School, Benducis, Benducis, shows an increase in value from cycle 1
to cycle 2. Based on the results of the post test in cycle 2 shows that student
achievement has increased. This is evident from the value of the post test cycle 2
which is better than the value of the previous test. Student learning completeness
also increases. Evidenced by increasing student mastery learning from 36.67%
(post test cycle 1) to 96.57% (post test cycle 2). The learning completeness is in
line with what is expected, at least 75% of the number of students taking the test.
The attitude and motivation of students after the demonstration method was
measured using a questionnaire. Questionnaires or questionnaires used in this
study were questionnaires with respondents 30 students. The level of motivation of
students from pre-school up to cycle 2, in the moderate category on pre-action
43.33% (13 students), in cycle 1 46.67%, while in cycle 2 73.33%, low category
on pre-action 40%, in cycle 1 36.67% while in the second cycle 13.33% in the
pre-action high category 16.67%, in the first cycle 16.67%, while in the second
cycle 13.33% (4 students).

Key words: media, audio visual, motivation, learning outcomes


PENDAHULUAN
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan
yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam
masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud
memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran
hidup kemanusiaan. Menurut Ki Hajar Dewantara manusia memiliki daya jiwa
yaitu cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik). Dalam kehidupan
manusia tidak bisa terlepas dari 3 hal yaitu Cipta, Rasa dan Karsa. (Sri, Edi
Swasono, 2004:15)
Diperlukan sistem pendidikan yang baik sehingga pendidikan nasional dapat
berfungsi dengan sebagai mana mestinya. Pemerintah telah melakukan usaha-
usaha dalam rangka membangun sistem pendidikan yang baik tersebut. Salah
satunya ialah dengan pembaruan kurikulum. Menurut Permendikbud nomor 22
tahun 2016, setiap pendidik pada satuan pendidikan berwajiban menyusun RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan melakukan perbaikan
proses belajar mengajar. Peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar khususnya
di SMK tidak akan terjadi tanpa adanya kerjasama dari berbagai pihak. Proses
belajar mengajar dapat berhasil sesuai dengan harapan karena adanya faktor yang
saling berkaitan antara satu sama lain.
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu: Faktor internal
adalah aspek fisiologis mencakup makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga.
Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Faktor eksternal adalah lingkungan sosial, meliputi: teman, guru,
keluarga dan masyarakat. Lingkungan non-sosial, meliputi: kondisi rumah,
sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti halnya kondisi rumah (secara
fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan hasil
belajar.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 26 Februari 2017 di KMS
DONDANDON menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah. Peneliti
menemukan masalah sebagai berikut : 1. Proses belajar mengajar masih
menggunakan metode ceramah yang membuat siswa cenderung pasif dalam
prosesnya. 2. Proses pembelajaran masih menggunakan media konvensional yang
kurang update yang membuat siswa cenderung bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran. 3. Tersediannya alat media gnghgfhgfyang belum di manfaatkan
secara maksimal oleh guru selama proses belajar mengajar. 4. Siswa mengalami
kesulitan dalam menangkap materi yang diajarkan guru sehingga siswa kurang
termotivasi untuk menggikuti pembelajaran. 5. Belum maksimalnya hasil belajar
siswa hal ini dapat di lihat dari hasil tes yang menyatakan rata-rata nilai siswa
masih di bawah 75, yang mana nilai 75 merupakan Kreteria Ketutasan Minimal
(KKM)
KMS DONDANDON memiliki program keahlian Teknik Pemesinan (TP).
Kompetensi keahlian Teknik Pemesinan terdapat beberapa mata pelajaran, salah
satunya yaitu Teknologi Mekanik yang memiliki kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 75. Oleh karena itu maka harus ada metode dan media pembelajaran yang
lebih bervariasi di KMS DONDANDON. Ada berbagai macam metode
pembelajaran yang bisa diterapkan atau dikembangkan di sekolah tersebut
diantaranya metode demonstrasi. Metode demonstrasi pada dasarnya
memperlihatkan kepada siswa tentang suatu proses. Sesuai dengan kata asalnya
”to demonstrate” dalam bahasa Inggris yang berarti memperlihatkan atau
mempertunjukkan. Sesuatu yang diperlihatkan di sini adalah obyek yang bergerak
atau suatu proses.

METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai prosedur atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus berulang. Menurut Arikunto dkk
(2010:74) ada empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a)
perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan 2 siklus, dalam setiap siklus di lakukan dalam 2 kali
tatap muka, penelitian ini berhenti di siklus 2 karena tujuan penelitian sudah
tercapai.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas Xb Teknik Pemesinan KMS
DONDANDON karena di KMS DONDANDON masih jarang menggunakan
medfekjkladengan menggunakan media audio visual. Penelitian ini di
laksanakan selama 4 minggu yaitu pada bulan maret 2018. Hal ini dilakukan
sesuai program pembelajaran yang telah ditetapkan pada SKKD keahlian
Teknik Pemesinan KMS DONDANDON.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Xb Teknik Pemesinan KMS
DONDANDON yang berjumlah 30 siswa. Objek penelitian ini adalah
penerapan metode demonstrasi dan gnghgfhgfuntuk meningkatkan motivasi
belajar dan hasil belajar mata pelajaran teknologi mekanik.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian merupakan hal penting, karena ini
merupakan cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Tujuannya yaitu
untuk memperoleh keterangan, data dan informasi yang terkait dengan
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah: A. Angket atau Kuesioner, Angket atau kuesioner merupakan
instrument didalam teknik komunikasi tidak langsung. Angket terdiri atas
serangkaian pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis. Menurut
Eko Putro W. (2013:33) Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup. angket tertutup merupakan angket yang jumlah item
dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan responden tinggal
memilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Angket tertutup memiliki
kelebihan antara lain: mudah memberi nilai, mudah dalam pemberian kode,dan
responden tidak perlu menulis dengan demikian angket ini akan lebih mudah
digunakan. B. Tes merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran informasi karakteristik atau kemampuan suatu obyek (Eko Putro
W, 2013:51). Dalam hal ini karakteristik obyek dapat berupa keterampilan,
pengetahuan, bakat, minat, baik yang dimiliki individu atau kelompok.
Menurut Sudijono (2009:67), tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau
prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaiaan
dibidang pendidikan. C. Dokumentasi Alat perekam/kamera foto sering
digunakan dalam penelitian karena bisa membantu dalam pengumpulan data
terutama memperjelas pengumpulan data berupa foto-foto pada saat tindakan
penelitian yaitu pelaksanaan siklus I dan siklus II pada mata pelajaran
teknologi mekanik dengan metode demonstrasi.
5. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena sosial maupun alam (Sugiyono, 2013:102). Instrumen-instrumen ini
juga digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam yang sudah banyak
tersedia dan teruji validitas dan reabilitasnya. Instrumen penelitian memperoleh
data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah
pengumpulan informasi di lapangan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Angket atau Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini adalah angket dengan responden skala empat.
Angket ini digunakan untuk mengukur sikap dan motivasi siswa pada saat
metode demonstrasi sudah dilakukan. Lembar angket yang digunakan
berjumlah 25 pernyataan dan siswa hanya memberikan tanggapan dengan cara
dicentang pada kolom SS untuk sangat setuju, S untuk tanggapan setuju, TS
untuk tanggapan tidak setuju, dan STS untuk sangat tidak setuju. B. Tes
merupakam salah satu alat yang digunakan untuk melakukan mengumpulkan
informasi karakteristik atau kemapuan suatu objek. Dalam hal ini tes
digunakan untuk memperoleh data setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi. Tes ini akan dilakukan 2 kali dalam setiap
siklusnya yaitu saat awal (pre-test) dan akhir (post-test). Tes ini berbentuk soal
pilihan ganda dalam lembaran soal (a,b,c,d,e) dan siswa menjawab dengan cara
menyilang soal-soal tersebut.
6. Uji Coba Instrumen
Menurut Arikunto (2010: 123) Instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk melakukan pengukuran guna mengumpulkan data penelitian.
Oleh karena itu suatu instrumen yang mau digunakan harus diuji terlebih
dahulu validitas dan reliabilitasnya agar layak digunakan sebagai alat pengukur
data. Pada penlitian ini, peneliti berencana akan menguji cobakan angket di
kelas Xa Teknik Pemesinan KMS DONDANDON. Alasan diujicobakan pada
kelas Xa Teknik Pemesinan karena di KMS DONDANDON jurusan teknik
pemesinan memiliki 2 kelas yaitu kelas Xa dan Xb, di kelas Xa juga masih
menggunakan metode dan media konvensional yang sama sebelum penelitian
ini di lakukan .
7. Teknik Analisis Data
Pembahasan hasil penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif.
Dalam penelitian ini, teknik analisis diskriptif dilakukan dengan cara
membandingkan dari setiap siklus terhadap siklus berikutnya untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa.
8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini dibagi menjadi bagian, yaitu sebagai
berikut: A. Hasil belajar dikatakan meningkat jika ≥ 75% siswa mencapai
kategori baik dalam kegiatan belajar. B. Peningkatan motivasi belajar dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan kategori cukup
menjadi baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pratindakan
Tabel Analisis Hasil Pre Test
No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa seluruhnya 30 siswa
2 Jumlah peserta tes 30 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 63.8
4 Jumlaha siswa yang tidak tuntas belajar 27 siswa
5 Jumlah siswa yang tuntas belajar 3 siswa
6 Ketuntasan belajar (%) 10.00

