You are on page 1of 33

COVER MA KALA H

MAKALAH
“REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN”

Disusun Oleh:
MESAK BILASI

PROGRAM PASCASARJANA STIE PORT NUMBAY


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang penilaian Reaksi Pasar Modal
Terhadap Pelaporan Keuangan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang penilaian resiko fraud
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jayapura, Desemember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
B. TUJUAN PEMBELAJARAN ....................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Pasar Modal dan Laporan Keuangan ........................................................... 3
B. Fungsi Pasar Modal dan Laporan Keuangan ................................................................. 4
C. Gambaran Penelitian Pasar Modal ................................................................................. 4
D. Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan ......................................................... 7
1. Teori Sinyal (Signaling Theory) ............................................................................. 8
2. Event Study ............................................................................................................. 9
3. Efisiensi Pasar Modal ............................................................................................. 9
4. Return Saham ........................................................................................................ 13
5. Abnormal Return .................................................................................................. 14
6. Volume Perdagangan ............................................................................................ 15
E. Kandungan Informasi dari Laba ................................................................................... 16
1. Hasil Riset Pasar Modal ke Dalam Laporan Keuangan ............................................... 18
1. Pendapatan berbasis biaya historis digunakan oleh investor ................................ 18
2. Sebelum rilis laba, investor memperoleh banyak informasi yang mereka butuhkan
dari sumber lain............................................................................................................. 20
5. Pengumuman Laba pada Perusahaan Lain .................................................................. 23
6. Informasi dari Perkiraan Laba ..................................................................................... 24
7. Manfaat Pengungkapan Informasi Sukarela ................................................................ 25
8. Pengakuan versus Pengungkapan Sederhana di Footnote ........................................... 25
9. Pengumuman Laba Dengan Ukuran Perusahaan ......................................................... 25
10. Apakah Harga Saham Saat Ini Dapat Mengantisipasi Pengumuman Laba di Masa
Depan ? ............................................................................................................................. 26
BAB III KESIMPULAN................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 30

iii
BAB I

A. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya pihak yang kelebihan
dana dan pihak yang kekurangan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Selain itu pasar modal juga berfungsi sebagai lembaga perantara (Tandelilin,
2007). Pasar modal juga merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu
negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolok ukur dari perekonomian negara
tersebut. Kestabilan perekonomian suatu negara sangat berpengaruh terhadap
kinerja di dalam pasar modal negara tersebut, begitu pula dengan pasar modal di
Indonesia. Berdasarkan informasi yang relevan, investor dapat menilai prospek
kinerja emiten sehingga investor memiliki gambaran mengenai risiko dan
expected return atas dana yang telah atau akan diinvestasikan. Dalam pasar
modal yang efisien, pasar akan bereaksi secara cepat terhadap semua informasi
yang relevan.
Beberapa studi mengenai hubungan antara laporan keuangan dengan
return dan volume perdagangan saham, antara lain dilakukan oleh Beaver (1968)
dalam Bandi dan Jogiyanto (2000) yang mengamati reaksi investor atas publikasi
laba saham biasa di sekitar tanggal publikasi. Pengujian kandungan informasi
atas publikasi laporan laba tahunan ini menemukan bukti bahwa pengumuman
laba menyebabkan abnormal stock price performance dan unexpected trading
volume. Husnan et al. (1996) dalam Yudha (2005) meneliti dampak laporan
keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat
keuntungan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada tanggal
pengumuman laporan keuangan, kegiatan perdagangan maupun variabilitas
tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan periode di luar tanggal
pengumuman.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hanafi (1997) yang


mengembangkan penelitian Husnan et al. (1996) dengan menambahkan
abnormal return sebagai salah satu variabel penelitiannya. Hasil penelitian
tersebut juga menyimpulkan bahwa publikasi laporan keuangan mempunyai

1
pengaruh terhadap pasar . Arumsari (2003) juga melakukan kajian return
saham untuk mengetahui reaksi pasar modal di sekitar tanggal publikasi
laporan keuangan. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang
masuk dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan laporan
keuangan tahunan (tahun 2001). Hasil studi yang dilakukannya menunjukkan
terjadi abnormal return yang signifikan di periode publikasi laporan keuangan
tahunan.

Pertimbangan untuk mengetahui apakah laporan keuangan tahunan


yang dipublikasikan dapat mempengaruhi beliefs para investor dalam membuat
keputusan investasi didasarkan pada Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal Nomor Kep-17/PM/2002, peraturan nomor X.K.2 tentang kewajiban
penyampaian laporan keuangan berkala, laporan keuangan tahunan dan tengah
tahunan bersifat wajib sedangkan laporan keuangan triwulanan bersifat sukarela.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami peran riset pasar modal dalam menilai isi informasi dari
pengungkapan akuntansi.
2. Memahami asumsi efisiensi pasar yang diadopsi dalam riset pasar modal.
3. Memahami perbedaan antara riset pasar modal yang melihat kandungan
informasi dari pengungkapan akuntansi (Laporan keuangan), dan riset pasar
modal yang menggunakan data harga saham sebagai patokan untuk
mengevaluasi pengungkapan akuntansi (fundamental dan non-fundamental).
4. Dapat memahami “mengapa laba akuntansi yang tak terduga dan harga
saham yang abnormal diperkirakan terkait”.
5. Dapat membuat outline terkait hasil utama penelitian pasar modal dalam
akuntansi keuangan dan pengungkapannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal dan Laporan Keuangan


Pengertian dari pasar modal secara umum adalah suatu tempat
bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan
jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun (Samsul,2006). Sebenarnya,
suatu pasar modal lebih mirip dengan beberapa pasar lain, yaitu apabila jumlah
permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penawaran, maka sudah
dapat dipastikan harga akan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya jika jumlah
permintaan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penawaran, maka harga pun
akan jatuh atau menjadi murah.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market)


merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif
(opsi), maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk menyalurkan dana dari pihak yang mempunyai
kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Pasar modal merupakan
salah satu instrumen ekonomi pada dewasa ini yang mengalami perkembangan
sangat pesat, dijadikan indikator dan penunjang kemajuan perekonomian suatu
negara. Investor mulai tertarik dengan pasar modal sebagai salah satu sarana
investasi dengan tujuan untuk mendapatkan dividen atau capital gain
(Purboyono, 2001). Investor sering membandingkan antara harga pasar saham
dengan nilai atau harga sebenarnya dari saham tersebut, sebelum memutuskan
untuk membeli atau menjual suatu saham (Jogiyanto, 2000:17).

Sedangkan Laporan Keuangan adalah suatu daftar finansial suatu


entitas ekonomi yang disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir
periode atau catatan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan
yang telah menjalankan perusahaan selama satu periode (biasanya satu tahun).

