You are on page 1of 1

Chikungunya, Melumpuhkan tapi Tidak Mematikan

Oleh dr. Rindang Ayom

Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya yang berasal dari dan disebarkan oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus lewat gigitannya. Pencegahannya pun hampir sama
dengan penyakit DBD, yaitu 3M : menguras bak mandi, menutup benda-benda yang bisa
menampung air, dan menimbun barang-barang yang tidak terpakai.

Perbedaan chikungunya dengan DBD terletak pada virusnya, yakni virus chikungunya dan
virus dengue. Untuk membedakannya pun agak susah karena semua infeksi virus akan menyebabkan
demam (tinggi) mendadak sampai 40 derajat celcius. Namun, pada DBD gejalanya disertai shock
karena terjadi kebocoran pembuluh darah. Sedangkan chikungunya tidak demikian.

Gejala penyakit chikungunya tergantung usia penderita. Pada orang dewasa, gejalanya
ditandai dengan nyeri persendian dan demam tinggi mendadak. Demam berdarah juga bisa
memunculkan nyeri persendian walau gejalanya tidak terlalu intens. Pada anak, gejala chikungunya
hanya demam tinggi.

Penderitanya biasanya merasakan sakit pada seluruh badan dan kepala pusing. Namun
mereka hanya akan diobati secara simtomatik, yaitu sebatas gejalanya. Karena penyebabnya virus,
maka bakal sembuh sendiri.

Virus chikungunya biasanya akan berinkubasi dalam jangka waktu 5-7 hari. Memasuki hari
ke-8, biasanya sudah mulai sembuh. Tergantung tingkat kekebalan masing-masing orang. Pada usia
dewasa yang tidak mempunyai riwayat penyakit yang lain, biasanya bakal sembuh dalam waktu 7
hari.

Sistem kekebalan tubuh tergantung pada pola hidup seseorang. Jika menjalani pola hidup
sehat dan asupan makanan bergizi seimbang, ditambah olahraga, kemungkinan sakitnya tidak akan
lama.

Meski tidak menyebabkan kematian, penderita chikungunya bisa mengalami kelumpuhan


sementara akibat serangan pada otot-otot persendian. Rasa sakit yang tinggi pada beberapa titik
organ tubuh, seperti siku, pergelangan tangan, jari-jari kaki yang amat intens, menyebabkan
penderitanya tidak bisa bergerak.

Sebagai penyakit tropis, chikungunya bersifat endemis, bisa terjadi di mana saja dan kapan
saja. Karena itu kondisi lingkungan paling menentukan tingkat kerentanan persebaran chikungunya.

(Sumber : Majalah Intisari, edisi Juni 2013)

You might also like