You are on page 1of 19

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kondisi geografis yang berupa daratan, lautan,


pegunungan, dan banyaknya pulau-pulau kecil yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Hal ini menyebabkan akses pelayanan kesehatan untuk daerah tertentu
sangat sulit dijangkau, termasuk pada daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan
(DTPK). Ketersediaan tenaga kesehatan dan sarana-prasarana merupakan masalah
utama yang terjadi di lapangan. Namun demikian, pelayanan kesehatan kepada
masyarakat wajib dilaksanakan dan tidak dapat ditunda untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan salah satunya adalah pelayanan
kesehatan primer.
Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan yang lebih
menitikberatkan pada promosi dan prevensi dibandingkan dengan kuratif dan
rehabilitasi. Seorang dokter pada pelayanan kesehatan primer diharapkan mampu
berperan dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM), seperti melakukan analisa
masalah kesehatan di wilayahnya mulai dari pengumpulan data hingga melakukan
surveilans, juga mampu melakukan manajemen Puskesmas, menggerakan
masyarakat dan melakukan koordinasi lintas sektor. Keberhasilan pelayanan
kesehatan primer akan mendukung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dimana
akan mengurangi jumlah pasien yang di rujuk dan mengurangi biaya pelayanan
kesehatan yang bersifat kuratif.
Menurut The American Academy of Family, dokter layanan primer
merupakan penyaring ditingkat primer sebagai bagian dari suatu jaringan
pelayanan kesehatan terpadu yang melakukan kendali mutu pelayanan kesehatan
serta biaya tanpa meninggalkan pelayanan kesehatan secara komprehensif.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilih jenis kelamin, usia serta
faktor-faktor lainnya.

1
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT

I. TARGET PENCAPAIAN
NO LEARNING OUTCOMES AKTIVITAS YANG MEMBANTU FREKUENSI/
(KOMPETENSI) MENCAPAI LO DURASI
KEGIATAN
1. a. Memetakan masalah - Mengambil data profil kesehatan masyarakat Selama 1 hari
kesehatan pada di Desa Waisamu dari Pustu Waisamu, berupa
masyarakat (rapid situasi kesehatan masyarakat termasuk 10
survey) penyakit terbanyak.
- Melakukan pemetaan pasien hipertensi di Selama 1 hari
desa Waisamu
- Melakukan pengumpulan data dan rapid Selama 5 hari
survey dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan tekanan darah pada pasien yang
berkunjung ke Pustu Waisamu.
- Membuat laporan hasil rapid survey. Selama 2 hari

b. Menganalisis masalah - Menganalisa faktor risiko hipertensi pada Selama 2 hari


kesehatan pasien-pasien yang berkunjung di Pustu
Waisamu.

c. Merencanakan - Melakukan penyuluhan dan pembagian leaflet Selama 2 hari


pemecahan terhadap mengenai hipertensi (tanda dan gejala, bahaya
masalah kesehatan dan pencegahannya) kepada pasien-pasien
(promotif dan preventif) yang berkunjung ke Pustu Waisamu
- Melakukan pemeriksaan tekanan darah Selama 2 hari
kepada pasien-pasien yang berkunjung ke
Pustu Waisamu.

d. Merencanakan - Mengajak pasien yang terdiagnosis hipertensi Selama 2 hari


pemecahan masalah untuk rajin melakukan pemeriksaan tekanan
kesehatan bersama darah di Pustu Waisamu, minum obat anti
masyarakat hipertensi secara teratur, dan menghindari
makanan berlemak, asin/garam, stres,
minuman keras, merokok, dianjurkan istirahat
yang cukup, turunkan berat badan dan rajin
berolahraga.

