Professional Documents
Culture Documents
VENTRIKEL EKSTRASISTOL
Disusun oleh:
Pembimbing :
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. HN
Tanggal lahir (umur) : 30-10-1978 (37 tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Alamat : OSM
Agama : Kristen Protestan
Nomor RM : 09 09 58
Tanggal masuk RS : 28 – 12 – 15
Tanggal keluar RS : 30 – 12 – 15
Ruang perawatan : ICCU
B. Anamnesis
Keluhan utama :
Pusing berputar
Keluhan tambahan :
Sesak napas, jantung berdebar-debar, dan lemas
Riwayat penyakit dahulu: Asma bronkial (+) , Jantung (+) , Ginjal (+)
2
Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama
Riwayat kebiasaan:
Pasien mengaku sebelum timbulnya gejala, pasien mengkonsumsi makanan
berlemak dan minuman bersoda.
Riwayat pengobatan:
Pasien rutin mengkonumsi obat simax, namun beberapa hari sebelum timbul
gejala pasien tidak mengkonsumsi obat tersebut.
C. Status Present
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 64x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,7oC
Saturasi 02 : 99%
D. Status Generalis
1. Kepala
a. Ekspresi : tampak lemas
b. Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
c. Telinga : nyeri tekan mastoid -/-, otorea -/-, pendengaran kesan
normal
d. Hidung : rhinorea (-), perdarahan (-)
e. Mulut : bibir sianosis (-), gusi berdarah (-), stomatitis (-),
tonsil T1/T2 hiperemis (-), candidiasis (-), lidah
kotor (-)
3
3. Thoraks
a. Inspeksi : pengembangan dada simetris kiri dan kanan, bentuk
Normochest, tidak ada pelebaran sela iga
b. Auskultasi : bunyi napas vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
c. Palpasi : nyeri tekan (-), vokal fremitus N/N
d. Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
4. Jantung
a. Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : ictus cordis tidak teraba
c. Perkusi : pekak, pinggang jantung di ICS 3 midclavicula
sinistra, batas kanan jantung di linea sternalis dextra,
batas kiri jantung di linea midclavicula sinistra.
d. Auskultasi : bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-),
HR : 66x/menit
5. Abdomen
a. Inspeksi : datar, distensi (-)
b. Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan limpa tidak
teraba, ballottement ginjal -/-
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : peristaltik usus (+), kesan normal
6. Punggung
a. Inspeksi : decubitus (-), scoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)
b. Palpasi : nyeri tekan (-)
c. Perkusi : NKCVA -/-
d. Auskultasi : Rh -/-, Wh -/-
e. Gerakan : Simetris kiri dan kanan
4
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium kimia darah (29-12-2015)
Parameter Hasil Nilai Normal
GDP 68 80-100 mg/dl
Ureum 10 10-50 mg/dl
Creatinin 0,6 0,7-1,2 mg/dl
Uric Acid 5,1 <6,0 mg/dl
Cholesterol total 172 <200 mg/dl
Trigliserida 89 <150 mg/dl
HDL R. Habis ≥40 mg/dl
LDL 129 <100 mg/dl
SGOT 21 <33 U/L
SGPT 36 <50 U/L
Bilirubin
- Total 0,6 <1,5 mg/dl
- Direct 0,3 <0,5 mg/dl
- Indirect 0,3 <1,1 mg/dl
2. Elektrokardiografi
Tanggal 28-12-2015
Interpretasi:
5
Irama : asinus
Frekuensi : 60x/menit
Regularitas : ireguler
Gelombang P : gel P tidak ditemukan pada VES
Interval PR : tidak ditemukan pada VES
Interval QRS : melebar pada VES
Segmen ST : melebar pada VES
Kesan : VES
F. Resume
Pasien perempuan usia 37 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar
sekitar 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan terus menerus dan tidak
menghilang dengan istirahat. Pasien mengeluh mual dan muntah 1x berisi
makanan. Sesak napas (+) tidak disertai bunyi mengi dan batuk berlendir
sudah 1 minggu. Pasien juga mengeluh jantung terasa berdebar-debar dan
lemas. Makan dan minum baik. BAB dan BAK lancar normal. Riwayat
penyakit dahulu: asma bronkial (+), jantung (+) , Ginjal (+), riwayat
kebiasaan: pasien mengaku sebelum timbulnya gejala, pasien mengkonsumsi
makanan berlemak dan minuman bersoda. Riwayat pengobatan: pasien rutin
mengkonumsi obat simax, namun beberapa hari sebelum timbul gejala pasien
tidak mengkonsumsi obat tersebut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak sakit sedang dengan tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 64x/menit,
pernapasan 20x/menit, edema pitting kaki kiri. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar LDL= 129 mg/dl dan
pemeriksaan EKG dengan kesan VES.