Berdasarkan table analisis hasil pre test di atas, dapat diketahui bahwa
secara umum siswa belum menguasai sepenuhnya materi prasyarat dari
materi teknologi mekanik. Ini terbukti dengan jumlah rata-rata nilai pre test
siswa adalah 63,8 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75.
Selain itu, dari 30 siswa yang mengukiti pre test, ada 27 siswa yang tuntas
belajar dan masih ada 3 siswa yang tidak tuntas belajar, dengan presentase
ketuntasan belajar adalah 36,67%.

2. Paparan Data Siklus 1

Tabel Analisis Hasil Post Test I


No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa seluruhnya 30 siswa
2 Jumlah peserta tes 30 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 73.90
4 Jumlaha siswa yang tidak tuntas belajar 19 siswa
5 Jumlah siswa yang tuntas belajar 11 siswa
6 Ketuntasan belajar (%) 36.67

Berdasarkan tabel analisis hasil Post Test I di atas dapat diketahui bahwa
dari jumlah 30 siswa yang mengikuti kegiatan Post Test I, diketahui sebanyak
11 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu
memperoleh nilai  75. Sedangkan 19 siswa yang lain masih belum mencapai
batas ketuntasan yang telah ditetapkan, karena siswa yang memperoleh nilai
 75 hanya sebesar 36,67 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu minimal sebesar 75% dari jumlah siswa yang mengikuti
tes. Siklus I berakhir dengan nilai rata-rata 73.90 hal ini menunjukkan adanya
peningkatan belajar siswa dari tahap Pre Test ke Post Test I pada siklus I.

3. Paparan Data Siklus II


Tabel Analisis Hasil Pre Test siklus 2
No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa seluruhnya 30 siswa
2 Jumlah peserta tes 30 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 78.23
4 Jumlaha siswa yang tidak tuntas belajar 10 siswa
5 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20 siswa
6 Ketuntasan belajar (%) 66.67

Berdasarkan table hasil Pre Test siklus 2 di atas dapat diketahui bahwa
sebelum menggunakan metode demonstrasi, hasil pre test 2 siswa yang belum
tuntas adalah sebanyak 10 siswa, dan siswa yang tuntas belajar sebanyak 20
siswa sehingga dapat diperoleh bahwa ketuntasan kelas 66,67%. Sedangkan
rata-rata kelas adalah 78,23.