2
e. Evaluasi keberhasilan - Menganalisa pengetahuan masyarakat setelah Selama 2 hari
pemecahan masalah melakukan penyuluhan dengan cara tanya
kesehatan jawab.
2. a. Penyuluhan - Melakukan penyuluhan tentang darah tinggi Selama 5 hari
di Puskesmas Kamal Kairatu Barat
- Melakukan penyuluhan tentang tuberkulosis Selama 1 hari
di Kantor SAR Ambon
- Melakukan penyuluhan tentang KB dan Selama 4 hari
kontrasepsi di Puskesmas Karang Panjang dan
Posyandu Batu Merah Ambon.

b. Pos pelayanan terpadu - Mengikuti kegiatan posyandu yang dijalankan Selama 1 hari
Puskesmas Kamal dan Puskesmas Karang
Panjang

c. Usaha kesehatan sekolah - Meninjau kinerja UKS di sekolah Belum tercapai

d. KIA/KB - Melakukan pemeriksaan ANC, pemberian Selama 1 hari


tablet Fe, dan imunisasi TT
3. a. Aplikasi keterampilan - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan Setiap hari
klinis (diagnostik fisik, terapi pada pasien yang datang di Puskesmas selama di
laboratorium, terapi) dibawah bimbingan dokter Puskesmas. Puskesmas
- Ikut serta membantu petugas dalam Saat berada di
melakukan pemeriksaan laboratorium pada KKP, klinik
pasien dokter keluarga
dan Puskesmas
- Melakukan vaksinasi pada peserta umrah Setiap hari
selama di KKP
- Melakukan pemeriksaan pada ABK Selama 2 hari

b. Aplikasi keterampilan - Ikut serta menyusun rencana program Selama 1 hari


manajemen kegiatan puskesmas dalam lokarkarya mini
bulanan yang termasuk dalam ketrampilan
manajemen puskesmas.

3
- Ikut serta dalam kegitan-kegiatan yang Setiap hari sesuai
diprogramkan puskesmas termasuk upaya jam kerja
kesehatan perorangan dan masyarakat. Puskesmas

c. Aplikasi prosedur - Melakukan prosedur rujukan pasien yang Belum tercapai


rujukan dari pusat memerlukan perawatan di fasilitas yang lebih
pelayanan primer memadai seperti Rumah Sakit dan rujukan
(termasuk konsul balik untuk melajutkan pengobatan di
telemedicine) puskesmas.
4. a. Praktik dokter - Mengikuti kegiatan praktek dokter Setiap hari
keluarga/BPJS keluarga/BPJS di Klinik Mulia selama 1 minggu
- Ikut serta dalam pemeriksaan pasien yang
menjadi anggota dokter keluarga/BPJS di
Klinik Mulia.

b. Home visited dan home - Ikut serta dalam kunjungan ke rumah oleh Belum tercapai
care dokter keluarga ke rumah pasien yang
termasuk dalam anggota dokter
keluarga/BPJS.
5. a. Evaluasi berbasis SWOT - Menggunakan analisa SWOT dalam Selama 2 hari
mengevaluasi hasil rapid survey
b. Laporan kinerja - Melakukan evaluasi laporan hasil kegiatan Belum tercapai
program tingkat puskesmas melalui
pelaksanaan lokakarya mini bulanan.
- Evaluasi kinerja puskesmas mengenai Selama 1 hari
program KIA/KB di Puskesmas Kamal.

- Menyusun rekomendasi hasil evaluasi dengan Belum tercapai


c. Rekomendasi hasil
membuat perencanaan program kegiatan yang
evaluasi
akan dilakukan agar mencapai target yang
ditentukan.

4
6. a. Aplikasi prinsip - Ikut serta dalam pemeriksaan kelayakan kapal Selama 1 hari
keamanan dan muatan barang dalam hal kesehatan dan
keselamatan di laut saat keselamatan di Kapal.
melaksanakan tugas

b. Identifikasi masalah - Mengidentifikasi masalah yang timbul akibat Belum tercapai


kemanan dan tidak menggunakan alat keamanan saat
keselamatan dilaut pada berlaut pada nelayan penyelam
masyarakat pesisir/pulau

c. Advokasi keamanan dan - Memberikan arahan singkat mengenai Belum tercapai


keselamatan dilaut keamanan dan keselamatan selama
penyelaman
7. a. Identifikasi kecelakaan - Mengidentifikasi kecelakaan akibat Selama 1 hari
penyelaman (simulasi penyelaman pada nelayan penyelam
jika tidak ada kasus) dan - Membahas masalah kesehatan yang dapat Selama 8 hari
penyakit kelautan diterapi dengan hiperbarik oksigen.
(marine medicine) dan
faktor-faktor resiko

