Professional Documents
Culture Documents
1
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
I. TARGET PENCAPAIAN
NO LEARNING OUTCOMES AKTIVITAS YANG MEMBANTU FREKUENSI/
(KOMPETENSI) MENCAPAI LO DURASI
KEGIATAN
1. a. Memetakan masalah - Mengambil data profil kesehatan masyarakat Selama 1 hari
kesehatan pada di Desa Waisamu dari Pustu Waisamu, berupa
masyarakat (rapid situasi kesehatan masyarakat termasuk 10
survey) penyakit terbanyak.
- Melakukan pemetaan pasien hipertensi di Selama 1 hari
desa Waisamu
- Melakukan pengumpulan data dan rapid Selama 5 hari
survey dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan tekanan darah pada pasien yang
berkunjung ke Pustu Waisamu.
- Membuat laporan hasil rapid survey. Selama 2 hari
2
e. Evaluasi keberhasilan - Menganalisa pengetahuan masyarakat setelah Selama 2 hari
pemecahan masalah melakukan penyuluhan dengan cara tanya
kesehatan jawab.
2. a. Penyuluhan - Melakukan penyuluhan tentang darah tinggi Selama 5 hari
di Puskesmas Kamal Kairatu Barat
- Melakukan penyuluhan tentang tuberkulosis Selama 1 hari
di Kantor SAR Ambon
- Melakukan penyuluhan tentang KB dan Selama 4 hari
kontrasepsi di Puskesmas Karang Panjang dan
Posyandu Batu Merah Ambon.
b. Pos pelayanan terpadu - Mengikuti kegiatan posyandu yang dijalankan Selama 1 hari
Puskesmas Kamal dan Puskesmas Karang
Panjang
3
- Ikut serta dalam kegitan-kegiatan yang Setiap hari sesuai
diprogramkan puskesmas termasuk upaya jam kerja
kesehatan perorangan dan masyarakat. Puskesmas
b. Home visited dan home - Ikut serta dalam kunjungan ke rumah oleh Belum tercapai
care dokter keluarga ke rumah pasien yang
termasuk dalam anggota dokter
keluarga/BPJS.
5. a. Evaluasi berbasis SWOT - Menggunakan analisa SWOT dalam Selama 2 hari
mengevaluasi hasil rapid survey
b. Laporan kinerja - Melakukan evaluasi laporan hasil kegiatan Belum tercapai
program tingkat puskesmas melalui
pelaksanaan lokakarya mini bulanan.
- Evaluasi kinerja puskesmas mengenai Selama 1 hari
program KIA/KB di Puskesmas Kamal.
4
6. a. Aplikasi prinsip - Ikut serta dalam pemeriksaan kelayakan kapal Selama 1 hari
keamanan dan muatan barang dalam hal kesehatan dan
keselamatan di laut saat keselamatan di Kapal.
melaksanakan tugas
b. Penanganan kasus - Ikut serta dalam melihat penanganan kasus Selama 1 hari
penyakit dekompresi a.l. penyakit dekompresi di RUBT RSAL Halong
di RUBT RSAL Halong - Ikut serta dalam terapi kebugaran di RUBT Selama 2 hari
(komplementer dan RSAL Halong.
tradisional) dan
pengembangan marine
dan coastal medicine
5
b. Sailing medical service - Ikut serta dalam Sailing Medical Service Belum tercapai
(SMS) dengan mengidentifikasi kabupaten
yang menjadi target dan masalah kesehatan
yang dimiliki serta kegiatan dan bentuk
pelayanan kesehatan yang diberikan.
9. a. Triage - Mengaplikasikan triage di lokasi bencana Belum tercapai
6
kesehatan masyarakat termasuk data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Pembantu Waisamu serta mengamati situasi dan kondisi kesehatan warga
desa Waisamu. Dari data tersebut, masalah kesehatan yang kami ambil
adalah hipertensi, mengingat jumlah pasien hipertensi cukup banyak dan
masih banyak belum dilakukan pemeriksaan tekanan darah terhadap
mereka. Selanjutnya kami melakukan pemetaan penyebaran hipertensi
serta menentukan besar populasi yang akan menjadi sampel yakni semua
pasien yang berkunjung di Pustu Waisamu sebanyak 28 pasien. Kami
kemudian memulai rapid survey dengan melakukan anamnesis dan
pemeriksaan tekanan darah. Setelah selesai, kami melakukan analisis dan
interpretasi laporan hasil rapid survey.