3
B. Fungsi Pasar Modal dan Laporan Keuangan
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan
pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal
mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke
borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan
atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya
dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa
menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan
cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa
harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil. Sedangkan Laporan
Keuangan berfungsi sebagai berikut:
1) Menyusun Perencanaan Kegiatan Perusahaan
2) Mengendalikan Perusahaan
3) Dasar Pembuatan Keputusan Dalam Perusahaan
4) Pertimbangan dan pertanggung jawaban pada pihak Ekstern

C. Gambaran Penelitian Pasar Modal


Riset pasar modal mengeksplorasi peran akuntansi dan informasi
keuangan lainnya dipasar kesetaraan. Reaksi investor dibuktikan dengan transaksi
pasar modal mereka. Reaksi informasi yang menguntungkan dianggap
membuktikan dengan kenaikan harga dalam keamanan tertentu, sedangkan reaksi
yang tidak menguntungkan terhadap informasi yang di buktikan dengan
penurunan harga. Tidak ada perubahan harga sekitar waktu rilis informasi berarti
tidak ada reaksi terhadap informasi (rilis tidak memeberikan apa-apa yang baru).
Kesimpulan tentang reaksi pasar terhadap informasi tertentu dirilis atau peristiwa
yang berbasis umum dibuktikan dari sejumlah besar perusahaan, dengan data yang
mencakup beberapa tahun. Jenis penelitian ini sering digunakan untuk memeriksa
reaksi pasar ekuitas terhadap pengumuman informasi perusahaan dan untuk
menilai relevansi pilihan akuntansi dan pengungkapan alternatif bagi investor.
Jika perubahan harga keamanan disekitar waktu rilis informasi tertentu dan

4
dengan asumsi bahwa informasi dan tidak beberapa peristiwa lain yang
menyebabkan perubahan harga, maka dianggap bahwa informasi itu relevan dan
berguna untuk pengambilan keputusan investasi.
Berbeda dengan penelitian perilaku (dipertimbangkan dalam pasal 11)
yang menganalisis respon individu dengan pelaporan keuangan. Riset pasar modal
menilai efek agregat pelaporan keuangan, terutama pelaporan pendapatan
akuntansi pada investor dengan menangkap keputusan harga saham analisis secara
agregat. Brown (1994 P.24) berpendapat tentang hasil penelitian berfokus pada
respon pasar terhadap pengumuman akuntansi produktif.

“Untuk alasan yang itu, menurut dewan standar akuntansi keuangan


informasi tentang penghasilan dan komponennya itu tujuan utama dari
pelaporan keuangan produktif berorientasi pada kepentingan pemegang
saham yang merupakan kelompok penting dari keuangan pengguna
laporan; produktif adalah jumlah yang paling dianalisis dan
diperkirakan oleh analisis keamanan dan data yang dapat diandalkan
pada pendapatan yang tersedia”.

Perbedaan penting antara pasar modal dan penelitian perilaku adalah


bahwa penelitian pasar modal dianggap hanya investor, sedangkan penelitian
perilaku sering digunakan untuk memeriksa pengambilan keputusan oleh jenis
pengguna laporan keuangan seperti manajer bank, petugas pinjaman atau auditor.

Riset pasar modal bergantung pada asumsi dasar bahwa pasar ekuitas
efisien. Efisiensi pasar didefinisikan sesuai dengan hipotesis pasar yang efisien
(EMH) merupakan pasar yang menyesuaikan dengan cepat informasi untuk
sepenuhnya menyita ke harga saham ketika informasi dilepaskan (Fama et al.,
1969). Riset pasar modal dalam akuntansi mengasumsikan bahwa pasar ekuitas
adalah semi-kuat dari yang efisien. Artinya, bahwa semua pengungkapan publik
yang tersedia, cepat dan sepenuhnya disita ke harga saham secara objektif seperti
dirilis. Informasi yang relevan tidak diabaikan oleh pasar.

5
Efisiensi bentuk semi-kuat yang paling relevan untuk penelitian pasar
modal dalam akuntansi karena berkaitan dengan penggunaan informasi yang
tersedia untuk umum. Hipotesis lain tentang efisiensi pasar dalam minggu
perspektif bentuk efisiensi dan perspektif bentuk kuat yang efisiensi. Minggu ini
informasi tentang harga dan perdagangan volume lalu. Bentuk efisiensi pasaryang
kuatmengasumsikan bahwa harga keamanan, rata-rata, mencerminkan semua
informasi yang diketahui kepada siapa pun pada titik waktu (termasuk informasi
tidak tersedia untuk umum). Menurut Watts dan Zimmerman (1986, p 19) bukti
yang ada umumnya konsisten dengan bentuk semi-kuat dari EMH.
Pandangan bahwa pasar efisien tidak berarti bahwa harga saham akan
selalu memberikan prediksi yang akurat dari nilai masa depan arus kas. Prediksi
pasar kadang-kadang terbukti dibelakang salah, sehingga memerlukan
penyesuaian berikutnya.Hendriksen dan Van Breda (1992, hal 177) menyatakan:
“Ini perlu ditekankan bahwa efisiensi pasar tidak berarti
clairvoyancepada bagian dari pasar. Semua ini menunjukkan bahwa
pasar mencerminkan tebakan terbaik dari semua peserta berdasarkan
pengetahuan yang tersedia pada saat itu. Informasi baru muncul
sepanjang waktu yang membuktikan pasar tidak benar. Bahkan, menurut
definisi pasar akan bereaksi tidak sampai belajar sesuatu yang tidak
tahu sehari sebelumnya. Seseorang tidak dapat membuktikan pasar tidak
efisien, oleh karena itu, dengan melihat kembali menggunakan manfaat
dari belakang dan menunjuk ke tempat di mana pasar tidak benar.
Efisiensi pasar hanya menegaskan bahwa harga secara tepat ditetapkan
berdasarkan kondisi saat ini, bukti-bukti menunjukkan bahwa partical
dengan melihat ke belakang pasar selalu benar”.
Asumsi efisiensi pasar merupakan pusat riset pasar modal. Banyak
penelitian pasar modal menganggap hubungan adalah harga saham di pasar yang
efisien dianggap didasarkan pada harapan tentang laba masa depan. Jika informasi
tertentu menyebabkan perubahan harga, maka asumsi adalah bahwa informasi ini
berguna dan menyebabkan investor untuk merevisi harapan mereka tentang laba
masa depan dari organisasi yang bersangkutan. Artinya, harga saham dan kembali
digunakan sebagai tolak ukur dikompensasi dengan manfaat informasi keuangan