b. Penanganan kasus - Ikut serta dalam melihat penanganan kasus Selama 1 hari
penyakit dekompresi a.l. penyakit dekompresi di RUBT RSAL Halong
di RUBT RSAL Halong - Ikut serta dalam terapi kebugaran di RUBT Selama 2 hari
(komplementer dan RSAL Halong.
tradisional) dan
pengembangan marine
dan coastal medicine

c. Penanganan kedaruratan - Melakukan penanganan kasus-kasus Belum tercapai


dilaut (simulasi kedaruratan di laut
kasus/training)
8. a. Pelayanan kesehatan - Merujuk pasien sesuai jenjang rujukan Belum tercapai
berbasis gugus pulau berbasis gugus pulau.

5
b. Sailing medical service - Ikut serta dalam Sailing Medical Service Belum tercapai
(SMS) dengan mengidentifikasi kabupaten
yang menjadi target dan masalah kesehatan
yang dimiliki serta kegiatan dan bentuk
pelayanan kesehatan yang diberikan.
9. a. Triage - Mengaplikasikan triage di lokasi bencana Belum tercapai

b. Medical First Response - Pelatihan pemindahan korban bencana Selama 1 hari


- Pelatihan pemasangan back board pada Selama 1 hari
korban bencana
- Melakukan pemindahan korban bencana di Belum tercapai
lokasi bencana
- Mengaplikasikan pemasangan back board Belum tercapai
pada korban bencana di lokasi bencana

II. PERNYATAAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Manajemen Masalah Kesehatan
a. Pemetaan masalah kesehatan pada masyarakat (rapid survey)
Rapid survey adalah salah satu bentuk survei alternatif yang banyak
digunakan karena timbul pertanyaan mendasar di lapangan yang
memerlukan jawaban segera namun tetap memiliki validitas yang tinggi.
Rapid survey dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang suatu
masalah dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dalam melaksanakan
suatu survei cepat maka langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:
1) Penjabaran secara singkat pilihan masalah kesehatan yang spesifik, 2)
Penentuan besar sampel dan metode penelitian yang akan dilakukan, 3)
Mengembangkan cara pengumpulan data, 4) Pengorganisasian dan
pelaksanaan survei, 5) Analisis dan interpretasi laporan.
Pada kompetensi ini, kami melakukan rapid survey saat
melaksanakan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di desa
Waisamu Kecamatan Kairatu Barat selama kurang lebih satu minggu.
Awalnya kami mengumpulkan data mengenai jumlah penduduk, situasi

6
kesehatan masyarakat termasuk data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Pembantu Waisamu serta mengamati situasi dan kondisi kesehatan warga
desa Waisamu. Dari data tersebut, masalah kesehatan yang kami ambil
adalah hipertensi, mengingat jumlah pasien hipertensi cukup banyak dan
masih banyak belum dilakukan pemeriksaan tekanan darah terhadap
mereka. Selanjutnya kami melakukan pemetaan penyebaran hipertensi
serta menentukan besar populasi yang akan menjadi sampel yakni semua
pasien yang berkunjung di Pustu Waisamu sebanyak 28 pasien. Kami
kemudian memulai rapid survey dengan melakukan anamnesis dan
pemeriksaan tekanan darah. Setelah selesai, kami melakukan analisis dan
interpretasi laporan hasil rapid survey.
b. Analisis masalah kesehatan
Analisis masalah kesehatan adalah kegiatan mengumpulkan dan
memahami informasi tentang situasi kesehatan yang berguna untuk
menetapkan masalah kesehatan di suatu wilayah. Dalam menganalisa
masalah kesehatan di desa Waisamu, kami memulai dengan menentukan
tidak pernah dilakukannya pemeriksaan tekanan darah pada pasien-
pasien tersebut sehingga tidak terdeteksinya hipertensi sebagai masalah
kesehatan. Selanjutnya, kami melakukan analisis faktor risiko terjadinya
hipertensi di desa Waisamu dan kemudian mendiskusikan bersama
petugas kesehatan di Puskesmas Pembantu Waisamu.
c. Perencanaan pemecahan terhadap masalah kesehatan (promotif dan
preventif)
Upaya pemecahan masalah kesehatan berupa upaya promotif adalah
kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promosi kesehatan,
sedangkan preventif merupakan kegiatan pencegahan suatu penyakit.
Pada kompetensi ini, upaya pemecahan masalah kesehatan (hipertensi di
desa Waisamu) yang kami lakukan berupa upaya promotif dengan cara
melakukan penyuluhan tentang hipertensi dan berbagai upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah timbulnya hipertensi. Sedangkan upaya