Tabel Analisis Hasil Post Test 2


No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa seluruhnya 30 siswa
2 Jumlah peserta tes 30 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 84.57
4 Jumlaha siswa yang tidak tuntas belajar 1 siswa
5 Jumlah siswa yang tuntas belajar 29 siswa
6 Ketuntasan belajar (%) 96.67
Berdasarkan tabel analisis hasil Post Test 2 di atas dapat diketahui bahwa
dengan menggunakan metode demonstrasi, hasil post test 2, siswa yang
belum tuntas adalah sebanyak 1 siswa, dan siswa yang tuntas belajar
sebanyak 29 siswa sehingga dapat diperoleh bahwa ketuntasan kelas 96,67%.
Sedangkan rata-rata kelas adalah 84,57. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa dari post test siklus 1 ke post test siklus 2.

Motivasi Siswa
1. Motivasi Siswa Pratindakan

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA


14.00 43.33%
40.00
12.00

10.00

8.00

6.00 16.67 Series1

4.00

2.00

0.00
Rendah Sedang Tinggi

Gambar Indikator Tingkat Motivasi Siswa


Berdasarkan gambar 3, diketahui siswa yang berkategori rendah
sejumlah 12 siswa (40.00 %), berkategori sedang 13 siswa (43.33%), dan
berkategori tinggi sebesar 4 siswa (16.67 %). Tingkat motivasi siswa nilai
tertinggi berada pada kategori sedang, yakni sebesar 43.33% dari seluruh
siswa, kemudian kategori tinggi 16.67 % siswa dan berkategori rendah
sebesar 40% siswa.
2. Motivasi Siswa Siklus 1
TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA
16.00
14.00
14.00
12.00 11.00
10.00
8.00
Series1
6.00 5.00
4.00
2.00
0.00
Rendah Sedang Tinggi

Gambar Indikator Tingkat Motivasi Siswa

Berdasarkan gambar 4 diketahui siswa yang berkategori rendah sejumlah


11 siswa (36.67 %), berkategori sedang 14 siswa (46.67%), dan berkategori
tinggi sebesar 5 siswa (16.67 %). Tingkat motivasi siswa nilai tertinggi
berada pada kategori sedang, yakni sebesar 46,67% dari seluruh siswa,
kemudian kategori tinggi 16,67 % siswa dan berkategori rendah sebesar
36.67% siswa.
3. Motivasi Siswa Siklus 2

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA


25.00
22.00

20.00

15.00

Series1
10.00

5.00 4.00 4.00

0.00
Rendah Sedang Tinggi
Gambar Indikator Tingkat Motivasi Siswa

Berdasarkan gambar 5 diketahui siswa yang berkategori rendah sejumlah


4 siswa (13.33 %), berkategori sedang 22 siswa (73.33%), dan berkategori
tinggi sebesar 4 siswa (13.33 %). Tingkat motivasi siswa nilai tertinggi
berada pada kategori sedang, yakni sebesar 73.33% dari seluruh siswa,
kemudian kategori tinggi 13.33 % siswa dan berkategori rendah sebesar
13.33% siswa.

Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus


Setiap akhir siklus dilakukan refleksi didasarkan pada hasil pengamatan
untuk diambil bagaimanakah perbaikan pada siklus berikutnya. Hal ini
bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran yang akan diterapkan pada
tindakan siklus selanjutnya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada
siklus I masih terdapat kekurangan baik pada aktivitas guru maupun aktivitas
siswa. Untuk itu peneliti berupaya untuk mengadakan perbaikan yang akan
dilaksanakan pada siklus 2. Berdasarkan hasil belajar pada Siklus 1, Siklus 2,
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata Siswa

Nilai Rata-Rata Siswa Semua Siklus


90
80
70
60
Axis Title

50
40
30
20
10
0
Nilai rata-rata Nilai rata-rata Nilai rata-rata Nilai rata-rata
siswa Pre test siswa Post test siswa Pre test siswa Post test
Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2
1 2 3 4
Series1 63.8 73.9 78.23 84.57
Gambar Nilai Rata-rata Siswa Semua Siklus

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dengan


menggunakan metode demonstrasi, Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
pra tindakan siklus 1 sebesar 63.8, Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
post test siklus 1 sebesar 73.9, Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pre
test siklus 2 sebesar 78.23 dan Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada post
test siklus 2 sebesar 84,57. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa dari pra tindakan siklus 1 ke post test siklus 2.
2. Nilai Ketuntasan Belajar

Nilai Ketuntasan Belajar Semua Siklus


120%
100%
80%
Axis Title

60%
40%
20%
0%
Ketuntasan Ketuntasan
Ketuntasan Ketuntasan
belajar (%) belajar (%)
belajar (%) Pre belajar (%) Pre
Post test Post test
test Siklus 1 test Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
1 2 3 4
Series1 10% 36.67% 66.67% 96.67%

Gambar Nilai Ketuntasan Belajar

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dengan


menggunakan metode demonstrasi, Nilai ketuntasan belajar siswa pada pre
tindakan siklus 1 sebesar 10%, Nilai ketuntasan belajar siswa pada post
test siklus 1 sebesar 36.67%, Nilai ketuntasan belajar siswa pada pre test
siklus 2 sebesar 66.67% dan Nilai ketuntasan belajar siswa pada post test
siklus 2 sebesar 96.67%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa dari pra tindakan siklus 1 ke post test siklus 2.
3. Motivasi siswa
25
73,33%
jumlah siswa 20