6
dinilai. Jika kita tidak tidak menganggap efisiensi pasar, maka ada
ketidakmampuan untuk menjelaskan bagaimana atau mengapa harga saham
berubah sekitar tanggal rilis informasi. Jika pasar saham tidak bentuk semi-kuat
yang efisien, mereka tidak memberikan benchmarksakurat terhadap pilihan
truntuk menilai alternatif pelaporan keuangan.Secara keseluruhan, ketidak
efisiensi pasar akan membuat hasil penelitian pasar modal untuk menjadi yang
terbaik kurang meyakinkan, dan paling buruk sangat tidak bisa diandalkan,
tergantung pada tingkat ketidak efisiensi ini.
Asumsi tentang efisiensi pasar pada gilirannya memiliki implikasi
akuntansi. Jika pasar efisien, mereka akan menggunakan informasi dari berbagai
sumber ketika memprediksi laba masa depan, dan karenanya saat menentukan
harga saham saat ini. Jika informasi akuntansi tidak berdampak pada harga saham
itu, dengan asumsi efisiensi bentuk semi-kuat, akan dianggap tidak memberikan
informasi dan yang saat ini tersedia. Pada ekstrim, akuntansi yang bertahan hidup
akan terancam.
Reaksi harga saham terhadap rilis informasi keuangan diambil untuk
menunjukkan bahwa pengumuman memiliki “konten informasi”, sedangkan
hubungan yang tinggi antara informasi dan berbagi keuangan harga atau kembali
selama jangka waktu menunjukkan bahwa informasi yang disediakan oleh sistem
akuntansi mencerminkan informasi yang digunakan oleh pasar modal (dan
informasi ini akan datang dari banyak sumber). Masing-masing peran ini untuk
informasi akuntansi di pasar ekuitas dieksplorasi di bagian berikut. Sementara
“konten informasi” dari berbagai jenis informasi keuangan dapat dinilai dengan
menggunakan riset pasar modal, sebagian besar pekerjaan ini telah difokuskan
pada pendapatan sebagai ukuran utama dari sistem akuntansi keuangan Fokus ini
membahas tentang cerminan dari pengumuman laba yang menyebabkan
pergerakan harga saham.

D. Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan


Undang-Undang No.8 Tahun 1995 berisi tentang pasar modal dan
peraturan lain yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta dan BAPEPAM,
menyatakan bahwa perusahaan publik atau emiten harus menyampaikan laporan

7
keuangan tahunan yang telah diaudit dan laporan keuangan semi tahunan yang
telah diaudit, sedangkan pengiriman laporan keuangan triwulan hanya bersifat
sukarela. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting untuk
investor karena dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
(membeli atau menjual saham) di pasar modal. Laporan keuangan mempunyai
kandungan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian atau mengubah
harapan para investor ketika mereka hendak berinvestasi.

Terkait teori atau alat uji reaksi pasar modal terhadap laporan
keuangan dapat ditinjau dari beberapa aspek berikut ini:

1. Teori Sinyal (Signaling Theory)


Harga pasar dari saham akan mencerminkan nilai suatu
perusahaan, semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan tersebut dan terjadi sebaliknya. Oleh karena itu setiap
perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat memperhatikan harga
sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah sering di kaitkan dengan
kinerja perusahaan yang kurang baik. Namun bila harga saham terlalu
tinggi (overprice) dapat mengurangi kemampuan investor untuk membeli
sehingga menyebabkan harga saham akan sulit untuk meningkat lagi.
Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik
dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian
pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik
dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat di tangkap
pasar dan dipersepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan
yang berkualitas buruk (Megginson, 1987). Pada saat melakukan
penawaran umum perdana, calon investor tidak sepenuhnya dapat
membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Oleh karena
itu, issuer dan underwriter (rational agent) dengan sengaja akan
memberikan sinyal pada pasar. Jika perusahaan mampu menunjukkan
kualitas perusahaan yang baik maka diharapkan ketidakpastian
berkurang.

8
2. Event Study
Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan
harga saham dipasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal
return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa
tertentu (Peterson, 1989). Sedangkan menurut Krizman (1994), event
study bertujuan mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang
mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga
tersebut. Dari penelitian tersebut tampak bahwa sebenarnya Even study
dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pergerakan
harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Sejalan dengan tujuan itu,
Even study juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien
(efficient market hypothesis) pada bentuk setengah kuat (semi strong
form).

3. Efisiensi Pasar Modal


Pada umumnya situasi pasar modal efisien bila informasi dapat

diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga semua

informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga saham

(Husnan, 1998:111). Pengertian harga pasar dalam hal ini adalah harga

saham yang ditentukan dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Sedang

bentuk mekanisme pasar modal tidak mudah untuk didefinisikan,

mengingat hal itu meliputi sejumlah aktivitas (kejadian) yang berpengaruh

pada beberapa keadaan. Efisiensi pasar modal ditentukan oleh seberapa

besar pengaruh informasi yang relevan, yang dipertimbangkan dalam

pengambilan keputusan investasi. Di sisi lain, pasar modal efisien

merupakan alat (tools) guna mengoperasikan gagasan perfect market,

dengan maksud agar para pelaku pasar dapat menyesuaikan diri, dalam

rangka mengambil keputusan (Sunariyah, 2004:184). Efisiensi pasar

9
modal merupakan salah satu indikator untuk menentukan kualitas suatu

pasar modal. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka kualitas pasar

modal tersebut akan semakin baik. Pada dasarnya terdapat dua jenis

efisiensi pasar modal, yakni efisiensi internal dan efisiensi eksternal

(Handaru dkk, 1996).Pasar modal semakin efisien internal apabila biaya

transaksi dalam perdagangan saham semakin rendah. Jadi, efisiensi ini

dikaitkan dengan besarnya biaya untuk melakukan pembelian atau

penjualan suatu saham. Sementara itu derajat efisiensi eksternal akan

ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga saham di pasar modal

terhadap informasi baru. Dengan kata lain, apabila harga saham di pasar

modal mencerminkan semua informasi yang ada (dan berhubungan dengan

saham tersebut), maka pasar modal akan memiliki efisiensi eksternal yang

semakin tinggi. Dari pengertian efisiensi eksternal tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa jenis efisiensi ini akan dikaitkan dengan informasi,

artinya efisiensi pasar modal akan diukur secara informasional (Handaru

dkk, 1996). Hal yang sama juga diungkapkan Husnan (1998) melalui

pernyataan bahwa pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga

sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan

dengan cepat. Sunariyah (2004) menjelaskan bahwa informasi di pasar

modal sangatlah berarti dalam setiap pengambilan keputusan investasi.

Dengan begitu banyaknya informasi yang perlu dipertimbangkan,

maka efisiensi pasar mempunyai arti penting sebagai berikut :

a. Jika pasar efisien, para manajer perusahaan akan bekerja

memperbaiki kinerja perusahaannya. Ini berarti bahwa perusahaan

10
dengan prospek bagus akan mempunyai harga saham yang tinggi,

sebaliknya perusahaan dengan prospek yang kurang baik akan

dinilai sahamnya pada harga rendah.

b. Pasar efisien digunakan untuk memperoleh biaya modal. Ini berarti

bahwa perusahaan dengan prospek tinggi akan memperoleh modal

pada harga yang wajar (fair). Harga saham merupakan cerminan

tentang kondisi perusahaan.Dengan harga saham yang tinggi dapat

dapat digunakan sebagai ajang promosi tentang kondisi

perusahaan.

c. Jika pasar efisien, lembaga keuangan tidak akan khawatir tentang

harga saham.

d. Pada pasar efisien, biaya iklan untuk saham baru relatif kecil.