7
preventif yang kami lakukan adalah melakukan pemeriksaan tekanan
darah pada pasien-pasien di Desa Waisamu.
d. Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat
Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat
yang kami lakukan adalah dengan menghimbau pasien-pasien hipertensi
agar rajin melakukan pemeriksaan tekanan darah di Puskesmas Pembantu
Waisamu, minum obat anti hipertensi secara teratur, dan hindari
makanan berlemak, asin/garam, dan minuman keras, rajin olahraga,
istirahat yang cukup, hindari stres, menurunkan berat badan yang
berlebihan.
e. Evaluasi keberhasilan pemecahan masalah kesehatan
Dalam mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan pemecahan masalah
kesehatan yang kami lakukan diantaranya kami melakukan tanya jawab
setelah melakukan penyuluhan dan menilai apakah masyarakat telah
memahami isi penyuluhan yang kami berikan.

2. Pelayanan Kesehatan Promotif Dan Preventif


a. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan
pengetahuan yang diperuntukan bagi masyarakat melalui penyebaran
pesan untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi
perilaku masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Pada
kompetensi ini, kami melakukan penyuluhan tentang darah tinggi di
Puskesmas Kamal Kairatu Barat dengan tujuan agar masyarakat di Kecamatan
Kairatu Barat dapat memahami tentang hipertensi dan pencegahannya,
penyuluhan tentang tuberkulosis di Kantor SAR Ambon agar semua anggota
Kantor SAR Ambon memiliki pengetahuan yang benar mengenai tuberkulosis
kemudian dapat mengenal tanda dan gejalanya serta mencegah terjadinya
penularan infeksi, serta penyuluhan tentang KB dan kontrasepsi di Puskesmas
Karang Panjang dan Posyandu Batu Merah Ambon dengan tujuan agar para ibu
dapat memahami tentang tujuan dan manfaat KB dan kontrasepsi kemudian
mengetahui apa saja jenis-jenis metode kontrasepsi serta kelebihan dan

8
kekurangan dari masing-masing metode kontrasepsi tersebut. Selanjutnya
kami melakukan evaluasi dengan melakukan tanya jawab.
b. Pos pelayanan terpadu
Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Kegiatan
utama posyandu meliputi; 1) Kesehatan ibu dan anak (KIA) diantaranya
pemberian tablet Fe, imunisasi TT dan pemeriksaan kehamilan, 2) Gizi
diantaranya pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan bulanan,
pemberian vitamin A dan makanan tambahan, 3) Imunisasi dasar yang
wajib didapat, 4) Pemberian KB, dan 5) Penanggulangan diare dengan
pemberian oralit dan pengobatan. Sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat terutama bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, menyusui
dan nifas, pasangan usia subur, remaja dan lanjut usia. Pada kompetensi
ini kami ikut serta dalam penimbangan bayi, imunisasi dasar wajib untuk
bayi, dan imunisasi TT pada ibu-ibu.
c. Usaha kesehatan sekolah (UKS/UKGS)
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah dengan anak didik dan lingkungan hidupnya
sebagai sasaran. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah, dengan pedoman yang disebut Trias UKS, yaitu Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Sekolah Lingkungan Sehat.
Tujuan program UKS diselenggarakan yaitu untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal. Kompetensi ini
belum tercapai karena keterbatasan waktu kepaniteraan.
d. KIA/KB
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin,
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Keluarga

9
Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah
anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. Pada
kompetensi ini, kami juga turut serta dalam pelaksanaan program
KIA/KB yaitu kami melakukan pemberian TT (tetanus toksoid) kepada
ibu hamil serta pemberian KB kepada pasien yang datang di Puskesmas
Kamal.