46,67%
15 43,33%
40%
36,67%
10
16,67% 16,67%
13,33% 13,33%
5

0
pratindakan siklus 1 siklus 2
rendah 12 11 4
sedang 13 14 22
tinggi 5 5 4

Gambar Motivasi siswa pratindakan sampai siklus 2


Gambar di atas dapat menunjukkan bahwa tingkat motivasi siswa dari
pratindaka sampai siklus 2, pada kategori sedang pada pratindakan 43,33%
(13 siswa), pada siklus 1 46,67% (14 siswa) sedangkan pada siklus 2 73,33
% (22 siswa), kategori rendah pada pratindakan 40% (12 siswa), pada
siklus 1 36,67% (11 siswa) sedangkan pada siklus 2 13,33% (4 siswa) pada
kategori tinggi pratindakan 16,67% (5 siswa), pada siklus 1 16,67%
(5siswa) sedangkan pada siklus 2 13,33% (4siswa) semua siklus terdiri
dari 30 siswa kelas X teknik pemesinan KMS DONDANDON, dapat di
simpulkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat dari siklus ke siklus.
Pembahasan
Metode Demonstrasi dalam pembelajaran merupakan yang baru bagi
peneliti dan baru pertama kali peneliti menerapkannya. Pada awal pelaksanaan
dan penerapan metode tersebut pada pokok bahasan teknologi mekanik,
banyak kekurangan-kekurangan baik pada pelaksanaan pembelajaran, aktivitas
siswa maupun aktivitas guru.
Pada siklus 1 masih banyak siswa yang kurang semangat dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, ada siswa yang masih kesulitan
mengerjakan soal latihan, siswa yang kurang pandai terlihat kurang semangat
mengerjakan soal latihan maupun kurang semangat dalam mengikuti pelajaran.
Siswa banyak yang curang pada waktu mengerjakan soal post test. Menyadari
adanya kekurangan-kekurangan pada siklus 1 maka peneliti mengadakan
perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan pada siklus 2, dan pada siklus 2
kekurangan-kekurangan sudah dapat diperbaiki. Di antaranya siswa yang
kurang semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sudah berkurang,
adanya peningkatan rasa percaya diri dalam keaktifan maupun dalam
mengerjakan soal latihan, dan berani mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas dengan benar. Proses pembelajaran guru juga sudah mendekati
sempurna, suara guru dapat didengar oleh semua siswa dan perhatian guru
terhadap seluruh siswa merata.
Data hasil penelitian rekaman tentang seluruh aktivitas dari pelaksanaan
tindakan yang berlangsung di kelas X KMS DONDANDON, Benducis,
Benducis, menunjukkan adanya kenaikan nilai dari siklus 1 ke siklus 2. Data
Pra Tindakan menunjukkan bahwa secara umum siswa belum menguasai
sepenuhnya materi prasyarat dari materi teknologi mekanik. Ini terbukti
dengan jumlah rata-rata nilai pre test siswa adalah 63,8, dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75. Selain itu, dari 30 siswa yang
mengikuti pre test, ada 27 siswa yang tuntas belajar dan masih ada 3 siswa
yang tidak tuntas belajar, dengan presentase ketuntasan belajar adalah 36,67%.
Data siklus 1 menunjukkan bahwa dari jumlah 30 siswa yang mengikuti
kegiatan Post test I, diketahui sebanyak 11 siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu memperoleh nilai 75. Sedangkan 19 siswa
yang lain masih belum mencapai batas ketuntasan yang telah ditetapkan,
karena siswa yang memperoleh nilai 75 hanya sebesar 36,67 % lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu minimal sebesar 75% dari
jumlah siswa yang mengikuti tes. Siklus I berakhir dengan nilai rata-rata 73.90
Berdasarkan pengamatan masih ada 19 siswa yang mendapat nilai kurang dari
atau sama dengan 75 dan masih terdapat kekurangan dalam aktivitas guru
maupun aktivitas siswa maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus 2.
Data siklus 2 menunjukkan adanya kenaikan nilai pre test dan post test.
Sebelum menggunakan metode demonstrasi, hasil pre test 2 siswa yang belum
tuntas adalah sebanyak 10 siswa, dan siswa yang tuntas belajar sebanyak 20
siswa sehingga dapat diperoleh bahwa ketuntasan kelas 66,67%. Sedangkan
rata-rata kelas adalah 78,23. Setelah menggunakan metode demonstrasi, siswa
yang belum tuntas adalah sebanyak 1 siswa, dan siswa yang tuntas belajar
sebanyak 29 siswa sehingga dapat diperoleh bahwa ketuntasan kelas 96,67%
dan rata-rata kelas adalah 84,57. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa dari post test siklus 1 ke post test siklus 2.
Motivasi belajar yang terdapat pada siswa kelas X terdiri dari motivasi
belajar intrinsik dengan beberapa faktor yaitu minat belajar dan kondisi
kesehatan siswa. Pada minat belajar siswa yang ada dikelas X rata-rata minat
belajarnya masih rendah, ini dapat dilihat dari dalam proses pembelajaran rata-
rata siswa kelas X masih kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan
materi, tetapi juga ada siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Sedangkan
mengenai kondisi kesehatan siswa kelas X, jika ada siswa yang mengalami
sakit kepala tetap mengikuti proses pembelajaran, tetapi juga ada siswa yang
hanya sakit izin keUKS dan tidak mengikuti proses pembelajaran. Motivasi
belajar yang terdapat pada siswa kelas X selain motivasi belajar intrinsik juga
terdapat motivasi belajar ekstrinsik.
Olah data hasil penyebaran angket yang berbetuk data kualitatif yang
ditransformasikan ke dalam bentuk data kuantitaif ordinal dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar siswa kelas X adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil olah data diketahui siswa yang berkategori rendah sejumlah 4 siswa
(13.33 %), berkategori sedang 22 siswa (73.33%), dan berkategori tinggi
sebesar 4 siswa (13.33 %).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan metode demonstrasi dan Media Gnghgfhgfpada pelajaran
Teknologi Mekanik siswa Kelas X Teknik Pemesinan KMS DONDANDON,
Benducis, yang dilakukan dengan benar dan sesuai prosedur maka akan
menimbulkan motivasi bagi siswa yang secara langsung membuat hasil belajar
siswa dapat lebih baik dengan lebih banyak siswa yang mencapai nilai KKM
yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Kesimpulan
Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu dua siklus
untuk materi tentang Teknologi Mekanik dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
Penerapan metode demonstrasi dengan media pembelajaran
Gnghgfhgfsecara tepat mampu memicu keterlibatan siswa secara maksimal
dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran teknologi mekanik terbukti dari pratindakan
kategori rendah 40%, kategori sedang 43,33%, kategori tinggi 16,67%.
Sedangkan pada akhir siklus kategori rendah sejumlah 4 siswa (13.33 %),
kategori sedang 22 siswa (73.33%), kategori tinggi sebesar 4 siswa (13.33 %).
Dari dua data di atas maka dapat di lihat bahwa penerapan medfekjkladengan
media gnghgfhgfdapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas teknik
pemesinan KMS DONDANDON dalam mata pelajaran Teknologi Mekanik.
Penerapan medfekjkladengan media gnghgfhgfdapat meningkatkan hasil
belajar siswa, Hal ini terbukti dari nilai post test siklus 2 yang lebih baik dari
nilai tes sebelumnya. Ketuntasan belajar siswa juga meningkat. Terbukti
dengan meningkatkan ketuntasan belajar siswa dari 36,67% (post test siklus 1)
menjadi 96,57% (post test siklus 2). Ketuntasan belajar tersebut sudah sesuai
dengan yang diharapkan yaitu minimal 75% dari jumlah siswa yang mengikuti
tes.
Dari dua data di atas dapat di simpulkan bahwa penerapan
medfekjkladengan media gnghgfhgfdapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar dalam mata pelajaran teknologi mekanik siswa kelas X Teknik
Pemesinan KMS DONDANDON.