G. Diagnosis
VES
H. Penatalaksanaan
1. Tirah baring
2. O2 3 liter liter/menit via kanul nasal
3. IVFD Futrolit 20 tpm
6
4. Tyarit (Amiodarone HCl) 3 x 200 mg tab
5. Truvas (Atorvastatin) 1 x 20 mg tab
6. Fluxum (Parnaparin) 2 x 0,4 cc
7. Tracetate (Megestrol) 3 x 1c
I. Follow Up
Tanggal 29-12-2015 S : sesak berkurang, jantung berdebar
berkurang, batuk (+)
TD : 100/70 mmHg
O : KU : lemah, kesadaran compos mentis,
N : 81x/menit Terpasang monitor, O2, dan IVFD
A : VES
P : 22x/menit
P : IVFD Futrolit 20 tpm
S : 36,5oC Tyarit (Amiodarone HCl) 3 x 200 mg tab
Saturasi 02: 100% Truvas (Atorvastatin) 1 x 20 mg tab
Tracetate (Megestrol) 3 x 1c
Xarelto 1 x 20 mg tab
Bisoprolol 1 x 5 mg tab
Kapsul batuk 3 x 1 caps
A. Pendahuluan
Aritmia merupakan kelainan irama jantung yang sering dijumpai. Aritmia
adalah irama jantung di luar irama sinus normal. Istilah aritmia sebenarnya tidak
7
tepat karena aritmia berarti tidak ada irama. Oleh karena itu saat ini digunakan
ventrikuler berdasarkan letak lokasi yaitu apakah di atrial termasuk AV node dan
berkas His ataukah di ventrikel mulai dari intra his bundle. Selain itu aritmia
dapat dibagi menurut denyut jantung yaitu bradikardia ataupun takikardia, dengan
nilai normal berkisar antara 60-100/menit. Tergantung dari letak fokus, selain
(SVT) ), dapat terjadi VES (Ventricular Extra Systole) dimana fokusnya berasal
B. Definisi
Premature Ventricular Contractions (PVC) atau Ventrikel Ekstra Sistol adalah
waktunya) yang berasal dari focus yang terletak di ventrikel jantung. PVC disebut
menunjukkan bentuk QRS lebar oleh karena rangsang di ventrikel tidak berjalan
melewati jalur yang normal (sistem His-Purkinje) tetapi melalui miokard yang
merupakan media penghantar listrik yang kurang baik dibandingkan dengan jalur
dan selain serabut purkkinje seperti tendon palsu ventrikel kiri.4 Umumnya
berbentuk seperti bundle branch block, dengan segmen ST-T yang diskordan
8
ekstra sistol ventrikel dikenal pula dengan Premature Ventricular Complexes
PVC merupakan kompleks QRS yang terjadi secara prematur dan memiliki
kompleks QRS, yaitu lebih dari 120 ms sedangkan menurut harrison lebih dari
140 ms. Kompleks QRS tidak dihasilkan oleh gelombang P yang prematur tapi
dihasilkan oleh sinus yang tidak dikonduksi pada waktu yang diperkirakan.
Transmisi retrogard ke atrium dari PVC terjadi cukup sering tapi sering keluar
mengeluarkan atau mengembalikan nodus sinus dengan prematur maka itu akan
Istilah multifokal atau unifokal mungkin tidak tepat lagi oleh karena fokus
ektopik yang sama mungkin akan menimbulkan gambaran EKG yang berbada
karena jalan yang dilewati pun mungkin berbada. Istilah multiform atau uniform
C. Etiologi
Ekstrasistol ventrikel adalah jenis aritmia yang paling banyak dijumpai. Pada
orang dewasa, makin tua umur makin sering frekuensi ekstrasistol ventrikel.