3. Pelayanan Kesehatan Primer


a. Aplikasi keterampilan klinis (diagnostic fisik, laboratorium, terapi)
Pada kompetensi ini kami diberi kepercayaan dalam melakukan
dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengobatan kepada setiap pasien
yang datang di puskesmas di bawah bimbingan dokter yang bertugas di
Puskesmas Kamal, Puskesmas Perawatan Hutumuri dan Puskesmas
Karang Panjang. Kami juga turut serta membantu petugas dalam
pemeriksaan laboratorium pasien, sewaktu bertugas di Puskesmas
Karang Panjang dan di Kantor Kesehatan Pelabuhan.
b. Aplikasi keterampilan manajemen
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan
efisien. Sistem manajemen puskesmas yakni perencanaan (P1) yang
diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan mikro (micro planning)
yang kemudian menjadi perencanaan tingkat Puskesmas, penggerakkan
pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan melalui mekanisme lokakarya
mini (mini workshop), serta pengawasan, pengendalian dan penilaian
(P3) yang diselenggarakan melalui mekanisme stratifikasi Puskesmas
yang kemudian menjadi penilaian kinerja Puskesmas.
Pada kompetensi ini, kami turut serta dalam penyusunan manajemen
puskesmas, mempelajari alur sistem manajemen puskesmas mulai dari
perencanaan program kegiatan, pelaksanaan lokakarya mini, serta
penilaian hasil kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan di puskesmas.
Selain itu, kami turut serta dalam kegiatan yang diprogramkan

10
puskesmas yang terdiri dari upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat.
c. Aplikasi prosedur rujukan dari pusat pelayanan primer (termasuk konsul
telemedicine)
Kompetensi ini adalah melakukan prosedur rujukan pasien yang
memerlukan perawatan di fasilitas yang lebih memadai seperti Rumah
Sakit dan rujukan balik untuk melanjutkan pengobatan di puskesmas;
sedangkan telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh termasuk
perawatan, diagnosis, konsultasi, pengobatan dan pertukaran data medis.
Pada kompetensi ini, belum tercapai dikarenakan kami belum
berkesempatan mendapatkan kasus untuk dirujuk dari pusat layanan
primer.

4. Usaha Kesehatan Perorangan


a. Praktik dokter keluarga/BPJS
Praktik dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang
menyelenggarakan pelayanan primer yang komperhensif, kontinu,
integratif, holistik dan koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis
kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga
melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring tingkat primer, dokter
spesialis sebagai penyaring tingkat sekunder dan Rumah Sakit sebagai
rujukan. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap peserta BPJS akan ditarik
iuran yang besarnya ditentukan sesuai tingkatan manfaat yang
diinginkan. Pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS dapat memilih
puskesmas atau dokter keluarga yang diinginkan sebagai pusat pelayanan

11
kesehatan primer, dan mendapat pelayanan kesehatan tanpa dipungut
biaya. Pasien yang tidak terdaftar sebagai anggota dokter keluarga yang
datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan dikenakan biaya
sesuai tarif yang ditentukan.
Pada kompetensi ini, kami turut serta mengamati proses pelaksanaan
praktik dokter keluarga di Klinik Mulia Ambon. Selain itu, kami juga
turut serta dalam pemeriksaan pasien yang menjadi anggota dokter
keluarga yang datang ke Klinik Mulia.
b. Home visit dan homecare
Home visit (kunjungan rumah) adalah kedatangan petugas kesehatan
ke rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan/atau
memberikan pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan pasien; sedangkan homecare (perawatan rumah) adalah apabila
pertolongan kedokteran yang dilakukan di rumah tersebut, tidak
termasuk lagi dalam kelompok perawatan rawat jalan (ambulatory
services) melainkan dalam kelompok rawat inap (hospitalization).
Praktik dokter keluarga juga menjalankan program home visit dan
homecare bagi pasien-pasien yang termasuk anggotanya. Program ini
biasanya dilakukan saat pasien memerlukan pelayanan kesehatan namun
tidak dapat datang langsung ke tempat praktik dokter keluarga sehingga
meminta kesediaan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
diperlukan di rumah pasien. Pada kompetensi ini, kami belum mencapai
target karena selama mengikuti praktik dokter keluarga di Klinik Mulia
kami belum menemukan kegiatan home visit dan homecare ini.