Hipotesis pasar efisien mengasumsikan bahwa harga saham tidak

akan dipengaruhi oleh biaya iklan tersebut.

e. Di pasar efisien, para investor tidak memerlukan sumber informasi

lain.

Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara

harga sekuritas dengan informasi. Fama mengklasifikasikan informasi menjadi

tiga tipe (Husnan, 1998:269) yaitu (1) perubahan harga di waktu yang lalu (past

price changes), (2) informasi yang tersedia kepada publik (public information),

dan (3) informasi yang tersedia baik kepada publik maupun tidak (public and

private information). Ketiga tingkatan itu adalah efisien lemah, efisien

setengah kuat, dan efisien kuat (Jogiyanto, 1998:284), yaitu :

11
a. Efisien pasar bentuk lemah (weak form efficiency)

Menunjukkan bahwa harga merefleksikan semua informasi yang

terangkum dalam catatan masa lalu. Dalam keadaan ini investasi tidak

dapat memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari keadaan

normal secara konsisten dengan menggunakan informasi hanya dari

masa lalu, dengan kata lain informasi ini tidak relevan untuk tingkat

hasil yang berlebih.

b. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi-strong form)

Efisien bentuk setengah kuat adalah keadaan dimana harga-harga

sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan

keuangan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa : ·

Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga

sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikannya dalam bentuk

pengumuman oleh emiten seperti pengumuman laba, pembagian

deviden, merger dan akuisisi. · Informasi yang dipublikasikan yang

mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan, berupa

peraturan pemerintah. · Informasi yang dipublikasikan yang

mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar

di pasar saham, peraturan pemerintah.

c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Jika harga tidak hanya mencerminkan informasi di waktu lalu dan

informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang diperoleh

12
dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian dan

informasi-informasi lain yang tidak atau belum dipublikasikan dalam

keadaan semacam ini harga sekuritas akan menjadi sangat wajar, dan

tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik

mengenai harga saham secara konsisten. Bila terjadi kenaikan harga

namun perlu diuji apakah kenaikan itu terjadi dengan cepat dan

menyebabkan abnormal return secara konsisten, karena inilah yang

diperhatikan dalam isu efisiensi pasar. Pasar yang efisien

memungkinkan terjadinya pergerakan dana ke bidang investasi yang

mempunyai prospek cerah. Oleh karena itu dalam pasar yang efisien,

investor hanya akan memperoleh return atau resiko sistematis yang

ditanggungnya. Investor tidak akan menerima return atas resiko unik

karena resiko ini dapat dihilangkan apabila investor melakukan

diversifikasi. Jika didapat return atas resiko unik maka dikatakan bahwa

investor memperoleh abnormal return (Harijono, 1999:75).

4. Return Saham
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

atas suatu investasi yang dilakukanya. Menurut Ang (1997), setiap

investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan

utama yaitu mendapatkan keuntungan yang disebut return baik langsung

maupun tidak langsung. Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu

current income (pendapatan berjalan) dan capital gain (keuntungan selisih

harga). Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui

pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran deposito, bunga

13
obligasi, deviden dan sebagainya. Return saham merupakan pendapatan

yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di

perusahaan tertentu. Komponen penghitungan return saham terdiri dari

capital gain/loss dan deviden. Capital gain/loss merupakan selisih laba/rugi

yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif

lebih tinggi/rendah dibandingkan harga saham periode sebelumnya.

Sedangkan deviden merupakan bagian dari laba perusahaan yang

dibagikan kepada para pemegang sahamnya. Devidennya biasanya

dibagikan pada periode tertentu sesuai dengan keputusan manajemen.

Deviden yang dibagikan dapat menciptakan kepercayaan pemegang saham

kepada manajemen. Expected return merupakan return yang diharapkan

oleh investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan

datang. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor

internal meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur pemodalan,

hutang, tingkat laba yang dicapai dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal

perusahaan meliputi pengaruh kebijakan moneter dan kebijakan fiskal,

perkembangan sektor industri dan lain-lain (Ang, 1997).

5. Abnormal Return
Abnormal return adalah return yang didapat investor tidak sesuai

dengan pengharapan. Abnormal return adalah selisih antara return yang

diharapkan dengan return yang didapatkan. Selisih return akan positif jika

return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return

yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapatkan

lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung.

14
Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-kejadian tertentu,

misalnya hari libur nasional, awal bulan, awal tahun, suasana politik yang

tidak menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, stock split, penawaran

perdana saham, dan lain-lain. Studi peristiwa menganalisa return tidak

normal dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari

suatu peristiwa. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Abnormal return sendiri

adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return

ekspektasi (Jogiyanto, 2000:429).

6. Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham merupakan indikator untuk
mengetahui kegiatan perdagangan saham. Volume perdagangan saham
merupakan jumlah saham yang diperdagangkan di bursa pada suatu waktu
tertentu. Aktivitas volume perdagangan digunakan untuk melihat apakah
investor individual menilai laporan keuangan informatif, dalam arti apakah
informasi tersebut membuat keputusan perdagangan yang normal. Ukuran
tersebut tidak memisahkan keputusan pembelian (yang bisa dikaitkan
dengan informasi positif) dengan keputusan penjualan (yang bisa dikaitkan
dengan informasi negatif) (Husnan, 1998:112). Suatu informasi dikatakan
relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu mempengaruhi
keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang
tercermin pada perubahan harga. Salah satu informasi yang dianggap
relevan oleh para investor adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan adalah salah satu informasi publik yang dapat digunakan untuk
merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi, dan
sekuritas lainnya. Jika pelaku pasar modal menggunakan laporan keuangan
sebagai informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi,
seharusnya laporan keuangan yang diumumkan pada publik mampu

15
mempengaruhi harga sekuritas. Dengan kata lain, pasar bereaksi terhadap
pengumuman laporan keuangan. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga dan volume perdagangan saham perusahaan yang
melakukan pengumuman laporan keuangan. Laporan keuangan sebagai
hasil akhir dari proses akuntansi memang dirancang untuk menyediakan
kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditur, dan pemakai eksternal
lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit dan pengambilan
keputusan lainnya.