kafein (kopi), tembakau, atau stimulan. obat-obatan seperti alpa, beta atau agonis
dopamin reseptor serta obat simpatomimetik. Selain itu ada pula penggunaan zat
9
terlarang seperti kokain. Amfetamin, metamfetamin, dan turunannya. Adapula
Penyebab lain VES adalah riwayat turunan keluarga yang masih satu derajat
dengan pasien.4
9
Tabel 2.1 Etiologi VES
Serangan jantung
10
Hypokalemia dan hypomagnesemia. Hypokalemia dan hypomagnesemia
yang berlebihan
jantung)
penyakit-penyakit jantung
D. Epidemiologi
Premature ventricular contractions adalah hal yang umum. Banyak orang
penyakit jantung, dan diantara orang-orang Amerika keturunan Afrika yang lebih
11
tua. Premature ventricular contractions dapat juga terjadi pada individu-individu
muda yang sehat tanpa penyakit-penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.1
E. Patofisiologi
VES yang sering dan multiformik seringkali di lanjutkan dengan masalah
sebagai berikut:
takikardi, dan ventrikular takikardi. Hal ini terjadi karena dipicu oleh aktivitas
tidak simetris karena ada aktivitas regio yang melambat, perubahan aliran darah
miokardiak, dan perubahan lokal ekspresi protein miokardial. Ketika PVC terus
kardiak, histopatologi seperti ekspresi channel ion. Dalam sebuah penelitian yang
dilakukan pada anjing, disfungsi LV terjadi terjadi dalam 4-12 minggu dari
Pada pasien dengan infark jantung akut perlu diberikan pengobatan jika
12
Gambar 2.10 Mekanisme VES yang menyebabkan kardiomiopati 9
Sedangkan VES yang terjadi pada seseorang yang tidak memiliki masalah
jantung etiologi penyebabnya adalah aliran ventrikel kanan dan kiri, atau jaringan
ventrikel.
F. Klasifikasi
13
1: Ekstrasistol ventrikel jarang (<30 kali/ menit)
dan 4) fungsi ventrikel ( VF ). Atas dasar ini VES dapat diklasifikasikan sebagai
permanen); “ Berbahaya " (kehadiran VES kompleks, dengan atau tanpa gejala,
dan diakui penyakit jantung organik) , dan "ganas" (VES kompleks dan
Rekaman EKG VES berupa QRS yang sangat lebar, mungkin lebih dari 0,14
sinus. Hal ini terjadi oleh karena letak nodus SA yang relatif lebih jauh, sehingga
1. VES jarang (infrequent), yaitu gelombang muncul kurang dari lima kali
permenit
2. VES sering (frequent), yaitu gelombang muncul lebih dari lima kali permenit
14
3. VES repetitif: Bila muncul pada tiap denyutan (beat) kedua dari irama dasar
bila ektra sistol ventrikel tersebut selalu terjadi setelah kompleks QRS sinus,
Bila muncul pada denyutan ketiga dari irama dasar disebut VES trigemini.
15
Bila muncul pada denyutan keempat dari irama dasar disebut VES quadrigemini.
4. VES berkelompok: Bila dua VES muncul berkelompok disebut VES salvo.
16
5. VES Multifokal: Bila bentuk PVC dalam satu sadapan bentuknya berlainan.
terlalu dini. Pada rekaman EKG, ekstrasistol ventrikel tersebut terjadi terlalu
17
Gambar 2.9 ekstrasistol ventrikel yang terjadi dini (R on T) 10
Zona berbahaya yang dapat memacu terjadinya ekstrasistol ventrikel lain secara
G. Manifestasi Klinis
VES lebih sering terjadi pada pagi hari pasien dengan miokard infark, namun
berikut; palpitasi, presinkop atau sinkop (Salvador, 2012). Gejala awal seseorang
yang mengalami VES biasanya menyebutkan dada berdebar, bisa bunyi jantung
yang keras, degupan dada atau dada seperti berhenti. Gejala palpitasi yang terjadi
lain disebutkan seperti ketidaknyamanan di area leher dan dada karena adanya
denyutan jantung ekstra atau perasaan jantung berhenti sejenak setelah kompleks
prematur tersebut. 10
Gejala lain yang menyertai adalah sulit bernafas, nyeri dada, fatigue, dan
pusing4
18
ditemukan ketika EKG dilaukan untuk evaluasi-evaluasi fisik rutin, fisik asuransi,
denyut jantung yang kuat. Denyut jantung segera setelah premature ventricular
contraction biasanya adalah lebih kuat (bilik jantung berkontraksi lebih kuat)
Ini karena biasanya ada selaan (intirahat) singkat pada denyut jantung setelah
kembali).11
seperti bigeminy (setiap denyut jantung lainnya adalah PVC), couplets (dua
PVCs berurutan), atau triplets (tiga PVCs berurutan) seringkali melaporkan tidak
dapat berakibat pada cardiac output yang rendah, tekanan darah rendah, dan
19
H. Diagnosis
1. Pemeriksaan Fisik
auskultasi dengan intensitas yang lebih rendah, dapat sharp dan snapping.