b. Analisis masalah kesehatan
Analisis masalah kesehatan adalah kegiatan mengumpulkan dan
memahami informasi tentang situasi kesehatan yang berguna untuk
menetapkan masalah kesehatan di suatu wilayah. Dalam menganalisa
masalah kesehatan di desa Waisamu, kami memulai dengan menentukan
tidak pernah dilakukannya pemeriksaan tekanan darah pada pasien-
pasien tersebut sehingga tidak terdeteksinya hipertensi sebagai masalah
kesehatan. Selanjutnya, kami melakukan analisis faktor risiko terjadinya
hipertensi di desa Waisamu dan kemudian mendiskusikan bersama
petugas kesehatan di Puskesmas Pembantu Waisamu.
c. Perencanaan pemecahan terhadap masalah kesehatan (promotif dan
preventif)
Upaya pemecahan masalah kesehatan berupa upaya promotif adalah
kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promosi kesehatan,
sedangkan preventif merupakan kegiatan pencegahan suatu penyakit.
Pada kompetensi ini, upaya pemecahan masalah kesehatan (hipertensi di
desa Waisamu) yang kami lakukan berupa upaya promotif dengan cara
melakukan penyuluhan tentang hipertensi dan berbagai upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah timbulnya hipertensi. Sedangkan upaya
7
preventif yang kami lakukan adalah melakukan pemeriksaan tekanan
darah pada pasien-pasien di Desa Waisamu.
d. Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat
Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat
yang kami lakukan adalah dengan menghimbau pasien-pasien hipertensi
agar rajin melakukan pemeriksaan tekanan darah di Puskesmas Pembantu
Waisamu, minum obat anti hipertensi secara teratur, dan hindari
makanan berlemak, asin/garam, dan minuman keras, rajin olahraga,
istirahat yang cukup, hindari stres, menurunkan berat badan yang
berlebihan.
e. Evaluasi keberhasilan pemecahan masalah kesehatan
Dalam mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan pemecahan masalah
kesehatan yang kami lakukan diantaranya kami melakukan tanya jawab
setelah melakukan penyuluhan dan menilai apakah masyarakat telah
memahami isi penyuluhan yang kami berikan.
8
kekurangan dari masing-masing metode kontrasepsi tersebut. Selanjutnya
kami melakukan evaluasi dengan melakukan tanya jawab.
b. Pos pelayanan terpadu
Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Kegiatan
utama posyandu meliputi; 1) Kesehatan ibu dan anak (KIA) diantaranya
pemberian tablet Fe, imunisasi TT dan pemeriksaan kehamilan, 2) Gizi
diantaranya pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan bulanan,
pemberian vitamin A dan makanan tambahan, 3) Imunisasi dasar yang
wajib didapat, 4) Pemberian KB, dan 5) Penanggulangan diare dengan
pemberian oralit dan pengobatan. Sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat terutama bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, menyusui
dan nifas, pasangan usia subur, remaja dan lanjut usia. Pada kompetensi
ini kami ikut serta dalam penimbangan bayi, imunisasi dasar wajib untuk
bayi, dan imunisasi TT pada ibu-ibu.
c. Usaha kesehatan sekolah (UKS/UKGS)
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah dengan anak didik dan lingkungan hidupnya
sebagai sasaran. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah, dengan pedoman yang disebut Trias UKS, yaitu Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Sekolah Lingkungan Sehat.
Tujuan program UKS diselenggarakan yaitu untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal. Kompetensi ini
belum tercapai karena keterbatasan waktu kepaniteraan.
d. KIA/KB
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin,
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Keluarga
9
Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah
anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. Pada
kompetensi ini, kami juga turut serta dalam pelaksanaan program
KIA/KB yaitu kami melakukan pemberian TT (tetanus toksoid) kepada
ibu hamil serta pemberian KB kepada pasien yang datang di Puskesmas
Kamal.