E. Kandungan Informasi dari Laba


Banyak penelitian telah menyelidiki reaksi pasar modal terhadap
pengumuman laba. Artinya, ketika sebuah perusahaan mengumumkan laba untuk
tahun ini (atau setengah tahun) apa dampaknya, jika ada, pada harga sahamnya?
Dengan anggapan pasar modal bentuk semi-kuat yang efisien (mereka bereaksi
dengan cepat dan dengan cara yang berisi untuk tersedia untuk umum informasi),
gerakan harga saham dianggap menunjukkan bahwa informasi baru dalam
pengumuman laba publik telah dimasukkan ke dalam sekuritas harga melalui
kegiatan investor di pasar. Itu berguna dalam menilai kembali arus kas masa
depan entitas.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan informasi tentang pendapatan
yang akan terkait dengan efek perubahan harga. Teori keuangan modern
mengusulkan bahwa harga saham dapat ditentukan sebagai jumlah arus yang
diharapkan dimasa mendatang kas dari dividen, didiskontokan ke nilai kini
dengan menggunakan tingkat pengembalian yang sepadan dengan tingkat
perusahaan dari risiko. Selanjutnya, dividen adalah fungsi dari laba akuntansi,
karena mereka umumnya hanya dapat dibayarkan dari masa lalu dan pendapatan
saat ini. Oleh karena itu berikut bahwa jika arus kas terkait dengan (fungsi) laba
akuntansi, maka harga saham di perusahaan saya, yang kita dapat menunjukkan
sebagai Pi, dapat dilihat sebagai jumlah dari yang diharapkan laba masa depan per
saham (Ē), didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto
risiko disesuaikan (Ki). Artinya, untuk perusahaan i hari ini: Pemasok mungkin
tergantung pada likuiditas dan pendanaan variabel. Kreditur mungkin menuntut

16
perlindungan dalam pemeliharaan jatah keuangan tertentu seperti debt-to-quity
atau kali bunga yang diperoleh, atau tingkat minimum modal atau ekuitas kerja.

Persamaan menunjukkan bahwa total atau return aktual dapat dibagi


menjadi return normal (atau diharapkan), mengingat pergerakan harga pasar yang
cepat (αit + ᵦitRmt), dan return abnormal (atau tak terduga) karena pergerakan
harga saham-perusahaan tertentu (μit). Return normal diharapkan bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan, tergantung pada tingkat risiko sistematis dalam
hubungannya dengan pasar, sementara return abnormal diharapkan bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan, tergantung pada apakah ada informasi baru mengenai
perusahaan yang menyebabkan investor untuk merevisi harapan mengenai laba
masa depan.

Model pasar digunakan untuk mengendalikan pergerakan harga saham


karena situasi pasar, yang memungkinkan peneliti untuk fokus pada pergerakan
harga saham akibat berita-perusahaan tertentu. Sebagai contoh, bagian dari return
2,6% diperoleh Perusahaan CMR setelah mengumumkan laba tahunannya
mungkin dapat diperlakukan untuk kenaikan keseluruhan di pasar pada hari
pengumuman. Seorang peneliti menganalisa dampak dari pengumuman laba akan
mengendalikan dampak kenaikan ini di pasar dengan memotong dari
pengembalian Perusahaan CMR. Dengan asumsi αCMR = 0, ᵦCMR = 1, dan Rm
= 1%, perhitungan ini akan meninggalkan return abnormal (μCMR) dari 1,6%.
Hal ini adalah return abnormal, atau pergerakan harga saham-perusahaan tertentu,
yang dianalisis oleh peneliti untuk menentukan dampak pengumuman informasi
perusahaan.

Riset pasar modal ke dalam hubungannya dengan laba / return analisis


pergerakan harga khusus perusahaan (return abnormal) pada saat pengumuman
laba. Return abnormal ini digunakan sebagai indikator kandungan informasi dari
pengumuman. Artinya, berapa banyak, jika ada, informasi baru telah dirilis ke
pasar modal. Jika tidak ada reaksi harga, diasumsikan bahwa pengumuman tidak
berisi informasi baru. Artinya, informasi itu sudah diketahui atau diantisipasi oleh
pelaku pasar.

17
1. Hasil Riset Pasar Modal ke Dalam Laporan Keuangan
Riset pasar modal telah menjadi fokus utama penelitian akuntansi
keuangan selama tiga puluh tahun terakhir. Penelitian telah menyelidiki
kandungan informasi laba serta banyak item akuntansi dan pengungkapan lainnya.
Hasil penelitian ini berguna bagi praktisi akuntan dan profesional keuangan
seperti analis saham. Pengetahuan tentang hasil ini dianggap sangat berguna
dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan pelaporan keuangan. Pilihan
yang lebih tepat antara alternatif akuntansi dan pengungkapan dapat dilakukan
jika dampak yang diharapkan pada harga saham diantisipasi ketika membuat
keputusan pelaporan keuangan. Ringkasan berisi beberapa hasil riset pasar
modal yang lebih penting sebagai berikut.
1. Pendapatan berbasis biaya historis digunakan oleh investor
Ball dan Brown (1968), dalam publikasi riset pasar modal besar
pertama di bidang akuntansi, menyelidiki kegunaan laba akuntansi
berdasar model biaya historis. Sebelum penelitian mereka, ada
pandangan luas bahwa metode akuntansi biaya historis menghasilkan
"makna" bahwa informasi yang tidak berguna bagi investor dan
pengguna lain dari laporan keuangan. Ball dan Brown melihat perlunya
bukti empiris tentang apakah laba akuntansi, dihitung dengan
menggunakan prinsip akuntansi biaya historis, memberikan informasi
yang berguna bagi investor. Mereka menyatakan (p 159).

“Jika, seperti yang ditujukkan dalam bukti, harga saham yang


sebenarnya menyesuaikan dengan cepat terhadap informasi baru
yang tersedia, maka perubahan harga saham akan mencerminkan
arus informasi ke pasar. Revisi diamati dari harga saham yang terkait
dengan rilis laporan pendapatan sehingga akan memberikan bukti
bahwa informasi yang tercermin dalam proksi pendapatan itu
berguna.”

Dengan menggunakan data pada 261 perusahaan AS, mereka


menguji apakah perusahaan dengan kenaikan tak terduga laba akuntansi

18
memiliki return abnormal yang positif, dan perusahaan dengan
penurunan tak terduga dalam laba akuntansi memiliki return abnormal
negatif (rata-rata). Pendapatan tak terduga dihitung (cukup
menyederhanakan) sebagai perbedaan antara laba saat ini dan laba tahun
sebelumnya. Artinya, mereka menganggap bahwa laba tahun ini
diharapkan akan sama dengan laba tahun lalu. Data harga saham bulanan
digunakan, dengan model pasar yang digunakan untuk menghitung return
abnormal untuk setiap perusahaan. Return abnormal kumulatif (CAR)
kemudian dihitung untuk masing-masing (a) sampel penuh perusahaan,
(b) perusahaan dengan kenaikan laba tak terduga (pengumuman
menguntungkan), dan (c) perusahaan dengan penurunan laba tak terduga
(pengumuman tidak menguntungkan), dengan menjumlahkan return
abnormal rata-rata untuk masing-masing kelompok dari waktu ke waktu.
Mereka menemukan bukti yang menunjukkan bahwa informasi
yang terdapat dalam laporan tahunan digunakan dalam pengambilan
keputusan investasi meskipun keterbatasan sistem akuntansi biaya
historis. Hasil ini dibuktikan dengan CAR selama bulan dari
pengumuman laba (bulan 0). Seperti dapat dilihat perusahaan dengan
kenaikan laba tak terduga (pengumuman menguntungkan), yang diwakili
oleh baris teratas dalam tabel, memiliki return abnormal yang positif,
sementara perusahaan dengan penurunan laba tak terduga (pengumuman
tidak menguntungkan), yang diwakili oleh garis bawah dalam grafik,
memiliki return abnormal negatif selama bulan pengumuman (rata-rata).
Karena studi awal Ball dan Brown, penelitian ini telah direplikasi
berkali-kali dengan menggunakan data dan metode penelitian yang lebih
canggih. Hasil muncul untuk mengkonfirmasi kegunaan pendapatan
berbasis biaya historis kepada investor. Hal ini bukan untuk mengatakan
bahwa sistem akuntansi biaya historis adalah "yang paling berguna",
karena sistem akuntansi nilai sekarang (nilai saat ini) atau biaya saat ini
(nilai sekarang) mungkin lebih berguna, tetapi memberikan beberapa
kepercayaan pada penggunaan biaya historis secara berkelanjutan.