vena jugularis, tekanan vena, ada atau tidak di denyut arteri radialis, ronki pulmo,
atau edema periver. Alat pendekteksi VES adalah EKG baik yang 12 lead maupun
yang ambulatory Holter Monitoring selama 24-48 jam, pada EKG akan
20
Gambar 2.11. Flow Chart diagnosis dan treatment serta follow up pasien dengan
VES9
21
kardiomiopati dengan keterlibatan LV dan penyakit infiltratif ketika ada
kecurigaan klinis 4, 9
2. Pemeriksaan penunjang
- Elektrokardiografi (EKG)
dilakukan pada waktu yang sama seperti EKG untuk meningkatkan kesempatan-
ventricular contractions adalah mudah untuk dikenali pada EKG dan rhythms
strips, dengan syarat PVCs terjadi selama perekaman. EKG mungkin juga
- Monitor Holter
22
EKG standar dan rhythm strip yang dilaksanakan pada saat kunjungan ke tempat
karena mereka mungkin tidak terjadi pada saat itu. Pemonitoran Holter kemudian
jantung. Monitor Holter adalah perekaman yang terus menerus dari irma jantung
flutter, dan ventricular tachycardias. Karena lebih dari 50% dari laki-laki paruh
baya dapat mempunyai PVCs selama pemonitoran Holter, tidak semua PVCs
yang ditemukan selama pemonitoran Holter adalah penting secara klinis. Dokter-
- Ekokardiografi
ventricle jantung, ketebalan dari otot-otot jantung, dan berfungsinya dari klep-
valve prolapse
23
Echocardiography dapat mendeteksi hipertrophik otot jantung (penebalan
otot jantung) sebagai akibat dari tekanan darah tinggi yang berlangsung
lama
Exercise cardiac stress testing (ECST) adalah tes stres jantung yang paling luas
(elevasi) dari treadmill (secara khas berubah setiap interval-interval tiga menit).
tekanan darah dimonitor terus menerus. Jika sumbatan arteri koroner berakibat
pada pengurangan aliran darah ke bagian dari jantung selama latihan, perubahan-
24
premature ventricular contractions dan perkembangan dari ventricular
tachycardias. 11
- Stress Echocardiography
Suplemen lain pada ECST rutin adalah stress echocardiography. Selama stress
menghasilkan gambar-gambar dari jantung pada saat istirahat dan pada puncak
dari latihan. Pada jantung dengan suplai darah yang normal, semua segmen-
segmen dari ventricle kiri (kamar pompa utama dari jantung) memperlihatkan
Sebaliknya, pada setting dari penyakit cardiovascular, jika segmen dari ventricle
kiri tidak menerima aliran darah yang optimal selama latihan, segmen itu akan
berguna dalam meningkatkan interpretasi dari ECST, dan dapat digunakan untuk
Ventricular Contractions
PVCs:
hypomagnesemia)
25
Kadar obat darah dapat dilakukan untuk mendeteksi keracunan obat
jantung.11
I. Penatalaksanaan
Secara klinis PVC yang terjadi pada pasien dengan jantung normal tidak
memiliki faktor prognostik yang penting. Bila pasien merasa tidak nyaman dapat
efedrin dan lain-lain.8 Bila gejala tidak dapat berkurang dapat diberikan obat
diltiazem)9
mengurangi VES. Adapun efek sampingnya adalah fatigue, nafas dangkal, mood
26
Jika penggunaan Beta blocker atau Chalsium channel blocker tidak efektif
sangat dipertimbangkan efek sampingnya yang merusak fungsi hati dan ginjal.
Obat yang paling sering dipakai pada ekstrasistol ventrikel maligna pada
infark jantung akut ialah xilokain yang diberikan secara intravena dengan dosis
bolus 1-2 mg per kg berat badan, dilanjutkan dengan infus 1-2 mg permenit.