5. Evaluasi Kinerja Pelayanan Primer


a. Evaluasi berbasis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi
yang bersifat deskriptif dengan mengevaluasi kekuatan (strength),
kelemahan (weakness) internal dari puskesmas, serta kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threat) dari lingkungan eksternal. Manfaat

12
dari analisis SWOT yang dilakukan dalam mengevaluasi kinerja
puskesmas adalah untuk melakukan perencanaan masa depan,
menganalisis kesempatan dan kekuatan yang dimiliki, serta mengatasi
ancaman yang akan datang. Pada kompetensi ini, kami melakukan
analisis SWOT terhadap hasil rapid survey yang kami lakukan di desa
Waisamu kemudian dilaporkan ke pihak Puskesmas Kamal Kairatu
Barat.
b. Laporan kinerja
Evaluasi laporan kinerja pelayanan primer dilaksanakan setiap bulan
oleh puskesmas saat pelaksanaan lokakarya mini bulanan guna
membahas hasil kegiatan program bulanan. Pada pertemuan tersebut
akan dilakukan evaluasi apakah hasil kegiatan telah mencapai target yang
ditentukan oleh standar pelayanan minimal. Jika belum mencapai target
maka akan dibahas permasalahannya kemudian dibuat perencanaan
untuk bulan depan agar dapat mencapai target yang ditentukan.
Sedangkan evaluasi kinerja puskesmas secara menyeluruh akan
dilakukan saat pertemuan tahunan bersama Dinas Kesehatan Kota. Pada
kompetensi ini, belum tercapai kami lakukan.
c. Rekomendasi hasil evaluasi
Rekomendasi hasil evaluasi dimaksudkan untuk perbaikan kinerja
puskesmas di masa mendatang dengan membuat perencanaan kegiatan
program yang akan dilakukan agar mencapai target yang ditentukan
standar pelayanan minimal. Pada kompetensi ini, belum tercapai
dilakukan.

6. Safety and Survival at Sea


a. Aplikasi prinsip keamanan dan keselamatan di laut saat melaksanakan
tugas
Keselamatan dan keamanan saat melakukan pekerjaan di laut oleh
para nelayan merupakan hal yang penting mengingat banyaknya bahaya
kecelakaan yang akan terjadi saat melaut. Pada kompetensi ini, kami ikut

13
serta dalam pemeriksaan kelayakan kapal muatan barang dalam hal
kesehatan dan keselamatan di kapal yang sedang berlabuh di Pelabuhan
Slamet Riyadi Ambon.
b. Identifikasi masalah keamanan dan keselamatan dilaut pada masyarakat
pesisir/pulau
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena
keterbatasan waktu kepaniteraan.
c. Advokasi keamanan dan keselamatan di laut
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena
keterbatasan waktu kepaniteraan.

7. Dokter Pulau
a. Identifikasi kecelakaan penyelaman (simulasi jika tidak ada kasus) dan
penyakit kelautan (marine medicine) dan faktor-faktor risiko
Pada kompetensi ini kami melakukan identifikasi kecelakaan
penyelaman pada pasien yang datang berobat di ruang hiperbarik,
kemudian menganalisis kasus dan mempresentasikan laporan kasus di
RSAL Halong.
b. Penanganan kasus penyakit dekompresi a.l. di RUBT RSAL Halong
(komplementer & tradisional) dan pengembangan marine & coastal
medicine
Penyakit dekompresi adalah penyakit penyelaman akibat naik ke
permukaan dengan cepat yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
yang baik sehingga terbentuknya gelembung gas-gas nitrogen di dalam
jaringan dan menimbulkan berbagai gejala. Penyakit dekompresi
merupakan penyakit yang paling sering dialami para penyelam. Terapi
oksigen hiperbarik atau ruang udara bertekanan tinggi (RUBT)
merupakan suatu metode pengobatan dengan cara memberikan oksigen
murni 100% dengan tekanan tinggi sehingga oksigen tersebar secara
menyeluruh di seluruh jaringan tubuh dan menyebabkan meluruhnya
gelembung gas nitrogen yang terbentuk sehingga mengurangi gejala yang