19
2. Sebelum rilis laba, investor memperoleh banyak informasi yang
mereka butuhkan dari sumber lain
Selain mengkonfirmasikan manfaat dari model akuntansi biaya
historis, Ball dan Brown menemukan bahwa sebagian besar informasi
yang terkandung dalam pengumuman laba (85-90%) diantisipasi oleh
investor. Kemiringan bertahap dalam garis (yang merupakan kumulatif
return abnormal) sebelum pengumuman laba (yang dibuat pada waktu 0).
Antisipasi perubahan laba oleh investor menunjukkan bahwa investor
memperoleh banyak informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan investasi dari sumber selain pengumuman laba tahunan
(mungkin dari siaran pers, rilis para analis, informasi tentang produksi
dan tren penjualan dalam industri, dan sebagainya). Hal ini tidak
mengherankan mengingat bahwa alternatif sumber informasi seperti
perkumpulan konferensi analis, dan siaran pers, umumnya lebih tepat
waktu dibandingkan dengan laporan tahunan, yang cenderung keluar
beberapa minggu setelah tanggal neraca dan lebih jarang daripada banyak
alternatif sumber informasi. Oleh karena itu, kita tidak pernah bisa
berharap untuk menghasilkan laporan akuntansi yang akan memberitahu
investor segala sesuatu yang mereka mungkin ingin tahu. Artinya,
penyediaan semua informasi yang relevan dari investor bukanlah untuk
dijadikan dasar yang baik dalam regulasi atau praktek. Ketika membuat
keputusan pelaporan keuangan, penting untuk diingat bahwa, sementara
akuntansi tampaknya menjadi sumber informasi yang penting bagi pasar
saham, sehingga hal itu bukan satu-satunya sumber informasi.
Dalam menyelesaikan diskusi kita Ball dan Brown (1968) itu
mungkin tidak layak bahwa makalah ini secara umum diterima sebagai
artikel akuntansi akademik yang paling diikuti. Hal ini tentu mewakili
perubahan dari penelitian akuntansi sebelumnya, yang didominasi
normatif. Berkaca pada pentingnya Ball dan Brown (1968), Brown (.
1994, hal 24) menyatakan:
Sejumlah alasan telah diberikan untuk menjelaskan makalah
dampak besar pada literatur akuntansi sejak tahun 1968:

20
 Penelitian tersebut diarahkan dalam model dari sebuah eksperimen
tradisional: hipotesis, pengumpulan data, analisis data, kesimpulan.
 Penelitian tersebut mengungkapkan pandangan yang berlawanan
dengan kritik dari GAAP (kritikus menyatakan bahwa informasi
akuntansi biaya historis itu berarti dan berguna)
 Penelitian tersebut adalah permohonan awal untuk "penelitian
empiris"
 Penelitian tersebut menekankan penggunaan data untuk menguji
keyakinan.
 Penelitian tersebut mengadopsi perspektif informasi
 Penelitian tersebut mengandung unsur-unsur dasar desain penelitian
yang menjadi model untuk penelitian masa depan: bentuk semi-kuat
dari EMH adalah hipotesis dipertahankan, sehingga fokusnya adalah
pada perilaku pasar sekitar tanggal pengumuman, prediksi
penghasilan dimodelkan untuk mengidentifikasi berita dalam, atau
apa yang baru tentang, laporan pendapatan, laba GAAP
dibandingkan dengan versi utama arus kas operasi, dan return
abnormal diukur dengan Model Pasar dan CAPM.
 Penelitian tersebut adalah percobaan sangat kuat, dalam arti bahwa ia
telah direplikasi untuk perusahaan dengan tahun fiskal yang berbeda,
di berbagai negara, dan pada waktu yang berbeda.
 Penelitian tersebut memunculkan banyak makalah di bidang terkait.

Pengembangan Positif Teori Akuntansi, setidaknya sebagian,


dengan pendekatan eksperimental awal yang diadopsi oleh Ball dan
Brown (1968).

3. Isi informasi laba tergantung pada sejauh mana alternatif sumber


informasi
Penelitian menunjukkan bahwa kandungan informasi dari laba
bervariasi antara negara dan antarperusahaan dalam suatu negara.
Misalnya, Brown (1970) menemukan bahwa bila dibandingkan dengan

21
pasar AS, pasar Australia memiliki penyesuaian lebih lambat sepanjang
tahun, dengan penyesuaian yang lebih besar pada tanggal pengumuman
laba. Hasil ini menunjukkan bahwa laporan tahunan adalah sumber
informasi yang lebih penting bagi pasar modal Australia daripada untuk
pasar modal AS karena ada sedikit alternatif sumber informasi bagi
perusahaan-perusahaan Australia. Perbedaan dalam tingkat alternatif
sumber informasi sebagian karena peraturan Australia yang diperlukan
hanya setengah-tahunan daripada laporan triwulanan, dan juga
merupakan fungsi dari perbedaan rata-rata ukuran perusahaan antara
kedua negara. Perusahaan-perusahaan kecil cenderung memiliki alternatif
sumber informasi yang lebih sedikit daripada perusahaan besar, dan
cenderung akan diikuti oleh para analis sekuritas. Perbedaan dalam
tingkat alternatif sumber informasi antara perusahaan-perusahaan kecil
dan besar menyebabkan perbedaan kegunaan pengumuman, dengan ini
menjadi lebih berguna untuk perusahaan kecil daripada perusahaan besar
Australia. Oleh karena itu, sejauh mana alternatif sumber informasi harus
dipertimbangkan ketika membuat keputusan pelaporan keuangan.