10
puskesmas yang terdiri dari upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat.
c. Aplikasi prosedur rujukan dari pusat pelayanan primer (termasuk konsul
telemedicine)
Kompetensi ini adalah melakukan prosedur rujukan pasien yang
memerlukan perawatan di fasilitas yang lebih memadai seperti Rumah
Sakit dan rujukan balik untuk melanjutkan pengobatan di puskesmas;
sedangkan telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh termasuk
perawatan, diagnosis, konsultasi, pengobatan dan pertukaran data medis.
Pada kompetensi ini, belum tercapai dikarenakan kami belum
berkesempatan mendapatkan kasus untuk dirujuk dari pusat layanan
primer.
11
kesehatan primer, dan mendapat pelayanan kesehatan tanpa dipungut
biaya. Pasien yang tidak terdaftar sebagai anggota dokter keluarga yang
datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan dikenakan biaya
sesuai tarif yang ditentukan.
Pada kompetensi ini, kami turut serta mengamati proses pelaksanaan
praktik dokter keluarga di Klinik Mulia Ambon. Selain itu, kami juga
turut serta dalam pemeriksaan pasien yang menjadi anggota dokter
keluarga yang datang ke Klinik Mulia.
b. Home visit dan homecare
Home visit (kunjungan rumah) adalah kedatangan petugas kesehatan
ke rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan/atau
memberikan pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan pasien; sedangkan homecare (perawatan rumah) adalah apabila
pertolongan kedokteran yang dilakukan di rumah tersebut, tidak
termasuk lagi dalam kelompok perawatan rawat jalan (ambulatory
services) melainkan dalam kelompok rawat inap (hospitalization).
Praktik dokter keluarga juga menjalankan program home visit dan
homecare bagi pasien-pasien yang termasuk anggotanya. Program ini
biasanya dilakukan saat pasien memerlukan pelayanan kesehatan namun
tidak dapat datang langsung ke tempat praktik dokter keluarga sehingga
meminta kesediaan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
diperlukan di rumah pasien. Pada kompetensi ini, kami belum mencapai
target karena selama mengikuti praktik dokter keluarga di Klinik Mulia
kami belum menemukan kegiatan home visit dan homecare ini.
12
dari analisis SWOT yang dilakukan dalam mengevaluasi kinerja
puskesmas adalah untuk melakukan perencanaan masa depan,
menganalisis kesempatan dan kekuatan yang dimiliki, serta mengatasi
ancaman yang akan datang. Pada kompetensi ini, kami melakukan
analisis SWOT terhadap hasil rapid survey yang kami lakukan di desa
Waisamu kemudian dilaporkan ke pihak Puskesmas Kamal Kairatu
Barat.
b. Laporan kinerja
Evaluasi laporan kinerja pelayanan primer dilaksanakan setiap bulan
oleh puskesmas saat pelaksanaan lokakarya mini bulanan guna
membahas hasil kegiatan program bulanan. Pada pertemuan tersebut
akan dilakukan evaluasi apakah hasil kegiatan telah mencapai target yang
ditentukan oleh standar pelayanan minimal. Jika belum mencapai target
maka akan dibahas permasalahannya kemudian dibuat perencanaan
untuk bulan depan agar dapat mencapai target yang ditentukan.
Sedangkan evaluasi kinerja puskesmas secara menyeluruh akan
dilakukan saat pertemuan tahunan bersama Dinas Kesehatan Kota. Pada
kompetensi ini, belum tercapai kami lakukan.
c. Rekomendasi hasil evaluasi
Rekomendasi hasil evaluasi dimaksudkan untuk perbaikan kinerja
puskesmas di masa mendatang dengan membuat perencanaan kegiatan
program yang akan dilakukan agar mencapai target yang ditentukan
standar pelayanan minimal. Pada kompetensi ini, belum tercapai
dilakukan.
13
serta dalam pemeriksaan kelayakan kapal muatan barang dalam hal
kesehatan dan keselamatan di kapal yang sedang berlabuh di Pelabuhan
Slamet Riyadi Ambon.
b. Identifikasi masalah keamanan dan keselamatan dilaut pada masyarakat
pesisir/pulau
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena
keterbatasan waktu kepaniteraan.
c. Advokasi keamanan dan keselamatan di laut
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena
keterbatasan waktu kepaniteraan.