14
ditimbulkan, seperti pada pasien dengan penyakit dekompresi dan
penyakit penyelaman lainnya. Pada kompetensi ini, kami ikut serta dalam
melihat penanganan kasus penyakit dekompresi serta terapi kebugaran
yang dilakukan di RUBT RSAL Halong.
c. Penanganan kedaruratan di laut (simulasi kasus/professional training)
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak
adanya kasus kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari
kasus-kasus kedaruratan serta penanganannya melalui pertemuan ilmiah
dengan Dokter Spesialis Kelautan selama menjalani Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat di RSAL Halong.

8. Kebijakan Kesehatan Provinsi Maluku


a. Pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau
Provinsi Maluku merupakan daerah maritim dimana sebagian besar
wilayahnya terdiri dari laut. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di
Provinsi Maluku perlu kebijakan khusus, tidak sama dengan daerah-
daerah lain di Indonesia yang merupakan daerah continental. Pelayanan
kesehatan di Maluku adalah berbasis gugus pulau dengan sasarannya
adalah untuk mengatasi keterpencilan dengan prinsip kemandirian.
Tujuan diadakannya pelayanan kesehatan dengan sistem gugus pulau
adalah untuk mendekatkan jarak geografis, jarak ekonomi, serta jarak
sosial budaya yang ditujukan untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan
kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK). Secara
keseluruhan Propinsi Maluku terdiri dari 39 gugus pulau, dengan kondisi
pusat rujukan masih jauh dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh
sebuah Puskesmas rujukan. Mekanisme kerja dari sistem gugus pulau
yaitu melaksanakan sistem rujukan berjenjang yang dimulai dari
Puskesmas jejaring kepada Puskesmas pusat gugus kemudian merujuk ke
RS Kabupaten dan terakhir merujuk ke RS Pusat Rujukan Propinsi
Maluku di Kota Ambon. Namun, pelayanan kesehatan berbasis gugus
pulau ini belum dilaksanakan secara menyeluruh di Provinsi Maluku.

15
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena belum
pernah melihat secara langsung sistem rujukan gugus pulau di
Puskesmas. Kami hanya mempelajari sistem pelayanan kesehatan
berbasis gugus pulau melalui pertemuan ilmiah saat menjalani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku.
b. Sailing medical service
Sailing medical service (SMS) adalah pelayanan kesehatan secara
gratis kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak dijangkau oleh
pelayanan kesehatan atau yang tidak mampu menjangkau fasilitas
kesehatan karena masalah biaya dan akses pelayanan. Pelayanan
kesehatan yang diberikan berupa operasi bedah umum, pelayanan
kesehatan mata termasuk operasi katarak, pelayanan kesehatan umum
dan gigi. Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang menjalani
Sailing Medical Service dikarenakan letak geografisnya yang berupa
daerah kepulauan sehingga perlu penjangkauan pelayanan kesehatan
hingga di pulau-pulau terpencil dan pedalaman. Pada kompetensi ini,
kami belum mencapai target karena tidak turut langsung dalam
pelaksanaan sailing medical service karena tidak bertepatan dengan
jadwal pelaksanaanya. Kami hanya mempelajari sistem dan proses
pelaksanaan sailing medical service melalui pertemuan ilmiah selama
menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku.

9. Kepaniteraan IKM di Kantor SAR Ambon


a. Triage
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak
adanya kasus kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari
kasus-kasus kedaruratan serta penanganan pertama di lokasi bencana
melalui pertemuan ilmiah dengan Instruktur selama menjalani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Kantor SAR Ambon.

16
b. Medical First Response
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak
adanya kasus kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari
penanganan pertama korban bencana, cara pemindahan korban bencana
serta pemasangan back board pada korban bencana melalui pertemuan
ilmiah dan pelatihan yang dilakukan oleh Instruktur selama menjalani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Kantor SAR Ambon.