4. Dampak pasar modal atas perubahan laba yang tidak terduga


tergantung pada apakah perubahan ini diharapkan menjadi
permanen atau sementara
Setelah temuan Ball dan Brown bahwa arah perubahan laba tak
terduga secara positif berkaitan dengan arah pengembalian abnormal,
penelitian lebih lanjut dilakukan dalam hubungan antara besarnya
perubahan tak terduga dalam laba, atau laba per saham, dan besarnya
pengembalian normal. Hubungan ini sering disebut sebagai koefisien
respon laba. Hasil menunjukkan bahwa ini bukan hubungan satu-ke-satu.
Memang, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengembalian
abnormal rata-rata terkait dengan 1% perubahan yang tak terduga pada
laba yang hanya 0,1-0,15% (Beaver, Lamberd dan Morse, 1980).
Hubungan ini bervariasi, tergantung pada apakah perubahan laba
diharapkan akan permanen atau sementara. Kenaikan permanen

22
diharapkan menghasilkan peningkatan dividen, dan arus kas masa depan,
dan ini berarti perubahan atas nilai perusahaan. Di sisi lain, kenaikan
sementara didiskontokan atau diabaikan, karena mereka tidak diharapkan
memiliki dampak yang sama pada dividen yang diharapkan di masa
depan (Easton dan Zmijewski, 1989). Sementara beberapa perubahan
laba seperti yang karena biaya restrukturisasi yang jelas sementara, lebih
sulit untuk menentukan apakah perubahan laba lain cenderung bertahan.

5. Pengumuman Laba pada Perusahaan Lain


Pada saat suatu perusahaan mengumumkan laba tahunannya, pada
umumnya menghasilkan return abnormal untuk tidak hanya perusahaan
yang bersangkutan, tetapi juga untuk perusahaan lain dalam industri yang
sama (Foster, 1981). Artinya, terdapat konten informasi untuk perusahaan
yang sama serta untuk perusahaan yang mengumumkan. Fenomena ini,
dikenal sebagai “transfer informasi”. Tujuan reaksi pasar modal terkait
dengan apakah berita yang terkandung dalam pengumuman mencerminkan
perubahan dalam kondisi untuk seluruh industri, atau perubahan relatif
pangsa pasar dalam industri. Karena informasi yang diperoleh dari
pengumuman perusahaan yang sama, informasi yang dirilis tentang
perubahan penjualan dan laba mengakibatkan reaksi harga untuk
perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama, serta perusahaan
yang membuat pengumuman. Oleh karena itu, dalam membentuk harapan
tentang bagaimana informasi dirilis, seperti pengumuman laba, mungkin
mempengaruhi harga saham, penting untuk mempertimbangkan waktu
relatif perilisan informasi pada orang-orang dari perusahaan yang sama,
karena informasi tentang perusahaan dapat diperoleh dari perrilisan
informasi perusahaan sejenis.
Penelitian Firth menunjukkan bahwa ketika ”kabar baik” dirilis
tentang laba akuntansi, harga saham dari perusahaan-perusahaan yang
tidak mengumumkan dalam industri yang sama bereaksi cepat (pada hari
yang sama) dengan menunjukkan peningkatan yang signifikan secara
statistik. Jika pengumuman laba berdampak pada perusahaan dalam harga

23
saham dari perusahaan lain di industri yang sama, akan ada harapan bahwa
jika sejumlah perusahaan yang akan merilis informasi laba, maka semua
hal lain dianggap sama, reaksi harga saham terbesar mungkin dihasilkan
oleh entitas yang merilis pertama. Pada saat entitas terakhir merilis
pengumuman laba untuk akhir tahun tertentu, itu bisa diharapkan banyak
informasi akan disita dalam harga saham dan karenanya pengumuman
terakhir akan memiliki dampak yang relatif kecil terhadap harga saham.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan dalam sektor industri
adalah yang pertama menyiapkan hasil laporan keuangannya untuk tahun
ini, dan laporan tersebut mencatat keuntungan (keuntungan lebih rendah)
yang tidak diharapkan oleh pasar, maka ini akan menyebabkan kenaikan
harga saham (penurunan) di seluruh perusahaan di sektor industri tersebut.

6. Informasi dari Perkiraan Laba


Pengumuman laba yang diharapkan dan laba aktual perusahaan
selalu dikaitkan dengan return saham. Karena laba yang diharapkan dan
laba aktual ditentukan oleh kinerja manajemen dan analis perusahaan
tersebut. Tidak hanya pengumuman laba aktual tampak menyebabkan
perubahan harga saham, tetapi pengumuman laba diharapkan juga tampak
menyebabkan perubahan harga. Serupa dengan pengumuman laba,
perkiraan laba yang berhubungan dengan return pasar baik dari segi arah
dan besarnya (Penman, 1980; Imhoff dan Lobo, 1984). Hasil ini tidak
mengherankan karena perkiraan laba diharapkan mengandung informasi
baru yang dapat digunakan dalam memprediksi laba di masa depan.
Prakiraan laba masa depan diharapkan muncul untuk menjadi cara yang
efektif untuk mengkomunikasikan informasi ke pasar saham. Perkiraan
berita buruk tentang lebih rendah dari laba masa depan yang diantisipasi
mungkin berguna untuk menghindari tuntutan hukum pemegang saham
yang potensial.
Baginski berpendapat bahwa harga saham perusahaan dalam
industri yang sama tidak memberikan perkiraan laba yang berkorelasi

24
positif dengan perubahan ekspektasi laba ditunjukkan oleh perkiraan laba
yang dikeluarkan oleh manajer perusahaan lain dalam industri yang sama.

7. Manfaat Pengungkapan Informasi Sukarela


Pengungkapan akuntansi sukarela dilakukan pada laporan tahunan,
maupun yang melalui rilis media. Sebagai contoh, Lang dan Lundholm
menunjukkan bahwa perusahaan dengan kebijakan pengungkapan yang
lebih informatif memiliki analis yang lebih banyak dan analis dalam
perkiraan laba yang lebih akurat. Perusahaan dengan kebijakan
pengungkapan sukarela ini mendapatkan manfaat yaitu potensi manfaat
peningkatan investor selanjutnya dan mengurangi asimetri informasi.
Selanjutnya, Botosan (1997) menunjukkan bahwa peningkatan
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dikaitkan dengan
mengurangi biaya modal ekuitas, khususnya untuk perusahaan yang punya
analis sedikit.

8. Pengakuan versus Pengungkapan Sederhana di Footnote


Pengakuan item dengan mencatat dalam laporan keuangan dan
termasuk jumlahnya dirasakan berbeda daripada pengungkapan jumlah
secara sederhana di footnote sebuah laporan. Contohnya, Aboody
menemukan bahwa dimana perusahaan di industri minyak dan gas
Amerika mengakui kurang saji dalam laporan keuangan mereka, dampak
harga negatif adalah signifikan, namun ketika perusahaan dalam industri
yang sama mengungkapkan secara sederhana di footnote, dampak harga
adalah tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih
mengandalkan jumlah yang diakui daripada jumlah diungkapkan karena
informasi diungkapkan dianggap kurang andal dibandingkan informasi
yang diakui.