7. Dokter Pulau
a. Identifikasi kecelakaan penyelaman (simulasi jika tidak ada kasus) dan
penyakit kelautan (marine medicine) dan faktor-faktor risiko
Pada kompetensi ini kami melakukan identifikasi kecelakaan
penyelaman pada pasien yang datang berobat di ruang hiperbarik,
kemudian menganalisis kasus dan mempresentasikan laporan kasus di
RSAL Halong.
b. Penanganan kasus penyakit dekompresi a.l. di RUBT RSAL Halong
(komplementer & tradisional) dan pengembangan marine & coastal
medicine
Penyakit dekompresi adalah penyakit penyelaman akibat naik ke
permukaan dengan cepat yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
yang baik sehingga terbentuknya gelembung gas-gas nitrogen di dalam
jaringan dan menimbulkan berbagai gejala. Penyakit dekompresi
merupakan penyakit yang paling sering dialami para penyelam. Terapi
oksigen hiperbarik atau ruang udara bertekanan tinggi (RUBT)
merupakan suatu metode pengobatan dengan cara memberikan oksigen
murni 100% dengan tekanan tinggi sehingga oksigen tersebar secara
menyeluruh di seluruh jaringan tubuh dan menyebabkan meluruhnya
gelembung gas nitrogen yang terbentuk sehingga mengurangi gejala yang
14
ditimbulkan, seperti pada pasien dengan penyakit dekompresi dan
penyakit penyelaman lainnya. Pada kompetensi ini, kami ikut serta dalam
melihat penanganan kasus penyakit dekompresi serta terapi kebugaran
yang dilakukan di RUBT RSAL Halong.
c. Penanganan kedaruratan di laut (simulasi kasus/professional training)
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak
adanya kasus kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari
kasus-kasus kedaruratan serta penanganannya melalui pertemuan ilmiah
dengan Dokter Spesialis Kelautan selama menjalani Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat di RSAL Halong.
15
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena belum
pernah melihat secara langsung sistem rujukan gugus pulau di
Puskesmas. Kami hanya mempelajari sistem pelayanan kesehatan
berbasis gugus pulau melalui pertemuan ilmiah saat menjalani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku.
b. Sailing medical service
Sailing medical service (SMS) adalah pelayanan kesehatan secara
gratis kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak dijangkau oleh
pelayanan kesehatan atau yang tidak mampu menjangkau fasilitas
kesehatan karena masalah biaya dan akses pelayanan. Pelayanan
kesehatan yang diberikan berupa operasi bedah umum, pelayanan
kesehatan mata termasuk operasi katarak, pelayanan kesehatan umum
dan gigi. Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang menjalani
Sailing Medical Service dikarenakan letak geografisnya yang berupa
daerah kepulauan sehingga perlu penjangkauan pelayanan kesehatan
hingga di pulau-pulau terpencil dan pedalaman. Pada kompetensi ini,
kami belum mencapai target karena tidak turut langsung dalam
pelaksanaan sailing medical service karena tidak bertepatan dengan
jadwal pelaksanaanya. Kami hanya mempelajari sistem dan proses
pelaksanaan sailing medical service melalui pertemuan ilmiah selama
menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku.
16
b. Medical First Response
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak
adanya kasus kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari
penanganan pertama korban bencana, cara pemindahan korban bencana
serta pemasangan back board pada korban bencana melalui pertemuan
ilmiah dan pelatihan yang dilakukan oleh Instruktur selama menjalani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Kantor SAR Ambon.
17
4 Evaluasi kinerja a. Laporan kinerja Melakukan evaluasi laporan Sebulan sekali 2018, Pada Saat
pelayanan primer hasil kegiatan program tingkat Internship Di
puskesmas melalui Puskesmas
pelaksanaan lokakarya mini
bulanan.
18
b. Sailing medical - Mempelajari proses Sailing Selama 3 hari, 2018, Pada Saat
service Medical Service (SMS) 1 x 3 jam Internship Di
dengan mengidentifikasi Puskesmas
kabupaten yang menjadi
target dan masalah
kesehatan yang dimiliki.
- Mempelajari apa saja
kegiatan dan bentuk
pelayanan kesehatan dalam
pelaksanaan sailing
medical service.
8 Kantor SAR a. Triage Mengaplikasikan triage di Selama 1 hari, Bila mendapat
lokasi bencana 1 x 1 jam kesempatan
mengikuti
kegiatan di
lokasi bencana
19