Professional Documents
Culture Documents
Kehamilan pada masa remaja mempunyai risiko medis yang cukup tinggi,
karena pada masa remaja alat reproduksi belum cukup matang. Salah satu risiko yang
dapat terjadi pada kehamilan usia remaja yaitu anemia. Banyak faktor yang diduga
mempengaruhi terjadinya anemia pada remaja, salah satunya yaitu rendahnya atau
tidak sesuainya pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC).
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross
sectional (potong lintang) yang bertujuan menjelaskan pengaruh pendidikan,
pengetahuan, sikap, dukungan pihak luar, jumlah kunjungan, dan jenis layanan
terhadap kejadian anemia pada remaja. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat. Jumlah populasi sebanyak 193 orang dan sampel diperoleh 62
orang. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat
dengan uji Chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 58,1% remaja putri (usia
≤20 tahun) yang hamil mengalami anemia. Hasil uji regresi logistik menunjukkan
bahwa variabel berpengaruh terhadap kejadian anemia pada kehamilan usia
remaja adalah variabel jumlah kunjungan dengan koefisien regresi= 4,366,
sig.=0,0001, dan variabel jenis layanan dengan koefisien regresi= 3,796 , sig.= 0,013.
Ramalan tentang probabilitas remaja putri yang hamil mengalami anemia jika
jumlah kunjungan tidak sesuai dan jenis layanan tidak lengkap, maka remaja putri
yang hamil akan mengalami anemia sebesar 97,18%, dan jika jumlah kunjungan
sesuai dan jenis layanan lengkap maka kemungkinan mengalami anemia hanya
0,97%.
Disarankan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat untuk mengoptimalkan
program kesehatan reproduksi dalam mencegah perilaku seks bebas yang dapat
mengakibatkan kehamilan pada remaja, juga menyediakan fasilitas kesehatan
seperti konseling khususnya bagi remaja putri yang hamil di luar nikah.