9. Pengumuman Laba Dengan Ukuran Perusahaan


Hubungan antara pengumuman laba dan pergerakan harga saham
berbanding terbalik dengan ukuran sebuah entitas. Artinya, pengumuman

25
laba telah ditemukan umumnya memiliki dampak yang lebih besar pada
harga saham perusahaan-perusahaan kecil dibandingkan dengan
perusahaan besar. Hal ini dijelaskan pada dasar bahwa dengan perusahaan
besar ada informasi yang umumnya lebih tersedia di pasar dan
kemungkinan oleh karena itu lebih besar bahwa proyeksi tentang
pendapatan telah disita dalam harga saham.
Grant menyelidiki konteks informasi dari pengumuman laba
perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek New York,
serta saham yang diperdagangkan pada apa yang dikenal sebagai Over The
Counter Market (OTC). Perusahaan yang diperdagangkan di OTC
biasanya lebih kecil daripada perusahaan yang diperdagangkan di Bursa
Efek New York. Konsisten dengan efek ukuran perusahaa , harga saham
yang diperdagangkan di OTC yang lebih resposif saat pengumuman laba
dari harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York.

10. Apakah Harga Saham Saat Ini Dapat Mengantisipasi Pengumuman


Laba di Masa Depan ?
Seiring ukuran perusahaan yang meningkat, perspektif umum yang
diambil adalah bahwa harga pasar saham menggabungkan informasi dari
sejumlah sumber yang luas. Oleh karena itu, untuk perusahaan besar kita
mungkin benar-benar dapat mengatakan bahwa harga saham bisa
mengantisipasi pengumuman laba masa depan dengan beberapa tingkat
akurasi.
Harga saham dan return diakui oleh beberapa periset menyediakan
patokan yang berguna untuk menentukan apakah informasi akuntansi
relevan untuk pembuatan keputusan investor. Harga saham dianggap
merepresentasikan ukuran patokan untuk nilai perusahaan (per saham),
sedangkan return merepresentasikan ukuran patokan untuk kinerja
perusahaan (per saham). Patokan-patokan tersebut digunakan untuk
membandingkan kegunaan akuntansi alternatif dan metode pelaporannya.
Beaver, Lambert, dan Morse melakukan penelitian paling awal
yang menyelidiki bagaimana data tentang harga saham secara efisien

26
digunakan periset untuk memperkirakan laba akuntansi masa depan.
Mereka menemukan bahwa harga saham dan return terkait berhubungan
dengan laba akuntansi, dan menemukan bahwa harga saham pada tahun t
berhubungan positif dengan pendapatan akuntansi pada tahun t + 1 (harga
saham menyebabkan laba akuntansi). Hal ini menunjukkan bahwa
pergerakan harga saham memberikan indikasi gerakan masa depan laba
akuntansi. Karena berbagai sumber informasi, harga saham tampaknya
bisa mengantisipasi laba akuntansi di masa mendatang. penelitian
menunjukkan bahwa harga saham perusahaan-perusahaan besar tidak
menyesuaikan banyak untuk pengumuman pendapatan seperti halnya
harga saham perusahaan-perusahaan kecil. Hal ini dijelaskan atas dasar
bahwa ada informasi yang tersedia dan dianalisis dalam kaitannya dengan
perusahaan besar, dan karenanya informasi tentang pendapatan sudah
disita dalam harga saham.
Sekarang jika kita yakini bahwa harga saham benar-benar dapat
mengantisipasi pengumuman laba seperti yang ditunjukkan di Beaver,
Lambert dan Morse (1980) dan Beaver, Lambert dan Ryan (1987 ), maka
mungkin harga saham bisa mengantisipasi laba akuntansi lebih efisien
dalam kasus perusahaan besar.
Dechow (1994) menyelidiki bagaimana baiknya laba akuntansi
merefleksikan return pasar. Laba diprediksi menjadi lebih berguna untuk
mengukur kinerja perusahaan dibandingkan arus kas karena diprediksikan
lebih tepat waktu dan sedikit masalah pencocokan.
Easton, Eddey, dan Harris (1993) menyelidiki apakah revaluasi
aset menghasilkan keselarasan antara informasi yang tercermin dalam
laporan tahunan dan informasi yang tersirat dalam harga saham dan return.
Sekali lagi, data harga saham yang digunakan sebagai patokan terhadap
data akuntansi yang dinilai. Menurut Easton et al. (p.16)
“Harga yang digunakan untuk menilai sejauh mana laporan
keuangan, termasuk revaluasi aset, mencerminkan keadaan perusahaan
pada suatu titik waktu, dan kembali digunakan untuk menilai ringkasan

27
perubahan dalam keadaan keuangan yang disediakan dalam laporan
keuangan.“
Mereka menemukan bahwa penilaian kembali aset umumnya
menghasilkan keselarasan yang lebih baik dari nilai pasar dan buku.
pandangan bahwa nilai pasar telah dipandang merefleksikan nilai aset
perusahaan saat ini. Sehingga disarankan bahwa investor dapat
memperkirakan informasi nilai saat ini yang sebelumnya diungkapkan
dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, ketika informasi nilai saat ini
tidak menyediakan informasi baru kepada investor, maka merefleksikan
informasi yang digunakan oleh investor dalam membuat keputusan
investasi mereka.

28
BAB III KESIMPU LAN

KESIMPULAN

Riset pasar modal bergantung pada asumsi dasar bahwa pasar ekuitas
efisien. Efisiensi pasar didefinisikan sesuai dengan hipotesis pasar yang efisien
(EMH) merupakan pasar yang menyesuaikan dengan cepat informasi untuk
sepenuhnya menyita ke harga saham ketika informasi dilepaskan (Fama et al.,
1969). Terkait teori atau alat uji reaksi pasar modal terhadap laporan keuangan
dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu teori sinyal, event study dan efisiensi
pasar modal. Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan
antara harga sekuritas dengan informasi. Efisiensi pasar modal ada tiga tingkatan
yaitu pasar efisien bentuk lemah, pasar efisien bentuk semi, pasar efisien bentuk
kuat.

Banyak penelitian telah menyelidiki reaksi pasar modal terhadap


pengumuman laba. Artinya, ketika sebuah perusahaan mengumumkan laba untuk
tahun ini (atau setengah tahun) apa dampaknya, jika ada, pada harga sahamnya?
Dengan anggapan pasar modal bentuk semi-kuat yang efisien (mereka bereaksi
dengan cepat dan dengan cara yang berisi untuk tersedia untuk umum informasi),
gerakan harga saham dianggap menunjukkan bahwa informasi baru dalam
pengumuman laba publik telah dimasukkan ke dalam sekuritas harga melalui
kegiatan investor di pasar. Itu berguna dalam menilai kembali arus kas masa
depan entitas. Ball dan Brown menemukan bahwa sebagian besar informasi yang
terkandung dalam pengumuman laba (85-90%) diantisipasi oleh investor.

29
DAFTAR PUSTAKA

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. (2006). Pasar Modal di


Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Deegan, C. (2014). Financial Accounting Theory. Australia.
Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 7.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

30

You might also like