Dosis dapat dinaikkan sampai 4 mg permenit. Obat lain yang dapat dipakai
Pada keadaan akut seperti infark miokard akut, terutama PVC bigemini
arrhythmic pada pasien dengan penyakit jantung struktural yang parah. Bahkan ,
menghilangkan VPCs.
dengan prosedur yang benar telah sukses lebih dari 90% mengatasi VES
(Cantillon, 2013). Kateter ablasi perlu dipertimbangkan ketika pasien VES ada
27
disfungsi LV dengan VES berjumlah >10000-20000 atau > 10% dari total heart
Obat-Obat Anti-Aritmia :
ventricular fibrillation.11
Beta Blockers
XL), dan atenolol (Tenormin) biasanya diberikan dini selama serangan jantung
dan diteruskan untuk waktu yang lama. Beta blockers menentang (antagonis) aksi
dari adrenaline dan membebaskan stres pada otot-otot jantung. Beta blockers
kerusakan pada otot jantung. Pemasukan beta blockers untuk waktu yang lama
28
mengurangi risiko dari serangan-serangan jantung masa depan. Beta blockers
diberikan secara intravena di rumah sakit dan kemudian dimakan secara oral
secara abnormal, dan perburukan dari gagal jantung (terutama pada pasien-pasien
demikian, pada pasien-pasien dengan gagal jantung kronis, beta blockers baru-
memprerpanjang kehidupan.11
J. Prognosis
Bila PVC yang sering (frequent) muncul pada pasien pasca infark dengan
penurunan fungsi LV (fraksi ejeksi <35%) atau kardiomiopati dilatasi, maka nilai
K. Edukasi
29
prematur sistol tersebut. Olahraga juga mengurangi kompleks prematur pada
beberapa pasien10
barang-barang tersebut4
30
BAB III
PEMBAHASAN
sekitar 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan terus menerus dan tidak menghilang
dengan istirahat. Pasien mengeluh mual dan muntah 1x berisi makanan. Sesak
napas (+) tidak disertai bunyi mengi dan batuk berlendir sudah 1 minggu. Pasien
juga mengeluh jantung terasa berdebar-debar dan lemas. Makan dan minum baik.
BAB dan BAK lancar normal. Riwayat penyakit dahulu: asma bronkial (+),
jantung (+) , Ginjal (+), riwayat kebiasaan: pasien mengaku sebelum timbulnya
timbul gejala pasien tidak mengkonsumsi obat tersebut. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak sakit sedang dengan tekanan darah 110/60 mmHg, nadi
walaupun secara teori jantung berdebar adalah gejala yang paling sering
dirasakan oleh pasien dengan VES. Sulit bernafas, nyeri dada, fatigue, dan pusing
31
LDL = 129 mg/dl dan pemeriksaan EKG awal tanggal 28-12-2015 ditemukan
interval PR, terdapat pelebaran interval QRS dan segmen ST dengan kesan VES.
Tirah baring
32
Truvas 1 x 20 mg (Atorvastatin)
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Makmun LH. Aritmia Supra Ventrikular. In: Aru SW, Setiyohadi B, Alwi I, K
MS, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta:
Interna Publishing; 2009. p. 1618-22.
2. Olgin, Jeffrey E, Douglas, Zipes. Tachyarrhythmias. Braunwald’s Heart
Disease A Texbook of Cardiovascular Medicine. 9th ed. p. 863-99.
3. Thaler S. Malcolm. Satu satunya buku EKG yang anda perlukan. Edisi 5.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal 133-4
4. Podrid P, Mahotra R, Kakkar R, Noseworthy PA. Podrid's Real World Ecgs:
Interactive Ecg Cases For Interpretation And Self-Assessment. 2012-2013
5. Munawar, M. dan Sutandar, H. Elektrokardiografi, dalam buku Buku Ajar
Kardiologi, Rilantono, I., et al. 2004. Editor, BP FKUI, hal. 41 – 65.
6. Rosendorff. Hypertension: Mechanism and Diagnosis.In: Rosendorff C. ed.
Essential Cardiology Principle And Practice. 2nd Edition. 2005. America:
Humana Press. 602-606.
7. Ismudiati, L. 2004. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta, 2004, FKUI, 204 – 206.
8. Triasnohadi, Hanafi B. Angina Pektoris Tak Stabil dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III (ed. 4). 2007. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI .
pp:1606.
9. Pratani, Yamin dan Harun. Elektrokardiografi dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III (ed. 4). 2007. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI . pp:
1464.
10. Libby,P. The Phatogenesis, Prevention, and Treatment of Atherosclerosis, in:
Fauci,A.S., Braunwald, E., Kasper, D.L.,Hauser,S.L. ,Longo,DL.,
Jameson,J.L., Loscalzo,J (eds) Harrison's. Principles of Internal. 2008.
Medicine.Vol.II.17 th ed. pp 1501-8.
34