III. KOMPETENSI YANG BELUM TERCAPAI


NO LEARNING AKTIVITAS LEVEL KOMPETENSI DURASI/ TARGET
OUTCOMES YANG YANG DICAPAI FREKUENSI KAPAN
(KOMPETENSI) MEMBANTU KEGIATAN LEVEL
MENCAPAI LO KOMPETENSI
AKAN
DICAPAI
1 Pelayanan Usaha kesehatan Mempelajari fungsi dan Seminggu, 2018, Pada Saat
Kesehatan sekolah kegiatan UKS di sekolah 1 x 2 jam Internship Di
Promotif dan Puskesmas
Preventif
2 Pelayanan Aplikasi prosedur Mempelajari prosedur rujukan Seminggu, 2018, Pada Saat
Kesehatan Primer rujukan dari pusat pasien yang memerlukan 1 x 3 jam Internship Di
pelayanan primer perawatan di fasilitas yang Puskesmas
(termasuk konsul lebih memadai seperti Rumah
telemedicine) Sakit dan rujukan balik untuk
melajutkan pengobatan di
Puskesmas.
3 Usaha Kesehatan Home visit dan Mendapat penjelasan singkat Seminggu, Bila mendapat
Perorangan homecare selama mengikuti praktik 1 x 2 jam kesempatan
dokter kelurga di Klinik Mulia untuk mengikuti
praktik dokter
keluarga
kembali

17
4 Evaluasi kinerja a. Laporan kinerja Melakukan evaluasi laporan Sebulan sekali 2018, Pada Saat
pelayanan primer hasil kegiatan program tingkat Internship Di
puskesmas melalui Puskesmas
pelaksanaan lokakarya mini
bulanan.

b. Rekomendasi Menyusun rekomendasi hasil Sebulan sekali 2018, Pada Saat


hasil evaluasi evaluasi dengan membuat Internship Di
perencanaan program kegiatan Puskesmas
yang akan dilakukan agar
mencapai target yang
ditentukan.
5 Safety and a. Identifikasi Mengidentifikasi masalah Sebulan sekali 2018, Pada Saat
survival at sea masalah yang timbul akibat tidak Internship Di
keamanan dan menggunakan alat keamanan Puskesmas
keselamatan di saat berlaut pada nelayan
laut pada penyelam
masyarakat
pesisir/pulau

b. Advokasi Memberikan arahan singkat Sebulan sekali 2018, Pada Saat


keamanan dan mengenai keamanan dan Internship Di
keselamatan keselamatan selama Puskesmas
dilaut penyelaman
6 Dokter Pulau Penanganan Mempelajari kasus-kasus Saat ada kasus 2018, Pada Saat
kedaruratan di laut kedaruratan di laut serta Internship Di
penanganannya Puskesmas
7 Kebijakan a. Pelayanan Mempelajari sistem rujukan Selama 3 hari, 2018, Pada Saat
Kesehatan di kesehatan berbasis gugus pulau di Dinas 1 x 3 jam Internship Di
Provinsi Maluku berbasis gugus Kesehatan Provinsi. Puskesmas
pulau

18
b. Sailing medical - Mempelajari proses Sailing Selama 3 hari, 2018, Pada Saat
service Medical Service (SMS) 1 x 3 jam Internship Di
dengan mengidentifikasi Puskesmas
kabupaten yang menjadi
target dan masalah
kesehatan yang dimiliki.
- Mempelajari apa saja
kegiatan dan bentuk
pelayanan kesehatan dalam
pelaksanaan sailing
medical service.
8 Kantor SAR a. Triage Mengaplikasikan triage di Selama 1 hari, Bila mendapat
lokasi bencana 1 x 1 jam kesempatan
mengikuti
kegiatan di
lokasi bencana

b. Medical First - Melakukan pemindahan Selama 1 hari, Bila mendapat


Response korban bencana di lokasi 1 x 1 jam kesempatan
bencana mengikuti
kegiatan di
lokasi bencana

- Mengaplikasikan Selama 1 hari Bila mendapat


pemasangan back board 1 x 30 menit kesempatan
pada korban bencana di mengikuti
lokasi bencana kegiatan di
lokasi bencana

19

You might also like