DAFTAR PUSTAKA
Aguinis, H., & Kraiger, K. 2009. Benefits Of Training And Development For
Individuals And Teams, Organizations, And Society. Annual Review of
Psychology, 60, 451–474
Ahmad Rohani. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anas Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali pers.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta:
Ciputat. Press.
Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta.
Gaung Persada (GP) Press.
Basyiruddin Usman. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Ciputat Press.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Depdiknas, 2006. Permen Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta : Depdiknas
Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eko Putro Widoyoko. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamzah B. Uno.2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi.
Aksara.
Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Roestiyah NK., 2001. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Ryan, R.M, Deci, E.L. 2000. Self Determination Theory and The Facilitation of
Instrinsic Motivation, Social Development, and Well Being. American
Psychologist, volume 55.
Sardiman,A.M.2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Grafindo.
Skinner, E. A., & Belmont, M. J. 1993. Motivation in the classroom: Reciprocal
effects of teacher behavior and student engagement across the school year.
Journal of Educational Psychology, 85(4), 571-581.
Sri Edi Swasono. Pendidikan dan Kebudayaan Taman Siswa dan Keindonesiaan,
Memperingati HARDIKNAS Pendopo Taman Siswa 02 Mei, Yogyakarta:
Majlis Luhur Persatuan Taman Siswa, 2015
Suaedy. Penerapan Berbagai Metode Pembelajaran dalam Kegiatan Diklat.
(Online,http://bdksurabaya.kemenag.go.id,diakses 20 September 2017).
Sudirman.A, 1990. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Udin S. Winataputra. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta :
Universitas. Terbuka.
Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Winarno, Surakhmad. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan
Teknik. Bandung: Tarsito
Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Media.

You might also like